PENDAHULUAN
Hernia inguinalis merupakan kasus bedah digestif terbanyak setelah appendicitis. Sampai saat ini
masih merupakan tantangan dalam peningkatan status kesehatan masyarakat karena besarnya
biaya yang diperlukan dalam penanganannya dan hilangnya tenaga kerja akibat lambatnya
pemulihan dan angka rekurensi. keseluruhan jumlah operasi di Perancis tindakan bedah hernia
sebanyak 17,2 % dan 24,1 % di Amerika Serikat. 1
Hernia inguinalis sudah dicatat sebagai penyakit pada manusia sejak tahun 1500 sebelum Masehi
dan mengalami banyak sekali perkembangan seiring bertambahnya pengetahuan struktur anatomi
pada regio inguinal.1
Hampir 75 % dari hernia abdomen merupakan hernia ingunalis. Untuk memahami lebih jauh tentang
hernia diperlukan pengetahuan tentang kanalis inguinalis. Hernia inguinalis dibagi menjadi hernia
ingunalis lateralis dan hernia ingunalis medialis dimana hernia ingunalis lateralis ditemukan lebih
banyak dua pertiga dari hernia ingunalis. Sepertiga sisanya adalah hernia inguinalis medialis.Hernia
lebih dikarenakan kelemahan dinding belakang kanalis inguinalis. Hernia ingunalis lebih banyak
ditemukan pada pria daripada wanita, untuk hernia femoralis sendiri lebih sering ditemukan pada
wanita.Sedangkan jika ditemukan hernia ingunalis pada pria kemungkinan adanya hernia ingunalis
atau berkembangnya menjadi hernia ingunalis sebanyak 50 % Perbandingan antara pria dan wanita
untuk hernia ingunalis 7 : 1. Prevalensi hernia ingunalis pada pria dipengaruhi oleh umur. 1
Hernia merupakan keadaan yang lazim terlihat oleh semua dokter, sehingga pengetahuan umum
tentang manifestasi klinis, gambaran fisik dan penatalaksaan hernia penting.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi
Hernia berasal dari kata latin yang berarti rupture. Hernia didefinisikan adalah suatu penonjolan
abnormal organ atau jaringan melalui daerah yang lemah (defek) yang diliputi oleh dinding.
Meskipun hernia dapat terjadi di berbagai tempat dari tubuh kebanyakan defek melibatkan dinding
abdomen pada umumnya daerah inguinal.1
Hernia ingunalis dibagi menjadi dua yaitu Hernia Ingunalis Lateralis (HIL) dan Hernia Ingunalis
Medialis. Disini akan dijelaskan lebih lanjut hernia ingunalis lateralis. Hernia inguinalis lateralis
mempunyai nama lain yaitu hernia indirecta yang artinya keluarnya tidak langsung menembus
dinding abdomen. Selain hernia indirek nama yang lain adalah Hernia oblique yang artinya Kanal
yang berjalan miring dari lateral atas ke medial bawah. Hernia ingunalis lateralis sendiri mempunyai
arti pintu keluarnya terletak disebelah lateral Vasa epigastrica inferior. Hernia inguinalis lateralis
(HIL) dikarenakan kelainan kongenital meskipun ada yang didapat. 3
Tabel. 2.1. Perbedaan HIL dan HIM.3
Hubungan dg Dibungkus
vasa
oleh fascia
Onset
epigastrica
spermatica biasanya pada
Tipe
Deskripsi
inferior
interna
waktu
o
o
o
o
o
o
o
2.2. KLASIFIKASI
Casten membagi hernia menjadi tiga stage, yaitu:3
Stage 1 : hernia indirek dengan cincin interna yang normal.
Stage 2 : hernia direk dengan pembesaran atau distorsi cincin interna.
Stage 3 : semua hernia direk atau hernia femoralis.
Klasifikasi menurut Halverson dan McVay, hernia terdapat terdapat 4 kelas:3
Kelas 1 : hernia indirek yang kecil.
Kelas 2 : hernia indirek yang medium.
Kelas 3 : hernia indirek yang besar atau hernia direk.
Kelas 4 : hernia femoralis.
Sistem Ponka membagi hernia menjadi 2 tipe:3
1. Hernia Indirek
-
Suatu defek kecil di sebelah medial segitiga Hesselbach, dekat tuberculum pubicum.
Hernia inguinalis direk dengan pembesaran difus di seluruh permukaan segitiga Hesselbach
3.
o
o
o
o
o
Gilbert membagi hernia menjadi 5 tipe. Tipe 1, 2, and 3 merupakan hernia indirek, sedangkan tipe 4
and 5 merupakan hernia direk.
Hernia tipe 1 mempunyai kantung peritoneal yang melewati cincin interna yang berdiameter < 1cm.
Hernia tipe 2 (hernia indirek yang paling sering) mempunyai kantung peritoneal yang melewati
cincin interna yang berdiameter 2 cm.
Hernia tipe 3 mempunyai kantung peritoneal yang melewati cincin interna yang berdiameter > 2 cm.
Hernia tipe 3 sering menjadi hernia komplit dan sering menjadislidinhernia.
Hernia tipe 4 mempunyai robekan dinding posterior atau defek posterior multipel. Cincin interna
yang intak dan tidak ada kantung peritoneal.
Hernia tipe 5 merupakan hernia divertikuler primer. Pada hernia ini tidak terdapat kantung
peritoneal.
Nyhus membuat klasifikasi berdasarkan ukuran cincin interna dan integritas dinding posterior,
meliputi:3
Tipe 1 adalah hernia indirek dengan cincin interna yang normal.
Tipe 2 adalah hernia indirek dengan cincin interna yang membesar.
Tipe 3a adalah hernia inguinalis indirek.
Tipe 3b adalah hernia indirek yang menyebabkan kelemahan dinding posterior.
Tipe 3c adalah hernia femoralis.
Tipe 4 memperlihatkan semua hernia rekuren.
2.3. ETIOLOGI
Penyebab terjadinya hernia inguinalis masih diliputi berbagai kontroversi, tetapi diyakini ada tiga
penyebab, yaitu:2
1.
Peninggian tekanan intra abdomen yang berulang.
o
o
o
o
o
o
o
Overweight
Mengangkat barang yang berat yang tidak sesuai dengan ukuran badan
Sering mengedan karena adanya gangguan konstipasi atau gangguan saluran kencing
Adanya tumor yang mengakibatkan sumbatan usus
Batuk yang kronis dikarenakan infeksi, bronchitis, asthma, emphysema, alergi
Kehamilan
Ascites
2.
Adanya kelemahan jaringan /otot.
3.
Tersedianya kantong.
peritoneumyang membentuk bagian ventral gubernaculums bilateral. Pada pria testes awalnya
retroperitoneal dan dengan processus vaginalis testes akan turun melewati canalis inguinalis ke
scrotum dikarenakan kontraksi gubernaculum. Pada sisi sebelah kiri terjadi penurunan terlebih
dahulu sehingga ,yang tersering hernia inguinalis lateralis angka kejadiannya lebih banyak pada
laki-laki dan yang paling sering adalah yang sebelah kanan.
Pada wanita ovarium turun ke pelvis dan gubernaculum bagian inferior menjadi ligamentum
rotundum yang mana melewati cincin interna ke labia majus.
Processus vaginalis normalnya menutup, menghapuskan perluasan rongga peritoneal yang
melewati cincin interna. Pada pria kehilangan sisa ini akan melekatkan testis yang dikenal dengan
tunika vaginalis. Jika processus vaginalis tidak menutup maka hidrokel atau hernia inguinalis
lateralis akan terjadi. Sedangkan pada wanita akan terbentuk kanal Nuck. Akan tetapi tidak semua
hernia ingunalis disebabkan karena kegagalan menutupnya processus vaginalis dibuktikan pada
20%-30% autopsi yang terkena hernia ingunalis lateralis proseccus vaginalisnya menutup.5
2.5. ANATOMI
Keberhasilan operasi hernia inguinal tergantung akan pengetahuan tentang dinding
abdomen,kanalis inguinalis,.lapisan-lapisan dinding abdomen
Regio inguinal merupakan batas bawah abdomen dengan fungsi yang terdiri atas lapisan
miopaneurotis. Penamaan struktur anatomi di daerah ini banyak memakai nama penemunya
sebagai pengakuan atas kontribusi mereka. Dalam bukunya Skandalakis (1995), dinding abdomen
pada dasar inguinal terdiri dari susunan multi laminer dan seterusnya.
Pada dasarnya inguinal dibentuk dari lapisan:
Gambar : lapisan-lapisan pembentuk hernia
1.
Kulit (kutis).
2.
Fasia ini terbagi dua bagian, superfisial (Camper) dan profundus (Scarpa). Bagian superfisial
meluas ke depan dinding abdomen dan turun ke sekitar penis, skrotum, perineum, paha, bokong.
Bagian yang profundus meluas dari dinding abdomen ke arah penis (Fasia Buck).
3.
Innominate fasia (Gallaudet) : lapisan ini merupakan lapisan superfisial atau lapisan luar dari
fasia muskulus obliqus eksternus. Sulit dikenal dan jarang ditemui.
4.
Apponeurosis muskulus obliqus eksternus, termasuk ligamentum inguinale (Poupart)
merupakan penebalan bagian bawah aponeurosis muskulus obliqus eksternus. Terletak mulai dari
SIAS sampai ke ramus superior tulang publis. Lakunare (Gimbernat) Merupakan paling bawah dari
ligamentum inguinale dan dibentuk dari serabut tendon obliqus eksternus yang berasal dari daerah
Sias. Ligamentum ini membentuk sudut kurang dari 45 derajat sebelum melekat pada ligamentum
pektineal. Ligamentum ini membentuk pinggir medial kanalis femoralis, dan Colles. Ligamentum ini
dibentuk dari serabut aponeurosis yang berasal dari crus inferior cincin externa yang meluas ke
linea alba. 2
Gambar : Hesselbachs triangle
5.
Spermatik kord pada laki-laki, ligamen rotundum pada wanita.
6.
Muskulus transversus abdominis dan aponeurosis muskulus obliqus internus, falx inguinalis
(Henle) dan konjoin tendon.
7.
Fasia transversalis dan aponeurosis yang berhubungan dengan ligamentum pectinea
(Cooper), iliopubic tract, falx inguinalis dan fasia transversalis.
8.
9.
Peritoneum
Kantung hernia adalah peritoneum parietalis, bagiannya adalah kolum, korpus dan basis
c.
Kanalis inguinalis adalah saluran yang berjalan oblik (miring) dengan panjang 4 cm dan
terletak 2-4 cm di atas ligamentum inguinale. Dinding yang membatasi kanalis inguinalis adalah:
Anterior : Dibatasi oleh aponeurosis muskulus obliqus eksternus dan 1/3 lateralnya muskulus
obliqus internus.
Posterior : Dibentuk oleh aponeurosis muskulus transversus abdominis yang bersatu dengan
fasia transversalis dan membentuk dinding posterior dibagian lateral. Bagian medial dibentuk oleh
fasia transversa dan konjoin tendon, dinding posterior berkembang dari aponeurosis muskulus
transversus abdominis dan fasia transversal.
Superior : Dibentuk oleh serabut tepi bawah muskulus obliqus internus dan muskulus
transversus abdominis dan aponeurosis.
-
Bagian ujung atas dari kanalis inguinalis adalah internal inguinal ring. Ini merupakan defek normal
dan fasia transversalis dan berbentuk huruf U dan V dan terletak di bagian lateral dan superior.
Batas cincin interna adalah pada bagian atas muskulus transversus abdominis, iliopublik tract dan
interfoveolar (Hasselbach) ligament dan pembuluh darah epigastrik inferior di bagian medial.
External inguinal ring adalah daerah pembukaan pada aponeurosis muskulus obliqus eksternus,
berbentuk U dangan ujung terbuka ke arah inferior dan medial. 9
o
o
o
o
d.
Isi kanalis inguinalis pria : 10
Duktus deferens
3 arteri yaitu :
1.
Arteri spermatika interna
2.
Arteri diferential
3.
Nervus ilioinguinalis
3.
3 lapisan fasia:
1.
Fasia spermatika eksterna, lanjutan dari fasia innominate.
2.
Lapisan kremaster, berlanjut dengan serabut- serabut muskulus obliqus internus dan fasia
otot.
3.
e.
Pada umumnya hernia direct akan memberikan gejala yang sedikit dibandingkan hernia ingunalis
lateralis.dan juga kemungkinannya lebih berkurang untuk menjadi inkarserasi atau strangulasi.11
2.6.2. Tanda
Pada pemeriksaan hernia pasien harus diperiksa dalam keadaan berdiri dan berbaring dan juga
diminta untuk batuk pada hernia yang kecil yang masih sulit untuk dilihat.kita dapat mengetahui
besarnya cincin eksternal dengan cara memasukan jari ke annulus jika cincinnya kecil jari tidak
dapat masuk ke kanalis inguinalis dan akan sangat sulit untuk menentukan pulsasi hernia yang
sebenarnya pada saat batuk. Lain halnya pada cincin yang lebar hernia dapat dengan jelas terlihat
dan jaringan tissue dapat dirasakan pada tonjolandi kanalis ingunalis pada saat batuk dan hernia
dapat didiagnosa.9
Perbedaan hil dan him pada pemeriksaan fisik sangat sulit dlakukan dan ini tidak terlalu penting
mengingat groin hernia harus dioperasi tanpa melihat jenisnya. Hernia ingunalis pada masingmasing jenis pada umumnya memberikan gambaran yang sama . hernia yang turun hingga ke
skrotum hampir sering merupakan hernia ingunalis lateralis.9
Pada inspeksi
Pasien saat berdiri dan tegang, pada hernia direct kebanyakan akan terlihat simetris,dengan
tonjolan yang sirkuler di cicin eksterna. Tonjolan akan menghilang pada saat pasien berbaring .
sedangkan pada hernia ingunalis lateralis akan terlihat tonjolan yang yang bebentuk elip dan susah
menghilang padaa saat berbaring.9
Pada palpasi
o
o
o
o
o
Dinding posterior kanalis ingunalis akan terasa dan adanya tahanan pada hernia inguanalis lateralis.
Sedangkan pada hernia direct tidak akan terasa dan tidak adanya tahanan pada dinding posterior
kanalis ingunalis. Jika pasien diminta untuk batuk pada pemeriksaan jari dimasukan ke annulus dan
tonjolan tersa pada sisi jari maka itu hernia direct. Jika terasa pada ujung jari maka itu hernia
ingunalis lateralis. Penekanan melalui cincin interna ketika pasien mengedan juga dapat
membedakan hernia direct dan hernia inguinalis lateralis. Pada hernia direct benjolan akan terasa
pada bagian depan melewati Trigonum Hesselbachs dan kebalikannya pada hernia ingunalis
lateralis. Jika hernianya besar maka pembedaanya dan hubungan secara anatomi antara cincin dan
kanalis inguinalis sulit dibedakan. Pada kebanyakan pasien, jenis hernia inguinal tidak dapat
ditegakkan secara akurat sebelum dilakukan operasi.9
2.7. KOMPLIKASI
Hernia inkarserasi :
Hernia yang membesar mengakibatkan nyeri dan tegang
Tidak dapat direposisi
Adanya mual ,muntah dan gejala obstruksi usus.
Hernia strangulasi :
Gejala yang sama disertai adanya infeksi sistemik
Adanya gangguan sistemik pada usus.12
2.8. PEMERIKSAAN PENUNJANG
2.8.1. Laboratorium
Untuk mendukung ke arah adanya strangulasi, sebagai berikut:
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
Retropubic
2.
Intra abdominal
3.
Pre peritoneal
4.
o
o
o
o
Pada pasien geriatri sebaiknya dilakukan operasi elektif agar kondisi kesehatan saat dilakukan
operasi dalam keadaan optimal dan anestesi dapat dilakukan. Operasi yang cito mempunyai resiko
yang besar pada pasien geriatri.
Jika pasien menderita hyperplasia prostate akan lebih bijaksana apabila dilakukan penanganan
terlebih dahulu terhadap hiperplasianya. Mengingat tingginya resiko infeksi traktus urinarius dan
retensi urin pada saat operasi hernia.
Karena kemungkinannya terjadi inkarserasi, strangulasi, dan nyeri pada hernia maka operasi yang
cito harus di lakukan. Pelaksanaan non operasi untuk mengurangi hernia inkerserasi dapat dicoba.
Pasien di posisikan dengan panggul dielevasikan dan di beri analgetik dan obat sedasi untuk
merelaxkan otot-otot.
Operasi hernia dapat ditunda jika massa hernia dapat dimanipulasi dan tidak ada gejala strangulasi.
Pada saat operasi harus dilakukan eksplorasi abdomen untuk memastikan usus masih hidup, ada
tanda-tanda leukositosis.
Gejala klinik peritonitis, kantung hernia berisi cairan darah yang berwarna gelap.7
Indikasi operasi :
Hernia inguinalis lateralis pada anak-anak harus diperbaiki secara operatif tanpa penundaan, karena
adanya risiko komplikasi yang besar terutama inkarserata, strangulasi, yang termasuk gangren alatalat pencernaan (usus), testis, dan adanya peningkatan risiko infeksi dan rekurensi yang mengikuti
tindakan operatif.
Pada pria dewasa, dilakukan operasi elektif atau cito terutama pada keadaan inkarserata dan
strangulasi. Pada pria tua, ada beberapa pendapat (Robaeck-Madsen, Gavrilenko) bahwa lebih baik
melakukan elektif surgery karena angka mortalitas, dan morbiditas lebih rendah jika dilakukan cito
surgery.
1. Konservatif :
- Reposisi bimanual : tangan kiri memegang isi hernia membentuk corong sedangkan tangan kanan
mendorongnya ke arah cincin hernia dengan tekanan lambat dan menetap sampai terjadi reposisi
- Reposisi spontan pada anak : menidurkan anak dengan posisi Trendelenburg, pemberian sedatif
parenteral, kompres es di atas hernia, kemudian bila berhasil, anak boleh menjalani operasi pada
hari berikutnya.
- Bantal penyangga, bertujuan untuk menahan hernia yang telah direposisi dan harus dipakai
seumur hidup. Namun cara ini sudah tidak dianjurkan karena merusak kulit dan otot abdomen yang
tertekan, sedangkan strangulasi masih mengancam
2. Operatif
Anak-anak dengan Herniotomy :
Karena masalahnya pada kantong hernia,maka dilakukan pembebasan kantong hernia sampai
dengan lehernya, dibuka dan dibebaskan isi hernia, jika ada perlekatan lakukan reposisi, kemudian
kantong hernia dijahit setinggi-tinggi mungkin lalu dipotong.
Karena herniotomi pada anak-anak sangat cepat dan mudah, maka kedua sisi dapat direparasi
sekaligus jika hernia terjadi bilateral
Dewasa dengan Herniogrhaphy :
Berliner repair
o
o
o
o
o
o
Perluas sayatan hingga leher kantung tepat di cincin interna, sehingga terlihat lapisanperitoneal fat.
Buka kantung diantara dua pasang forcep kecil, dan periksa rongga abdomen dengan jari hingga
membuka.13
Terus putar kantung untuk memastikan isinya kosong. Lehar diikat dengan benang 2/0, tahan
ikatannya, dan kantung diexcisi.13
Perhatikan punctum untuk memastikan ikatannya cukup kuat. Ketika ikatannya dipotong, maka
punctum masuk ke dalam cincin dan tidak terlihat.
Tujuan dari prosedur Bassini adalah untuk memperkuat dinding posterior. Dengan cara menjahitkan
M. transversus abdominis dan aponeurosis M. obliquus abdominis internus atau conjoint
tendon ke ligamentum inguinal. Prosedur ini juga menyempitkan cincin interna.
Mulai perbaikan dengan menggunakan benang no.1. Jahitan silang harus dimasukkan melewati
ligamentum inguinalis pada jalur yang berbeda dengan arah serat, serat dirawat terpisah sepanjang
garis ligamentum. Masukkan jahitan silang pertama ke ligamentum pectineal.13
Masukkan jahitan berikutnya melalui conjoined tendon dan ligamentum inguinal, teruskan ke arah
lateral untuk memasukkan jahitan silang pada bagian ini. Tinggalkan jahitan silang tanpa diikat
sehingga semuanya masuk.13
Kemudian jahitan silang didekatkan ke cincin sebelum jahitannya diikat, dan harus masih bisa dilalui
ujung jari melewati cincin sepanjang cord. Kemudian ikat jahitan dimulai dari tengah dan potong
ujungnya.13
Dan terakhir, tambahkan tegangan sehingga cincin interna masih bisa dilalui ujung jari.13
Tutup aponeurosis obliquus eksterna secara kontinyus dengan chromic cat gut 0.13
Jahit kulit secara interrupted 2.0.13
Gambar : teknik Basini
Adapun teknik-teknik operasi hernia ada beberapa cara, yaitu
Mercy dikenal dengan ligasi sederhana dengan diangkat tinggi kantungnya.melewati ingunal yang
dikombinasi dengan pengikatan cincin interna.
Bassini, dahulu merupakan metode yang sering digunakan, dengan cara conjoint tendondidekatkan
dengan ligamentum Pouparts dan spermatic cord diposisikan seanatomis mungkin di bawah
aponeurosis muskulus oblikuus eksterna.
Halsted, menempatkan muskulus oblikuus eksterna diantara cord kebalikannya cara Bassini.
Mc Vay, dikenal dengan metode ligamentum Cooper, meletakkan conjoint tendon lebih posterior
dan inferior terhadap ligamentum Cooper.14
2.9.2.2. Shouldice
Menurut Abrahamson (1997) prinsip dasar teknik Shouldice adalah Bassini multi layer, Adapun
tahapan hernioplasty menurut Shouldice:
Langkah pertama:
Setelah dilakukan incisi garis kulit sampai fasia, dengan preparasi saraf ilioinguinal dan
iliohipogastrika, bebaskan funikulus dari fasia transversalis sampai ke cincin interna, membuang
kantong dan ligasi setinggi mungkin.2
Dilanjutkan dengan memotong fasia transversalis dan membebaskan lemak pre peritoneal. Langkah
berikutnya dilakukan rekonstruksi dinding belakang inguinal dengan jahitan jelujur membuat suatu
flap dari tepi bawah fasia ke bagian belakang flap superior, usahakan titik jahitan tidak segaris
dengan jarak 2-4 mm.2
Langkah berikutnya dilakukan rekonstruksi dinding belakang inguinal dengan jahitan jelujur
membuat suatu flap dari tepi bawah fasia ke bagian belakang flap superior, usahakan titik jahitan
tidak segaris dengan jarak 2-4 mm.13
Bagian flap superior yang berlebih dijahitkan kembali pada lapisan dibawahnya dengan jelujur
membentuk lapisan ke dua (gambarA). Demikian seterusnya dengan menjahit tendon konjoin ke
ligamentum inguinal membentuk lapisan ke tiga (gambar B). Kemudiaan penjahitan aponeorosis
obliqus eksterna membentuk lapisan ke empat (gambar C). 13
2.9.2.3. Lichtenstein Tension free
Tehnik pemasangan mesh pada Lichtenstein seperti berikut (Wexler, 1997) :
1.
2.
Letakkan bahan mesh ukuran 105 cm diletakkan di atas defek, disebelah bawah spermatik
kord.
3.
o
o
o
o
Ismail (2000) melaporkan 74 % penderita telah kembali mengemudikan mobil dalam 10 hari, 49 %
diantaranya dalam 7 hari.6
Untuk mencegah rekurensi jangka panjang penggunaan material harus cukup lebar untuk menutup
seluruh defek miopektineal (dengan ukuran 10 x 5 cm), tidak terjadi lipatan-lipatan, melingkari
bagian dari spermatik kord di daerah kanalis inguinal interna.6
BAB III
KESIMPULAN
Hernia merupakan kasus tersering di bagian bedah abdomen sesudah appendicitis.
Hernia didefinisikan adalah suatu penonjolan abnormal organ atau jaringan melalui daerah yang
lemah (defek) yang diliputi oleh dinding. Meskipun hernia dapat terjadi di berbagai tempat dari tubuh
kebanyakan defek melibatkan dinding abdomen pada umumnya daerah inguinal.
Hernia inguinalis dibagi dua jenis hernia inguinalis medialis/hernia inguinalis directa/hernia inguinalis
horisontal dan hernia ingunalis lateralis/ hernia indirecta/hernia obliqua. Yang tersering hernia
inguinalis lateralis angka kejadiannya lebih banyak pada laki-laki dan yang paling sering adalah
yang sebelah kanan.
Pada hernia inguinalis lateralis processus vaginalis peritonaei tidak menutup (tetap terbuka).
Komplikasi yang terjadi yaitu inkarserasi dan strangulasi. Jika sudah terjadi strangulasi penanganan
segera adalah dengan operasi.
Operasi hernia ada berbagai macam teknik yaitu : Marcy, Bassini, McVay,
Shouldice, Lichtenstein Tension free.