Bab2 Edit Dwi Bagus
Bab2 Edit Dwi Bagus
DASAR TEORI
3. Lengan Radial, bagian dari mesin bor radial yang dapat bergerak naik
turun maupun berputar dimana motor penggerak dan drill head
terpasang kuat.
4. Meja, bagian yang menopang seluruh bagian mesin bor dimana meja
terbuat dari material besi cor dengan kekuatan yang tinggi dan stabilitas
yang mantap.
Gambar 2.1
pemakanan dari mata bor dapat dikendalikan secara otomatis naik turun.
Gambar 2.2
II.3.3 Mesin Bor Radial
Mesin bor radial mampu digunakan untuk benda kerja dengan dimensi
yang relatif besar dengan pisau potong (mata bor) yang juga besar.
Gambar 2.3
Gambar 2.4
3.
Kelakuan gesekan
Bantalan bola dan bantalan rol silinder mempunyai gesekan
yang relatif kecil dibandingkan dengan bantalan yang lainnya. Untuk
alat-alat ukur, gesekan bantalan merupakan penentuan ketelitiannya.
4.
Pelumasan tangan
Cara ini sesuai pada beban ringan, kecepatan rendah, atau kerja
yang tidak terus menerus. Kekurangannya adalah bahwa aliran
2.
4.
5.
Pelumasan cincin
Pelumasan ini menggunakan cincin yang digantungkan pada
poros sehingga akan berputar bersama poros sambil mengangkat
6.
7.
besar.
Pelumasan gravitasi
Pada bantalan diletakkan sebuah tangki, minyak dialirkan oleh
gaya beratnya. Cara ini dipakai untuk kecepatan sedang dan tinggi
8.
memilih
bantalan
yang
akan
digunakan,
perlu
. 2.1
Keterangan :
Lh
fh
Faktor
umur (fh)
dihitung
dengan
menggunakan
rumus
(Sularso,2004) :
fh = fn . C/P ................................................................................ 2.2
Keterangan :
fn
= Faktor kecepatan
Keterangan :
n = Kecepatan putar
tidak selalu menyebabkan dipilihnya roda gigi di samping cara lain, karena
memerlukan ketelitian yang lebih besar dalam pembuatan, pemasangan,
maupun pemeliharaannya. Pemakaian roda gigi sebagai alat transmisi telah
menduduki tempat terpenting disegala bidang selama 200 tahun terkhir ini.
Penggunaannya dimulai dari alat pengukur yang kecil dan teliti seperti jam
tangan, sampai roda gigi reduksi pada turbin besar yang berdaya puluhan
megawatt.
lain dengan sumbu tetasejajar. Roda gigi lurus merupakan roda gigi
paling dasar dengan jalur gigi yang sejajar poros.
II.5.1.2 Roda Gigi Miring
Roda gigi miring mempunyai jalur gigi yang membentuk ulir pada
silinder jarak bagi. Pada roda gigi miring ini, jumlah pasangan gigi yang
saling membuat kontak serentak adalah lebih besar dari pada roda gigi
lurus, sehingga pemindahan momen atau putaran melalui gigi-gigi
tersebut dapat berlangsung dengan halus. Sifat ini sangat baik untuk
mentrasmisikan putaran tinggi dan beban besar. Namun roda gigi miring
memerlukan bantalan aksial dan kotak roda gigi yang lebih kokoh,
karena jalur roda gigi yang membentuk ulir tersebut menimbulkan gaya
reaksi yang sejajar dengan poros, dalam hal roda gigi miring ganda.
II.5.1.3 Roda Gigi Berbentuk V
Gaya aksial yang timbul pada gigi yang mempunyai alur yang
berbentuk V tersebut, akan saling meniadakan. Dengan roda gigi ini,
perbandingan reduksi, kecepatan keliling, dan daya yang diteruskan
dapat diperbesar, tetapi pembuatannya sukar.
II.5.1.4 Roda Gigi Dalam
Roda gigi dalam dipakai jika ingin alat tranmisi dengan ukuran
kecil dengan perbandingan reduksi besar, karena pinyon terletak di dalam
roda gigi.
II.5.1.5 Pinyon dan Batang Gigi
gaya
pada
permukaan
gigi
berlangsung
secara
meluncur
dan
menggelinding.
II.6 POROS
Poros merupakan bagian terpenting dari setiap mesin. Hampir
semua mesin menggunakan poros untuk meneruskan tenaga bersama-sama
dengan putaran.
Poros untuk
meneruskan
daya
diklasifikasikan
menurut
Poros Transmisi
Poros macam ini mendapatkan beban puntir murni atau puntir
dan lentur. Daya ditransmisikan kepada poros ini melalui kopling,
b.
c.
diperhatikan:
a.
Kekakuan Poros.
Meskipun sebuah poros memiliki sebuah kekuatan yang
cukup, tetapi jika lenturan atau defleksi puntirnya terlalu besar, akan
poros tersebut.
Putaran Kritis
Bila putaran suatu mesin dinaikkan, maka pada suatu harga
putaran tertentu dapat terjadi getaran yang luar biasa besarnya.
Putaran ini disebut putaran kritis. Hal ini dapat terjadi pada turbin,
motor listrik, dan dapat mengakibatkan kerusakan pada poros dan
bagian-bagian yang lainnya. Jika mungkin, poros harus direncanakan
sedemikian rupa sehingga puturan kerjanya lebih dari putaran
c.
kritisnya.
Kekuatan Poros
Suatu poros transmisi dapat mengalami beban puntir, lentur
atau gabungan antara puntir dan lentur. Juga ada poros yang mendapat
beban tarik atau tekan seperti poros baling-baling kapal atau turbin.
Kelelahan tumbukan atau pengaruh konsentrasi pengaruh tegangan
bila diameter poros diperkecil (poros bertangga) atau bila poros
mempunyai alur pasak, harus diperhatikan.sebuah poros harus
d.
korosi.
Bahan Poros
Poros untuk mesin umumnya terbuat dari baja batang yang
ditarik dingin dan difinising, baja karbon kontruksi mesin yanag
dihasilkan dari igot yang di-kill (baja yang dideoksidasikan dari fero
silicon dan dicor, kadar karbon terjamin). Meskipun demikian, bahan
ini kelurusannya agak kurang tetap dan dapat mengalami deformasi
karena tegangan yang kurang seimbang misalnya diberi alur pasak
karena ada tegangan sisa di dalam terasnya. Tetapi penarikan dingin
membuat permukaan poros menjadi keras dan kekuatannya bertambah
besar.
Poros-poros yang dipakai untuk meneruskan putaran tinggi
umumnya dibuat dari baja paduan dengan pengerasan kulit yang
sangat tahan terhadap keausan beberapa diantaranya adalah baja
khrom, nikel, baja khrom nikel molibden. Sekalipun demikian
pemakaian baja paduan khusus tidak selalu di anjurkan jika alasannya
hanya untuk putaran tinggi dan beban berat. Dalam hal demikian perlu
dipertimbangkan penggunaan baja karbon yang diberi perlakuan panas
secara tepat untuk memperoleh kekuatan yang diperlukan
Dalam perencanaan sebuah poros, harus diperhitungkan
terlebih
n (rpm). Atas dasar pertimbangan keamanan maka poros ini diberi nilai
keamanan atau faktor koreksi fc, sehingga daya rencana ( Pd ) dapat
dihitung. (Sularso, 2004).
Pd f c P (kW) ..2.4
Keterangan :
Pd = Daya rencana (KW)
fc = Faktor koreksi
P = Daya nominal motor penggerak (KW)
Tabel 2.2 Faktor-faktor Koreksi Daya yang akan Ditransmisikan (fc)
Daya yang akan ditransmisikan
Daya rata-rata yang diperlukan
fc
1,2 2,0
0.8 1,2
Daya nominal
Sumber : - Sularso, 2004
1,0 1,5
puntir yang
besarnya diambil 40% dari batas kelelahan tarik yang besarnya kira-kira
45% dari kekuatan tarik B (kg/mm 2 ). Jadi batas kelelahan puntir adalah
18% dari kekuatan tarik B (kg/mm 2 ), sesuai dengan setandar ASME.
Untuk harga ini faktor keamanan diambil sebesar 1/0,18 = 5,6 untuk bahan
SF dengan kekuatan yang dijamin dan 6,0 untuk bahan S-C dengan
pengaruh masa
Selanjutnya perlu ditinjau apakah poros akan diberi alur pasak atau dibuat
bertetangga, karena pengaruh konsentrasi tegangan sangat besar. Untuk
memasukkan pengaruh-pengaruh ini dalam perhitungan perlu diambil
faktor yang dinyatakan sebagai Sf2 dengan harga sebesar 1,3 sampai 3,0.
Dari hal-hal di atas maka besarnya a (kg/mm 2 ) dapat dihitung dengan,
(Sularso, 2004).
a=
2.8
keterangan :
d
Km
Kt
= Torsi (kg.mm)
Defleksi Puntiran
................................................................................... 2.9
keterangan :
G = Modulus geser
T = Momen puntir (kg.mm)
l = Panjang poros (mm)
ds = Diameter poros (mm)
Besarnya deformasi yang disebabkan oleh momen puntir pada
poros harus dibatasi. Untuk poros yang dipasang pada mesin umum dalam
kondisi kerja normal, besarnya defleksi puntiran dibatasi sampai 0,25 0 0,3 0.