KEHIDUPAN MANUSIA
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah agama
Di susun oleh:
Encep
Gelar
Hasna
Heri
Nurul
Refira
Sarip
Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang karena berkat
rahmat dan karunianya kami dapat menyusun MAKALAH ini. Sholawat serta salamNya akan selalu terpanjatkan pada seorang Nabiyullah, seorang pemimpin yang
sangat mulia di hadapan Allah, yang patut menjadi contoh bagi semua umat, yaitu
Nabi Muhamad SAW.
Sebagai tugas mata kuliah agama, kami melaporkan hasil dari tugas yang
telah kami laksanakan dalam bentuk MAKALAH. Kami mengucapkan banyak
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan
MAKALAH ini.
Kami menyadari bahwa MAKALAH ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kami mengharapkan kritik dan saran terutama kepada dosen pembimbing kami
demi perbaikan MAKALAH ini. semoga MAKALAH ini dapat bermanfaat khususnya
bagi mahasiswa umumnya bagi siapa saja yang membacanya.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..
i
Daftar
Isi..
ii
BAB I
1.1
PEDAHULUAN
Latar Belakang ..
..1
1.2
Identifikasi Masalah..
....1
1.3
Tujuan
....1
1.4
Metode..
.....1
1.5
Sistematika Penulisan...
...1
BAB II
A.
PEMBAHASAN
Peran dan fungsi agama menurut islam
...2
B.
2. Hikmah beragama..
C.
......7
Toleransi...
.................9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Identufikasi masalah
Tujuan
Kegunaan
Dengan dibuatnya makalah ini dapat berguna, khususnya bagi kami yang
membuat dan mahasiswa lain dilingkungan STIKes Karsa Husada pada
umumnya .
1.5
Sistematika penulisan
Bab II
Pembahasan
A. Peran dan fungsi agama
Tidak mudah mendefinisikan agama, apalagi di dunia ini kita menemukan
kenyataan bahwa agama amat beragam. Pandangan seseorang terhadap
agama, ditentukan oleh pemahamannya terhadap ajaran agama itu sendiri.
Ketika pengaruh gereja di Eropa menindas para ilmuwan akibat penemuan
mereka yang dianggap bertentangan dengan kitab suci, para ilmuwan pada
akhirnya menjauh dari agama bahkan meninggalkannya.
Persoalan yang menjadi topik pembicaraan kita mau tak mau harus muncul,
"Apakah agama masih relevan dengan kehidupan masa kini yang
cerminannya seperti digambarkan di atas?" Sebelum menjawab, perlu
terlebih dahulu dijawab: Apakah manusia dapat melepaskan diri dari
tetap ingin jadi manusia. Ambillah sebagai contoh bidang bio-teknologi. Ilmu
manusia sudah sampai kepada batas yang menjadikannya dapat berhasil
melakukan rekayasa genetika. Apakah keberhasilan ini akan dilanjutkan
sehingga menghasilkan makhluk-makhluk hidup yang dapat menjadi tuan
bagi penciptanya sendiri? Apakah ini baik atau buruk? Yang dapat
menjawabnya adalah nilai-nilai agama, dan bukan seni, bukan pula filsafat.
Jika demikian, maka tidak ada alternatif lain yang dapat menggantikan
agama. Mereka yang mengabaikannya, terpaksa menciptakan "agama baru"
demi memuaskan jiwanya.
Dalam pandangan sementara pakar Islam, agama yang diwahyukan Tuhan,
benihnya muncul dari pengenalan dan pengalaman manusia pertama di
pentas bumi. Di sini ia memerlukan tiga hal, yaitu keindahan, kebenaran,
dan kebaikan. Gabungan ketiganya dinamai suci. Manusia ingin mengetahui
siapa atau apa Yang Mahasuci, dan ketika itulah dia menemukan Tuhan, dan
sejak itu pula ia berusaha berhubungan dengan-Nya bahkan berusaha untuk
meneladani sifat-sifat-Nya. Usaha itulah yang dinamai beragama, atau
dengan kata lain, keberagamaan adalah terpatrinya rasa kesucian dalam
jiwa beseorang. Karena itu seorang yang beragama akan selalu berusaha
untuk mencari dan mendapatkan yang benar, yang baik, lagi yang indah.
Mencari yang benar menghasilkan ilmu, mencari yang baik menghasi1kan
akhlak, dan mencari yang indah menghasilkan seni.
Jika demikian, agama bukan saja merupakan kebutuhan manusia, tetapi juga
selalu relevan dengan kehidupannya. Adakah manusia yang tidak
mendambakan kebenaran, keindahan dan kebaikan?
inklusivisme
juga
berpandangan
terdapat
kebenaran,
bahwa
di
meskipun
luar
agama
yang
tidak
seutuh
atau
Dalam pandangan Panikkar dan Budhy Munawar Rachman, masingmasing menyebutkan istilah pluralisme dan paralelisme. Sikap teologis
paralelisme
adalah
bisa
terekspresi
dalam
macam-macam
rumusan,
adalah
suatu
sikap
keberagamaan
yang
berusaha
C.
TOLERANSI
Pengertian
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, toleransi berasal dari kata
toleran (Inggris: tolerance; Arab: tasamuh) yang berarti batas ukur untuk
penambahan
atau
pengurangan
yang
masih
diperbolehkan.
Secara
tidak
pernah
menyebut-nyebut
kata
tasamuh/toleransi
secara tersurat hingga kita tidak akan pernah menemukan kata tersebut
termaktub di dalamnya. Namun, secara eksplisit al-Quran menjelaskan
konsep toleransi dengan segala batasan-batasannya secara jelas dan
1
2
Seluruh manusia tidak akan bisa menolak sunnatullah ini. Dengan demikian,
bagi manusia, sudah selayaknya untuk mengikuti petunjuk Tuhan dalam
menghadapi perbedaan-perbedaan itu. Toleransi antar umat beragama yang
berbeda termasuk ke dalam salah satu risalah penting yang ada dalam
system teologi Islam. Karena Tuhan senantiasa mengingatkan kita akan
keragaman manusia, baik dilihat dari sisi agama, suku, warna kulit, adaptistiadat, dsb.
Toleransi dalam beragama bukan berarti kita hari ini boleh bebas
menganut agama tertentu dan esok hari kita menganut agama yang lain
atau dengan bebasnya mengikuti ibadah dan ritualitas semua agama tanpa
adanya peraturan yang mengikat. Akan tetapi, toleransi beragama harus
dipahami sebagai bentuk pengakuan kita akan adanya agama-agama lain
selain
agama
kita
dengan
segala
bentuk
system,
dan
tata
cara