A. PENDAHULUAN
Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP 4 Rangkasbitung belum semuanya
memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Guru sebagai pengajar masih
banyak yang menggunakan metode dan media konvensional dalam mengajarkan materi
pengajaran, khususnya pada pelajaran Bahasa Indonesia. Metode ceramah dan penugasan
hampir mendominasi setiap kegiatan pelajaran Bahasa Indonesia di kelas. Media yang
digunakan guru pun rata-rata sederhana. Misalnya, berupa contoh di papan tulis, catatan,
dan buku Lembar Kerja Siswa (LKS) dianggap sudah memadai dan memudahkan guru
dalam mengajar.
Kondisi tersebut tentu lebih mengenaskan bila ditambah dengan kurangnya
motivasi siswa dalam belajar. Pembelajaran Bahasa Indonesia akan makin membosankan
dan amat tidak menarik untuk anak. Guru pun lama-lama menjadi jenuh dalam mengajar
yang tentu saja akan berakibat pada keberhasilan pengajaran Bahasa Indonesia. Bisa
dipastikan bahwa target kurikulum tidak tercapai dan daya serap siswa akan pelajaran
Bahasa Indonesia rendah.
Pada saat ini di sekolah-sekolah telah mulai diperkenalkan pemanfaatan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Dalam proses pembelajaran setidaknya TIK
menempati tiga peranan, yakni sebagai konten pembelajaran (standar kompetensi),
sebagai media pembelajaran, dan sebagai alat belajar. Sejumlah penelitian membuktikan
bahwa penggunaan multimedia dalam pembelajaran menunjang efektivitas dan efisiensi
proses pembelajaran. Penelitian tersebut antara lain dilakukan oleh Francis M. Drawer
dalam Fakhri Alief (2009:1). Hasil penelitian itu menyebutkan bahwa setelah lebih dari
tiga hari pada umumnya manusia dapat mengingat pesan yang disampaikan melalui
tulisan sebesar 10%, pesan audio 10%, visual 30%, dan audio visual 50%, dan apabila
ditambah dengan melakukan, maka akan mencapai 80%. Awan Sudiawan dalam
artikelnya juga menegaskan hal yang sama, bahwa kemampuan memori memahami
pengetahuan adalah 10% dari membaca, 20% dari mendengar, 30% dari melihat, 50%
dari melihat dan mendengar, 80% dari berbicara, dan 90% dari berbicara dan melalukan.
Berdasarkan penelitian ini maka multimedia pembelajaran berbasis TIK dapat dikatakan
sebagai media yang mempunyai potensi yang sangat besar dalam membantu proses
pembelajaran.
Multimedia
telah
mengalami
perkembangan
konsep
sejalan
dengan
TIK. Geger Riyanto (2011:3) memberikan contoh, misalnya baru-baru ini Telkom,
Indosat, dan Institut Teknologi Bandung (ITB) menyatakan kesiapannya untuk
mengembangkan TIK untuk pendidikan Indonesia, dimulai dengan proyek-proyek
percontohan. Telkom menyatakan akan terus memperbaiki dan meningkatkan
kualitas infrastruktur jaringan telekomunikasi yang diharapkan menjadi tulang
punggung (backbone) bagi pengembangan dan penerapan TIK untuk pendidikan
serta implementasi-implementasi lainnya di Indonesia. Bahkan, saat ini Telkom
mulai mengembangkan teknologi yang memanfaatkan ISDN (Integrated Sevices
Digital Network) untuk memfasilitasi penyelenggaran konferensi jarak jauh
(teleconference) sebagai salah satu aplikasi pembelajaran jarak jauh.
Lingkungan Akademis Pendidikan Indonesia yang sudah akrab dengan implikasi
TIK di pendidikan adalah UI dan ITB. Hampir setiap fakultas yang terdapat di UI
memiliki jaringan yang dapat diakses oleh masyarakat, memberikan informasi
bahkan bagi yang sulit mendapatkannya karena problema ruang dan waktu. Hal ini
juga tentunya sangat membantu bagi calon mahasiswa maupun mahasiswa atau
bahkan alumni yang membutuhkan informasi tentang biaya kuliah, kurikulum, dosen
pembimbing, atau banyak lainnya. Contoh lain adalah Universitas Swasta Bina
Nusantara juga memiliki jaringan internet yang sangat mantap, yang malayakkan
mereka mendapatkan penghargaan akademi pendidikan Indonesia dengan situs
terbaik. Layanan yang disediakan pada situs mereka dapat dibandingkan dengan
layanan yang disediakan situs-situs pendidikan luar negeri seperti Institut Pendidikan
California atau Institut Pendidikan Virginia, dan sebagaimya.
Pada tingkat pendidikan SMA dan SMP implikasi TIK juga sudah mulai
dilakukan walaupun belum seperti di perguruan tinggi. TIK baru sebatas
digunakan.
Informasi
Informasi adalah data yang diproses dalam bentuk pembelajaran yang bermakna
(Shore, 1988:22). Jika dihubungkan dengan pembelajaran bahasa, informasi
merupakan objek atau pesan yang kita peroleh, teruskan, pertukarkan untuk tujuan
3)
tertentu.
Komunikasi
Menurut Hubbley (1993:45) komunikasi merupakan proses pemyampaian
informasi
antarindividu,
termasuk
gagasan,
emosi,
pengetahuan,
dan
keterampilan.
Dengan demikian TIK adalah Teknologi yang berfungsi atau yang dapat
dimanfaatkan untuk mendukung komunkasi atau penyampaian informasi.
2.2 Potensi Internet Dalam Pembelajaran
Beberapa potensi unternet dalam pembelajaran (Awan: 3-4), yaitu:
1) Searching; search engine
2) Collecting, MP3, garfik, animasi, video
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
Buying-Selling on line
11)
12)
3)
4)
5)
6)
Gambar
4)
Audio
5)
Video
6)
Animasi
Gambar Diam
1) Menampilkan satu objek tunggal
2) Memberi kesempatan audience utk mengamati lebih lama
3)Bisa menunjukkan hubungan skematik atau struktur
Gambar Bergerak
1)Visualisasi proses
2)Membawa audience untuk memperhatikan sesuatu detil
3)Menunjukkan hubungan antarobjek
Animasi
1)Memvisualisasikan gagasan/khayalan
2) Menghidupkan sesuatu yang mati, diam
3) Menyederhanakan proses yang rumit, sulit
4) Menggantikan atau menirukan benda sebenarnya
5) Mempercepat atau memperlambat
Simulasi
1) Menunjukkan sebab akibat
2) Virtual laboratorium
Teks
maupun secara langsungnatau instan (real-time, misalnya melalui IRC dan audiovideo conferencing). Pengajar dan peserta didik dapat melakukan komunikasi lintas
waktu sehingga pembelajaran dapat dimaksimalkan untuk pencapaian hasil belajar
yang diharapkan.
Sejauh ini cukup banyak penelitian dan eksperimen yang berkenaan dengan
pemanfaatan komputer dan internet untul kegiatan belajar bahasa. Penelitian Davis
dan Thiede Tahun 2000 (Purnawarman, 2002) menunjukkan bahwa asynchronous
electric discourse dalam pelajaran menulis mampu menambahkan kesadaran
pembelajaran linguistik dan gaya menulis. Cen et.al. (Purnawarman, 2002)
melakukan penelitian dengan melibatkan mahasiswa di jurusan Bahasa dan Sastra
Asing pada National Cheng Kung University dengan fokus pembelajaran menulis
bahasa Inggris melalui internet. Penelitian ini membuktikan bahwa pertukaran pesan
melalui internet mampu membantu mahasiswa mengembangkan keterampilan
komunikasi baru dan memperkuat bahasa Inggris mereka.
Dengan mencermati berbagai penelitian tersebut,
tampaknya
dalam
a.
b.
c.
a.
b.
c.
a.
b.
Topik
Menangkap Pokok Pikiran
Membedakan Bunyi Distingtif
Mengungkap Kembali Tuturan
Meningkatkan Kecepatan Membaca
Menengkap Pokok Pikiran
Menemukan Topik Tulisan
Pemroduksian Tuturan
Keefektifan Kalimat
c.
d.
a.
b.
c.
d.
Menulis
Keruntutan Gagasan
Ketepatan Artikulasi
Menulis Jurnal
Menulis Artikel
Menulis Bersama
Menulis Prosa Fiksi
penulisannya.
Siswa membuat ringkasan setiap informasi yang diunduh.
Pertemuan 2:
-
melalui internet.
Siswa mengurutkan informasi secara logis dari ringkasan yang
telah dibuatnya.
- Siswa berdiskusi untuk menyempurnakan gagasan penulisan.
Pertemuan 3:
C.
tulisan
berdasarkan
teknologi informasi dan komunikasi yang semakin pesat telah merambah berbagai aspek
kehidupan manusia, termasuk menyentuh dunia pendidikan. Karena itu, sekolah dan guru
tidak dapat mengelak dari trend ini hanya karena persoalan anggaran atau pun persoalan
keterbatasan akses dan wawasan.
Melalui produk yang dihasilkannya manusia mampu mengubah prilaku hidup dan
pola pikirnya, baik secara positif maupun negatif. Misalnya prilaku tidak mau tertinggal,
ingin serba cepat, toleran, nerpikir kritis, dan kreatif. Oleh sebab itu, penggunaan
teknologi informasi yang tepat merupakan keterampilan yang sangat diperlukan pada saat
ini. Model pembelajaran yang mengarah pada penumbuhan prilaku positif dan pola
berpikir kritis dan kreatif perlu dirancang oleh para guru, khususnya guru Bahasa
Indonesia. Inovasi- inovasi dalam bidang pendidikan dan pembelajaran dapat dihasilkan.
Melalui pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi pendidikan di Indonesia bisa
lebih maju, menuju era pendidikan modern dengan tetap menunjukkan keindonesiaannya
Guru sejatinya memberi contoh kepada siswa bahwa teknologi merupakan suatu
keniscayaan yang sedang dihadapi, sehingga penguasaan teknologi adalah sesuatu yang
harus direbut oleh siswa. Pemanfaatan teknologi infomasi dan komunikasi dalam
kegiatan pembelajaran perlu diusahakan oleh guru sesuai dengan kemampuan masingmasing sekolah dan guru bersangkutan. Pelatihan internet dan aplikasi tertentu seperti
Microsoft Office khususnya powerpoint atau aplikasi membuat animasi penting dilakukan
untuk para guru di setiap sekolah agar para guru mampu melaksanakan kegiatan
pembelajaran berbasis TIK. Pelatihan tersebut baiknya diadakan di setiap sekolah dengan
melibatkan seluruh guru mata pelajaran sehingga akan ada pemerataan pemahaman
tentang materi pelatihan yang diberikan..
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan, Dendy Sugono, dan A. Rozak Zaidan. (Ed.). 2000. Bahasa Indonesia dalam Era
Globalisasi. Jakarta: Pusat Bahasa
Arifin, I. 2000. Profesionalisme Guru: Analisis Wacana Reformasi Pendidikan dalam Era
Globalisasi. Simposium Nasional Pendidikan di Universitas Muhammadiyah Malang, 2526 Juli 2001.
Efendi, Anwar (Ed). 2008. Bahasa dan Sastra dalam Berbagai Perspektif. Yogyakarta: Tiara
Wacana
Harina Yuhetty dan Hardjito, 2004, Edukasi Net Pembelajaran Berbasis Internet : Tantangan
dan Peluangnya dalam Mozaik Teknologi Pendidikan (Dewi salma dan Eveline Siregar),
Kencana Media Group dan Universitas Negeri Jakarta.
Hartoyo. 2010. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam Pembelajaran Bahasa.
Semarang: Pelita Insani.
Idris, Naswil, 2001, Pengembangan dan Peranan Sumber Daya Manusia di Era Teknologi
Informasi, Semarang
Moeliono, Anton. 2000. Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia dalam Era Globalisasi
dalam Hasan Alwi, Dendy Sugono, dan A. Rozak Zaidan (Ed.). Jakarta: Pusat Bahasa
Munsyi, Alif Danya. 2005. Bahasa Menunjukkan Bangsa. Jakarta: KPG
Pateda, Mansoer. 1991. Pengaruh Arus Globalisasi terhadap Pembinaan Bahasa di Indonesia.
Makalah Munas V dan Semloknas I HPBI: Padang: Panitia Penyelenggara
Purnawarman, P. 2002. Kolaborasi Melalui Internet: Pemanfaatan Internet dalam Mata Kuliah
Menulis Artikel Jurnal Bahasa dan Sastra Vol.2, No. 2. April 2001.
Rakhmat, J.1999 . Psikologi Komunikasi. Bandung: Rosdakarya
Rochaeni, Een; et.al. 2010. Prospek Penggunaan TIK dalam Pembelajaran Bahasa Ditinjau dari
Faktor Pendukung dan Penghambat. Artikel. http://eenrochaeni72.wordpress.com.
Schiffrin, Deborah. 2007. Ancangan Kajian Wacana (terjemahan dari: Approaches To
Discourse). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Semiawan, C.R. 1991. Mencari Strategi Pengembangan Pendidikan Nasional Menjelang Abad
XXI. Jakarta: Grasindo.