Anda di halaman 1dari 16

PEMANFAATAN TIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

DI SMP NEGERI 4 RANGKASBITUNG


(Tugas UAS Mata Kuliah ICT di PPS Uhamka)

A. PENDAHULUAN
Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP 4 Rangkasbitung belum semuanya
memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Guru sebagai pengajar masih
banyak yang menggunakan metode dan media konvensional dalam mengajarkan materi
pengajaran, khususnya pada pelajaran Bahasa Indonesia. Metode ceramah dan penugasan
hampir mendominasi setiap kegiatan pelajaran Bahasa Indonesia di kelas. Media yang
digunakan guru pun rata-rata sederhana. Misalnya, berupa contoh di papan tulis, catatan,
dan buku Lembar Kerja Siswa (LKS) dianggap sudah memadai dan memudahkan guru
dalam mengajar.
Kondisi tersebut tentu lebih mengenaskan bila ditambah dengan kurangnya
motivasi siswa dalam belajar. Pembelajaran Bahasa Indonesia akan makin membosankan
dan amat tidak menarik untuk anak. Guru pun lama-lama menjadi jenuh dalam mengajar
yang tentu saja akan berakibat pada keberhasilan pengajaran Bahasa Indonesia. Bisa
dipastikan bahwa target kurikulum tidak tercapai dan daya serap siswa akan pelajaran
Bahasa Indonesia rendah.
Pada saat ini di sekolah-sekolah telah mulai diperkenalkan pemanfaatan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Dalam proses pembelajaran setidaknya TIK
menempati tiga peranan, yakni sebagai konten pembelajaran (standar kompetensi),
sebagai media pembelajaran, dan sebagai alat belajar. Sejumlah penelitian membuktikan
bahwa penggunaan multimedia dalam pembelajaran menunjang efektivitas dan efisiensi
proses pembelajaran. Penelitian tersebut antara lain dilakukan oleh Francis M. Drawer

dalam Fakhri Alief (2009:1). Hasil penelitian itu menyebutkan bahwa setelah lebih dari
tiga hari pada umumnya manusia dapat mengingat pesan yang disampaikan melalui
tulisan sebesar 10%, pesan audio 10%, visual 30%, dan audio visual 50%, dan apabila
ditambah dengan melakukan, maka akan mencapai 80%. Awan Sudiawan dalam
artikelnya juga menegaskan hal yang sama, bahwa kemampuan memori memahami
pengetahuan adalah 10% dari membaca, 20% dari mendengar, 30% dari melihat, 50%
dari melihat dan mendengar, 80% dari berbicara, dan 90% dari berbicara dan melalukan.
Berdasarkan penelitian ini maka multimedia pembelajaran berbasis TIK dapat dikatakan
sebagai media yang mempunyai potensi yang sangat besar dalam membantu proses
pembelajaran.
Multimedia

telah

mengalami

perkembangan

konsep

sejalan

dengan

perkembangan teknologi pembelajaran. Ketika teknologi komputer belum dikenal,


konsep multimedia sudah dikenal yakni dengan mengintegrasikan berbagai unsur media,
seperti: cetak. kaset, audio, dan slide suara. Unsur-unsur tersebut dikemas dan
dikombinasikan untuk menyampaikan suatu topik materi pelajaran tertentu. Pada konsep
ini, setiap unsur media dianggap mempunyai kekuatan dan kelemahan. Kekuatan salah
satu unsur media dimanfaatkan untuk mengatasi kelemahan media lainnya.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang sangat pesat telah
membawa perubahan besar pada segala bidang, termasuk bidang pendidikan. Bila
dimanfaatkan dengan tepat, maka TIK dapat meningkatkan mutu pendidikan. Fahri
(2009:1) menjelaskan bahwa pada hakikatnya tujuan dasar perlunya multimedia
pembelajaran adalah untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran.

Pada tahun 1990-an internet mulai difungsikan sebagai sarana pendidikan.


Pemanfaatan media internet di sekolah dikenal dengan E-education. Internet telah
menjadi ajang eksplorasi oleh para ahli khususnya di bidang pendidikan. Berbagai
peluang telah tercipta. Maka denyut nadi pendidikan seakan tak pernah berhenti. Siswa
bisa mengakses pembelajaran dalam segala bidang selama 24 jam melalui internet. Tentu
saja kehadiran internet bisa kita gunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di
sekolah, khususnya di SMP Negeri 4 Rangkasbitung. Di sekolah ini telah tersedia
laboratorium komputer dan fasilitas internet. Hanya memang terkendala juga oleh kondisi
kemampuan guru yang tidak memiliki keterampilan menggunakan komputer.
Dalam tulisan sederhana ini, penulis akan memaparkan bagaimanakah
pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan media internet agar pembelajaran
Bahasa Indonesia lebih menarik. Siswa tidak bosan, materi tercapai dengan baik, dan
guru tidak perlu banyak memberikan ceramah di kelas. Pembelajaran lebih interaktif dan
menyenangkan.
B. PEMBAHASAN
1. Penggunaan Internet dalam Dunia pendidikan
Informasi yang diwakilkan oleh komputer yang terhubung dengan internet
sebagai media utamanya telah memberikan konstribusi yang demikian besar bagi
proses pendidikan. Teknologi interaktif ini memberikan katalis bagi terjadinya
perubahan mendasar terhadap peran guru, dari informasi ke transformasi. Setiap
sistem sekolah harus bersifat moderat terhadap teknologi yang memampukan mereka
untuk belajar dengan lebih cepat, lebih baik, dan lebih cerdas. Teknologi informasi
yang menjadi kunci untuk menjadi model sekolah masa depan yang lebih baik.
Usaha dari anak-anak bangsa juga terus dilakukan untuk mengejar ketertinggalan
bangsa Indonesia dalam hal penyampaian proses pendidikan dengan menggunakan

TIK. Geger Riyanto (2011:3) memberikan contoh, misalnya baru-baru ini Telkom,
Indosat, dan Institut Teknologi Bandung (ITB) menyatakan kesiapannya untuk
mengembangkan TIK untuk pendidikan Indonesia, dimulai dengan proyek-proyek
percontohan. Telkom menyatakan akan terus memperbaiki dan meningkatkan
kualitas infrastruktur jaringan telekomunikasi yang diharapkan menjadi tulang
punggung (backbone) bagi pengembangan dan penerapan TIK untuk pendidikan
serta implementasi-implementasi lainnya di Indonesia. Bahkan, saat ini Telkom
mulai mengembangkan teknologi yang memanfaatkan ISDN (Integrated Sevices
Digital Network) untuk memfasilitasi penyelenggaran konferensi jarak jauh
(teleconference) sebagai salah satu aplikasi pembelajaran jarak jauh.
Lingkungan Akademis Pendidikan Indonesia yang sudah akrab dengan implikasi
TIK di pendidikan adalah UI dan ITB. Hampir setiap fakultas yang terdapat di UI
memiliki jaringan yang dapat diakses oleh masyarakat, memberikan informasi
bahkan bagi yang sulit mendapatkannya karena problema ruang dan waktu. Hal ini
juga tentunya sangat membantu bagi calon mahasiswa maupun mahasiswa atau
bahkan alumni yang membutuhkan informasi tentang biaya kuliah, kurikulum, dosen
pembimbing, atau banyak lainnya. Contoh lain adalah Universitas Swasta Bina
Nusantara juga memiliki jaringan internet yang sangat mantap, yang malayakkan
mereka mendapatkan penghargaan akademi pendidikan Indonesia dengan situs
terbaik. Layanan yang disediakan pada situs mereka dapat dibandingkan dengan
layanan yang disediakan situs-situs pendidikan luar negeri seperti Institut Pendidikan
California atau Institut Pendidikan Virginia, dan sebagaimya.
Pada tingkat pendidikan SMA dan SMP implikasi TIK juga sudah mulai
dilakukan walaupun belum seperti di perguruan tinggi. TIK baru sebatas

pembelajaran komputer biasa, pengenalan dan cara pengoperasiannya. TIK belum


dijadikan media database utama bagi nilai-nilai, kurikulum, siswa, guru atau yang
lainnya. Adapun penggunaan internet masih sebatas fasilitas tambahan bagi siswa
dan guru.
Situs internet banyak yang memberikan layanan pendidikan. Situs ini
dimaksudkan untuk merangkum informasi yang berhubungan dengan perkembangan
pendidikan yang terjadi dan untuk menjadi sumber umum serta menjadi jaringan
komunikasi (forum) bagi administrator sekolah, para pendidik, dan peminat lainnya.
Tujuan utama dari situs ini adalah senbagai wadah untuk saling menampung semua
sektor utama pendidikan. Contohnya situs Jejaring Pendidikan Nasional (Jardiknas).
Jardiknas merata hampir di setiap kabupaten di Indonesia.
2. Peran Internet dalam Pembelajaran
2.1 Pengertian TIK
Menurut Hartoyo (2010:2-4) TIK berasal dari istilah ICT yang merupakan
kependekan dari Information and Communication Technology (Teknologi Informasi
dan Komunikasi). Istilah TIK tersusun dari tiga huruf yang berbeda tetapi
merupakan komponen yang memiliki makna erat.
1)
Teknologi
Teknologi berasal dari kata techno yang berarti teknik, seni atau keterampilan,
dan logos yang berarti ilmu pengetahuan. Sehingga teknologi dapat
didefinisikan sebagai sebuah pengetahuan ilmiah, seni, dan keterampilan. Zen
(dalam Effendi, 2003:399) menjelaskan bahwa teknologi terdiri atas ilmu
pengetahuan alam atau pengetahuan umum dan keahlian teknik. Komponen
teknologi dihubungkan dengan pembelajaran dan perangkat/peralatan yang
2)

digunakan.
Informasi

Informasi adalah data yang diproses dalam bentuk pembelajaran yang bermakna
(Shore, 1988:22). Jika dihubungkan dengan pembelajaran bahasa, informasi
merupakan objek atau pesan yang kita peroleh, teruskan, pertukarkan untuk tujuan
3)

tertentu.
Komunikasi
Menurut Hubbley (1993:45) komunikasi merupakan proses pemyampaian
informasi

antarindividu,

termasuk

gagasan,

emosi,

pengetahuan,

dan

keterampilan.
Dengan demikian TIK adalah Teknologi yang berfungsi atau yang dapat
dimanfaatkan untuk mendukung komunkasi atau penyampaian informasi.
2.2 Potensi Internet Dalam Pembelajaran
Beberapa potensi unternet dalam pembelajaran (Awan: 3-4), yaitu:
1) Searching; search engine
2) Collecting, MP3, garfik, animasi, video
3)

Creating, membuat web, membuat game

4)

Sharing, web pages, blog

5)

Communicating, e-mail, IM, chat

6)

Coordinating, workgroups, mailing list

7)

Meeting, forum, chatroom

8)

Socializing, beragam kelompok sosial on line

9)

Evaluating, on line test, on line advisor

10)

Buying-Selling on line

11)

Gaming, game on line

12)

Learning, jurnal on line, riset on line

2.3 Keunggulan Multimedia Pembelajaran


Beberapa keunggulan Multimedia dalam pembelajaran (Awan: 4), yaitu:
1) Memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh mata, seperti
2)

kuman, bakteri, elektron


Memperkecil benda yang sangat besar yang tidak mungkin dihadirkan di
sekolah, seperti gunung, laut, gajah, dan lain-lain.

3)

Menyajikan benda atau peristiwa yang kompleks, rumit, dan berlangsung


cepat atau lambat, seperti sistem tubuh manusia, bekerjanya suatu mesin,
berkembangnya bunga, dan lain-lain.

4)

Menyajikan benda atau peristiwa yang jauh seperti bulan, bintang,


matahari,salju, dan lain-lain.

5)

Menyajikan benda atau peristiwa yang berbahaya, seperti letusan gunung


berapi

6)

Meningkatkan daya tarik siswa

2.4 Komponen Multimedia


1) Teks
2) Foto
3)

Gambar

4)

Audio

5)

Video

6)

Animasi

Gambar Diam
1) Menampilkan satu objek tunggal
2) Memberi kesempatan audience utk mengamati lebih lama
3)Bisa menunjukkan hubungan skematik atau struktur
Gambar Bergerak
1)Visualisasi proses
2)Membawa audience untuk memperhatikan sesuatu detil
3)Menunjukkan hubungan antarobjek
Animasi
1)Memvisualisasikan gagasan/khayalan
2) Menghidupkan sesuatu yang mati, diam
3) Menyederhanakan proses yang rumit, sulit
4) Menggantikan atau menirukan benda sebenarnya
5) Mempercepat atau memperlambat

Simulasi
1) Menunjukkan sebab akibat
2) Virtual laboratorium
Teks

1) Menyederhanakan konsep yang rumit


2) Perlu kesamaan, kesepakatan persepsi/budaya
Suara, Musik, FX
1) Mendukung gambar
2) Menyampaikan pesan verbal
3) Membangun suasana
4) Membangun emosi
3. Pemanfaatan Internet dalam Pembelajaran Keterampilan Berbahasa
Teknologi merupakan produk kreatif manusia untuk memenuhi berbagai
keperluan hidup secara efektif. Saat ini teknologi informasi termasuk karya besar
manusia untuk mewujudkan segala keinginananya. Internet sebagai bagian dari
produk teknologi informasi berkembang pesat dan telah membawa perubahan luar
biasa pada segala aspek kehidupan manusia. Tak pelak lagi internet telah
mempengaruhi pola berkomunikasi antarmanusia dalam dunia maya. Melalui internet
setiap orang dapat berkomunikasi tanpa terbatas oleh jarak dan waktu. Bahkan, dunia
pendidikan pun bisa memanfaatkannya sehingga kelas belajar jarak jauh tercipta.
Internet menawarkan banyak fasilitas untuk dunia pendidikan. Fasilitas
komunikasi yang disediakan internet telah memungkinkan adanya kelas online
menjadi kenyataan dengan mempergunakan halaman web berbasis teks, surat
elektronik (e-mail), pertukaran teks secara langsung (Internet Relay Chat) dan
berbagai fasilitas multimedia interaktif. Dengan demikian, kegiatan belajar mengajar
dapat dilaksanakan, baik yang bersifat tertunda (delayed, seperti melalui e-mail)

maupun secara langsungnatau instan (real-time, misalnya melalui IRC dan audiovideo conferencing). Pengajar dan peserta didik dapat melakukan komunikasi lintas
waktu sehingga pembelajaran dapat dimaksimalkan untuk pencapaian hasil belajar
yang diharapkan.
Sejauh ini cukup banyak penelitian dan eksperimen yang berkenaan dengan
pemanfaatan komputer dan internet untul kegiatan belajar bahasa. Penelitian Davis
dan Thiede Tahun 2000 (Purnawarman, 2002) menunjukkan bahwa asynchronous
electric discourse dalam pelajaran menulis mampu menambahkan kesadaran
pembelajaran linguistik dan gaya menulis. Cen et.al. (Purnawarman, 2002)
melakukan penelitian dengan melibatkan mahasiswa di jurusan Bahasa dan Sastra
Asing pada National Cheng Kung University dengan fokus pembelajaran menulis
bahasa Inggris melalui internet. Penelitian ini membuktikan bahwa pertukaran pesan
melalui internet mampu membantu mahasiswa mengembangkan keterampilan
komunikasi baru dan memperkuat bahasa Inggris mereka.
Dengan mencermati berbagai penelitian tersebut,

tampaknya

dalam

pembelajaran keterampilan berbahasa para pengajar bahasa perlu melakukan inovasi


pembelajaran dengan memanfaatkan komputer sebagai media pembelajaran. Berikut
ini beberapa aspek keterampilan berbahasa yang dapat dilakukan dengan
memanfaatkan TIK dalam model pembelajarannya.
Aspek
Menyimak
Membaca
Berbicara

a.
b.
c.
a.
b.
c.
a.
b.

Topik
Menangkap Pokok Pikiran
Membedakan Bunyi Distingtif
Mengungkap Kembali Tuturan
Meningkatkan Kecepatan Membaca
Menengkap Pokok Pikiran
Menemukan Topik Tulisan
Pemroduksian Tuturan
Keefektifan Kalimat

c.
d.
a.
b.
c.
d.

Menulis

Keruntutan Gagasan
Ketepatan Artikulasi
Menulis Jurnal
Menulis Artikel
Menulis Bersama
Menulis Prosa Fiksi

4. Model Pembelajaran Keterampilan Membaca Menggunakan Internet di


SMP Negeri 4 Rangkasbitung
Model ini dapat dilaksanakan apabila segala perangkatnya dapat
dipersiapkan dengan baik. Salah satu perangkat yang tidak dapat dihindari adalah
kemampuan pengajar mengenal berbagai program yang berkenaan dengan
teknologi yang digunakan. Selain itu, peranti keras dan peranti lunak tersedia
sehingga pembelajaran dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
Sebagaimana tersaji pada bagian topik untuk aspek keterampilan
berbahasa, model pembelajaran keterampilan membaca dapat dilakukan dengan
menggunakan perangkat teknologi, baik bersifat interaktif maupun tidak. Tata
rancang model pembelajarannya tidak berbeda dengan model pembelajaran
lainnya. Perbedaanya terletak pada proses kegiatan belajar mengajarnya.
Untuk memberikan gambaran mengenai model Pembelajaran keterampilan
berbasis Internet, berikut ini penulis mencoba memberikan contoh Model
Pembelajaran Membaca Kritis Berbasis Internet.
I. Topik
: Membaca Kritis untuk Menulis Artikel
II. Tujuan
:
Setelah KBM selesai siswa mampu membuat tulisan berdasarkan hasil
membaca kritis yang diunduh dari internet.
III.Kegiatan Belajar Mengajar
Pertemuan 1:
- Siswa browsing di internet mencari bacaan untuk sumber
-

penulisannya.
Siswa membuat ringkasan setiap informasi yang diunduh.

Pertemuan 2:
-

Secara offline siswa melaporkan hasil kegiatan membaca kritis

melalui internet.
Siswa mengurutkan informasi secara logis dari ringkasan yang

telah dibuatnya.
- Siswa berdiskusi untuk menyempurnakan gagasan penulisan.
Pertemuan 3:

C.

Secara online siswa mengunduh informasi tambahan untuk

meyempurnakan gagasan penulisannya.


Secara offline siswa mengembangkan

tulisan

berdasarkan

informasi yang diunduh melalui internet.


IV. Organisasi Materi
- Topik Tugas Akhir
- Informasi yang sesuai dengan tugas akhir membaca kritis
- Kerangka tulisan sesuai topik
V. Metode Pembelajaran
- Penelusuran situs
- Diskusi
VI. Sumber dan Media Pembelajaran
Internet dengan berbagai situsnya
VII.
Unsur Penilaian
- Keruntutan Gagasan
- Ketepatan Pengambilan Informasi
- Kelengkapan Informasi
PENUTUP
Teknologi informasi dan Komunikasi dapat dimanfaatkan dalam segala bidang
kehidupan, termasuk bidang pendidikan. Pendidikan tidak bisa dilepaskan dari
perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi. TIK tidak lagi mejadi bahan asing
dalam dunia pendidikan tetapi sudah menjadi penting dan sangat mendukung dalam
dunia pendidikan. Salah satu bukti pentingnya TIK adalah untuk pemerataan pendidikan
dengan kondisi geografis Indonesia yang luas sangat diperlukan TIK. Perkembangan

teknologi informasi dan komunikasi yang semakin pesat telah merambah berbagai aspek
kehidupan manusia, termasuk menyentuh dunia pendidikan. Karena itu, sekolah dan guru
tidak dapat mengelak dari trend ini hanya karena persoalan anggaran atau pun persoalan
keterbatasan akses dan wawasan.
Melalui produk yang dihasilkannya manusia mampu mengubah prilaku hidup dan
pola pikirnya, baik secara positif maupun negatif. Misalnya prilaku tidak mau tertinggal,
ingin serba cepat, toleran, nerpikir kritis, dan kreatif. Oleh sebab itu, penggunaan
teknologi informasi yang tepat merupakan keterampilan yang sangat diperlukan pada saat
ini. Model pembelajaran yang mengarah pada penumbuhan prilaku positif dan pola
berpikir kritis dan kreatif perlu dirancang oleh para guru, khususnya guru Bahasa
Indonesia. Inovasi- inovasi dalam bidang pendidikan dan pembelajaran dapat dihasilkan.
Melalui pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi pendidikan di Indonesia bisa
lebih maju, menuju era pendidikan modern dengan tetap menunjukkan keindonesiaannya
Guru sejatinya memberi contoh kepada siswa bahwa teknologi merupakan suatu
keniscayaan yang sedang dihadapi, sehingga penguasaan teknologi adalah sesuatu yang
harus direbut oleh siswa. Pemanfaatan teknologi infomasi dan komunikasi dalam
kegiatan pembelajaran perlu diusahakan oleh guru sesuai dengan kemampuan masingmasing sekolah dan guru bersangkutan. Pelatihan internet dan aplikasi tertentu seperti
Microsoft Office khususnya powerpoint atau aplikasi membuat animasi penting dilakukan
untuk para guru di setiap sekolah agar para guru mampu melaksanakan kegiatan
pembelajaran berbasis TIK. Pelatihan tersebut baiknya diadakan di setiap sekolah dengan
melibatkan seluruh guru mata pelajaran sehingga akan ada pemerataan pemahaman
tentang materi pelatihan yang diberikan..

Tantangan-tantangan yang ada seperti keterbatasan anggaran untuk melengkapi


infrastruktur yang mendukung pada penguasaan teknologi informasi dan komunikasi ini
adalah fakta, namun satu hal yang perlu dilakukan adalah membuat satu langkah awal
yang mengarah pada penguasaan teknologi baik oleh guru maupun oleh siswa. Satu
langkah awal selalu diikuti oleh langkah berikutnya dan terkadang oleh suatu lompatan
besar. Karena itu, sekolah dan guru harus memprioritaskan penguasaan dan pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi dalam program prioritas. Seluruh sumber daya yang
ada secara sinergis diarahkan pada pencapaian program ini sehingga diharapkan
sebagaimana target pemerintah bahwa mulai tahun 2009, 75% sekolah menengah telah
memiliki akses internet dan menerapkan TIK dalam kegiatan pembelajaran di sekolah.
Semoga.

Rangkasbitung, 6 Februari 2011

DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan, Dendy Sugono, dan A. Rozak Zaidan. (Ed.). 2000. Bahasa Indonesia dalam Era
Globalisasi. Jakarta: Pusat Bahasa
Arifin, I. 2000. Profesionalisme Guru: Analisis Wacana Reformasi Pendidikan dalam Era
Globalisasi. Simposium Nasional Pendidikan di Universitas Muhammadiyah Malang, 2526 Juli 2001.

Efendi, Anwar (Ed). 2008. Bahasa dan Sastra dalam Berbagai Perspektif. Yogyakarta: Tiara
Wacana
Harina Yuhetty dan Hardjito, 2004, Edukasi Net Pembelajaran Berbasis Internet : Tantangan
dan Peluangnya dalam Mozaik Teknologi Pendidikan (Dewi salma dan Eveline Siregar),
Kencana Media Group dan Universitas Negeri Jakarta.
Hartoyo. 2010. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam Pembelajaran Bahasa.
Semarang: Pelita Insani.
Idris, Naswil, 2001, Pengembangan dan Peranan Sumber Daya Manusia di Era Teknologi
Informasi, Semarang
Moeliono, Anton. 2000. Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia dalam Era Globalisasi
dalam Hasan Alwi, Dendy Sugono, dan A. Rozak Zaidan (Ed.). Jakarta: Pusat Bahasa
Munsyi, Alif Danya. 2005. Bahasa Menunjukkan Bangsa. Jakarta: KPG
Pateda, Mansoer. 1991. Pengaruh Arus Globalisasi terhadap Pembinaan Bahasa di Indonesia.
Makalah Munas V dan Semloknas I HPBI: Padang: Panitia Penyelenggara
Purnawarman, P. 2002. Kolaborasi Melalui Internet: Pemanfaatan Internet dalam Mata Kuliah
Menulis Artikel Jurnal Bahasa dan Sastra Vol.2, No. 2. April 2001.
Rakhmat, J.1999 . Psikologi Komunikasi. Bandung: Rosdakarya
Rochaeni, Een; et.al. 2010. Prospek Penggunaan TIK dalam Pembelajaran Bahasa Ditinjau dari
Faktor Pendukung dan Penghambat. Artikel. http://eenrochaeni72.wordpress.com.
Schiffrin, Deborah. 2007. Ancangan Kajian Wacana (terjemahan dari: Approaches To
Discourse). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Semiawan, C.R. 1991. Mencari Strategi Pengembangan Pendidikan Nasional Menjelang Abad
XXI. Jakarta: Grasindo.

Setiawan, Denny.et.al.2008. Komputer dan Media Pembelajaran.Jakarta: Universitas Terbuka.


Thomas, Linda dan Shan Wareing. 2007. Bahasa, Masyarakat dan Kekuasaan (Terj. dari:
Language, Society and Power). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
W. Jorgensen, Marianne dan Louise J. Phillips. 2007. Analisis WacanaTeori dan Metode
(terjemahan dari: Discourse Analisys). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Anda mungkin juga menyukai