Chapter II 3
Chapter II 3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II-4
II-4
langsung
melalui
koil
maupun
pendingin
uap.
Dengan
2. Polimerisasi Suspensi
Polimerisasi suspensi adalah sistem batch yang sangat popular
untuk tahapan khusus pembuatan polistirena. Proses ini dapat digunakan
untuk memproduksi kristal maupun HIP. Untuk memperoduksi HIP,
stirena dan larutan karet diolah dengan bulk polymerized melalui fase
inverse. Kemudian disuspensikan ke dalam air untuk mendapatkan
suspense air dan minyak dengan menggunakan sabun atau zat pesuspensi.
Kemudian butiran suspense ini dipolimerisasi lagi sampai selesai dengan
menggunakan inisiator dan pemanasan bertahap. Fase air digunakan
sebagai heat sink dan media perpindahan panas terhadap jaket yang
dikontrol suhunya.
II-4
3. Polimerisasi Emulsi
Polimerisasi
emulsi
biasanya
digunakan
pada
proses
CH-CH2
n
Stirena
Polistirena
II-4
Bentuk
: Cair
Warna
: Jernih
Impur itas
Kemurnian
: Minimal 99,6%
Densitas (30oC)
: 0,906 gr/cm3
Rumus molekul
: NC6H5CH7CH2
Berat molekul
: 104,14
: 145,2 oC
: -30,6oC
Temperatur kritis
: 369,0oC
Tekanan kritis
: 37,6 atm
Volume kritis
: 3,55 cm3/gr
Kelarutan dalam
100 bagian di
:-
Air
: Sangat sedikit
Alkohol : -
Eter
:-
Bentuk
: Cair
II-4
Warna
: Jernih
Kemurnian
: Minimal 98%
Impur itas
: Maksimal 2% benzene
Densitas (30oC)
: 0,867 gr/cm3
Bentuk
: Padat
Warna
: Putih
Kemurnian
: Minimal 80%
Impur itas
: Maksimal 7% benzene
Densitas
: 890 Kg/m3
Titik Nyala
: 260oC
(Sumber : Immergut,1975)
2. Benzoil Peroksida
Bentuk
: Padat
Warna
: Putih
Kemurnian
: Minimal 10%
Rumus Molekul
Berat Molekul
: 242,23
Densitas
: 1344 Kg/m3
Tingkat Kelarutan
: Rendah
Titik lebur
: 103-105oC
II-4
Bentuk
: Padat
Warna
: Putih
Kemurnian
: Minimal 98%
Impur itas
Berat molekul
Indeks refraksi
: 1,58
Densitas
: 1050 Kg/m3
Spesific gravity
: 1,05
Tensile strength
: 4000 psi
Elongation, %
: 10
Modulus elasticity
: 20000 psi
(Sumber : Immergut,1975)
Kelebihan
Kekurangan
1. Polimerisasi Bulk :
- Bulk batch
- Prosesnya mudah.
- Sangat eksotermis.
- Kemurnian Produk.
II-4
Kelebihan
Kekurangan
tinggi.
- Alat-alat sederhana.
- Bulk continuous
- Membutuhkan
pengadukan dan alat
recycle.
tinggi.
- Pengontrolan suhu lebih
mudah.
2. Polimerisasi suspensi
- Dimungkinkan adanya
dengan panas
polimerisasi.
- Dimungkinkan
terjadinya kontaminasi
dengan panas
polimeriasi.
agen pengemulsi.
II-4
Kelebihan
- Beberapa proses
Kekurangan
- Berat molekul polimer
mungkin dilakukan
dengan menggunakan
dengan mudah
injeksi.
2.
Tahap reaksi
3.
Tahap akhir
II-4
1.
b. Etil Benzena
Etil Benzena sebagai pelarut disimpan dalam bentuk cair dalam tangki
penyimpan (T-02) pada suhu 30oC dan tekanan 1 atm, dialirkan ke
mixer 1(M-01) dengan menggunakan pompa sentrifugal P-02 dan
selanjutnya bersama stirena dan arus recycle dialirkan ke mixer 2 (M-02)
yang sebelumnya dipanaskan terlebih dahulu oleh pemanas HE-01.
II-4
2. Tahap Reaksi
Campuran stirena monomer, Etil Benzena, Polibutadiena dan inisiator
Benzoil Peroksida dimasukkan ke dalam reaktor (R-01) yang berupa
tangki berpengaduk. Reaksi yang terjadi adalah reaksi eksotermis
sehingga diperlukan pendingin dengan menggunakan jaket pendingin.
Sebagai pendingin digunakan air yang masuk pada suhu 30oC dan
keluar pada suhu 45oC. Kondisi operasi dalam reaktor dipertahankan
pada suhu 137oC dan tekanan 1 atm selama 7,6 jam untuk mencapai
konversi sebesar 85% (US Patent,1976).
3. Tahap Akhir
Produk yang keluar dari reaktor berbentuk slurry dengan
menggunakan pompa sentrifugal P-05 dialirkan ke devolatilizer yang
dioperasikan pada suhu 150oC dan tekanan vacuum 0,5 atm untuk
memisahkan sisa pereaktan dengan produk High Impact Polystyrene
berdasarkan titik didihnya. Sisa pereaktan yang berupa Stirena monomer,
II-4
pada
gudang (G03).