Hidrologi
Hidrologi di Provinsi Kepulauan Riau dapat dilihat dari 2 (dua) hal, yaitu air
permukaan dan air bawah tanah (hidrogeologi). Untuk memenuhi kebutuhan akan air
bersih, masyarakat memperolehnya dari air permukaan yang berupa air sungai, mata
air/air terjun, waduk, dan kolong, sedangkan air bawah tanah (hidrogeologi) didapat
dengan menggali sumur dangkal antara kedalaman 2 - 6 m.
Sungai-sungai yang ada umumnya kecil dan bersifat dangkal dengan debit air yang
kecil. Sedangkan sungai-sungai yang agak besar merupakan Daerah Aliran Sungai
(DAS) dan umumnya terdapat pada setiap Kabupaten, kecuali Kota Batam.
berada pada kedalaman 1-5 meter dari permukaan bawah setempat dimana airnya
jernih, berkualitas baik, dan berpotensi cukup untuk memenuhi kebutuhan air bersih
penduduk setempat, akuifer dangkal dengan penyebaran terbatas dijumpai sekitar
pantai dan alur-alur sungai, wilayah air tanah ini menyebar hampir di seluruh utara
hingga ke selatan. Wilayah air perbukitan, daerah meliputi perbukitan landai hingga
terjal, kedudukan akuifer untuk perbukitan landai penyebarannya cukup luas,
sedangkan wilayah air tanah pada daerah perbukitan terjal tersebar setempat-setempat
memanjang ke arah barat-timur. Di wilayah air tanah perbukitan landai batuan yang
bertindak sebagai akuifer adalah batuan batu pasir bersifat agak kompak dengan
ketebalan lebih dari 5 meter, dimana dibagian bawahnya diidentifikasi sebagai batuan
granit yang kedap air. Muka air tanah berkisar 5-7 meter, dengan potensi kecil;
sedangkan wilayah air tanah perbukitan terjal umumnya disusun oleh batuan granit,
diorit, liparit, dan batu pasir. Berdasarkan sifat fisik batuannya, air tanah di daerah ini
langka pada rongga dengan potensi sangat kecil. Sedangkan secara umum kondisi
hidrogeologi Provinsi Kepulauan Riau memiliki potensi air tanah rendah sampai
sangat rendah dengan ketinggian muka air tanah dangkal berkisar antara 0,5-1,0
meter dari permukaan tanah. Di Pulau Bintan tidak dijumpai sungai yang potensial
sebagai sumber air baku. Sungai yang agak besar seperti Sungai Gesek dan Sungai
Dompak mempunyai debit air sekitar 8-10m3/detik, tetapi biasanya praktis kering
pada musim kemarau panjang, sedangkan pada bagian hilirnya dipengaruhi oleh
instrusi air laut. Gugusan kepulauan Tambelan yang kondisi daerahnya perbukitan
dengan kemiringan di atas 40% dan daerah datar di sepanjang atau sempadan pantai.
Pada umumnya sungai yang ada relatif kecil, karena daerah perbukitan ada alur dan
anak sungainya. Berdasarkan pengamatan lapangan, umumnya hulu sungai
dimanfaatkan sebagai sumber air bersih masyarakat, sedangkan pada bagian hilir
sungai dimanfaatkan sebagai drainase makro.
Keberadaan hidrologi di kabupaten natuna dapat dilihat dari 2 hal, yaitu air
permukaan dan air tanah. Air permukaan yang terdapat diwilayah Kabupaten Natuna
berupa sungai, di antaranya Sungai Ranai yang terdapat di kecamatan Bunguran
Timur dan sungai lainnya. Untuk sungai Ranai dan sungai-sungai kecil lainnya di