Anda di halaman 1dari 4

RONA LINGKUNGAN

Iklim dan curah hujan


Curah hujan di Provinsi Kepulauan Riau cukup tinggi sehingga memiliki potensi
ketersediaan air yang melimpah pada musim hujan. Wilayah Kepulauan Riau
memiliki iklim tropis basah dengan curah hujan antara 2.000-3.000 mm per tahun,
dan memiliki dua musim setiap tahunnya, yaitu: Musim Penghujan, umumnya terjadi
antara Bulan November s/d April, dengan jumlah hari hujan rata-rata 162 hari serta
Musim Kemarau yang terjadi pada Bulan Mei s/d September. Adapun temperatur
rata-rata berkisar antara 27,2 C, dengan temperatur maksimum 35,3 C dan minimum
20,9 C.
Provinsi Kepulauan Riau mempunyai 4 macam perubahan arah angin yaitu:
-Februari : angin utara
-Mei : angin timur
-Agustus : angin selatan
-November : angin barat
Kecepatan angin terbesar adalah 9 knot pada bulan Desember-Januari, sedangkan
kecepatan angin terendah pada bulan Maret-Mei.
Iklim di Kabupaten Natuna sangat dipengaruhi oleh perubahan arah angin. Curah
hujan rata-rata berkisar 193,2 mm dengan rata-rata kelembaban udara sekitar 90,4%
dan temperatur lebih kurang 25,8 C.

Hidrologi
Hidrologi di Provinsi Kepulauan Riau dapat dilihat dari 2 (dua) hal, yaitu air
permukaan dan air bawah tanah (hidrogeologi). Untuk memenuhi kebutuhan akan air
bersih, masyarakat memperolehnya dari air permukaan yang berupa air sungai, mata
air/air terjun, waduk, dan kolong, sedangkan air bawah tanah (hidrogeologi) didapat
dengan menggali sumur dangkal antara kedalaman 2 - 6 m.
Sungai-sungai yang ada umumnya kecil dan bersifat dangkal dengan debit air yang
kecil. Sedangkan sungai-sungai yang agak besar merupakan Daerah Aliran Sungai
(DAS) dan umumnya terdapat pada setiap Kabupaten, kecuali Kota Batam.

DAS yang terbanyak terdapat di Kabupaten Bintan yaitu di Sekuning, Ekang,


Kangboi, Bopeng, Busung, Korindo, Kawal, Hangus dan Pengudang dan sumber
mata air di Gunung Lengkuas. Disamping itu di Bintan juga ada DAM di Sei Pulai,
Sei Jago dan di kawasan wisata Lagoi. Beberapa kolong bekas penambangan pasir di
Gunung Kijang, Galang Batang, Busung dan Pengujan. Di Kabupaten Lingga
terdapat Sungai Resun, Sungai Tenam, Sungai Buluh dan Marok Kecil dengan
sumber mata air di Gunung Daik, Gunung Muncung dan Batu Ampar. Disamping itu
di Kabupaten Lingga juga terdapat kolong eks penambangan timah di Pulau Singkep.
Di Batam terdapat 5 waduk atau dam yaitu Duriangkang, Mukakuning, Sekupang, Sei
Ladi dan Nongsa. Sedangkan di Kabupaten Natuna dan Anambas terdapat 1 DAS
yaitu di Antang dan sumber mata air yang terdapat di Nuraja, Gunung Datuk,
Tarempa, Temurun, Gunung Bani dan Gunung Kesayana. Sedangkan di kabupaten
Karimun terdapat DAS Sei Bati dan Selangat serta adanya kolong di Perayon, Kobel
dan Pasir Tempan. Sedangkan di Tanjungpinang tidak terdapat aliran sungai DAS
namun hanya Hutan Lindung Batukucing.
Sedangkan kondisi geomorfologi Kepulauan Riau terdiri dari batuan ubahan seperti
mika, genesis, dan batuan gunung api yang tersebar di bagian timur Kepulauan Riau,
batuan terobosan seperti granit muskovic dapat dijumpai di Pulau Kundur Bagian
Timur, batuan sedimen seperti serpih batu pasir, metagabro, yang tersebar di Pulau
Batam, Bintan, dan Pulau Buru. Selain itu juga terdapat batuan aluvium tua terdiri
dari lempung, pasir kerikil, dan batuan aluvium muda seperti lumpur, lanau, serta
kerakal.
Kondisi hidrogeologi dapat dilihat dari keberadaan air tanah yang dikelompokkan
menjadi dua wilayah air tanah yaitu wilayah pedataran dan wilayah perbukitan.
Wilayah air tanah pedataran, daerahnya meliputi pedataran alluvium dan pedataran
bergelombang. Di Kabupaten Bintan, kedudukan muka air tanah berkisar antara 1-7
meter dari permukaan tanah setempat. Akuifer umumnya dijumpai pada lapisan pasir
dan pasir lempungan dari endapan alluvium. Ketebalan akuifer ini berkisar antara 3-7
meter dari bagian bawahnya yang didasari oleh lempung atau batuan beku seperti
granit dan diorit yang langka kandungan air tanahnya. Di beberapa tempat air tanah

berada pada kedalaman 1-5 meter dari permukaan bawah setempat dimana airnya
jernih, berkualitas baik, dan berpotensi cukup untuk memenuhi kebutuhan air bersih
penduduk setempat, akuifer dangkal dengan penyebaran terbatas dijumpai sekitar
pantai dan alur-alur sungai, wilayah air tanah ini menyebar hampir di seluruh utara
hingga ke selatan. Wilayah air perbukitan, daerah meliputi perbukitan landai hingga
terjal, kedudukan akuifer untuk perbukitan landai penyebarannya cukup luas,
sedangkan wilayah air tanah pada daerah perbukitan terjal tersebar setempat-setempat
memanjang ke arah barat-timur. Di wilayah air tanah perbukitan landai batuan yang
bertindak sebagai akuifer adalah batuan batu pasir bersifat agak kompak dengan
ketebalan lebih dari 5 meter, dimana dibagian bawahnya diidentifikasi sebagai batuan
granit yang kedap air. Muka air tanah berkisar 5-7 meter, dengan potensi kecil;
sedangkan wilayah air tanah perbukitan terjal umumnya disusun oleh batuan granit,
diorit, liparit, dan batu pasir. Berdasarkan sifat fisik batuannya, air tanah di daerah ini
langka pada rongga dengan potensi sangat kecil. Sedangkan secara umum kondisi
hidrogeologi Provinsi Kepulauan Riau memiliki potensi air tanah rendah sampai
sangat rendah dengan ketinggian muka air tanah dangkal berkisar antara 0,5-1,0
meter dari permukaan tanah. Di Pulau Bintan tidak dijumpai sungai yang potensial
sebagai sumber air baku. Sungai yang agak besar seperti Sungai Gesek dan Sungai
Dompak mempunyai debit air sekitar 8-10m3/detik, tetapi biasanya praktis kering
pada musim kemarau panjang, sedangkan pada bagian hilirnya dipengaruhi oleh
instrusi air laut. Gugusan kepulauan Tambelan yang kondisi daerahnya perbukitan
dengan kemiringan di atas 40% dan daerah datar di sepanjang atau sempadan pantai.
Pada umumnya sungai yang ada relatif kecil, karena daerah perbukitan ada alur dan
anak sungainya. Berdasarkan pengamatan lapangan, umumnya hulu sungai
dimanfaatkan sebagai sumber air bersih masyarakat, sedangkan pada bagian hilir
sungai dimanfaatkan sebagai drainase makro.
Keberadaan hidrologi di kabupaten natuna dapat dilihat dari 2 hal, yaitu air
permukaan dan air tanah. Air permukaan yang terdapat diwilayah Kabupaten Natuna
berupa sungai, di antaranya Sungai Ranai yang terdapat di kecamatan Bunguran
Timur dan sungai lainnya. Untuk sungai Ranai dan sungai-sungai kecil lainnya di

kecamatan Bunguran Timur ini umumnya di Gunung Ranai, sungai-sungai kecil


tersebut diantaranya sungai Ngusang, sungai Sarang Batunagis, Sungai Batukilang,
sungai Jemengan, sungai Silman dan sungai Senipak. Selain sungai, air permukaan
terdapat juga di kecamatan Bunguran Timur yaitu air terjun Gunung Ranai dan di
kecamatan Bunguran Tengah yaitu air terjun Air Lengit. Sumber air tanah yang
terdapat di Kabupaten Natuna berkisar 1-3 m wilayah daratan, sedangkan pada
wilayah yang topografinya berbukit-bukit kedalaman muka air tanah berkisar 1-7 m.

Anda mungkin juga menyukai