Anda di halaman 1dari 8

PRAKTIKUM BATUBARA

LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL


PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BAB VIII
PENUTUP
8.1. Kesimpulan
Dalam praktikum Batubara, dapat diambil kesimpulan, yaitu
sebagai berikut :
1. Batubara adalah mineral organik yang dapat terbakar, terbentuk

dari sisa tumbuhan purba yang mengendap, selanjutnya berubah


bentuk akibat proses fisika dan kimia yang berlangsungt selama
jutaan tahun.
2. Terdapat dua teori yang menjelaskan tentang tempat dalam
proses pembentukan batubara, yaitu :
a. Teori insitu, proses pembentukan batubara terjadi di tempat
asal tumbuhan tersebut berada. Tumbuhan yang telah mati,
akan langsung tertimbun lapisan sedimen dan kemudian
mengalami

pembatubaraan

tanpa

mengalami

proses

perpindahan tempat.
b. Teori drift, batubara terbentuk bukan di tempat asal tumbuhan
itu berada. Tumbuhan yang telah mati akan terangkut oleh air
hingga terkumpul di suatu tempat dan mengalami proses
sedimentasi dan pembatubaraan.
3. Faktor yang memepengaruhi pembentukan batubara, yaitu :
a. Material dasar, yaitu flora atau tumbuhan yang tumbuh
beberapa juta tahun yang lalu, yang kemudian terakumulasi
pada suatu lingkungan dan zona fisioografi.
b. Proses dekomposisi, yaitu proses transformasi biokimia dari
material dasar untuk

pembentukdari batubara menjadi

batubara.
c. Umur geologi, yakni skala waktu (dalam jutaan tahun), yang
menyatakan beberapa lama material dasar yang diendapkan
lalu mengalami transformasi.
d. Posisi geoteknik yang dapat
pembentukan suatu lapisan batubara.

Kelompok 8

mempengaruhi

proses

PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

e. Keadaan Topografi Daerah yaitu Daerah tempat tumbuhan


berkembang baik merupakan daerah yang relatif mempunyai
ketersediaan air. Tempat tersebut mempunyai topografi yang
relative lebih rendah dibandingkan dengan daerah yang ada
disekelilingnya.
f. Proses Penurunan Cekungan Sedimen

yaitu Cekungan

sedimentasi yang ada di alam relative dinamis, artinya dasar


cekungan

akan

megalami

proses

penurunan

atau

pengangkatan.
g. Sejarah setelah pengendapan yaitu makin dekat posisi
cekungan sedimentasi terhadap posisi geoteknik yang selalu
dinamis, akan mempengaruhi perkembangan batubara.
h. Struktur geologi cekungan sedimen yaitu makin banyak
perlipatan dan pensesaran yang terjadi di lapisan sedimen
yang

mengandung

batubara,

secara

teoritis

akan

meningkatkan kualitas dari batubara.


i. Metamorfosa organic yaitu Peningkatan mutu batubara sangat
ditentukan oleh faktor tekanan dan waktu. Tekanan dapat
diakibatkan oleh sedimen.
4. Sampling secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu proses
pengambilan sebagian kecil contoh (sample) dari suatu material
sehingga

karakteristik

contoh

material

tersebut

mewakili

keseluruhan material yang ada.


5. Untuk menghindari kesalahan dalam proses sampling maka

dibutuhkan beberapa persyaratan, yaitu :


a. Metode standar harus benar ( ISO, BS, ASTM, atau JIS )
b. Penentuan jumlah Increment harus benar
c. Peralatan sampling serta ukuran harus standar
d. Pengambilan contoh harus benar
6. Preparasi merupakan kegiatan untuk mempersiapkan sampel agar
dapat

dianalisa,

sehingga

mengerti

dalam

proses-proses

preparasi sampel dan mengetahui alat-alat yang digunakan.

Kelompok 8

PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

7. Material yang digunakan pada preparasi sampel adalah batubara

dengan kalori 7300 kkal/kg, untuk analisa briket batubara


digunakan material berukuran 1-3 mm sebanyak 2000 gram.
8. Analisa total moisture digunakan material batubara berukuran <
0,425 mm sebanyak 50 gram.
9. batubara non-karbonisasi adalah briket batubara yang tidak
mengalami dikarbonisasi sebelum diproses menjadi briket dan
harganya pun lebih murah karena zat terbangnya masih
terkandung dalam briket batubara maka pada penggunaannya
lebih

baik

menggunakan

tungku

sehingga

menghasilkan

pembakaran yang sempurna.


10. Briket batubara non-karbonisasi biasa yang paling baik adalah
briket batubara non-karbonisasi biasa 1 hal ini dikarenakan
komposisinya yang seimbang, dengan batubara 60%, kanji 20%
dan kaolin 20% membuat briket campuran ini kompak dengan
warna hitam dan permukaan yang cukup kasar.
11. Briket batubara non-karbonisasi biomassa yang paling baik adalah
briket batubara non-karbonisasi biomassa 1. Hal ini dikarenakan
komposisinya yang cukup seimbang batubara 60%, kanji 10%,
kaolin 10%, serbuk kayu 10% dan kapur 10% membuat briket
campuran ini cukup kompak dengan warna kecokelatan dan
permukaan yang kasar.
12. Briket batubara non-karbonisasi biasa yang paling tidak baik
adalah

briket

batubara

non-karbonisasi

biasa

2,

hal

ini

dikarenakan campuran kanji sebesar 20% membuat briket pada


saat dicetak sangat lembek dan ukurannya relatif lebih kecil
daripada briket lainnya.
13. Briket batubara non-karbonisasi biasa yang paling tidak baik
adalah briket batubara non-karbonisasi biomassa 2. Dengan
komposisi batubara 65%, kanji 10%, kaolin 10%, serbuk kayu 10%
dan kapur 5% membuat briket agak rapuh pada saat dipegang,
hal ini mungkin dikarenakan pada saat pencampuran kurang

Kelompok 8

PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

merata dan kurangnya kaolin pada saat pencampuran. Briket ini


berwarna hitam dikarenakan campuran batubara sebesar 65%
namun kurang kompak dan memiliki permukaan yang cukup
kasar.
14. Pada saat uji pembakaran, terlebih dahulu briket direndam
menggunakan minyak tanah selama 5 menit,10 menit dan 15
menit tiap 1 kotak yang berisikan sampel biasa 1,biasa
2,biomassa 1,maupun biomassa 2.
15. Untuk menganalisa asap pada sampel batubara digunakan lup
untuk mengetahui warna asli asap pada briket sebelum dicampuri
minyak tanah.
16. Untuk menganalisa kemudahan terbakar yaitu dengan cara pada
saat pembakaran briket kita liat waktu dan warna apa sudah mulai
terbakarnya briket tersebut.
17. Dalam menganalisa abu kita cuma perlu melihat berwarna apa
abu hasil dari pembakaran briket.
18. Briket batubara karbonisasi adalah briket batubara yang bahan

bakunya adalah batubara yang dikarbonisasi sebelum menjadi


briket prosesnya sendiri dimulai dari suhu 200 oC1000oC dimana
memerlukan suhu yang tinggi menjadi mengapa dalam aplikasi
pembuatan briket banyak ditinggalkan, terutama skala kecil
menengah.
19. Proses karbonisasi pada pembuatan briket dilakukan dengan
tujuan mengurangi zat terbang yang dihasilkan dari pembakaran
briket. Secara tidak langsung juga dapat meningkatkan kalori dan
mengurangi kadar air dari batubara tersebut.
20. Hasil pencetakan briket semuanya terbentuk sempurna karena
persentase dari semua campuran yang sangat baik.
21. Persentase komposisi yang dipakai dalam campuran bahan briket,
yaitu:
a. Campuran 1 (briket biasa 1) terdiri dari 60 % batubara, 20 %
kaolin dan 20 % kanji.

Kelompok 8

PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

b. Campuran 2 (briket biasa 2) terdiri dari 65 % batubara, 20 %


kaolin dan 15 % kanji.
c. Campuran 3 (briket biomassa 1) terdiri dari 60 % batubara, 10
% kaolin, 12 % kanji, 10 % serbuk kayu dan 10 % kapur.
d. Campuran 4 (briket biomassa 2) terdiri dari 65 % batubara, 10
% kaolin, 15 % kanji, 10 % serbuk kayu dan 5 % kapur.
22. Briket batubara karbonisasi yang baik atau yang paling kompak
adalah briket batubara karbonisasi biasa 2.
23. Briket batubara karbonisasi yang kurang baik atau kurang kompak
adalah briket batubara karbonisasi biomassa 4.
24. Briket batubara karbonisasi yang paling cepat terbakar adalah
briket batubara karbonisasi biomassa 3.
25. Briket batubara karbonisasi yang paling lambat terbakar adalah
briket batubara karbonisasi biasa 1.
26. Mixing didefinisikan sebagai penataan ulang partikel secara acak
dengan bantuan energi mekanik, misalnya alat yang dengan
energi putar dalam volume tetap.
27. Proses pencampuran dilakukan dengan alat mixing selama 15
menit pada tiap campuran, agar hasil yang didapat sesuai dengan
yang diinginkan.
28. Dalam menyusun suatu blending plan, hal-hal yang perlu
diperhatikan dan ditentukan adalah parameter yang bersifat
kualitatif dan strategi pencampuran.
29. Komposisi yang dipakai dalam campuran batubara, yaitu:
a. Campuran pertama batubara non-karbonisasi kalori 7300 kkal
dengan berat 400 gram dicampur dengan batubara nonkarbonisasi kalori 5300 kkal dengan berat 400 gram.
b. Campuran pertama batubara karbonisasi kalori 7300 kkal
dengan berat 400 gram dicampur dengan batubara karbonisasi
kalori 5300 kkal dengan berat 400 gram.
30. Hasil pencampuran batubara pada campuran yang pertama
adalah batubara non-karbonisasi kalori 6300 kkal, sedangkan
untuk campuran kedua batubara karbonisasi kalori 6300 kkal.
31. Total moisture adalah seluruh jumlah air yang terdapat pada
batubara dalam bentuk inherent dan adherent pada kondisi saat
Kelompok 8

PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

batubara tersebut diambil contohnya (as sample) atau pada


kondisi saat batubara tersebut diterima (as received).
32. Jenis-jenis analisa yang biasa dilakukan dalam total moisture,
yaitu :
a. Analisa proksimat merupakan suatu metode analisis kimia
untuk mengidentifikasi kandungan nutrisi seperti protein,
karbohidrat, lemak dan serat pada suatu makanan dari bahan
pakan atau pangan.
b. Analisa

ultimat

dijalankan

dengan

analisa

kimia

untuk

menentukan kadar karbom (C), hydrogen (H), Oksigen (O2),


nitrogen (N) dan belerang (S).
c. Nilai kalor merupakan nilai kalor pada proses pembakaran
semua air yang ada di dalam batubara yang dihitung dalam
wujud air (kalor gross) dan wujud gas (kalor net).
d. Total sulfur dalam batubara dapat dijumpai dalam wujud mineral
pirit, kalsium sulfat, atau belerang organic.
e. Analisa abu yang terjadi pada pembakaran batubara akan
membentuk oksida SiO2, Al2O3, Fe2O2, TiO2, Mg3O4, CaO,
dan lain-lain.
f. Indeks gerus merupakan analisa untuk menentukan sukar
tidaknya batubara tersebut digerus untuk dijadikan bahan bakar
serbuk.
33. Air yang terdapat dalam batubara dapat dibagi dalam tiga bentuk,
yaitu :
a. Inherent moisture adalah air yang secara fisik terikat dalam
rongga-rongga kapiler serta pori-pori batubara yang relatif kecil,
serta

memiliki

tekanan

uap

air

yang

lebih

kecil

jika

dibandingkan dengan tekanan uap air yang terdapat di


permukaan batubara.
b. Adherent moisture adalah air yang terdapat di permukaan
batubara atau di dalam pori-pori batubara yang relatif besar.
c. Air Kristal ialah air yang terikat secara kimia pada mineralmineral dalam batubara.

Kelompok 8

PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

8.2. Saran
Saran yang dapat diberikan untuk pelaksanaan praktikum
batubara adalah sebagai berikut :
1. Kerjasama antar praktikan agar lebih ditingkatkan lagi pada saat

praktikum.
2. Penggunaan peralatan safety hendaknya selalu digunakan pada
saat praktikum berlangsung agar tidak terjadinya kecelakaan.
3. Sebaiknya praktikan lebih berhati-hati saat menggunakan palu
saat mengecilkan ukuran batubara.
4. Sebaiknya ketika menggunakan crusher, jumlah batubara yang
digunakan disesuaikan dengan jumlah material hasil yang
diinginkan.
5. Sebaiknya sebelum memulai praktikum praktikan terlebih dahulu
mamahami cara kerja alat yang hendak digunakan.
6. Sebaiknya pada saat pencetakan briket tekanan yang diberikan
pada setiap sampel adalah sama.
7. Pada saat pemindahan briket, diharapkan agar lebih berhati hati
agar tidak merusak briket.
8. Pada saat mencampur bahan sebaiknya dilakukan secara teliti dan
merata agar briket yang dihasilkan sempurna dan material yang
menempel pada dinding wadah tidak ada yang tertinggal atau
tersisa.
9. Pada saat melakukan mixing putar alat dengan kecepatan

konstan agar campuran batubara merata.

Kelompok 8

PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

10. Sebaiknya pada komposisi briket biomassa, komposisi kanji

sedikit diperbanyak agar briket yang dihasilkan kompak tidak


pecah.

Kelompok 8

Anda mungkin juga menyukai