SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat
guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam
Ilmu Pendidikan Kimia
Oleh:
NUNIK HIDAYATI
NIM: 083711019
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2012
ii
iii
iv
ABSTRAK
Judul
Penulis
NIM
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur alhamdulillah selalu terpanjatkan kepada Allah SWT yang
telah memberikan segala rahmat, inayah dan hidayahNya kepada penulis yang
tidak memiliki kekuatan sedikit sehingga hanya berkat rahmatNya penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi dengan sebaik-baiknya. Shalawat serta salam
selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang telah meluruskan
umat manusia ke jalan yang diridhoi oleh Allah SWT.
Skripsi ini berjudul Penerapan Pembelajaran Kimia Mengunakan
Metode Praktikum dalam Meningkatkan Keterampilan Berfikir Tingkat Tinggi
Siswa pada Materi Pokok Kesetimbangan Kimia Kelas XI SMK Diponegoro
Banyuputih Batang, disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S-1) Fakultas Tarbiyah Institut Agama
Islam Negeri Walisongo Semarang.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa
skripsi ini sangat sulit terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan, dukungan dan
doa dari semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena
itu pada kesempatan ini penulis mengaturkan banyak terima kasih kepada :
1. DR. Sujai, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam
Negeri Walisongo Semarang
2. Atik Rahmawati, S.Pd.,M.Si, selaku pembimbing I yang telah bersedia
meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya, untuk memberikan bimbingan dan
pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
3. Drs. Mahfud Junaedi, M.Ag, selaku pembimbing II yang telah bersedia
meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya, untuk memberikan bimbingan dan
pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
4. Segenap dosen pengajar di lingkungan Fakultas Tarbiyah Institut Agama
Islam Negeri Walisongo Semarang, terkhusus Segenap dosen Kimia yang
tidak bosan-bosannya memberikan ilmu pengetahuannya kepada penulis
sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini.
vii
Nunik Hidayati
NIM. 083711019
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................
ii
PENGESAHAN ...........................................................................................
iii
iv
ABSTRAK ...................................................................................................
vi
vii
ix
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...........................................................
B. Rumusan Masalah.....................................................................
11
12
13
13
14
15
16
17
24
ix
25
27
29
30
36
37
39
41
41
2. Siklus 1 .................................................................................
41
3. Siklus 2 .................................................................................
49
B. Pembahasan ..............................................................................
55
55
2. Siklus 1 .................................................................................
56
3. Siklus 2 .................................................................................
59
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ...............................................................................
65
B. Saran-saran ...............................................................................
66
C. Penutup .....................................................................................
66
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
BAB I
PENDAHULUAN
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm. 79.
Re-invensi
Kebermaknaan
Pembelajaran,
Isjoni, Guru Sebagai Motivator Perubahan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm.
11.
5
Raymond Chang, Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti, (Jakarta: Erlangga, 2005), jil. 1,
hlm.3-4.
Wawancara dengan Arini Ainul Hanifah,S.Pd (guru kimia SMK Diponegoro Banyuputih
Batang), Tanggal 28 Nopember 2011.
melalui kegiatan penyampaian dan tukar menukar pesan atau informasi oleh
setiap guru dan peserta didik.8
Praktikum merupakan proses pemecahan masalah melalui kegiatan
manipulasi variabel dan pengamatan variabel. Praktikum merupakan salah
satu pengajaran yang berpusat pada peserta didik yang mengambarkan
strategi-strategi pengajaran dimana guru lebih memfasilitasi dari pada
mengajar langsung. Dalam strategi pengajaran yang berpusat pada peserta
didik, guru secara sadar menempatkan perhatian yang lebih banyak pada
keterlibatan, inisiatif, dan interaksi sosial peserta didik. Tujuan-tujuan yang
banyak dicapai dengan efektif dengan strategi pembelajaran yang berpusat
pada
peserta
didik
meliputi:
pengembangan
proses
keterampilan
dan
pengembangan
keterampilan-keterampilan
penelitian
dan
pemecahan masalah.
Melalui praktikum peserta didik juga dapat mempelajari sains dan
pengamatan langsung terhadap gejala-gejala maupun proses-proses sains,
dapat melatih keterampilan berfikir ilmiah, dapat menanamkan dan
mengembangkan sikap ilmiah, dapat menemukan dan memecahkan berbagai
masalah baru melalui metode ilmiah dan lain sebagainya. Kemampuan ini bisa
dikembangkan melalui kegiatan praktikum.
Dalam mempelajari kimia tanpa menemukan fakta dan konsep adalah
tidak sesuai dengan proses belajar bermakna. Kesulitan peserta didik dalam
menemukan fakta dan konsep apabila tidak diatasi akan menghambat
tercapainya tujuan pendidikan. Oleh karena itu, keterampilan berfikir tingkat
tinggi untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
Ahmad Rohani, Media Instruksional Edukatif, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997), hlm. 1.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka permasalahan yang timbul adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan metode praktikum dalam pembelajaran kimia untuk
meningkatkan keterampilan berfikir tingkat tinggi peserta didik pada
materi pokok kesetimbangan kimia kelas XI TKJ 1 SMK Diponegoro
Banyuputih Batang tahun ajaran 2011/2012?
2. Apakah penerapan metode praktikum dalam pembelajaran kimia
meningkatkan keterampilan berfikir tingkat tinggi peserta didik pada kelas
XI TKJ 1 SMK Diponegoro Banyuputih Batang tahun ajaran 2011/2012?
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
Kajian penelitian yang relevan merupakan deskripsi hubungan antara
masalah yang diteliti dengan kerangka teoritik yang dipakai, serta
hubungannya dengan penelitian yang terdahulu yang relevan. Pada dasarnya
urgensi kajian penelitian adalah sebagai bahan atau kritik terhadap penelitian
yang ada baik mengenai kelebihan maupun kekurangannya sekaligus sebagai
bahan perbandingan terhadap kajian yang terdahulu. Untuk menghindari
terjadinya pengulangan hasil temuan yang membahas permasalahan yang
sama baik dalam bentuk skripsi, buku dan dalam bentuk lainnya, maka
peneliti akan memaparkan karya-karya yang relevan dalam penelitian ini.
1. Renee E. Weiss, Designing Problems To Promote Higher Order
Thingking, New Directions For Taeching and Learning, No 95, Fall
2003. Penelitian ini bertujuan untuk mempromosikan pemikiran tingkat
tinggi dikalangan mahasiswa dengan desain Problem Based Learning
(PBL), penelitian tersebut menyimpulkan bahwa dengan memperhatikan
PBL dapat meningkatkan pemikiran tingkat tinggi pada mahapeserta didik.
2. Michael H. Hopson, Richard L. Simms dan Gerald A. Knezek, Using a
Technolog-Enriched Environment to Improve Higher-Order Thinking
Skills, Journal of Research on Technology in Education, Volume 34, No
2, 2001-2002. Penelitian ini meneliti efek dari teknologi dikelas pada
pengembangan peserta didik keterampilan berpikir tingkat tinggi dan sikap
mahasiswa
didik
terhadap
komputer.
Dengan
adanya
teknologi
B. Metode Praktikum
1. Pengertian Metode Praktikum
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Dalam
kegiatan
mengajar, metode
!"#
'
.$ %
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2006), hlm. 46.
2 Muhammad Atiyah Al-Abrosyi, Dar Ihya Al-Kutub Al-Arobiyah, (tt: Rukhu al tarbiyah
wa al ta lim, 1950), hlm. 267
(!)
*
+,-
.
$
/*
0
>
.1!-
23
43 4*
"*56 7
8 9: ;$ <=
Dinamika
kurikulum
yang
diimplementasikan
sangat
keberhasilan
dalam
pencapaian
tujuan
belajar.
10
e. Strategi Asesmen
Menurut Lazarowitz dan Tamir (1994), ketika objek yang di
pelajari diperlihatkan pada peserta didik, ternyata tes performance
menunjukkan sebagai alat ukur yang lebih valid untuk mengukur
keterampilan proses maupun penalaran logis, dibandingkan dengan
mengunakan paper pencil test.8
3. Tahap-tahap Metode Praktikum
Pada pelaksanaan praktikum agar hasil yang diharapkan dapat
dicapai dengan baik maka perlu dilakukan langkah-langkah sebagai
berikut:9
a. Langkah persiapan
Persiapan yang baik perlu dilakukan untuk memperkecil
kelemahan-kelemahan atau kegagalan-kegagalan yang dapat muncul.
Persiapan untuk metode praktikum antara lain:
1) Menetapkan tujuan praktikum.
2) Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
3) Mempersiapkan tempat praktikum.
4) Mempertimbangkan jumlah peserta didik dengan jumlah alat yang
tersedia dan kapasitas tempat praktikum
5) Mempersiapkan faktor keamanan dari praktikum yang akan
dilakukan.
6) Mempersiapkan tata tertib dan disiplin selama praktikum.
7) Membuat petunjuk dan langkah-langkah praktikum.
11
b. Langkah pelaksanaan
1) Sebelum melaksanakan praktikum, peserta didik mendiskusikan
persiapan dengan guru, setelah itu baru meminta keperluan
praktikum (alat dan bahan).
2) Selama berlangsungnya proses pelaksanaan metode praktikum,
guru perlu melakukan observasi terhadap proses praktikum yang
sedang dilaksakan baik secara menyeluruh maupun perkelompok.
c. Tindak lanjut metode praktikum
Setelah melaksanakan praktikum, kegiatan selanjutnya adalah:
1) Meminta peserta didik membuat laporan praktikum.
2) Mendiskusikan masalah-masalah yang terjadi selama praktikum.
3) Memeriksa kebersihan alat dan menyimpan kembali semua
perlengkapan yang telah digunakan.
4. Kelebihan dan kekurangan metode praktikum
Metode praktikum mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai
berikut:10
a. Kelebihan Metode Praktikum
1. Membuat peserta didik lebih percaya atas kebenaran atau
kesimpulan berdasarkan percobaannya.
2. Dapat membina peserta didik untuk membuat trobosan-trobosan
baru dengan penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat
bagi kehidupan manusia.
3. Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk
kemakmuran umat manusia.
b. Kekurangan Metode Praktikum
1. Metode ini lebih sesuai dengan bidang-bidang sains dan teknologi.
2. Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan
yang tidak selalu mudah diperoleh dan mahal.
10
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2006), hlm. 84-85.
12
mengalami
untuk
membuktikan
sendiri
suatu
11
13
adalah
menemukan
hubungan-hubungan,
menetapkan
sangkut-paut.
Beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan, bahwa berfikir
merupakan aktifitas psikis yang intensional terhadap suatu hal atau
persoalan dan tetap berupaya untuk memecahkannya, dengan cara
menghubungkan satu persoalan dengan yang lain, sehingga mendapatkan
jalan keluar.
Bentuk proses berfikir yang dilakukan oleh setiap orang dalam
memecahkan masalah tidak harus sama, tetapi dapat disesuaikan dengan
persoalan yang sedang dihadapinya. Hal ini sangat tergantung pada ringan
dan beratnya persoalan yang sedang dihadapi. Ada dua cara yang harus
digunakan oleh seseorang agar memperoleh pemahaman terhadap sesuatu
hal atau hasil dari pemecahan persoalan yang dihadapinya. Adapun dua
cara tersebut adalah: pengalaman dan pengertian ilmiah
Oleh karena itu, proses dalam memperoleh pengertian dapat
melalui beberapa tingkat antara lain: 12
a. Menganalisa
Pada tingkat ini seseorang dapat mengadakan analisa jenis
beserta ciri-cirinya.
b. Mengadakan Komparasi
Setelah mengetahui ciri-cirinya, maka ciri satu dengan yang
lainnya dikomparasikan, sehingga menghasilkan ciri yang berbeda.
c. Mengadakan Abstraksi
Dalam tahap ini seseorang menyatukan ciri-ciri yang sama dan
mengesampingkan ciri-ciri yang berbeda.
12
14
d. Kesimpulan
Setelah mengadakan abstraksi, selanjutnya menarik kesimpulan
dengan tetap memberikan batasan pada pengertian yang diangkat.
2. Teori Perkembangan Kemampuan Berfikir
Sesuai
pandangan
Piaget,
struktur
pengetahuan
deklaratif
memperoleh
pengetahuan
deklaratif melibatkan
pengetahuan
15
fraenkel
(1980),
berfikir
merupakan
pembentukan
13
14
Iskandar, Psikologi Pendidikan, (Ciputat: Gaung Persada Press, 2009), hlm. 86-87.
16
peserta didik menjadi problem solver yang lebih baik. Untuk itu guru
harus menyediakan masalah (soal) yang memungkinkan peserta didik
mengunakan keterampilan berfikir tingkat tinggi.
Secara umum, keterampilan berfikir terdiri atas empat tingkat,
yaitu:
15
rendah. Keterampilan ini hampir otomatis atau refleksi sifatnya; (b) dasar
(basic thinking), keterampilan ini meliputi memahami konsep-konsep; (c)
kritis (critical thinking) adalah berfikir yang memeriksa, menghubungkan,
dan mengevaluasi semua aspek situasi atau masalah. Termasuk
didalamnya mengumpulkan, mengorganisir, mengingat dan menganalisa
informasi. Berfikir kritis termasuk kemampuan membaca dengan
pemahaman dan mengidentifikasi materi yang dibutuhkan dan tidak
dibutuhkan. Kemampuan menarik kesimpulan yang benar dari data yang
diberikan dan mampu menentukan ketidak konsistenan dan pertentangan
dalam sekelompok data merupakan bagian dari keterampilan berfikir
kritis. Dengan kata lain, berfikir kritis adalah analitis atau reflektif; (d) dan
kreatif (creative thinking) yang sifatnya orisinil dan reflektif. Hasil dari
keterampilan ini adalah sesuatu yang komplek. Kegiatan yang dilakukan
diantaranya menyatukan ide, menciptakan ide baru dan menentukan
efektifitasnya. Berfikir kreatif meliputi juga kemampuan menarik
kesimpulan yang biasanya mengeluarkan hasil akhir yang baru.
Dua tingkat berfikir terakhir inilah (berfikir kritis dan berfikir
kreatif) yang disebut sebagai keterampilan berfikir tingkat tinggi yang
harus dikembangkan dalam pembelajaran kimia.
D. Kesetimbangan Kimia
Kimia adalah ilmu tata susunan, sifat, dan reaksi suatu unsur atau zat.
Sedangkan ilmu kimia adalah bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (Natural
15
17
16
18
18
19
merah
Fe3+(aq)
kuning pucat
SCN-(aq)
tidak berwarna
Jika ditambah NaSCN pada larutan maka konsentrasi dari SCNakan bertambah. Akibatnya ion Fe3+ akan bereaksi dengan ion SCN-,
sehingga kesetimbangan bergeser dari kanan ke kiri, dengan
persamaan:
FeSCN2+(aq)
Fe3+(aq)
SCN-(aq)
19
Raymond Chang, Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti, (Jakarta: Erlangga, 2005), jild 2,
hlm. 79-80
20
20
Fe3+(aq)
SCN-(aq)
21
konsentrasi,
tekanan
atau
volume
akan
dari N2O4
adalah proses
58,0
58,0
22
(a)
(b)
Gambar 2.2 (a) Dua bola mengandung gas NO2 dan N2O4 pada
kesetimbangan. (b) Bila suatu bola direndam dalam air es (kiri),
warnanya akan lebih muda, yang menunjukkan pembentukan gas
N2O4 yang tak berwarna. Bila bola lainnya direndam dalam air panas
(kanan), warnanya akan menjadi lebih tua yang menunjukkan
peningkatan NO2.
d. pengaruh katalis
Katalis
meningkatkan
laju
terjadinya
reaksi.
Katalis
mempengaruhi laju reaksi maju sama besar dengan reaksi balik. Jadi,
keberadaan katalis tidak mengubah konstanta kesetimbangan, dan
tidak mengeser posisi sistem kesetimbangan.
Panambahan katalis pada campuran reaksi yang tidak berada
pada kesetimbangan akan mempercepat laju reaksi maju dan reaksi
balik sehingga campuran kesetimbangan tercapai lebih cepat.
Campuran kesetimbangan yang sama dapat diperoleh tanpa katalis,
tetapi kita mungkin harus menunggu lama agar kesetimbangan terjadi.
Pengaruh katalis terhadap kesetimbangan kimia ditunjukkan pada
gambar 1.1
23
Tan
Deng
katalis)
tetapi
hanya
mempercepat
tercapainya
kesetimbangan.
21
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). PTK merupakan salah satu bentuk penelitian yang
dilakukan di kelas. PTK umumnya dilakukan oleh guru bekerja sama dengan
peneliti atau ia sendiri sebagai guru berperan ganda melakukan penelitian
individu di kelas, sekolah atau tempat ia mengajar dengan tujuan
penyempurnaan atau peningkatan proses pembelajaran. PTK sesuai namanya
bersifat terbatas dalam arti keluasan objek dan sasaran yang menjadi pusat
perhatian penelitiannya.1
Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan yang
nyata yang terjadi di dalam kelas. PTK juga bertujuan untuk meningkatkan
kegiatan nyata guru dalam pengembangan profesionalnya. Pada intinya PTK
bertujuan untuk memperbaiki berbagai persoalan nyata dan praktis dalam
peningkatan mutu pembelajaran di kelas yang dialami langsung dalam
interaksi antara guru dengan peserta didik yang sedang belajar.2
Untuk mempermudah penerapan prinsip-prinsip tindakan, sebelum
mulai melaksankan tindakan guru perlu menyusun rencana tindakan. Dalam
penyusunan rencana, sebaiknya menggunakan prinsip perencanaan SMART
yang artinya cerdas. Istilah tersebut adalah singkatan dari huruf depan katakata SMART, yang rinciannya adalah sebagai berikut:
1. S, kata depan dari specific, artinya khusus.
2. M, kata depan dari managable, artinya dapat dilaksanakan, tidak rumit.
Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2008),
hlm. 60.
25
3. A, kata depan dari acceptable, artinya dapat diterima oleh pihak pelaku
tindakan atau achievable, artinya dapat dicapai.
4. R, kata depan dari realistic, artinya dalam kegiatan nyata, terdukung
sumber daya yang ada.
5. T, kata depan dari time-bound, artinya dilaksanakan dalam batas waktu
tertentu.3
PTK terdiri atas rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam
siklus berulang. Empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus, yaitu:
perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi yang dapat digambarkan
sebagai berikut:
Permasalahan
.
Perencanaan
tindakan I
Pelaksanaan
tindakan I
Refleksi I
Pengamatan
data I
Perencanaan
tindakan II
Pelaksanaan
tindakan II
Refleksi II
Pengamatan
data II
Siklus I
Permasalahan
baru hasil
refleksi
siklus II
Apabila
permasalahan
belum
terselesaikan
Dilanjutkan
ke siklus
berikutnya
Gambar 3.1 Siklus PTK4
26
27
Alokasi
Waktu
3 hari
Pra Siklus
3
Desember
2011
2 x 45
menit
3.
Siklus I
(pertemuan I)
7 Januari
2012
2 x 45
menit
4.
Siklus I
(pertemuan II)
14 Januari
2012
2 x 45
menit
5.
Siklus II
(pertemuan I)
21 Januari
2012
2 x 45
menit
No
Tahapan
1.
Observasi
Awal
2.
Kegiatan
a. Wawancara
dengan
guru kimia kelas XI
b. Persiapan
dan
pencarian data yang
mendukung rencana
pelaksanaan penelitian
a. Perkenalan
peneliti
dengan peserta didik
b. Mengamati
guru
dalam mengajar kimia
c. Mengamati keaktifan
peserta didik
a. Penjelasan
peneliti
tentang materi yang
akan
disampaikan
dengan menggunakan
metode praktikum
b. Pelaksanaan
pembelajaran dengan
metode
praktikum
pada
materi
kesetimbangan kimia.
c. Pemberian pekerjaan
rumah
a. Pembahasan PR
b. Persiapan tes evaluasi
c. Pelaksanaan
tes
evaluasi
siklus
I
dengan sub materi
pokok kesetimbangan
kimia.
a. Penjelasan
peneliti
tentang materi yang
akan
disampaikan
dengan menggunakan
metode praktikum.
b. Pelaksanaan
pembelajaran dengan
menggunakan metode
praktikum pada sub
materi Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi
28
6.
Siklus II
(pertemuan II)
28 Januari
2012
2 x 45
menit
Kesetimbangan kimia.
c. Pemberian pekerjaan
rumah
a. Pembahasan PR
b. Persiapan tes evaluasi
c. Pelaksanaan
tes
evaluasi siklus II
dengan sub materi
pokok Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi
Kesetimbangan kimia.
dalam
pemahaman,
kesepakatan
tentang
permasalahan,
29
D. Rancangan Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas ini, siklus I berupa implementasi
serangkaian kegiatan pembelajaran seperti yang telah direncanakan untuk
mengatasi masalah. Siklus 2, 3 dan seterusnya
serangkaian kegiatan pembelajaran
berupa implementasi
masalah pada siklus pertama yang belum tuntas. Masing-masing siklus terdiri
dari 4 tahapan yaitu terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan
refleksi.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian adalah
sebagai berikut:
1. Pra Siklus
Dalam pra siklus ini peneliti melihat kreatifitas berfikir tingkat
tinggi kimia pada materi pokok laju reaksi yang diampu oleh Ibu Arini
Ainul Hanifah, S.Pd. peneliti mengamati metode pembelajaran yang
digunakan, apakah terjadi komunikasi antara guru dan peserta didik atau
tidak?, perilaku peserta didik saat berlangsungnya proses pembelajaran.
Peneliti akan melakukan wawancara kepada Ibu Arini Ainul Hanifah, S.Pd
selaku guru kimia kelas XI TKJ 1 SMK Diponegoro tentang keaktifan
peserta didik dan bahasa yang digunakan ketika menanyakan pelajaran
atau diskusi. Dengan itu peneliti dapat menafsirkan kreatifitas berfikir
tingkat tinggi peserta didik.
Hal
ini
dilakukan
sebagai
dasar
untuk
membandingkan
30
2. Siklus I
a. Perencanaan
1) Guru
menyusun
dan
menyiapkan
Rencana
Pelaksanaan
dengan langkah-
31
32
Perencanaan
1) Mengidentifikasi masalah dan rumusan masalah berdasarkan
permasalahan yang muncul dari siklus I.
2) Guru
menyusun
Pembelajaran
dan
(RPP)
menyiapkan
tentang
sub
Rencana Pelaksanaan
materi
pergeseran
Tindakan
1) Guru mengadakan presensi kepada peserta didik.
2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
3) Guru menggali pengetahuan awal peserta didik pada sub materi
pokok pergeseran kesetimbangan.
33
masing
peserta
didik
mendapatkan
petunjuk
praktikum.
c) Masing-masing kelompok melakukan praktikum.
d) Setelah semua kelompok melakukan praktikum, kemudian
semua kelompok berdiskusi dan mengumpulkan laporan
sementara kemudian guru menyimpulkan kembali materi
perkembangan reaksi kesetimbangan sehingga peserta didik
menjadi paham.
e) Secara individual peserta didik diberi PR.
c.
Pengamatan
Dalam penelitian tindakan kelas, pengamatan dilaksanakan
dengan beberapa aspek yang diamati adalah sebagai berikut:
1. Pengamatan terhadap peserta didik
a) Antusias peserta didik dalam pembelajaran praktikum.
b) Keaktifan peserta didik dalam percobaan.
c) Ketelitian peserta didik dalam menentukan hasil.
d) Kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan percobaan.
e) Hubungan kerjasama antar peserta didik dalam kelompok.
f) Sikap peserta didik dalam memperhatikan langkah-langkah
percobaan.
g) Keterampilan peserta didik dalam membuat laporan.
2. Pengamatan terhadap guru
a) Penjelasan guru tentang prosedur praktikum.
b) Suara guru saat menyampaikan materi.
c) Pemerataan perhatian guru kepada setiap kelompok.
d) Ketepatan guru mengelola waktu pembelajaran.
34
Refleksi
Hasil pengamatan pada siklus II dikumpulkan untuk dianalisis
dan dievaluasi oleh peneliti dan
maka
35
peserta
hlm. 76.
8
36
c. Tes
Tes merupakan alat pengukur data yang berharga dalam penelitian.
Tes ialah seperangkat rangsangan yang diberikan kepada seseorang
dengan maksud untuk mendapat jawaban-jawaban yang dijadikan
penetapan skor angka.10 Instrumen tes digunakan untuk mengukur
kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi. Untuk mengukur
kemampuan dasar antara lain: tes untuk mengukur intelegensi (IQ), tes
minat, tes bakat khusus dan lainnya. Khusus tes prestasi belajar yang biasa
digunakan di sekolah dapat dibedakan menjadi 2 meliputi: tes buatan guru
dan tes terstandar.11 Pada penelitian ini peneliti menggunakan jenis tes
essay, karena dalam analisis data yang dilihat adalah taraf ketrampilan
berfikir peserta didik. Tes essay, yang dalam literaturnya disebut juga
essay examination, merupakan alat penilaian hasil belajar. Secara umum
tes essay ini adalah pertanyaan yang menuntut peserta didik menjawabnya
dalam bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan
memberi alasan dan bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan
pertanyaan. Dengan demikian, dalam tes ini dituntut kemampuan peserta
didik dalam hal mengekspresikan gagasannya melalui bahasa tulisan.12
10
Hamzah B Uno, dkk, Menjadi Peneliti PTK Yang Profesional, (Jakarta: Bumi Aksara,
2011),hlm.104
11
12
37
x =
Keterangan:
= rata-rata nilai.
100%
Keterangan:
P = Presentase ketuntasan belajar
S = Jumlah peserta didik yang mencapai tuntas belajar
N = Jumlah total peserta didik
Ketuntasan belajar klasikal dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas 65
dengan ketuntasan klasikal minimal 85%14
13
38
2. Data kualitatif
Data kualitatif merupakan data yang berupa informasi berbentuk
kalimat. Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari
pelaksanaan siklus PTK dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan
teknik persentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam
kegiatan pembelajaran dengan metode praktikum. Keberhasilan dalam
pembelajaran ditandai dengan semakin meningkatnya kreatif berfikir
tingkat tinggi dan pemahaman konsep peserta didik yang diperoleh
melalui hasil belajar.
Perhitungan persentase pengelolaan pembelajaran oleh guru:
Persentase (%)=
Jumlah Skor
x100%
Skormaksimum
G. Indikator Pencapaian
Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah
apabila terjadi peningkatan kreatif berfikir tingkat tinggi peserta didik serta
hasil belajar kimia dalam materi kesetimbangan kimia di atas Kriteria
Ketuntasan Minimum (KKM) peserta didik kelas XI TKJ 1 SMK Diponegoro
Banyuputih
hlm. 256.
39
2. Pemahaman Konsep
Pemahaman konsep peserta didik diperoleh dari hasil pekerjaan
peserta didik pada hasil tes evaluasi pada tiap akhir siklus. Dalam
penelitian ini yang dapat dijadikan tolak ukur ketuntasan belajar suatu
kelas adalah apabila nilai rata-rata kelas 65 dengan ketuntasan klasikal
minimal 85%16
16
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
1. Pra Siklus
Tahap pra
ceramah, sehingga komunikasi antar guru dengan peserta didik hanya satu
arah. Peserta didik yang duduk di belakang juga terlihat ada yang main hp
dan ada yang mengobrol dengan temannya. Informasi keaktifan peserta
didik juga didapatkan dari wawancara peneliti dengan Ibu Arini Ainul
Hanifah, S.Pd selaku guru kimia kelas XI TKJ 1 SMK Diponegoro
Banyuputih Batang. Beliau menyatakan bahwa peserta didik kurang aktif
dalam mengikuti proses belajar mengajar sehingga daya pikir peserta didik
kurang berkembang.
2. Siklus I
a. Perencanaan
Proses perencanaan dalam siklus I merupakan persiapan yang
dilakukan sebelum pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Perencanaan
tersebut meliputi:
1) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
disusun bersama guru kelas yang memuat standar kompetensi,
kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, langkah-langkah
pembelajaran dengan metode praktikum, dan materi pembelajaran
yaitu kesetimbangan kimia.
2) Melakukan kolabolator dengan guru kelas.
3) Membuat daftar kelompok praktikum peserta didik.
4) Membuat instrumen yang akan digunakan dalam Penelitian
Tindakan Kelas (PTK).
41
sehingga
tidak
mendengarkan
apa
yang
42
pembelajaran
praktikum
peserta
didik
reaksi
yang
akan
terjadi.
Teman-teman
43
44
pertemuan
berikutnya
berkaitan
dengan
materi
materi
evaluasi.
Selanjutnya
guru
mengucapkan salam.
2) Pertemuan II
Pertemuan II dilaksanakan pada hari Sabtu, 14 Januari
2012, dengan alokasi waktu 2x45 menit.
a) Pendahuluan
Guru mengawali pertemuan dengan salam pembuka dan
dijawab serempak oleh peserta didik. Dilanjutkan dengan
45
dikoreksi
bersama-sama.
pengarahan
sebelum
Kemudian
evaluasi
guru
siklus
46
proses
tindakan
berlangsung,
dilakukan
juga
47
keaktifan
peserta
didik.
Guru
belum
seluruhnya
didik,
sehingga
ketika
peserta
didik
salah
dalam
siklus
ini
pelaksanaan
pembelajaran
materi
belum
memahami
mekanisme
pembelajaran
dengan
48
49
yaitu
mempelajari
faktor-faktor
yang
sehingga
tidak
mendengarkan
apa
yang
50
kelompok
melakukan
praktikum
menjelaskan
kepada
temannya
karena
51
c) Penutup
Guru memberikan PR kepada peserta didik berupa 5 soal
essay, dan harus dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.
Kemudian Guru mengumumkan akan diadakannya evaluasi
pada pertemuan berikutnya berkaitan dengan materi faktorfaktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia. Lalu Guru
mengakhiri pertemuan dengan berpesan kepada peserta didik
agar belajar di rumah untuk mempersiapkan materi evaluasi.
Selanjutnya guru mengucapkan salam.
2). Pertemuan II
Pertemuan II dilaksanakan pada hari sabtu, 28 Januari 2012
dengan alokasi waktu 2x45 menit.
a) Pendahuluan
Guru mengawali pertemuan dengan salam pembuka dan
dijawab serempak oleh peserta didik. Dilanjutkan dengan
pembahasan PR oleh peserta didik dibimbing guru. Semua
peserta didik megeluarkan PR yang telah mereka kerjakan dan
ditukar dengan teman sampingnya untuk selanjutnya dikoreksi
bersama-sama. Kemudian guru memberikan pengarahan
sebelum evaluasi siklus II dilaksanakan. Dan peserta didik
tenang mendengarkan pengarahan dari guru.
b) Kegiatan Inti
Peserta didik melakukan persiapan evaluasi dengan
berdoa. Guru memberikan instruksi agar semua buku
dimasukkan ke dalam tas. Guru membagikan lembar evaluasi
kepada peserta didik berupa 10 soal essay. Kemudian peserta
didik mengerjakan soal evaluasi dengan tenang dan sungguhsungguh.
Guru
berkeliling
mengawasi
peserta
didik
52
c) Penutup
Setelah peserta didik selesai mengerjakan soal, peserta
didik mengumpulkan lembar jawab. Dan guru mengakhiri
pertemuan dengan salam penutup.
Adapun hasil nilai tes evaluasi siklus II pada materi faktorfaktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia ini, dari 30 peserta
didik diperoleh peserta didik yang tuntas dengan memperoleh nilai
65 sebanyak 27 peserta didik, sedangkan peserta didik yang tidak
tuntas yaitu yang memperoleh nilai <65 sebanyak 3 peserta didik. Dan
nilai rata-rata yang diperoleh pada siklus II ini sebesar 73,9 dengan
ketuntasan klasikal 90,00%. Adapun daftar nilai evaluasi peda siklus
II dapat dilihat pada lampiran 15.
c.
Observasi
Selama proses tindakan berlangsung, dilakukan juga pengamatan
atau observasi terhadap proses tindakan yang telah dilaksanakan.
Kolabolator
mengamati
jalannya
proses
pembelajaran
dengan
jelas dan
53
54
B. PEMBAHASAN
1. Pra Siklus
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti pada kelas XI
TKJ 1 SMK Diponegoro Banyuputih Batang materi pokok laju reaksi,
sebelum
dilakukan
tindakan
pada
siklus
I.
Didapatkan
bahwa
55
bahwa peserta didik masih rendah aktif dalam mengikuti proses belajar
mengajar sehingga daya pikir peserta didik. Penerapan metode ceramah
menghasilkan dampak yang kurang baik pada taraf berfikir peserta didik
untuk menemukan konsep, mengembangkan pengetahuan, serta kurang
terlatih untuk mengembangkan daya nalarnya untuk mengaplikasikan
konsep-konsep yang dipelajarinya dalam memecahkan permasalahan yang
dijumpai. Hasil yang didapat dari pembelajaran peserta didik kurang
mengikuti apa yang dikonsepkan oleh guru. Dilihat dari keaktifan peserta
didik masih sangat minim, sehingga sangat jarang peserta didik dapat
memahami konsep dasar dari pembelajaran tersebut.
2. Siklus I
Dalam penelitian ini mengunakan metode praktikum karena
metode ini merupakan suatu pembelajaran yang berpusat pada peserta
didik. Melalui praktikum peserta didik dapat mengembangkan kreatif
berfikir tingkat tinggi dengan menarik kesimpulan sebagai kemampuan
untuk menghubungkan berbagai petunjuk dan fakta, atau informasi dengan
pengetahuan yang telah dimiliki untuk membuat suatu prediksi hasil akhir
yang terumuskan. Terdapat empat tahap yang harus dilakukan untuk
menarik kesimpulan meliputi: mengidentifikasi pertanyaan atau fokus
kesimpulan yang akan dibuat, mengidentifikasi fakta yang diketahui,
mengidentifikasi pengetahuan yang relevan yang telah diketahui
sebelumnya dan membuat perumusan prediksi hasil akhir.
Berdasarkan pengamatan yang telah peneliti lakukan dari lembar
observasi, pelaksanaan pembelajaran praktikum pada siklus I ini, hasil
belajar pada aspek afektif peserta didik yang dilihat dari keaktifan peserta
didik belum sesuai dengan yang diharapkan, hal ini tidak terlepas dari
kinerja guru. Penjelasan guru tentang prosedur praktikum di kegiatan
pendahuluan kurang jelas sehingga peserta didik belum dapat memahami
prosedur pembelajarannya.
Suara guru saat menyampaikan sub materi keadaan setimbang
kurang keras dan terlalu cepat dalam penyampaian sehingga peserta didik
56
yang duduk di belakang tidak dapat mendengarkan dengan jelas. Hal ini
merupakan dasar pengetahuan yang akan digunakan peserta didik untuk
merumuskan masalah yang ada dengan mengaitkan fakta yang terjadi, jika
pengetahuan dasar ini tidak diserap dengan sempurna maka peserta didik
tidak mempunyai landasan pengetahuan yang kuat.
Perhatian guru pada setiap kelompok ketika peserta didik
praktikum belum merata, sehingga ada peserta didik yang merasa kurang
diperhatikan. Hal ini mengakibatkan kecemburuan sosial yang akan
mematikan semangat peserta didik dalam pembelajaran. Ketika peserta
didik ada yang bertanya, guru dapat menjawab dengan baik dan
memancing peserta didik untuk mengaitkan materi yang disampaikan.
Perhatian guru ketika peserta didik melaksanakan praktikum sudah
baik, akan tetapi dalam pelaksanaannya masih banyak peserta didik yang
kurang memahami prosedur praktikum. Dalam hal ini guru memberikan
arahan kepada peserta didik agar dapat melakukan secara runtut dan
memahaminya, serta menciptakan komunikasi timbal balik dengan peserta
didik. Beberapa kesulitan yang dialami dalam praktikum, meliputi
bagaimana cara memakai pipet tetes, mengukur larutan yang tepat (larutan
bening
meniskus
atas
dan
larutan
berwarna
meniskus
bawah),
57
58
guru
tentang
prosedur
praktikum
dikegiatan
59
meniskus
atas
dan
larutan
berwarna
meniskus
bawah),
60
61
Pelaksanaan Siklus
Rata-rata
Ketuntasan Klasikal
Siklus I
70,40
76,67%
Siklus II
73,60
90,00%
Dilihat dari tabel 4.1, perbandingan rata-rata hasil tes akhir pada
siklus I dan siklus II menunjukkan adanya sebuah peningkatan dari tiaptiap siklus. Karena peserta didik sudah terbiasa dengan metode
pembelajaran praktikum yang diterapkan.
Setelah observasi selesai dilaksanakan, peneliti bersama guru mitra
sebagai kolaborator dalam penelitian tindakan kelas di kelas XI SMK
Diponegoro kemudian mengadakan diskusi berkaitan dengan pelaksanaan
kegiatan pembelajaran yang menggunakan metode praktikum pada siklus
II. Hasil diskusi tersebut berkaitan pembahasan hasil tindakan dari tahap
pra siklus, siklus I dan siklus II yaitu: Terjadi peningkatan hasil belajar
aspek efektif dan aspek kognitif pesera didik dari tahap pra siklus, siklus
I dan siklus II.
Proses pembelajaran dengan menggunakan metode praktikum juga
berpengaruh positif terhadap hasil belajar peserta didik. Berdasarkan
evaluasi yang dilakukan setelah menggunakan pembelajaran praktikum
terlihat bahwa terjadi peningkatan hasil belajar yang signifikan. Hasil
belajar aspek kognitif siklus I adalah 70,40 dengan ketuntasan belajar
76,67%, sedangkan pada siklus II nilai rata-rata evaluasi peserta didik
adalah 73,60 dengan ketuntasan klasikal sebesar 90,00%.
Dalam metode praktikum mencakup unsur percobaan yang dapat
melatih peserta didik untuk dapat menemukan hasil yang nyata dan dapat
mengaitkan hasil dengan materi yang mereka ketahui, sehingga peserta
didik dapat menggunakan pikirannya untuk menyimpulkan hasil yang di
dapatnya. kemudian unsur diskusi untuk memantapkan hasil yang telah
dirumuskan. Selanjutnya peserta didik dilatih untuk membuat laporan agar
pembelajaran yang sudah terjadi dapat di tulis dengan sangat runtut.
62
penelitian
yang
kreativitas berfikir dan hasil belajar pesrta didik. Dalam pra siklus, guru
cenderung menggunakan metode ceramah sehingga peserta didik hanya
duduk manis saja menerima materi dari guru seolah-olah peserta didik
merupakan sebuah wadah yang akan di isi ilmu oleh guru tanpa ada
keaktifan untuk memperoleh materi diluar penyampaian guru. Setelah
dilaksanakan tindakan pada siklus I, yaitu dengan menerapkan metode
pembelajaran praktikum, peserta didik dituntut untuk aktif melakukan
pembelajaran, melakukan percobaan dan menyimpulkan hasil praktikum
yang di tuangkan dalam bentuk laporan. Ketika metode praktikum ini,
Guru juga dituntut untuk memfasilitasi proses pembelajaran yang
memungkinkan
partisipan
dalam
suatu
komunitas
untuk
63
64
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan
65
B. SARAN
Berdasarkan pada simpulan diatas maka peneliti mengajukan saransaran sebagai berikut:
1. Dalam pembelajaran kimia, proses pembelajaran disarankan menggunakan
model, strategi dan metode pembelajaran yang bervariasi sesuai dengan
situasi di dalam kelas dan materi yang diajarkan, sehingga dapat
meningkatkan kualitas hasil pembelajaran.
2. Perlu dilakukan penelitian yang sejenis dengan ruang lingkup yang lebih
luas.
C. PENUTUP
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, peneliti dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Dalam pembuatan skripsi ini, tentunya
peneliti tidak luput dari kekurangan-kekurangan. Hal itu disebabkan karena
keterbatasan yang peneliti miliki. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sangat peneliti harapkan untuk perbaikan.
Peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti sendiri
pada khususnya dan para pembaca pada umumnya.
66
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Meaningful Learning Re-invensi Kebermaknaan Pembelajaran,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007.
Abdul Qodir, Muhammad, Thuruqu Talimi Al-Lughoh Al-Arabiyah, Kairo :
Maktabah Al-Nahdlah Al- Misriayah 1979.
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Grafinda Persada,
1996.
AR Badafal, Fadhal, Lajnah, Al-Quran dan Terjemahannya, Bandung: CV
Penerbit Diponegoro, 2006.
Arikunto, Suharsimi, Penelitian Tindakan, Yogyakarta: Aditya Media, 2010.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2006.
Arikunto, Suharsimi, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : PT Bumi Aksara,
2008.
Atiyah Al-Abrosyi, Muhammad, Dar Ihya Al-Kutub Al-Arobiyah, tt: Rukhu al
tarbiyah wa al ta lim, 1950
Bahri Djamarah, Syaiful dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2006.
B Uno, Hamzah, dkk, Menjadi Peneliti PTK Yang Profesional, Jakarta: Bumi
Aksara, 2011.
Chang, Raymond, Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti, Jild. 1, Jakarta: Erlangga,
2005.
............................, Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti, Jild. 2, Jakarta: Erlangga,
2005.
Panduan
Praktis,
Bandung:
PT
Remaja
DAFTAR TABEL
28
Tabel 4.1 : Hasil Belajar Aspek Kognitif Siklus I dan Siklus II ..................
62
DAFTAR GAMBAR
21
22
Gambar 2.3 Katalis menurunkan Ea untuk reaksi maju dan reaksi balik .......
23
26
DAFTAR LAMPIRAN
Nama
: Nunik Hidayati
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Alamat
Riwayat Pendidikan
Pengalaman Organisasi
Nunik Hidayati
NIM. 083711019
Lampiran 1
No
Nama
No
Nama
16
Lutfi Fauzi
Agus Muntaha
17
Miftahudin
Ahmad Ghufron
18
Misbakhul Huda
Akhmad Kamaludin
19
Amelia Sari
20
Andi Setiawan
21
Muhammad Riziqin
Angga Prasetyo
22
Mushofa
23
Dergo Nurhadi
24
10
Dwi Rahmawati
25
Prasetyo Wijoyo
11
Imam Muzani
26
Riza Adibussoleh
12
Indra Iswanto
27
Rovilatul Hasanah
13
Khaerur Roziqin
28
Siti Munawaroh
14
Khorisatul Latifah
29
Sulis
15
Kursiana
30
Wiwit Nurchayatun
Lampiran 2
Kelompok 1
Kelompok 2
Kelompok 3
1. Achmad Chafid
1. Andi Setiawan
1. Imam Muzani
Masyruchan
2. Angga Prasetyo
2. Indra Iswanto
2. Agus Muntaha
3. Deni Kurniawan
3. Khaerur Roziqin
3. Ahmad Ghufron
4. Akhmad
Kamaludin
Semukti
4. Dergo Nurhadi
5. Dwi Rahmawati
4. Khorisatul
Latifah
5. Kursiana
5. Amelia Sari
Kelompok 4
Kelompok 5
1. Lutfi Fauzi
1. Muhammad
2. Miftahudin
Riziqin
3. Misbakhul Huda
2. Mushofa
4. Muhammad Farid
3. Novia Trisna
Athoillah
5. Muhammad Rizqi
Aulia
Sari
Kelompok 6
1. Riza
Adibussoleh
2. Rovilatul
Hasanah
3. Siti Munawaroh
4. Sulis
5. Prasetyo Wijoyo
5. Wiwit
Nurchayatun
Lampiran 3
SILABUS
NAMA SEKOLAH
MATA PELAJARAN
: KIMIA
KELAS/SEMESTER
: XI/2
KOMPETENSI
DASAR
1. 1Menguasai reaksi
kesetimbangan
: 4 X 45 Menit
INDIKATOR
- Menjelaskan reaksi
kesetimbangan
- Menjelaskan
kesetimbangan homogen
dan heterogen
MATERI
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
PEMBELAJARAN
ALOKASI
WAKTU
PENILAIAN
TM PS
- Tes tertulis
PI
SUMBER
BELAJAR
- Buku
- Penilaian
kimia
proses
untuk
- Tugas
SMK
atau
MAK
- LKS
- Alat dan
Bahan
Praktik
KOMPETENSI
INDIKATOR
DASAR
1. 2Menguasai faktor-
- Meramalkan arah
MATERI
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
PEMBELAJARAN
Faktor-Faktor yang
- Mengamati reaksi
faktor yang
pergeseran
Mempengaruhi
mempengaruhi
kesetimbangan dengan
Kesetimbangan kimia
faktor yang
pergeseran
menggunakan azas Le
kesetimbangan
Chatelier
- Menganalisis pengaruh
perubahan suhu,
mempengaruhinya.
TM PS
- Tes tertulis
PI
contoh
BELAJAR
- Penilaian
kimia
proses
untuk
- Tugas
SMK
atau
MAK
SUMBER
- Buku
percobaan.
percobaan.
WAKTU
PENILAIAN
kesetimbangan melalui
ALOKASI
- LKS
- Alat dan
Bahan
- Berlatih menentukan
Praktik
pergeseran kesetimbangan
setelah terjadinya reaksi.
Batang, 2 Januari 2012
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Kimia SMK Diponegoro Banyuputih
Peneliti
Nunik Hidayati
NIP. -
NIM. 083711019
Lampiran 4
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS I
Satuan Pendidikan
Mata Pelajaran
: KIMIA
Kelas / Semester
: XI TKJ 1 / 2
Pertemuan
: ke-1
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
I.
Standar Kompetensi
1. Memahami konsep kesetimbangan kimia.
II.
Kompetensi Dasar
1.1. Menguasai reaksi kesetimbangan.
III.
Indikator
1. Menjelaskan reaksi kesetimbangan.
2. Menjelaskan kesetimbangan homogen dan heterogen.
IV.
Tujuan Pembelajaran
Siswa diharapkan mampu :
1. Menjelaskan tentang reaksi kesetimbangan.
2. Menjelaskan kesetimbangan homogen dan heterogen.
3. Membedakan reaksi homogen dan heterogen.
V.
Contohnya:
Pembentukan es dari air (H2O(l) H2O(s)).
Keadaan setimbang adalah suatu keadaan dimana dua proses yang
berlawanan arah berlangsung secara simultan dan terus menerus, tetapi
tidak ada perubahan yang dapat diamati atau diukur.
Cepat lambatnya suatu reaksi mencapai kesetimbangan bergantung
pada laju reaksi, semakin besar laju reaksi maka semakin cepat.
Kesetimbangan kimia hanya dapat berlangsung dalam sistem tertutup.
Sementara itu, pada umumnya proses alami berlangsung dalam sistem
terbuka. Berbagai proses alami seperti perkaratan logam, pembusukan dan
lain sebagainya.
2. Macam-macam reaksi kesetimbangan
Berdasarkan keadaan zat atau tinggkat wujud zat yang turut dalam
reaksi setimbang dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Reaksi Kesetimbangan Homogen
Kesetimbangan homogen adalah kesetimbangan yang semua
komponennya satu fase.
Contoh kesetimbangan homogen:
1. N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g)
b. Reaksi Kesetimbangan Heterogen
Kesetimbangan heterogen adalah kesetimbangan yang semua
komponennya dua fase atau lebih.
Contoh kesetimbangan heterogen:
1. Ag2CrO4(s) 2Ag+(aq) + CrO42-(aq)
2. CaCO3(s)
VI.
CaO(s) + CO2(g)
Kegiatan Pembelajaran
1. Metode
2. Pendekatan
: Konsep
Kegiatan
Kegiatan
Awal
Pengorganisasian
Rincian
Siswa
Apresepsi
Waktu
10 menit
2. Guru mengabsen
pertanyaan berikut
a. Pernahkah anda melihat
mendengarkan
penjelasan
kali
ini
akan
70 menit
Eksplorasi
Siswa
mendengarkan
tetang
reaksi
reaksi
mengelompokkan
pembentukan
amonia,
pembentukan es)
Siswa menggolongkan reaksi homogen
Reaksi reversibel
Reaksi ireversibel
Siswa
melakukan
praktikum
mendiskusikan
dan
10 menit
yang
mempengaruhi
Alat
Sumber belajar :
1. Paket Kimia kelas XI SMK dan MAK, Michael Purba, Jakarta:
Erlangga,2007.
2. Internet
VIII.
Penilaian
1. Kognitif
Bentuk : tes tertulis (individu)
No Item Soal
I
Kunci Jawaban
Bobot / Skor
Skor Maksimal
2. Afektif
Bentuk : Pengamatan / Observasi
-
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Kimia
Peneliti
Nunik Hidayati
NIP. -
NIM. 083711019
Kepala Sekolah SMK Diponegoro Banyuputih
Lampiran 5
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS II
Satuan Pendidikan
Mata Pelajaran
: KIMIA
Kelas / Semester
: XI TKJ 1/ I
Pertemuan
: ke -2
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
I.
Standar Kompetensi
1. Memahami konsep kesetimbangan kimia
II.
Kompetensi Dasar
1.2 Menguasai faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran kesetimbangan
III.
Indikator
1. Meramalkan arah pergeseran kesetimbangan dengan menggunakan azas
Le Chatelier
2. Menganalisis pengaruh perubahan suhu, konsentrasi, tekanan dan volum
pada pergeseran kesetimbangan melalui percobaan.
IV.
Tujuan Pembelajaran
Siswa diharapkan mampu :
1. Menentukan arah pergeseran kesetimbangan dengan menggunakan azas Le
Chatelier
2. Menganalisis pengaruh perubahan suhu, konsentrasi, tekanan dan volum
pada pergeseran kesetimbangan melalui percobaan.
V.
Reaksi = - Aksi
Cara sistem bereaksi adalah dengan melakukan pergeseran kekiri atau
kekanan. Penerapan Asas Le Chatelier terhadap pergeseran kesetimbangan:
a. Pengaruh Konsentrasi
Sesuai dengan asas Le Chatelier (reaksi = -aksi), jika konsentrasi
pereaksi ditambahkan atau hasil reaksi dikurangi, maka reaksi bergeser ke
arah pereaksi. Sebaliknya jika konsentrasi pereaksi dikurangi reaksi
bergeser ke arah hasil reaksi.
b. Pengaruh tekanan
Semakin besar tekanan, semakin kecil volume. Maka, reaksi
bergeser ke arah jumlah molekul yang lebih kecil. Sebaliknya jika semakin
kecil tekanan, semakin besar volume. Maka, reaksi bergeser ke arah
jumlah molekul yang lebih banyak.
Contoh: 2PbS(s) + 3O2(g) 2PbO(s) + 2SO2(g)
Yang diperhatikan molekul gas saja. Pada persamaan yang setara, ada 3
mol reaktan gas dan 2 mol produk gas. Jadi, reaksi akan bergeser kearah
produk (ke kanan).
c. Pengaruh suhu
Perubahan konsentrasi, tekanan atau volume dapat mengubah
posisi
kesetimbangan,
tetapi
tidak
mengubah
nilai
konstanta
Kegiatan Pembelajaran
1. Metode
: Praktikum
2. Pendekatan
: Konsep
Kegiatan
Kegiatan
Awal
Pengorganisasian
Rincian
Siswa
Apresepsi
10 menit
2. Guru mengabsen
pertanyaan berikut
a. Dalam musim hujan dan
panas, lebih cepat mana
ketika es mencair dan air
membeku?
b. Apakah suatu reaksi dapat
dipengaruhi oleh faktor luar?
Motivasi
Siswa
mendengarkan
penjelasan
Waktu
sekitar
dan
dapat
70 menit
Kegiatan
Eksplorasi
Inti
Pengaruh
temperatur
terhadap
pergeseran kimia
Pengaruh
konsentrasi
terhadap
pergeseran kimia
Siswa
melakukan
praktikum
Kegiatan
Akhir
10 menit
Alat
Sumber belajar :
1. Paket Kimia kelas XI SMK dan MAK, Michael Purba, Jakarta:
Erlangga,2007.
2. Internet
VIII.
Penilaian
1. Kognitif
Bentuk : tes tertulis (individu)
Kunci
Item Soal
No
Jawaban
Bobot / Skor
Terlampir
Peneliti
Nunik Hidayati
NIP. -
NIM. 083711019
Lampiran 6
Petunjuk praktikum
Reaksi Reversibel
I.
Tujuan
Siswa dapat mengetahui reaksi reversibel dalam suatu reaksi kimia.
II.
Dasar Teori
Reaksi kimia berdasarkan arahnya dibedakan menjadi dua reaksi
Reversible dan Ireversible. Perhatikan reaksi yang ada di alam kita seperti
reaksi pembakaran dan korosi besi, reaksi seperti itu kita golongkan sebagai
reaksi yang berlangsung searah atau reaksi yang tidak dapat balik
(irreversible). Di lain pihak ada juga reaksi yang berlangsung dua arah atau
reaksi yang dapat balik (reversible).
Contohnya:
Pembentukan es dari air (H2O(l) H2O(s)).
Keadaan setimbang adalah suatu keadaan dimana dua proses yang
berlawanan arah berlangsung secara simultan dan terus menerus, tetapi tidak
ada perubahan yang dapat diamati atau diukur.
Cepat lambatnya suatu reaksi mencapai kesetimbangan bergantung
pada laju reaksi, semakin besar laju reaksi maka semakin cepat.
Kesetimbangan kimia hanya dapat berlangsung dalam sistem tertutup.
Sementara itu, pada umumnya proses alami berlangsung dalam sistem
terbuka. Berbagai proses alami seperti perkaratan logam, pembusukan dan lain
sebagainya.
III.
IV.
Cara Kerja
1. Masukkan sedikit kristal PbSO4 kedalam tabung reaksi
2. Tambahkan 4 mL larutan NaI 1 M. Campurkan hingga homogen
3. Amati perubahan warna yang terjadi
4. Cuci endapan yang terjadi dengan aquades
5. Tambahkan larutan Na2SO4 1 M 4 mL, campurkan hingga homogen
6. Amati perubahan warna yang terjadi
V.
VI.
Hasil Pengamatan
No
Bahan
Penambahan
1.
PbSO4 mula-mula
2.
4 mL larutan NaI 1 M
3.
4 mL larutan Na2SO4 1 M
Pertanyaan
1. Tuliskan semua persamaan reaksi yang terjadi!
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Kimia
Peneliti
Nunik Hidayati
NIP. -
NIM. 083711019
Lampiran 7
Jawaban Petunjuk praktikum
Reaksi Reversibel
Lampiran 8
Petunjuk praktikum
Pengaruh Temperatur dan Konsentrasi terhadap
Pergeseran Kesetimbangan
I.
Tujuan
Siswa dapat mengetahui pengaruh temperatur dan konsentrasi terhadap
pergeseran kesetimbangan kimia.
II.
Dasar Teori
Segala sesuatu yang berbeda di dunia ini senantiasa mencapai
kesetabilan atau keseimbangan. Dalam suatu reaksi dikatakan dalam
setimbang apabila keadaan zat-zat yang bereaksi dan hasil reaksi terdapat
bersama-sama, tetapi tidak ada lagi perubahan yang dapat diamati.
Kesetimbangan kimia terjadi apabila reaksi bolak-balik berlangsung dalam
sistem tertutup, dimana jumlah masing-masing zat tidak berubah lagi (jumlah
partikel zat bereaksi dalam satuan waktu sama dengan jumlah zat yang
terbentuk).
Hukum kesetimbangan yaitu hasil kali konsentrasi setimbang zat
diruas kanan dibagi menjadi hasil kali konsentrasi setimbang zat diruas kiri,
masing-masing dipangkatkan dengan koefisien reaksinya.
Ungkapan hukum kesetimbangan kimia bisa disebut dengan tetapan
kesetimbangan. Persamaan kesetimbangan sesuai dengan stokiometri reaksi.
Secara umum reaksi adalah:
mA + nB pC + qD
persamaan tetapan kesetimbangannya adalah:
homogen.
Kesetimbangan
heterogen
adalah
suatu
kesetimbangan
tersebut
diperlukan
perlakuan
yang
dapat
III.
IV.
Cara Kerja
A. Pengaruh konsentrasi
1. Masukkan 50 mL aquades ke dalam gelas kimia
2. Tambahkan 4 tetes larutan FeCl3 1 M dan 4 tetes larutan KSCN
1M
3. Aduk campuran sampai warnanya homogen
4. Masukkan masing-masing 5 mL larutan tersebut ke dalam 3 buah
tabung reaksi
5. Perlakuan:
a. Tabung I
: sebagai pembanding
b. Tabung II
c. Tabung III
: sebagai pembanding
b. Tabung II
c. Tabung III
V.
Hasil Pengamatan
A. Pengaruh konsentrasi
No
Aquades+FeCl3+KSCN
Penambahan
1.
5 mL
2.
5 mL
2 tetes FeCl3 1 M
3.
5 mL
2 tetes KSCN 1 M
Perubahan
B. Pengaruh temperatur
No
Bahan
Perlakuan
1.
HNO3 + Lempeng Cu
2.
HNO3 + Lempeng Cu
Masukkan ke air es
3.
HNO3 + Lempeng Cu
Masukkan ke air
Perubahan
panas
VI.
Pertanyaan
1. Reaksi apa saja yang terjadi pada pratikum pengaruh konsentrasi dan
temperatur terhadap pergeseran kesetimbangan kimia!
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Kimia
Peneliti
Nunik Hidayati
NIP. -
NIM. 083711019
Lampiran 9
Jawaban Petunjuk praktikum
Pengaruh Temperatur dan Konsentrasi terhadap
Pergeseran Kesetimbangan
Lampiran 10
INSTRUMEN OBSERVASI KEGIATAN GURU
SIKLUS I
Jenis Penelitian
Mata Pelajaran
: Kimia
Waktu Pelaksanaan
: 7 Januari 2012
No
1.
:I
Penilaian
guru
tentang
0
prosedur
praktikum.
2.
3.
4.
Ketepatan
guru
mengelola
waktu
pembelajaran.
5.
Kurang
Kurang
Kurang
Kurang
Perhatian
guru
ketika
siswa
melaksanakan percobaan.
7.
8.
9.
Keterangan
Baik
Kurang
Kurang
Baik
Baik
10.
praktikum
saat
siswa
didik
yang
Baik
Baik
melakukan praktikum.
11.
Membantu
peserta
Membantu
peserta
didik
dalam
Kurang
Baik
Baik
15.
16.
Membantu
peserta
menyimpulkan
didik
hasil
Kurang
dalam
praktikum
Baik
Baik
Baik
18.
19.
Kurang
Lampiran 11
INSTRUMEN OBSERVASI KEGIATAN GURU
SIKLUS II
Jenis Penelitian
Mata Pelajaran
: Kimia
Waktu Pelaksanaan
: 21 Januari 2012
No
1.
: II
Penilaian
guru
tentang
0
prosedur
praktikum.
2.
3.
4.
Ketepatan
guru
mengelola
waktu
pembelajaran.
5.
6.
Perhatian
guru
ketika
siswa
melaksanakan percobaan.
7.
8.
9.
Keterangan
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
10.
praktikum
saat
siswa
didik
yang
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
melakukan praktikum.
11.
Membantu
peserta
Membantu
peserta
didik
dalam
14.
15.
16.
Membantu
peserta
menyimpulkan
didik
hasil
dalam
praktikum
18.
19.
Lampiran 12
KISI-KISI SOAL SIKLUS I
Mata Pelajaran
: Kimia
Waktu
Kelas/Semester
: XI TKJ 1/2
Materi Pokok
: Kesetimbangan reaksi
: 90 Menit
Kompetensi Dasar
1.1 Menguasai
reaksi
Indikator
- Menjelaskan reaksi
kesetimbangan
Materi Pelajaran
Kesetimbangan
Reaksi
Nomor Soal
1, 2, 3, 4, 5, 6, 9,
Banyak
Butir Soal
8
Bentuk Tes
Essay
10
Aspek yang
Diukur
C3, C3, C3. C3,
C4, C3, C4, C4, C4
kesetimbangan
- Menjelaskan
kesetimbangan
homogen dan
heterogen
7, 8
Essay
C4, C3
Lampiran 13
KISI-KISI SOAL SIKLUS II
Mata Pelajaran
: Kimia
Waktu
Kelas/Semester
: XI TKJ 1/2
Materi Pokok
: Kesetimbangan Reaksi
: 90 Menit
Kompetensi Dasar
1. 2Menguasai
Indikator
- Meramalkan arah
Materi Pelajaran
Faktor-Faktor
faktor-faktor
pergeseran kesetimbangan
yang
mempengaruhi
Le Chatelier
pergeseran
kesetimbangan
- Menganalisis pengaruh
perubahan suhu,
konsentrasi, tekanan dan
volum pada pergeseran
kesetimbangan melalui
percobaan.
Nomor Soal
Banyak
Butir Soal
Bentuk Tes
5, 6, 7
Essay
1, 2, 3, 4, 8, 9,
Essay
yang
Kesetimbangan
Reaksi
10
C3, C4,
Lampiran 14
10. Jabarkan apa yang dimaksud dari kurva perubahan laju reaksi menuju keadaan
setimbang di bawah ini!
Selamat mengerjakan......
Lampiran 15
kesetimbangan
bergeser?
Dan
bagaimana
pengaruh
terhadap
92,2
242
es untuk
Selamat mengerjakan......
mengerjakan......
Lampiran 16
KUNCI JAWABAN DAN KRITERIA PENILAIAN
SIKLUS I
No
1
Jawaban
Indikator Penilaian
karena
es
dapat
menyebutkan
skor
3
dapat
menyebutkan
menyebutkan
alasannya
Pembakaran
pohon
termasuk Siswa
dapat
dapat
menyebutkan
menyebutkan
alasannya
2
dapat
menyebutkan
menuliskan
menuliskan
menuliskan
tetapi
tidak
ada
campuran
gas
hidrogen
menghasilkan
nitrogen
jika
dan Siswa
dapat
amonia, Siswa
dapat
persamaan reaksi
Siswa
dapat
koefisien reaksi
reaksi
Amonia
jika
akan Siswa
dipanaskan
dapat
menuliskan
menuliskan
menuliskan
reaksinya
sebagai Siswa
berikut:
dapat
persamaan reaksi
Siswa
dapat
koefisien reaksi
reaksi
Pengabungan antara kedua reaksi siswa
reaksi
menjadi:
N2g 3H2g
2NH3g
5
dapat
bolak-balik
dapat
Reaksi
dengan
benar
menuliskan
menyebutkan
10
tercapainya
kesetimbangan
yang Siswa
reversibel
dapat
menyebutkan
10
berakhir
dengan
kesetimbangan
7
Perbedaannya
pada
membedakan
pada
kesetimbangan
sedangkan
yang
Kesetimbangan
homogen
dapat Siswa
dapat
pada
kesetimbangan homogen
pada
kesetimbangan heterogen
membedakan
menyebutkan
kesetimbangan
Siswa
fase
1. N2(g) + 3H2(g)
heterogen
2NH3(g)
H+(aq) + H+(aq)
2. H2O(l)
dapat
menyebutkan
pada
Siswa
kesetimbangan
dapat
contoh
memberikan
masing-masing
2Ag+(aq) + kesetimbangan
1. Ag2CrO4(s)
CrO42-(aq)
2. CaCO3(s)
CaO(s) +
CO2(g)
9
Kurva
perubahan
menuju
keadaan
konsentrasi Siswa
setimbang, keadaan
dapat
menjabarkan
konsentrasi
yang
konsentrasi
pereaksi
berkurang terjadi
sedangkan
konsentrasi
bertambah.
Pada
setimbang
konsentrasi
Kurva
perubahan
laju
reaksi Siswa
dapat
menjabarkan
Lampiran 17
KUNCI JAWABAN DAN KRITERIA PENILAIAN
SIKLUS II
No
1.
Jawaban
Indikator Penilaian
arah pergeseran
skor
5
arah pergeseran
mengurangi SO2
2.
arah pergeseran
konsentrasi hidrogen.
Kesetimbangan dengan demikian
akan bergeser untuk mengurangi
sebagian kenaikan konsentrasi itu,
maka reaksi akan bergeser ke
menurunkan/memperkecil tekanan
arah pergeseran
4.
Kesalahan
Iwan
pergeseran,
nitrogen
pada
karena
dan
hidrogen
arah pergeseran
arah pergeseran
arah pergeseran
kesetimbangan berkurang
terjadi
kesetimbangan bertambah
arah pergeseran
Siswa dapat menetapkan
tetapan kesetimbangan yang
terjadi
7.
arah pergeseran
kesetimbangan ke kanan
2. Penambahan air mengakibatkan
memperbesarnya volum, maka
arah pergeseran
arah pergeseran
bergeser.
pengaruh aksi
reaksi
arah es
arah pergeseran
10. Kesetimbangan akan bergeser ke
arah pergeseran
Lampiran 18
DAFTAR NILAI SISWA KELAS XI TKJ 1
SIKLUS I
No
1
Nama
2 3 4
10
Nilai
10 6 8 8
7 10
10
80
Achmad Chafid
Masyruchan
Agus Muntaha
10 7 8 8
8 10
81
Ahmad Ghufron
10 5 8 8
5 10
70
10 5 7 7
6 10
68
Akhmad
Kamaludin
Amelia Sari
10 8 8 8
8 10
10 10
90
Andi Setiawan
5 6 6
60
Angga Prasetyo
10 6 7 6
70
8 8 7
7 10
78
Deni Kurniawan
Semukti
Dergo Nurhadi
7 7 8
7 10
77
10
Dwi Rahmawati
10 7 8 8
9 10 10 10 10
91
11
Imam Muzani
6 8 8
70
12
Indra Iswanto
10 6 8 8
73
13
Khaerur Roziqin
65
14
Khorisatul Latifah
10 8 8 9 10 8 10
89
15
Kursiana
10 8 8 7
74
16
Lutfi Fauzi
6 6 5
56
17
Miftahudin
8 8 5
60
18
Misbakhul Huda
6 6 7
7 10
10
77
8 8 6
8 10
78
10 6 6 5
67
19
20
5 6 6
Muhammad Farid
Athoillah
Muhammad Rizqi
Aulia
21
Muhammad
Riziqin
8 8 7
66
22
Mushofa
8 8 6
65
23
10 6 6 7
67
24
8 8 7
72
25
Prasetyo Wijoyo
6 6 8
69
26
Riza Adibussoleh
10 5 8 8
8 10
75
27
Rovilatul Hasanah
10 8 8 9
9 10
10
89
28
Siti Munawaroh
10 8 8 9
9 10 10 10
91
29
Sulis
8 8 7
70
10 8 8 7
10
79
30
Wiwit
Nurchayatun
Jumlah skor
2112
Rata-rata
70,4
76,67%
Ketuntasan klasikal
Kesimpulan:
Rata-rata yang diperoleh yaitu 70,4. Nilai ini telah mencapai KKM yang
ditetapkan yaitu 65. Tetapi, ketuntasan klasikalnya belum terpenuhi yaitu 76,67%,
sedang indikator keberhasilan yang ditetapkan adalah 85%. Karena siklus I belum
mencapai indikator yang ditetapkan, maka perlu adanya siklus II sebagai
perbaikan.
Lampiran 19
DAFTAR NILAI SISWA KELAS XI TKJ 1
SIKLUS II
No
1
Nama
10
Nilai
10
10
80
Achmad Chafid
Masyruchan
Agus Muntaha
10
81
Ahmad Ghufron
70
10
68
Akhmad
Kamaludin
Amelia Sari
10
8 10
10
90
Andi Setiawan
60
Angga Prasetyo
70
7 10
78
Deni Kurniawan
Semukti
Dergo Nurhadi
77
10
Dwi Rahmawati
10
10 10 6 10 9
10 10
91
11
Imam Muzani
70
12
Indra Iswanto
10
73
13
Khaerur Roziqin
65
10
10
10 10
89
14
Khorisatul
Latifah
15
Kursiana
10
74
16
Lutfi Fauzi
56
17
Miftahudin
10
60
18
Misbakhul Huda
10 10
77
10
78
19
Muhammad Farid
Athoillah
10
20
21
Muhammad Rizqi
Aulia
10
10
67
10
66
Muhammad
Riziqin
22
Mushofa
10
65
23
10
10
67
24
10
72
25
Prasetyo Wijoyo
69
26
Riza Adibussoleh
75
10
9 10 8
10
89
27
Rovilatul
Hasanah
28
Siti Munawaroh
10
10
7 10 8
10
91
29
Sulis
70
7 10
79
30
Wiwit
Nurchayatun
Jumlah skor
2217
Rata-rata
73,9
Ketuntasan klasikal
90,00%
Kesimpulan:
Rata-rata yang diperoleh yaitu 73,6. Nilai ini telah mencapai KKM yang
ditetapkan yaitu 65. Ketuntasan klasikalnya telah terpenuhi yaitu 90,00%, sedang
indikator keberhasilan yang ditetapkan adalah 85%. Karena siklus II telah
mencapai indikator yang ditetapkan, maka tidak perlu adanya siklus berikutnya.
Lampiran 20
DAFTAR KETERANGAN KETUNTASAN SISWA
KELAS XI TKJ 1 SIKLUS II
No
Nama
Nilai
Keterangan
80
TUNTAS
Agus Muntaha
81
TUNTAS
Ahmad Ghufron
70
TUNTAS
Akhmad Kamaludin
68
TUNTAS
Amelia Sari
90
TUNTAS
Andi Setiawan
60
TIDAK TUNTAS
Angga Prasetyo
70
TUNTAS
78
TUNTAS
Dergo Nurhadi
77
TUNTAS
10
Dwi Rahmawati
91
TUNTAS
11
Imam Muzani
70
TUNTAS
12
Indra Iswanto
73
TUNTAS
13
Khaerur Roziqin
65
TUNTAS
14
Khorisatul Latifah
89
TUNTAS
15
Kursiana
74
TUNTAS
16
Lutfi Fauzi
56
TIDAK TUNTAS
17
Miftahudin
60
TIDAK TUNTAS
18
Misbakhul Huda
77
TUNTAS
19
78
TUNTAS
20
67
TUNTAS
21
Muhammad Riziqin
66
TUNTAS
22
Mushofa
65
TUNTAS
23
67
TUNTAS
24
72
TUNTAS
25
Prasetyo Wijoyo
69
TUNTAS
26
Riza Adibussoleh
75
TUNTAS
27
Rovilatul Hasanah
89
TUNTAS
28
Siti Munawaroh
91
TUNTAS
29
Sulis
70
TUNTAS
30
Wiwit Nurchayatun
79
TUNTAS
Lampiran 21
DAFTAR KETERANGAN KETUNTASAN SISWA
KELAS XI TKJ 1 SIKLUS II
No
Nama
Nilai
Keterangan
80
TUNTAS
Agus Muntaha
81
TUNTAS
Ahmad Ghufron
70
TUNTAS
Akhmad Kamaludin
68
TUNTAS
Amelia Sari
90
TUNTAS
Andi Setiawan
60
TIDAK TUNTAS
Angga Prasetyo
70
TUNTAS
78
TUNTAS
Dergo Nurhadi
77
TUNTAS
10
Dwi Rahmawati
91
TUNTAS
11
Imam Muzani
70
TUNTAS
12
Indra Iswanto
73
TUNTAS
13
Khaerur Roziqin
65
TUNTAS
14
Khorisatul Latifah
89
TUNTAS
15
Kursiana
74
TUNTAS
16
Lutfi Fauzi
56
TIDAK TUNTAS
17
Miftahudin
60
TIDAK TUNTAS
18
Misbakhul Huda
77
TUNTAS
19
78
TUNTAS
20
67
TUNTAS
21
Muhammad Riziqin
66
TUNTAS
22
Mushofa
65
TUNTAS
23
67
TUNTAS
24
72
TUNTAS
25
Prasetyo Wijoyo
69
TUNTAS
26
Riza Adibussoleh
75
TUNTAS
27
Rovilatul Hasanah
89
TUNTAS
28
Siti Munawaroh
91
TUNTAS
29
Sulis
70
TUNTAS
30
Wiwit Nurchayatun
79
TUNTAS
Lampiran 22