Anda di halaman 1dari 30

Assalammualaikum

Wr.Wb

3 Pokok Ajaran Islam

Akidah

Pengertian dan Hakikat Akidah


Pengertian aqidah secara bahasa (Etimologi) :
Kata "aqidah" diambil dari kata dasar "al-aqdu"
yaitu arrabth(ikatan), al Ibraam (pengesahan), alihkam(penguatan),
at-tawatstsuq(menjadi kokoh, kuat), asy-syaddu biquwwah(pengikatan
dengan kuat), at-tamaasuk(pengokohan) dan al-itsbaatu(penetapan). Di
antaranya juga mempunyai arti alyaqiin(keyakinan) dan aljazmu(penetapan).
Jadi kesimpulannya, apa yang telah menjadi ketetapan hati seorang
secara pasti adalah aqidah; baik itu benar ataupun salah.

Pengertian aqidah secara istilah (Terminologi)


Secara istilah berarti suatu keyakinan yang kokoh yang ada dalam hati sanubari,
digetarkan akal yang sehat, diucapkan lidah, dan diwujudkan dalam perbuatan
nyata. Jadi komponen aqidah ada 3 yakni hati/akal, lidah, dan seluruh anggota
tubuh.
Dengan kata lain, keimanan yang pasti tidak terkandung suatu keraguan
apapun pada orang yang menyakininya. Dan harus sesuai dengan
kenyataannya; yang tidak menerima keraguan atau prasangka. Jika hal
tersebut tidak sampai pada tingkat keyakinan yang kokoh, maka tidak
dinamakan aqidah. Dinamakan aqidah, karena orang itu mengikat hatinya
diatas hal tersebut.

4 jenis Akidah ;
Aqidah Ilahiyah (Bersifat Ketuhanan)
Maksudnya seseorang yang dalam keadaan sadar meyakini, memahami, menjiwai dan
mengamalkan segala sesuatu yang berhubungan dengan kapasitas Allah sebagai Tuhan.
Ia meliputi Syariah Allah (ketetapan atau aturan yang berupa perintah, larangan, anjuran, janji,
ancaman, dan kehendak), Sifat-sifat Allah,Nama-nama Allah dan Otorisasi Allah.
Aqidah Nubuwah
Meyakini, memahami, menjiwai dan mengamalkan yang berhubungan dengan nabi. Ia
meliputi segala ketetapan (perintah, anjuran, ancaman, larangan, janji, prediksi), Sifat
(Sidiq, amanah, tablig, fathonah), Keistimewaan, kemuliaan, akhlaqnya serta ucapan,
sikap, dan perbuatannya.

Aqidah Ruhaniyah (Metafisis)


Meyakini, menjiwai, memahami, segala sesuatu yang bersifat ghoib (tidak terdeteksi oleh
panca indera). Misalnya pahala, dosa, surga, neraka, adanya Alloh, malaikat, Jin, adanya alam
kubur, adanya kiamat masa kebangkitan dan alam akhirat.

Akidah Samiyyah (Pendengaran)


Meyakini apa yang didengar atau diperoleh dari al-Quran dan as sunnah tanpa ada keraguan
sedikitpun.

Paham-Paham yang Berkembang di Bidang Aqidah


Pengembangan ilmu aqidah yang dimiliki dapat menimbulkan suatu permasalahan yaitu
timbulnya suatu pemahaman.Beberapa pemahaman baru ini antara lain:
Rawafidh, yaitu golongan yang menolak kekhalifahan Abu Bakar dan Umar bin Khattab
dan mengklaim yang berhak adalah Ali bin Abi Thalib, mengkafirkan sahabat kecuali
beberapa orang saja.
Khawarij, yaitu golongan yang mengkafirkan orang-orang yang berdosa besar atau ahli
maksiat. Muncul pertama kali tahun 73 H.
Qadariyah, yaitu golongan yang meyakini bahwa manusia itu sendirilah yang menciptakan
perbuatannya, sedangkan Allah tidak menetapkan qadar apa-apa.
M Murjiah, yaitu golongan yang menganggap bahwa amal perbuatan bukan termasuk
iman, iman cukup di hati dan lisan saja tanpa harus diwujudkan dalam amal nyata.
.
Jahmiyah, yaitu golongan yang meyakini bahwa Allah yang menentukan baik
dan buruknya perbuatan seseorang, manusia tidak punya kuasa ikhtiar apa- apa.

Mutazilah, mereka meyakini bahwa orang yang berdosa besar tidak kafir dan bukan Muslim
tetapi di antara keduanya.
Musyabbihah, yaitu golongan yang melampaui batas dalam menetapkansifat-sifat Allah dengan
menyerupakan sifat Allah dengan makhluknya.
Najjariyah, yaitu golongan yang menyatakan bahwa iman itu hanya mengenal Allah dan
merendahkan diri di hadapan-Nya serta menafikkan sifat-sifat Allah.
Sabaiyah, yaitu golongan yang beranggapan bahwa Ali bin Abi Thalib adalah sebagai Tuhan
atau yang tidak beranggapan demikian tetapitapi mereka berkeyakinan bahwa Ali berada di atas
awan dan tidak mati.

Qaramithah, yaitu golongan yang mengatakan bahwa Allah adalah cahaya yang luhur
yang melahirkan para Nabi dan imam, karena itu para imam mengetahui yang ghaib,
dan berkuasa atas apa saja.

Urgensi Akidah dalam Islam


Akidah penting karena merupakan pondasi tegaknya bangunan agama dan merupakan dasar
seluruh amal ibadah dan perbuatan yang dilakukan. Tanpa pembenahan akidah amal jadi tidak
berguna. Maksudnya yaitu ketika kita melakukan suatu perbuatan tanpa mengetahui tata cara
atau ilmu maka sama saja percuma karena tidak memiliki dasar atau pengetahuan umum
tentang hal itu. Sehingga kita wajib mempelajari akidah agar seseorang dapat terhindar dari
paham-paham akidah yang menyimpang. Memahami aidah secara garis besar terbagi menjadi 2
cara, yaitu belajar dan menghindari taqlid.

Manfaat Mempelajari Aqidah


Manfaat yang kita peroleh dari mempelajari aqidah Islamiyah antara lain:
Membebaskan kita dari ubudiyah/penghambaan kepada selain Allah, baik bentuknya
menghamba kepada kekuasaan, harta, pimpinan maupun yang lainnya.
Membentuk pribadi yang seimbang, yaitu selalu taat kepada Allah, baik dalam keadaan
suka maupun duka.
Kita akan merasa aman dari berbagai macam rasa takut dan cemas, takut kepada kurang
rezeki, terhadap jiwa, harta, keluarga, jin dan seluruh manusia, termasuk takut kepada
kematian. Sehingga dia penuh tawakal kepada Allah.
Aqidah memberikan kekuatan kepada jiwa, sekokoh gunung. Aqidah hanya berharap
kepada Allah dari ridha terhadap segala ketentuan Allah.
Aqidah Islamiyah berdasarkan kepada asas ukhuwah (persaudaraan) dan persamaan,
tidak membedakan antara miskin dan kaya, antara pejabat dan rakyat jelata, antara kulit
putih dan hitam, dan antara orang Arab dan bukan Arab, kecuali kadar ketakwaan kita di
sisi Allah SWT.

Syariah

Pengertian dan Hakikat Syariah

Syariah berasal dari kata kerja (fiil madli) Syaraa yang berarti : Memulai,
Mengarahkan, Menerangkan. Makna lain (dalam bentuk kata benda); AlSyirah = adat kebiasaan, Al-Syaraah =kapal laut (perahu).
Menurut istilah kata syariah dapat diterangkan dengan dua pengertian yaitu
pengertian yang bersifat umum dan pengertian yang besifat khusus.
Menurut pengertian umum, syariat Islam berarti keseluruhan ketentuan
ajaran Islam yang bersumber pada Al-Quran dan al-Hadis. Ini berarti
syariat mencakup seluruh ajaran agama Islam yang meliputi bidang aqidah,
akhlaq dan bidang amaliyah (perbutan nyata). Hal tersebut sebagai wujud
penghambaan dan ketundukan kepada Allah swt..

Syariah menurut pengertian khusus, berarti ketentuan-ketentuan atau peraturanperaturan agama Islam yang nyata, yakni bidang amaliyah, yang tidak
mencakup bidang aqidah dan akhlaq. Syariah dalam pengertian khusus tersebut
adalah ketentuan-ketentuan atau peraturan-peraturan hukum yang mengatur
segala perbuatan serta tingkah manusia, khususnya umat Islam.
Mengambil pendapat Syatibi, Syariah dalam pengertian kedua, memiliki lima tujuan pokok
yang dikenal dengan Maqashidu al- Syariah al-Khamsah:
Hifdu al-Din (agama)
Hifdu al-Nafs (Jiwa)
Hifdu al-Aql (Akal)
Hifdu al-Irdl (Kehormatan)
Hifdu al-mal (harta)

syariah bekerja dalam tiga kerangka dasar;


Dharuriyat; sesuatu yang mutlak dan harus ada untuk menopang kehidupan, baik dalam
urusan agama maupun keduniaan. Seandainya sesuatu itu tidak ada menyebabkan
kerusakan dan kebinasaaan dan akan meyebabkan adanya ancaman siksa di akhirat kelak.
Draruriyan ini dapat disebut sebagai kebutuhan primer. Contoh; Iman dan syahadatain
dalam urusan agama, makan dan minum dalam urusan memelihara diri dan akal, hukuman
ranjam bagi pezina untuk memeliharan keturunan, dll.
Hajjiyat, sesuatu yang amat dibutuhkan manusia, jika sesuatu itu tidak ada, maka manusia
akan kesulitan dalam hidup. Hanya saja, kesulitan itu tidak menjadikan kehancurannya.
Contoh; keringanan pelaksanaan shalat bagi orang sakit, boleh menceraikan istri yang jika
perkawinan tersebut dipertahankan akan manimbulkan kesulitan yang lebih besar, dll
Tahsiniyat; sesuatu yang bersifat sebagai penyempurna. Artinya keberadaan sesuatu itu
akan menyempurnakan suatu urusan, jika ia tidak ada, tidak akan meyebabkan kecacatan.
Contoh, berhias diri ika mau ke pertemuan, mamakai pakaian baru di bulan syawal.

Perbedaan Syariah dan Fiqih


Syari'ah memiliki pengertian yang amat luas. Tetapi dalam konteks hukum Islam,
makna Syari'ah adalah Aturan yang bersumber dari nash yang qat'i.Sedangkan Fiqh
adalah aturan hukum Islam yang bersumber dari nash yang zanni.
Nash Qat'i
Dalil atau nash yang qathi ialah nash yang menunjukkan kepada makna yang bisa
difahami secara tertentu, tidak ada kemungkinan menerimatawil, tidak ada tempat
bagi pemahaman arti selain itu.
Contoh : QS. An-Nisa : 12
Nash Zanni
Dalil atau nash yang zhanni ialah nash yang menunjukkan atas makna yang
memungkinkan untuk ditakwilkan atau dipalingkan dari makna asalanya (lughawi)
kepada makna yang lain
Contoh : QS. al-Baqarah : 228

Jadi dapat disimpulkan yaitu :


Syariat : Materi ajaran agama Islam yang bersumber langsung dari Allah SWT dan
terdapat dalam Al-Quran dan Al hadist
Fiqih adalah hasil pemahaman atau ijtihadn dari ulama mengenai syariah Islam yang
berdasarkan dalil yang rinci yang tetap bersumber pada Al Quran dan as Sunnah

Ruang Lingkup Syariah


Adapun ruang lingkup syariah adalah :
Hubungan manusia dengan Tuhannya secara vertikal
Hubungan manusia dengan mausia, dengan silaturahmi, mencintai, tolong
menolong dan bantu membantu.
Hubungan manusia dengan alam lingkungan khusunya, dan alam semesta pada
umumnya.
Faktor-faktor tersebut merupakan hakikat (inti) syariat islam, yang di dalam Al-Quran disebut
dengan iman. Integrasi antara akidah dan syariah disebut dengan islam.

Manfaat Syariat Islam

Dapat terjaganya eksistensi agama Islam


Terwujudnya masyarakat yang beradab dan sejahtera
Terjaminnya hukum dan kepastiannya
Dapat terlindunginya keamanan jasmai dan rohani
Dapat terlindunginya harta dan jiwa
Berkurangnyay taraf kejahatan dan terjaganya kerusakan moral masyarakat

Akhlak
Pengertian Akhklak
Secara bahasa Akhlak berasal dari kata akhlaq yang merupakan jama
dari khulqu dari bahasa Arab yang artinya perangai, budi, tabiat dan
adab.
Pengertian akhlak secara terminologi dalah suatu keinginan yang ada
didalam jiwa manusia yang akan dilakukan dengan perbuatan tanpa akal
pikiran

Macam macam Akhlak


Akhlak Terpuji
Akhlak Terpuji (al-mahmudah) atau akhlak al-karimah artinya sikap
dan sifat yang mulia atau terpuji, yang terkadang disebut dengan budi
pekerti yang luhur.
Contoh :
Shiddiq (benar atau jujur)
Al-manah (menyampaikan atau terbuka)
Tabligh (menyampaikan atau terbuka)
Fathana (cerdas dan cakap)
Istiqamah (teguh pendirian)
Ikhlas berbuat atau beramal
Syukur (menerima baik)
Sabar (teguh)

Akhlak yang tercela


Akhlak tercela adalah semua sifat dan tingkah laku yang berbeda atau
berlawanan, bahkan bertentangan dengan sifat-sifat yang telah disebutkan
pada bagian terdahulu (akhlak mulia) tersebut di atas.
Contoh :
Dusta (bohong)
Khiyanat (menyia-nyiakan kepercayaan)
Hasad (dengki)
Iri hati
Al-Riya (puji diri)
Takabbur (sombong)
Al-Tabdzir (boros)
Al-Bukhlu (kikir)

Lima ciri yang terdapat dalam perbuatan akhlak ;


pertama, perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa seseorang,
sehingga telah menjadi kepribadiaannya.
Kedua, perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah dan tanpa
pemikiran. Ini tidak berarti bahwa saat melakukan sesuatu perbuatan, yang bersangkutan dalam
keadaan tidak sadar, hilang ingatan, tidur atau gila.
Ketiga, bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang yang
mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar. Perbuatan akhlak adalah perbuatan
yang dilakukan atas dasar kemauan, pilihan dan keputusan yang bersangkutan.
Keempat, bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan sesungguhnya,
bukan main-main atau karena bersandiwara.
Kelima, sejalan dengan cirri yang keempat perbuatan akhlak (khususnya akhlak yang baik)
adalah perbuatan yang dilakukan karena ikhlas semata-mata karena Allah, bukan karena ingin
dipuji orang atau karena ingin mendapatkan suatu pujian.

Pengertian Etika, Moral dan Akhlak


Etika merupakan sesuatu yang membahas perbuatan yang dilakukan oleh manusia bersumber
pada akal pikiran atau filsafat bersifat relative yakni dapat berubah-ubah sesuai dengan tuntutan
zaman.
Moral adalah suatu istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas dari sifat, perangai,
kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik atau
buruk. Moral lebih mengacu kepada suatu nilai atau system hidup yang dilaksanakan atau
diberlakukan oleh masyarakat
Akhak adalah bentuk budi pekerti, tingkah laku tabiat, perangai, serta karakter yang
seharusnya dilakukan oleh umat manusia, bersumber kepada Al-Quran dan As-Sunah.

Akhlak terhadap Allah


Allah yang pertama kali harus dijadikan prioritas dalam berakhlak dan pondasi dalam
berakhlak terhadap siapapun. Akhlak terhadap Allah diantaranya:
Al-Hubb, yaitu mencintai Allah melebihi cinta kepada apa dan siapapun juga dengan
mempergunakan firman-Nya dalam Al-Quran sebagai pedoman hidup dan kehidupan.
Kecintaan kepada Allah dewujudkan dengan cara melaksanakan segala perintah dan menjauhi
segala larangan-Nya.
Al-Raja, yaitu mengharapkan karunia dan berusaha memperoleh keridhoan Allah
As-Syukr, yaitu mensyukuri nikmat dan karunia Allah
Qanaah, yaitu menerima dan ikhlas semua kada dan kadae Ilahi setelah berikhtiar maksimal.
Memohon ampun hanya kepada Alllah
At-Taubat, yaitu bertaubat hanya kepada Allah. Taubat yang paling tinggi adalah taubat nasuha
yaitu taubat benar-benar taubat, tidak lagi melakukan perbuatan sama yang dilarang Allah dan
dengan tertib melakasanakan semua perintah dan menjauhi smgala larangan-Nya Tawakkal
(berserah diri) kepada Allah

Akhlak terhadap Makhluk


Akhlak terhadap Manusia dapat dirinci menjadi :
Akhlak terhadap Rasulullah (Nabi Muhammad), antara lain :
Mencintai Rasulullah secara tulus dengan mengikuti semua sunnahnya
Menjadikan Rasulullah sebagai idola, suri teladan dalam hidup dan kehidupan
Menjalankan apa yang disuruh-Nya tidak melakukan apa yang dilarang-Nya

Akhlak terhadap Orang tua (birrul walidain) dan sesama saudara, antara lain :
Mencintai mereka melebihi cinta kepada kerabat lainnya
Mernedahkan diri kepda keduanya diiringi perasaan kasih sayang
Berkomunikasi dengan orang tua dengan khidmat, mempergunakan kata-kata lemah
lembut berbuat baik kepada ibu-bapak dengan sebaik-baiknua, dengan mengikuti
nasehat baeknua, tidak menyinggung perasaan dan menyakiti hatinya, membuat ibubapak ridha.
Mendoakan keselamatan dan keampunan bagi mereka.
Menunaikan kewajiban untuk memperoleh hak
Saling mengunjungi
Memuliakannya ketika datang

Akhlak terhadap diri sendiri


Dapat mengenal dirinya sendiri
Rasulullah bersabda : Siapa yang mengenal dirinya , diapasti mengenal Tuhannya,
Menjaga badan dan jiwa kita tetap sehat dan kuat , salah satunya dengan menjaga
pola makan yang sehat dan kebersihan jasmani maupun rohani.
Sabar, yaitu prilaku seseorang terhadap dirinya sendiri sebagai hasil dari
pengendalian nafsu dan penerimaan terhadap apa yang menimpanya.
Syukur, yaitu sikap berterima kasih atas pemberian nikmat Allah yang tidak bisa
terhitung banyaknya. Syukur diungkapkan dalam bentuk ucapan dan perbuatan.
Tawaduk, yaitu rendah hati, selalu menghargai siapa saja yang dihadapinya, orang
tua, muda, kaya atau miskin. Sikap tawaduk melahirkan ketenangan jiwa,
menjauhkan dari sifat iri dan dengki yang menyiksa diri sendiri dan tidak
menyenangkan orang lain

Akhlak terhadap Lingkungan hidup


Sadar dan memelihara kelestarian lingkungan hidup
Menjaga dan memanfaatkan aam terutama hewani dan nabati
Sayang sesama makhluk
Akhlak terhadap masyarakat
Dalam masyarakat terdapat keanekaragaman karakter budaya, ideologi, keyakinan,
dll. Yang perlu dilakukan dalam berakhlak dengan masyarakat adalah bagaimana
menjalin kehidupan bersama yang lebih harmonis dan saling menghormati
perbedaan-perbedaan yang ada.

Manfaat mempelajari akhlak


Mampu membedakan antara yang baik dan buruk.
Mustafa Zahri mengatakan bahwa tujuan perbaikan akhlak itu, ialah untuk membersihkan
kalbu dari kotoran-kotoran hawa nafsu dan amarah sehingga hati menjadi suci bersih, bagaikan
cermin yang dapat menerima Nur Cahaya Tuhan.
Ilmu akhlak atau akhlak yang mulia juga berguna dalam mengarahkan dan mewarnai berbagai
aktivitas kehidupan manusia di segala bidang.

Sumber ( Source )

http://www.nasehatislam.com/?p=277
http://senyumkudakwahku.blogspot.com/2012/06/makal
ah-akhlaq-persoalan-akhlaq-dan.html
http://blog.uin-malang.ac.id/awan/2011/03/14/dalilqathi-dan-dzanni/
http://dc389.4shared.com/doc/pnydDHXt/preview.html
http://gudangmaterikuliah.blogspot.com/2012/04/tujuandan-faedah-mempelajari-ilmu.html
Mustafa Zahri. Kunci Memahami Ilmu Tasawuf.
(Surabaya: Bina Ilmu. 1995). hal. 67.
http://sugiartoagribisnis.wordpress.com/2010/05/05/etika
-moral-dan-akhlak-dalam-islam/
Thabathaba`i,A.S.M.H.1989.Inilah Islam.Diterjemahkan
oleh: Ahsin Muhammad.Bandung: Pustaka Hidayah.

Terimakasih Atas Perhatianya


..

Wassalammualaikum Wr.Wb

Anda mungkin juga menyukai