Anda di halaman 1dari 18

Kesehatan

Minggu, 03 November 2013

Makalah Kasus Lupus (SLE)


KASUS
Seorang perempuan usia 35 tahun datang ke UGD dengan keluhan merasa
tidak nyaman dengan kulit memerah pada daerah pipi dan leher, awalnya kecil
setelah 1 minggu bertambah besar, demam, nyeri dan terasa kaku seluruh
persendian terutama pada pagi hari dan kurang nafsu makan. Pada
pemeriksaan fisik diperoleh ruam pada pipi dengan terbatas tegas, peradangan
pada siku, lesi berskuama pada daerah leher, malaise. Tekanan darah 110/80
mmHg, pernapasan 20x/menit, nadi 90x/menit, suhu 38,5 0 C, HB 11 gr/dl, WBC
15.000/mm3.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN
SISTEMISC LUPUS ERYTHEMATOSUS (LUPUS)
1.

Definisi

SLE (Sistemisc lupus erythematosus) adalah penyakti radang multisistem yang


sebabnya belum diketahui, dengan perjalanan penyakit yang mungkin akut dan
fulminan atau kronik remisi dan eksaserbasi disertai oleh terdapatnya berbagai
macam autoantibodi dalam tubuh.
Penyakit lupus merupakan penyakit sistem daya tahan, atau penyakit
auto imun, dimana tubuh pasien lupus membentuk antibodi yang salah arah,
merusak organ tubuh sendiri, seperti ginjal, hati, sendi, sel darah merah,
leukosit, atau trombosit. Antibodi seharusnya ditujukan untuk melawan bakteri
ataupun virus yang masuk ke dalam tubuh.
Penyakit lupus termasuk penyakit autoimun, artinya tubuh menghasilkan
antibodi yang sebenarnya untuk melenyapkan kuman atau sel kanker yang ada
di tubuh, tetapi dalam keadaan autoimun, antibodi tersebut ternyata merusak
organ tubuh sendiri. Organ tubuh yang sering dirusak adalah ginjal, sendi, kulit,
jantung, paru, otak, dan sistem pembuluh darah. Semakin lama proses
perusakan terjadi, semakin berat kerusakan tubuh. Jika penyakit lupus
melibatkan ginjal, dalam waktu lama fungsi ginjal akan menurun dan pada
keadaan tertentu memang diperlukan cuci darah. (Dr. Samsuridjal Djauzi,
2009)
Penyebab penyakit lupus belum diketahui secara pasti, agaknya
disebabkan kombinasi berbagai faktor seperti genetik, hormon, infeksi, dan

lingkungan. Terjadi penyimpangan pada sistem kekebalan yang pada mulanya


sistem kekebalan tidak bisa membedakan teman dan musuh, kemudian temanteman sendiri (sel-sel tubuh/organ sendiri) dianggap sebagai musuh, sehingga
dibuat zat anti terhadap sel-sel tersebut, kemudian zat anti ini menyerang selsel tubuh.organ sendiri tersebut. Akibatnya serangan ini menimbulkan
kerusakan-kerusakan pada organ tersebut.
2.

Etiologi

Sehingga kini faktor yang merangsangkan sistem pertahanan diri untuk


menjadi tidak normal belum diketahui. Ada kemungkinan faktor genetik,
kuman, virus, sinar ultraviolet, dan obat-obatan tertentu memainkan peranan.
Penyakit Sistemik Lupus Erythematosus (SLE) ini lebih kerap ditemui di
kalangan kaum wanita. Ini menunjukkan bahwa hormon yang terdapat pada
wanita mempunyai peranan besar, walau bagaimanapun perkaitan antara
Sistemik Lupus Erythematosus (SLE) dan hormon wanita saat ini masih dalam
kajian.
Belum diketahui dengan jelas , namun terdapat banyak bukti bahwa
Sistemik lupus erythematosus (SLE) bersifat multifaktor, mencakup :
2.1
Genetik
2.2
Infeksi
2.3
Lingkungan
2.4
Stress
2.5
Cahaya matahari
2.6
Faktor Resiko : hormon; imunitas; obat
Pengkajian Klien dengan SLE (Sistemisc Lupus Erythematosus)
1.
1.1
1.2
1.3

Identitas
Nama
Umur
Jenis Kelamin

2.
2.1
2.2
2.3
2.4

Keluhan Utama
Pipi dan Leher merah.
Demam.
Nyeri pada kulit yang memerah
Persendian terasa kaku

3.

: Nn. A
: 35 Tahun
: Perempuan

Riwayat kesehatan sekarang.


Klien datang ke UGD dengan keluhan merasa tidak nyaman dengan kulit
memerah pada daerah pipi dan leher, awalnya kecil setelah 1 minggu

bertambah besar, demam nyeri dan terasa kaku seluruh persendian utamanya
pada pagi hari dan berkurang nafsu makan.
4.
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6

Pemeriksaan umum
Tekanan darah
: 110/80 mmHg
Respirasi
: 20X/menit
Nadi
: 90X/menit
Suhu
: 38,50 C
Hb
: 11 gr/dl
WBC
: 15.000/mm3

5.
5.1
5.2
5.3
5.4

Pemeriksaan Fisik
Ruam pada pipi yang terbatas tegas
Peradangan pada siku
Lesi berskuama pada daerah leher
Malaise

6.
Pemeriksaan Penunjang
6.1
Rontgen dada menunjukkan pleuritis atau perikarditis.
6.2
Pemeriksaan dada dengan bantuan stetoskop menunjukkan adanya
gesekan pleura atau jantung.
6.3
Analisa air kemih menunjukkan adanya darah atau protein lebih dari 0,5
mg/hari atau +++.
6.4
Hitung jenis darah menunjukkan adanya penurunan beberapa jenis sel
darah.
7.

Analisa Data

No.
Data
1. DS :
Klien merasa tidak nyaman
dengan kulit memerah pada
daerah pipi dan leher,
demam dan nyeri.
DO :
- Suhu 38,50 C
- WBC 15.000/mm3
- Hb11 gr/dl

Etiologi
Produksi autoimun yg
berlebihan
Jumlah anti body
meningkat
Antibody merusak
jaringan
Terjadi peradangan /
inflamasi

Masalah
Resiko Infeksi

2.

DS :
Klien mengatakan, nyeri
dan persendian terasa kaku,
utamanya dipagi hari.
DO :
- Peradangan pada siku.
3. DS :
Klien mengaku kurang
nafsu makan.
DO :
Malaise

Peradangan / inflamasi

Intoleran Aktivitas

Sendi
Artitis
Kerusakan jaringan

Resiko
Nutrisi
kurang kebutuhan

Saluran cerna akan


mengiritasi lambung
Mual/Muntah

4.

DS :
Klien merasa tidak nyaman
dengan kulit memerah pada
daerah pipi dan leher.
DO :
- Ruam pada pipi dengan
terbatas tegas.
- Lesi berskuama pada daerah
leher

Intake tidak adekuat


Produksi anti body
Penyakit inflamasi multi
organ
Merusak kulit yang
normal
Degenerasi lapisan basal
Fibrosis, inviltrasi
perivaskuler sel
mononukleus
Lesi, Eritema dan Bula

8.
KDM.

Penyimpangan

Gangguan Integrasi
Kulit

9.

Diagnosa Keperawatan dan Intervensi.

No.

Diagnosa Keperawatan

1.

Resiko Infeksi

Intervensi
- Meminimalkan penyebaran dan penularan agens
infeksius.
- Mencegah dan mendeteksi dini infeksi pada pasien
yang beresiko.

2.

Intoleran Aktivitas

- Menggunakan gerakan tubuh aktif atau pasif untuk


mempertahankan atau memperbaiki fleksibilitas
sendi.
- Membantu Klien untuk tetap melakukan AKS.

3.

Resiko
nutrisi
kebutuhan

kurang - Membantu klien untuk makan


- Membantu atau menyediakan asupan makanan dan
cairan diet seimbang.
- pemberian makanan dan cairan untuk mendukung
proses metabolik pasien yang malnutrisi atau
beresiko tinggi terhadap malnutrisi.

4.

Gangguan Integrasi Kulit

- Mencegah dan mengobati daerah gatal


- Mengumpulkan dan menganalisis data pasien untuk
mempertahankan integritas kulit dan membran
mukosa.

5.

Cemas.

- Bantu klien mengekpresikan perasaan kehilangan


dan takut.
- Kaji tanda verbal dan non verbal kecemasan,
damping klien dan lakukan tindakan bila
menunjukkan perilaku merusak.
- Hindari Konfrontasi.
- Mulai melakukan tindakan untuk mengurangi
kecemasan.
- Beri lingkungan yang tenang dan suasana penuh

istirahat.
- Tingkatkan control sensasi pasien.
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.

Doengoes, Marilyn C, Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk perencanaan dan


pendokumentasian perawatan pasien, Edisi 3 Jakarta: EGC, 1999
Buku Diagnosa Keperawatan Nanda, NIC, NOC.
Smeltzer, Bare, Buku Ajar keperawatan Medical Bedah, Bruner & Suddart, Edisi 8,
Jakarta, EGC, 2001
Diposkan oleh HamsahPK4 di 21.30
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Tidak ada komentar:


Poskan Komentar
Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Gaya...

Lagi Ngaji...

Rapat

Pantai

Entri Populer
Makalah Gangguan Sistem Reproduksi
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Makhluk hidup memiliki ciri di antaranya dapat
berkembang biak, begitu juga dengan m...
Makalah Sistem Pernafasan
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Manusia dalam bernapas menghirup oksigen dalam udara
bebas dan membuang karbondioksida ...
Makalah Penyalahgunaan Narkoba
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Kenakalan remaja ini cenderung meningkat setiap
tahunnya khususnya dalam penggunaan...
Askep Asma Bronchiale
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Secara nasional, pembangunan di bidang kesehatan baik
jangka pendek, menengah maupun ...
Makalah Mikrobiologi
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Sel bakteri dan mikroorganisme lainnya diamati
dengan bantuan mikroskop. Teru...
Makalah Askep Diare
KATA PENGANTAR
Penulis Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa karena atas Rahmat dan Karun...
TEORI DAN KONSEP MARTHA E ROGERS
TEORI DAN KONSEP MARTHA E ROGERS DEFINISI KEPERAWATAN MENURUT MARTHA E. ROGERS
Keperawatan adalah ilmu humanisti/humanitarian yang...
Makalah Hemostasis
BAB I PEND A HULUAN 1.1
L atar B elakang
Dalam keadaan normal darah senantiasa
berada di dalam pembuluh dara...
Askep Leukemia
ASUHAN KEPERAWATAN LEUKIMIA 1.
Pengkajian
Pengkajian adalah dasar utama dari
proses keperawatan, pengumpula...
Makalah Askep Hypospadia
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang
Hipospadia sendiri berasal dari dua kata yaitu hypo
yang berarti di bawah...

Mengenai Saya

HamsahPK4
ulawesi Tenggara, Indonesia

nyakan apa yang telah diberikan Negara PadaMU... tapi tanyakan apa yang telah Kau Sumbangkan Kepada BangsaMU...
Lihat profil lengkapku

HBD

Orang yang berhasil belum tentu dia yang paling pintar/pandai, karena kepandaian sangat tergantung
dengan keadaan seseorang...
Tapi yang pasti, orang yang berhasil adalah orang yang pandai memanfaatkan keadaan menjadi lebih
baik...

My Baby

Arsip Blog
2014 (8)

o
o

o
o
o

2013 (27)
Desember (2)
November (8)
Makalah Askep Hypospadia
Makalah Askep TB Renal
Askep Leukemia
Makalah Askep Ca Paru
Makalah Kasus Lupus (SLE)
Makalah Epidemologi Keperawatan Bedah
Makalah Hemostasis
Makalah Sistem Pernafasan
Oktober (15)
Mei (1)
April (1)

Translate

Translate

Powered by

Cari Blog Ini


Cari

Total Tayangan Laman

31,518

Orang yang baik biasanya Kawannya sedikit...


tapi, Orang yang jahat banyak Teman dan
pendukungnya...
Template Travel. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai