Anda di halaman 1dari 1

Harta Tersisa di Ibu Kota

Bebeda memang Jakarta tempo dulu dengan sekarang. Ibu kota yang teduh, banyak
pepohonan tumbuh menjulang di beberapa sudut kota, lapangan hijau luas terbentang, saura
kicauan burung

terdengar jelas masih banyak ditemui saat tempo dulu. Namun sekarang,

kenyataan ini berbalik 180. Jakarta identik panas, gersang, banjir dan minim ruang terbuka hijau.
Ruang terbuka hijau sebagai salah satu harta keanekargaman hayati kini semakin menipis.
Maraknya penduduk berdatangan sehingga banyak gedung bertingkat, pengrusakan habitat satwa,
polusi merupakan penyebab hilangnya harta tersebut. Keterancamannya tersebut membuat
organisasi Biological Bird Club Ardea Universitas Nasional membuat penelitian untuk medata
jenis burung yang tersisa. Penelitian dilakukan di Kampus Universitas Nasional, Bumi
Perkemahan Ragunan, Eko Park Ancol dan Suaka Margasatwa Muara Angke pada tahun 20122014.
Sebanyak 77 jenis burung berhasil ditemukan di empat kawasan tersebut. Jumlah jenis
yang ditemukan, 22,07 % diantaranya merupakan jenis dilindungi. Seperti Bangau Bluwok yang
sudah di lindungi UU No. 5 tahun 1990, Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1999 dan di
perlindungan internasional IUCN dengan satus Endangerd.
Tidak hanya itu Jalak Putih yang ditemukan
di Suaka Margasatwa Muara Angke juga termasuk
jenis dilindungi. Menurut IUCN 2013, burung
bertubuh putih dan hitan dibagian sayap serta
ekornya termasuk golongan Critical Endangered.

Foto : BBC Ardea UNAS

Burung Bangau Bluwok di SSM Angke

Keadaan ini semakin parah jika tidak ada


penanganan serius. Adanya penelitian
ini, diharapkan kita semua tidak hanya
mementingkan diri sendiri namun juga
memperhatikan harta kita yang tersisa

Foto : BBC Ardea UNAS

Jalak Putih salah satu jenis Critical Endangered

dan terncam punah. ARANI.


SAFANA/Sekitar Alam Flora dan Fauna /Edisi 2/November/2014/Jakarta /safanaindonesia@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai