Anda di halaman 1dari 19

UNIVERSITAS INDONESIA

ASEAN, APEC, and WTO Roles in World Economy

Mata Kuliah
Bisnis Global

Disusun Oleh:
Kadek Ayu Dani Astari (1106003850)
Lovina Claudia Iristianty (1106006865)
Alfiany Bahar (1106011505)
Komang Santhi Arsa (1106013832)
Anindya Zulkarida Putri (1106017036)
Vinny Oksa Verlin (1106022944)
Galvin (1106075080)
Ertiniara Novaria Prasanti (1106075995)

FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM S1 REGULER AKUNTANSI
DEPOK

STATEMENT OF AUTHORSHIP
Kami yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas
terlampir adalah murni hasil pekerjaan kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang
lain yang kami gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.
Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk
makalah/tugas pada mata ajaran lain kecuali kami menyatakan dengan jelas
bahwa kami menyatakan dengan jelas menggunakannya.
Kami memahami bahwa tugas yang kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan
atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.
Mata Ajaran

: Bisnis Global

Judul Makalah/Tugas : ASEAN, APEC, and WTO Roles in World Economy


Tanggal

: 25 September 2014

Dosen

: Widya Perwitasari, Master of International Studies


Nama

NPM

Kadek Ayu Dani Astari

1106003850

Lovina Claudia Iristianty

1106006865

Alfiany Bahar

1106011505

Komang Santhi Arsa

1106013832

Anindya Zulkarida Putri

1106017036

Vinny Oksa Verlin

1106022944

Galvin

1106075080

Ertiniara Novaria Prasanti

1106075995

TTD

DAFTAR ISI
Halaman Sampul
Statement of Authorship ...................................................................

Daftar Isi ...............

ii

I.

II.

Pendahuluan .....................................................................

A. Sejarah ASEAN dan Kebijakannya......................................

B. Sejarah WTO dan Kebijakannya........................................

C. Sejarah APEC dan Kebijakannya........................................

Pembahasan .....................................................................

A. Kondisi Perekonomian Global Beberapa Tahun Terakhir


dan Organisasi Perekonomian yang Ada di Dunia...............
B. Peran ASEAN dalam Perekonomian Global........................
C. Peran WTO dalam Perekonomian Global............................
D. Peran APEC dalam Perekonomian Global..........................

6
9
11
13

III. Kesimpulan & Saran ........................................................

15

Daftar Pustaka .................................................................................

16

ii

I. Pendahuluan
A. Sejarah ASEAN dan Kebijakannya
Sejarah ASEAN
ASEAN merupakan singkatan dari Association South East Asian
Nations atau Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara. Sejarah ASEAN
dimulai ketika pertama kali didirikan pada tanggal 8 Agustus 1967 di
Bangkok, Thailand. ASEAN didirikan oleh lima negara pemrakarsa, yaitu
Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand di Bangkok melalui
deklarasi Bangkok. Menlu yang menandatangani Deklarasi Bangkok ialah
Adam Malik (Indonesia), Narciso Ramos (Filipina), Tun Abdul Razak
(Malaysia), S.Rajaratnam (Singapura) dan Thanat Khoman (Thailand).
Kini jumlah anggota ASEAN ada 10 negara, disusul oleh negara
Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar dan Kamboja. Sejarah
pembentukan ASEAN berdasarkan pada prinsip-prinsip utama, yaitu :
Saling menghormati kemerdekaan, kedaulatan, kesamaan, integritas
wilayah nasional dan identitas nasional setiap negara.
Mengakui hak setiap bangsa untuk penghidupan nasional yang bebas
dari campur tangan luar, subversif, dan intervensi luar.
Tidak saling turut campur urusan dalam negeri masing-masing,
Penyelesaian perbedaan atau pertengkaran dan persengketaan secara
damai.
Tidak menggunakan ancaman, militer, dan menjalankan kerjasama
secara efektif antara anggota.
Kebijakan ASEAN
A. MEA (Masyarakat Ekonomi Asean)
Merupakan suatu integrasi negara-negara di kawasan Asia
Tenggara yang bertujuan untuk memperkecil kesenjangan antara
negara-negara ASEAN

dalam

hal

pertumbuhan

perekonomian.

Beberapa hal yang menjadi fokus di MEA tahun 2015, salah satunya
adalah MEA akan dibentuk sebagai kawasan ekonomi dengan tingkat
kompetisi yang tinggi. Untuk menjamin terciptanya tingkat persaingan
yang tinggi dan adil, MEA membentuk sebuah kebijakan berupa

perlindungan konsumen yang juga menjamin adanya arus informasi


yang akurat di pasar barang dan jasa.
B. ASEAN Open Sky
Kebijakan tersebut merupakan kebijakan yang akan membuka
pasar bebas di kawasann Asia Tenggara di dunia penerbangan di
kawasan Asia Tenggara pada tahun 2015 harus segera diantisipasi.
Terdapat roadmap ASEAN Single Aviation Market hingga diatas tahun
2015

meliputi

elemen

ekonomi

dan

teknis.

Sehingga

perlu

mengantisipasinya pada tingkat nasional. Yang menjadi permasalahan


adalah kesiapan Indonesia juga dinilai perlu dilakukan tidak hanya
dalam bentuk kerangka regulasi. Tetapi juga dalam menyiapkan sarana,
prasarana, serta SDM yang memadai seperti pilot.
C. Pembahasan Acuan Kelompok Kerja Bersama ASEAN
Rencana kebijakan dan penerapan visa bersama ASEAN seperti
yang diterapkan di negara-negara Uni Eropa tidaklah mudah mengingat
banyak hal harus disinkronisasikan terlebih dahulu diantara kesepuluh
negara anggota ASEAN. Kebijakan visa bersama dapat menguntungkan
setiap negara, terutama di bidang pariwisata. Wisatawan luar negeri
yang datang cukup mengajukan visa di salah satu negara ASEAN dan
dapat berkunjung ke tempat wisata di seluruh negara ASEAN. Dengan
begitu tak perlu ada lagi penumpukan wisatawan di negara tertentu saja
karena pergerakan wisatawan jauh lebih mudah.
B. Sejarah WTO dan Kebijakannya
WTO adalah badan internasional yang secara resmi bertugas
mendorong perdagangan bebas dengan mengurangi dan menghilangkan
hambatan-hambatan perdagangan seprti tariff dan non tariff melalui
regulasi, menyediakan forum perundingan perdagangan internasional
penyelesaian sengketa dagang dan memantau kebijakan perdagangan di
negara-negara anggotanya. WTO memiliki 149 negara anggota, termasuk
Indonesia. Indonesia adalah salah satu negara pendiri WTO dan telah
meratifikasi Persetujuan Pembentukan WTO melalui UU nomor 7 1994.

Perjanjian WTO bersifat mengikat secara hukum kepada negara


anggotanya.
WTO resmi berdiri 1 Januari 1995 menggantikan General
Agreement on Tariff and Trade (GATT). GATT didirikan pada tahun
1947 sebagai bagian dari kesepakaran Bretton Woods di Amrika.
Perbedaan antara GATT dan WTO adalah GATT hanya menyusun aturan
di bidang perdagangan internasional sedangkan cakupan WTO lebih luas
daripada itu. Selain itu WTO berbentuk institusi dengan aturan yang jelas
dan law enforcement yang kuat.
WTO memiliki beberapa fungsi, yaitu melakukan administrasi atas
segala persetujuan di bidang barang dan jasa dan mengawasi pelaksanaan
komitmen di bidang tariff dan non-tariff, mengawasi praktek-praktek
perdagangan internasional secara rutin dengan meninjau kebijakan negara
anggota

melalui

proses

notifikasi,

mengadakan

forum

untuk

menyelesaikan masalah dan menyediakan media konsiliasi, menyediakan


bantuan teknis untuk negara anggota, dan menjadi wadah bagi negara
anggota untuk melakukan perundingan dengan tujuan mengurangi
hambatan perdagangan dunia.
Perjanjian dagang WTO adalah hasil dari Putaran Uruguay yang
terdiri dari enam bagian yaitu perjanjian paying, perjanjian untuk setiap
tiga isu besar, penyelesaian sengketa, dan Trade Policy Review. Tiga isu
besar WTO adalah Perjanjian Umum Tentang Barang Dan Tariff yang
merupakan perjanjian umum tentang liberalisasi barang, Perjanjian Umum
Perdagangan Jasa-Jasa, dan Hak Atas Kekayaan Intelektual Yang Terkait
Dengan Perdagangan.
WTO juga mengadakan Konferensi Tingkat Menteri (KTM) setiap
dua tahun sekali dimulai tahun 1996 di Singapura. Selanjutnya
dilaksanakan di Geneva, Seattle, Qatar, dan lainnya.

C. Sejarah APEC dan Kebijakannya

Dinamika ekonomi politik Asia Pasifik pada akhir tahun 1993


tampak memasuki babak baru, terutama dalam bentuk pengorganisasian
kerja sama perdagangan dan investasi regional. Di negara-negara Asia
Pasifik, terutama sejak tahun 1970-an, saling berhubungan secara intensif
dan menimbulkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi walaupun tanpa
kerangka kerja sama formal seperti yang ada di Eropa. Bahkan, berbagai
transaksi ekonomi terjadi antarnegara yang kadang-kadang tidak memiliki
hubungan diplomatik. Sekarang dinamika ekonomi itu dianggap
memerlukan wadah organisasi yang lebih formal.
Dunia usaha lebih dahulu merasakan adanya kebutuhan akan
organisasi itu, seperti tercermin dalam pembentukan Pacific Basin
Economic Council (PBEC) tahun 1969. Organisasi PBEC aktif
mendorong perdagangan dan investasi di wilayah Asia Pasifik, tetapi
hanya melibatkan sektor swasta.
Pada tahun 1980 muncul Pacific Economic Cooperation Council
(PECC). Organisasi yang lahir di Canberra, Australia ini menciptakan
kelompok kerja untuk mengidentifikasi kepentingan ekonomi regional,
terutama perdagangan, sumber daya manusia, ahli teknologi, energi, dan
telekomunikasi. Walaupun masih bersifat informal, PECC melibatkan para
pejabat pemerintah, pelaku bisnis, dan akademis. Salah satu hasil kegiatan
PECC adalah terbentuknya Asia Pasific Economic Cooperation (APEC)
sebagai wadah kerja sama bangsa-bangsa di kawasan Asia Pasifik di
bidang ekonomi yang secara resmi terbentuk bulan November 1989 di
Canberra, Australia pada tahun 1989. Pembentukan APEC atas usulan
Perdana Menteri Australia, Bob Hawke. Suatu hal yang melatarbelakangi
terbentuknya APEC adalah perkembangan situasi politik dan ekonomi
dunia pada waktu itu yang berubah secara cepat dengan munculnya
kelompok-kelompok perdagangan lainnya seperti MEE dan NAFTA.
Selain itu perubahan besar terjadi di bidang politik dan ekonomi yang
terjadi di Uni Soviet dan Eropa Timur. Hal ini diikuti dengan kekhawatiran
gagalnya perundingan Putaran Uruguay (perdagangan bebas). Apabila
masalah perdagangan bebas gagal disepakati, diduga akan memicu sikap

proteksi dari setiap negara dan sangat menghambat perdagangan bebas.


Oleh karena itu, APEC dianggap bisa menjadi langkah efektif untuk
mengamankan kepentingan perdagangan negara-negara di kawasan Asia
Pasifik. Adapun tujuan dibentuknya APEC adalah untuk meningkatkan
kerja sama ekonomi di kawasan Asia Pasifik terutama di bidang
perdagangan dan investasi.
Pertemuan APEC Economic Leaders yang berlangung pada 7-8
Oktober 2013 di Bali, terdapat tujuh kesepakatan yang dicapai para
pemimpin negara APEC yang hadir. Berikut tujuh hasil kesepakatannya:
1. Menggandakan berbagai upaya guna mencapai Bogor Goals pada
2020 mendatang;
2. Meningkatkan intra-APEC trade atau intra-region trading;
3. Meningkatkan konektifitas fisik, institusional dan hubungan antar
manusia;
4. Menguatkan kembali komitmen untuk mencapai, pertumbuhan global
yang inklusif, berkelanjutan dan seimbang;
5. Bekerjasama meningkatkan ketahanan pangan dan energy di kawasan
Asia Pasifik;
6. Memastikan sinergi APEC dan kehadiran Indonesia dalam proses
pertemuan seperti East Asia Summit dan G-20; dan
7. Kolaborasi bisnis dengan para pengusaha lewat ABAC sangat penting
untuk mencapai tujuan pasar bebas dan terbuka serta dalam hal
investasi.

II. Pembahasan
A. Kondisi Perekonomian Global Beberapa Tahun Terakhir dan
Organisasi Perekonomian yang Ada di Dunia
Krisis

global

sudah

enam

tahun

berjalan

namun

kondisi

perekonomian global tetap rapuh, mengalami keadaan yang berubah-ubah


atau dapat dikatakan tidak stabil. Keadaan ini ditandai dengan

pertumbuhan di negara-negara berpendapatan tinggi masih lemah seperti


Tiongkok, prospek perbaikan kebijakan fiskal yang berkelanjutan di
Amerika Serikat, ketidakpastian situasi Zona Euro,

risiko-risiko

geopolitik, gangguan pada pasokan minyak global karna ketegangan di


Timur Tengah, serta fluktuasi harga komoditas di dunia sehingga hal ini
akan mempengaruhi dunia secara makro termasuk pada pertumbuhan
negara-negara berkembang
Namun memasuki tahun 2014 kondisi perekonomian global
menunjukkan tanda-tanda perbaikan. Perekonomian global 2014 diprediksi
baik sampai akhir tahun karena dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi
Amerika Serikat (AS) dan Jepang yang baik mendekati 3 persen. Selain
itu, perbaikan kondisi perekonomian global juga didorong oleh
berakhirnya perseteruan politik AS atas anggaran negara tersebut dinilai
mampu mulai mendorong normalisasi kebijakan, serta adanya sinyal
pemulihan ekonomi di kawasan Eropa, Tiongkok, dan India. Pertanda
perbaikan ini pun juga dibuktikan dengan adanya kenaikan pertumbuhan
ekonomi global 2014 yang mencapai kisaran perkiraan 3,2-3,4 persen,
lebih baik dari capaian tahun 2013 yang diprediksi hanya 2,9 persen.
Namun

walaupun

ekonomi

global

sudah

membaik,

tetap

mempunyai downside risk (risiko negatif) karena pemulihan belum terjadi


disemua negara terutama emerging market. Seperti pengangguran dan
sektor industri Eropa masih belum pulih dengan signifikan, pertumbuhan
ekonomi Rusia diperkirakan akan mengalami perlambatan karena sanksi
internasional, serta pertumbuhan ekonomi Tiongkok juga diperkirakan
masih akan mengalami perlambatan pada tahun ini. Hal ini juga akan tetap
berlaku untuk beberapa tahun kedepannya, mengingat pemulihan ini
membutuhkan waktu yang cukup panjang.
Untuk menekan kemungkinan resiko yang ditimbulkan dari
perekonomian global inilah dibutuhkan peran organisasi kerjasama
internasional yang semakin kuat dalam menghadapi kemungkinan
permasalahn permasalahan. Badan kerja sama ekonomi internasional ini
dapat dibagi menjadi:

A. Organisasi kerja sama ekonomi regional


ASEAN merupakan Association Of South East Asian Nation
Mempercepat pertumbuhan ekonomi, sosial dan memajukan
pendidikan di Asia Tenggara
AFTA merupakan suatu kesepakatan antara negara-negara ASEAN
yang membentuk suatu kawasan perdagangan bebas, sehingga tidak
ada hambatan tarif atau bea masuk maupun hambatan nontarif bagi
negara-negara ASEAn
MEE/EEC merupakan Masyarakat Ekonomi Eropa/European
Economic Community Menghilangkan hambatan perdagangan
secara bertahap di negara-negara eropa
APEC (Asia Pacifik Economic Cooperation) melakukan liberasisasi
perdagangan dan investasi, serta meningkatkan pemanfaatan sumber
daya alam dan kualitas sumber daya manusia untuk meningkatkan
pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Pasifik.
NAFTA (North American Free Trade Area) Membuat persetujuan
perjanjian dalam perdagangan internasional dan memberikan hak
bebas perdagangan di wilayah Amerika Utara
B. Organisasi kerja sama ekonomi internasional di bawah naungan PBB
IMF (International Monetary Fund) Membantu negara-negara
anggota

untuk

mengatasi

ketidakseimbangan

dalam

neraca

pembayaran luar negeri. IMF juga membantu perluasan perdagangan


internasional yang seimbang dan membantu perekonomian negara
anggota
IBRD (International Bank Recontruction Development) memberikan
pinjaman kepada negara yang sedang berkembang
WTO (World Trade Organisation) mengatur Arus perdagangan dan
menghindari adanya rasa dirugikan dan perdagangan
GATT (General Agreement on Tariff and Trade) mengatur Tarif
perdagangan agar tidak ada yang merasa dirugikan
FAO (Food and Agriculture Organisation) mengembangkan
pertanian dan persediaan makanan serta meningkatkan standar gizi
penduduk dunia

WHO (World Health Organization) adalah organisasi internasional


yang bergerak di bidang kesehatan. Tujuan WHO adalah untuk
mencapai kesehatan maksimal bagi umat manusia sedunia
ILO (International Labour Organization) adalah organisasi
internasional yang bergerak dalam bidang perburuhan
C. Organisasi kerja sama diluar PBB
OPEC (Organisation Of Petroleum Exporting Countries) menjaga
dan melindungi harga minyak pasar dunia dan menghimpun negaranegara penghasil dan pengekspor minyak
IGGI (Inter Governmental Group of Indonesia) memberikan
bantuan kepada Republik Indonesia
ADB (Asian Development Bank) memberikan pinjaman dana dan
memberikan bantuan teknik kepada negara yang sedang membangun
IDB (Islamic Development Bank) memberikan dan membantu
pembangunan ekonomi dan sosial negara anggota dan masyarakat
Islam

B. Peran ASEAN dalam Perekonomian Global


Era globalisasi ekonomi dimaknai sebagai menyatunya negaranegara di dunia yang berintegrasi secara ekonomi. Tidak ada satupun
negara yang bisa menghindar dari globalisasi. Konsekuensinya, mau tidak
mau, suka tidak suka, setiap negara akan masuk dalam pusaran dinamika
dunia, termasuk pusaran ekonomi global. Dalam kaitannya dengan
globalisasi ekonomi, tampaknya kawasan ASEAN akan memainkan peran
strategis yang akan mewarnai pertumbuhan ekonomi dunia pada masa
mendatang, di tengah lemahnya ekonomi Eropa dan Amerika. Kawasan
ASEAN diramalkan akan menjadi kekuatan baru, sebagaimana yang
ditulis oleh John Naisbitt dalam bukunya Megatrends Asia. Menurutnya,
Asia akan tumbuh menjadi emerging market yang disokong oleh India,
Tiongkok, dan Asia Tenggara, khususnya Indonesia. Prediksi ini bukan

tanpa argumen yang kuat. Secara de facto kawasan ekonomi ASEAN


memiliki nilai strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Asia
mengingat Asia memiliki luas wilayah terbesar di dunia, yakni 30 persen
dari total daratan dunia dan jumlah penduduk terbesar yaitu 4 miliar jiwa.
Wilayah Asia Tenggara terletak pada persimpangan antara Tiongkok
dan India di Asia serta Amerika Seikat, Australia, dan Selandia Baru di
Pasifik yang merupakan jalur komunikasi laut utama. Selain itu, negaranegara anggota ASEAN memberikan kontribusi yang signifikan terhadap
ekonomi global, dalam hal sumber daya alam dan manusia. Melihat hal ini,
seiring dengan pertumbuhan ekonomi ASEAN yang pesat pada tahun 80an
dan 90an, sifat hubungan dengan mitranya telah bergeser dari bantuan
pembangunan menjadi kemitraan yang saling menguntungkan. Peran
kerjasama pembangunan dengan mitranya menurun relatif terhadap
elemen-elemen yang lebih strategis. Fokus dari hubungan tersebut kini
telah bergeser ke arah akses pasar, perdagangan, investasi, pariwisata, jasa,
ilmu pengetahuan dan teknologi, pengembangan sumber daya manusia,
dan transfer teknologi. Mengingat pentingnya ekonomi dan keunikan
daerah, tidaklah mengherankan bahwa ASEAN cenderung untuk
membantu menjaga keseimbangan di wilayah tersebut.
Demikian pula, mengingat reputasi integritas dan keanekaragaman,
ASEAN diharapkan dapat memainkan peran penting dalam pertemuan
internasional seperti WTO dan G-20. Hal ini terutama karena pengalaman
ASEAN dalam menangani masalah ketimpangan dalam pembangunan
ekonomi dan integritas di kawasan tersebut. ASEAN membawa versi
miniatur dari ekonomi global ke dalam forum internasional dan dapat
menampilkan langkah-langkah dalam menangani isu-isu ketimpangan
ekonomi dan kesenjangan pembangunan. Pada tingkat regional, ASEAN
membantu menciptakan pemahaman bersama yang lebih baik diantara
mitranya dengan pandangan untuk mencapai posisi bersama pada isu-isu
penting yang akan mempengaruhi stabilitas, keamanan, dan kemakmuran
kawasan tersebut.

Pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-23 ASEAN di Bandar


Seri Begawan, Brunei Darussalam pada 9-10 Oktober 2013 yang lalu,
globalisasi ekonomi kembali mendapat penekanan para pemimpin
ASEAN. Hal tersebut terefleksi dari Pernyataan Bersama para Pemimpin
ASEAN, dimana dalam salah satu butir pernyataannya, disepakati untuk
terus memperdalam, memperluas, dan mengintegrasikan ekonomi ASEAN
dengan perekonomian global, khususnya melalui penerapan kawasan
perdagangan bebas negara-negara ASEAN melalui ASEAN Economic
Comunity (AEC) mulai Desember 2015. Implementasi AEC 2015
setidaknya akan menjadikan ASEAN sebagai pasar tunggal dan pusat
produksi, menjadikan ASEAN kawasan ekonomi yang kompetitif,
menciptakan pertumbuhan ekonomi yang seimbang, serta mengakselerasi
integrasi ekonomi regional ke ekonomi global. Saat ini kekuatan ekonomi
ASEAN menyumbang PDB sebesar 3,36 triliun dollar AS pada tahun
2012, rata-rata laju pertumbuhan ekonomi 5,6 persen, dimana Indonesia
sendiri tumbuh 6,3 persen, serta jumlah penduduk 608 juta jiwa, yang
merupakan potensi pasar dan tenaga kerja yang besar apabila dikelola
dengan baik, dan diyakini akan mampu menjadi kekuatan dahsyat dalam
memenangkan persaingan di era globalisasi ekonomi.
C. Peran WTO dalam Perekonomian Global
World Trade Organization (WTO) sebagai organisasi dunia ikut
berkontribusi dalam perekonomian dunia, terutama ketika perekonomian
dunia diguncang oleh adanya krisis finansial. Pada tengah tahun kedua
pada tahun 2007, krisis finansial mengguncang perekonomian dunia akibat
krisis subprime pada tingkat ketergantungan secara internasional yang
tinggi pada perdagangan, keuangan, migrasi dan operasi bisnis lintas batas
(cross-border).

Untuk

membantu

perekonomian

dunia

dalam

mengembalikan perekonomian dunia ke arah yang lebih stabil, berikut


adalah beberapa langkah strategis yang diajukan yaitu:
Meminimalisasi dampak negatif pada perdagangan dan investasi
melalui pengajuan kebijakan fiskal dan dalam bentuk bantuan pada
sektor keuangan

10

Bekerja sama dengan otritas keuangan negara-negara dan badan-badan


keuangan dan ekonomi internasional lainnya untuk mengambil arah dan
kebijkan strategis dalam stabilisasi perekonomian dunia
Memonitor dan memeberi laporan yang akan dipublikasikan secara
empat bulanan atas perkembangan perekonomian selama krisis
berlangsung, dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil
monitoring agar dapat berguna bagi seluruh pihak yang terkena dampak
krisis finansial dalam hal membantu pihak tersebut dalam pengambilan
keputusan.
Memastikan keberadaan setidaknya US$ 250 miliyar untuk dua tahun
mendatang dalm rangka menyokong perdagangan keuangan melalui
kredit ekspor dan agensi investasi dan melalui MDB.
Memberi himbauan kepada negara-negara pelaku perekonomian dunia
untuk meregulasi tentang penggunaan feksibilitas dalam hal persyaratan
modal dalam perdagangan keuangan
Menjaga komitmen dalam perjanjian Doha Development Round untuk
memacu ekonomi global setidaknya US$ 150 juta per tahunnya. Oleh
karena itu, untuk mencapai hal ini, WTO berkomitmen untuk
membangun pada progres ekonomi yang telah dibuat.
Jika memungkinkan, WTO akan menggunakan perhatian penuh pada
protektionisme untuk melengkapi Doha Development Agenda (DDA).
WTO akan membantu dalam mengidentifikasi kebijakan, regulasi dan
praktik-praktik yang dapat menjadi bagian darri agenda negosiasi
setelah DDA.
Memperbaharui fokus dan perhatian politik pada isu kritis ini pada
periode mendatang dan akan menggunakan pekerjaan lanjutan dan
semua pertemuan internasional yang relevan untuk memacu progres
perekonomian.
Dibandingkan dengan

menambah

fungsi

lainnya,

WTO

lebih

meningkakan fungsi aplikasi monitoring ke skup ekonomi secara


meluas.
Membantu adopsi prinsip akuntabilitas, transparansi dan pembuatan
kebijakan yang berbasis bukti pada area regulasi yang dapat
berimplikasi pada minat komersialisasi internasional.

11

Mengumpulkan informasi dalam meningkatkan pengukuran yang


diambil dari area kebijakan dan sektor tertentu dan jika perkonomian
global

telah

membaik,

diskusi

akan

dimulai

untuk

menjaga

kestabilannya.
Tidak hanya saat krisis melanda, namun WTO juga selalu melakukan
monitor yang berkala pada perekonomian global untuk menjaga kestabilan
ekonomi terutama untuk kurs dollar Amerika dan harga lifting minyak
dunia.

D. Peran APEC dalam Perekonomian Global


APEC yang berdiri tahun 1989 dimaksudkan untuk lebih jauh
mendorong pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran serta memperkuat
komunitas Asia Pasifik.
Sejak terbentuknya, APEC telah berupaya untuk menurunkan
hambatan tariff dan non tariff dengan maksud untuk menciptakan ekonomi
domestik yang effisien dan meningkatkan ekspor. Perdagangan dan
investasi yang bebas dan terbuka akan mendorong pertumbuhan ekonomi,
menciptakan lapangan kerja dan memberikan peluang yang lebih luas bagi
perdagangan internasional dan investasi. Selain itu, biaya produksi yang
lebih rendah akan mendorong terciptanya harga barang dan jasa yang lebih
murah.
Untuk itu APEC berusaha menciptakan lingkungan yang aman dan
effisien bagi pergerakan barang, jasa dan manusia melintasi batas negara
dikawasan Asia Pasific melalui pengaturan kebijakan dan kerjasama
ekonomi dan teknik. Secara khusus peranan tersebut dijelaskan dalam
bagian di bawah ini.

12

A. APEC

berperan

penting

dalam

meningkatkan

investasi

dan

perdagangan melalui berbagai jalur, termasuk di tingkat multilateral,


regional, bilateral, dan unilateral
Dilihat dari sejarahnya sangat jelas tujuan terbentuknya
organisasi ini merupakan bagian dari peran dunia usaha yang sangat
tidak tergantikan menghadapi berbagai tantangan global dalam rangka
mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan di
Asia Pasifik. Dilihat dari letak geografis, sangat jelas Kawasan Asia
Pasifik memainkan peran penting dalam upaya pemulihan krisis
ekonomi global, yang kini dihadapi berbagai negara.
APEC dibentuk untuk dan memfasilitasi perdagangan dan
investasi yang lebih bebas dan terbuka di kawasan, serta
meningkatkan kerja sama pengembangan kapasitas ekonomi anggota
dengan target untuk ekonomi maju, dan 2020 untuk ekonomi
berkembang. Tujuan tersebut tercantum dalam hasil kesepakatan KTT
APEC di Bogor pada 1994 yang lebih dikenal dengan Bogor
Declaration.
B. APEC berperan menjaga pertumbuhan ekonomi kawasan
Di tengah gejolak perekonomian dunia, peran Forum Kerja
Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) semakin penting untuk menjaga
pertumbuhan ekonomi kawasan. APEC dibangun untuk kesejahteraan
bersama dengan cara meningkatkan perdagangan, investasi, dan
pertumbuhan yang merata. Dimana kebijakan-kebijakan terkait
dengan

pengawalan

pertumbuhan

ekonomi

kawasan

ini

dikejawantahkan dalam rekomendasi dari ABAC (APEC Business


Advisory Council). Seperti misalnya, pada tahun 2013 untuk
mengatasi disparitas antara per usahaan besar dan kecil, ABAC
mengusulkan solusi finansial bagi sektor usaha kecil dan menengah
(UKM). Kini, sekitar sepertiga UKM di dunia terlayani kredit sebesar
US$1,3 triliun.
C. APEC berperan untuk mendukung negara-negara berkembang
(anggota) untuk maju

13

Segala kebijakan APEC adalah kebijakan yang pro terhadap


perbaikan dan menyediaan akses bagi negara-negara anggota yang
masih dikategorikan sebagai LDC (Least Developed Country), di
mana anggota negara ini secara individual tidak memiliki power yang
kuat dalam bisnis internasional. Maka dari itu APEC hadir sebagai
wahana bersama untuk memperjuangkan kemajuan bersama pula.

III. Kesimpulan & Saran


Kesimpulan
Perekonomian dunia masih dalam kondisi yang tidak stabil.
Ketidakstabilan ini disebabkan oleh krisis ekonomi dunia yang bersumber
dari krisis subprime mortgage yang berasal dari Amerika Serikat. Dengan
kondisi perekonomian dunia yang seperti ini, dibutuhkan sebuah
pengendali internasional yang perannya dapat bermanfaat untuk menekan
ketidakstabilan kondisi perekonomian, baik global ataupun regional.
Pengendali internasional ini muncul dalam diri banyak organisasi
perekonomian global dan regional di seluruh dunia, tiga contohnya adalah
ASEAN, WTO, dan APEC.
Keberadaan ketiga organisasi internasional ini sudah berdampak
banyak terhadap negara anggotanya, contohnya melalui kerjasama
multilateral negara-negara anggota ASEAN, regulasi perdagangan
internasional dari WTO, dan regulasi bisnis regional Asia Pasifik dari
APEC. Ketiga organisasi ini menanggapi krisis global secara cepat, dan
hasilnya mulai terlihat, terutama di kawasan Asia Tenggara dan Asia
Pasifik. Kesuksesan organisasi ekonomi internasional, terutama ASEAN
dan APEC, disokong oleh pertumbuhan Tiongkok yang mulai membaik.

14

dan inisiatif ASEAN dalam membentuk ASEAN Economic Community


untuk melawan krisis global bersama-sama.
Saran
Indonesia sebagai negara anggota ketiga organisasi di atas harus
dapat memaksimalkan kesempatan yang ada sekarang agar dapat
menerima potensi imbal balik yang lebih besar lagi. Pemaksimalisasian
kesempatan ini dapat dilakukan Indonesia melalui kerja sama ekonomi
yang akan dimulai pada akhir 2015, yaitu AEC. Indonesia harus dapat
memanfaatkan AEC agar membuat Indonesia bukan hanya pasar bagi
produsen dari negara-negara ASEAN lainnya, melainkan menjadi pusat
produksi suatu barang dan/atau jasa dan menjadikan negara-negara
ASEAN lainnya sebagai pasar bagi produk-produk unggulan tersebut.

15

Daftar Pustaka
Evenett, Simon J. The Role of the WTO during Systemic Economic Crises. 2009.
The Graduate Institude Geneva Institute Ahead on International Trade
(TAIT).
Prakash, Anita dan Ikumo Isono. 2012. ASEAN in the Global Economy An
Enhanced

Economic

and

Political

Role.

http://www.eria.org/publications/policy_briefs/asean-in-the-globaleconomy--an-enhanced-economic-and-political-role.html (diakses pada 18


September 2014)
Sugiarto,

Eddy

Cahyono.

2013.

Integrasi

Ekonomi

ASEAN.

http://www.setkab.go.id/artikel-10740-integrasi-ekonomi-asean.html
(diakses pada 18 September 2014)
www.acehmarxist.wordpress.com/2008/01/09/sekilas-tentang-organisasiperdagangan-dunia-wto/
http://www.apec.org/Press/News-Releases/2014/0511_valuechains.aspx.

diakses

pada tanggal 20 september 2014


Apec2013.or.id diakses pada tanggal 18 September 2014
http://ditjenkpi.kemendag.go.id/website_kpi/files/content/4/apec20041030112922.
pdf . diunduh pada tanggal 20 September 2014
www.internasional.kompas.com/kebijakan-yang-dibuat-asean
www.kemenkeu.go.id
http://lilyistigfaiyah.blogspot.com/2012/09/badan-kerja-sama-ekonomi-internasional.html

www.wikipedia.com/sejarah-asean
www.worldbank.org

16

Anda mungkin juga menyukai