GENETIKA TUMBUHAN
ACARA VI
PERHITUNGAN FREKUENSI ALEL, FREKUENSI GENOTIP,
PENGUKURAN SIFAT-SIFAT KUALITATIF DAN KUANTITATIF
Semester :
Ganjil 2014
Oleh :
Rohmadiyanto
A1L013024/A
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Populasi mendel
populasi dilihat dari gen-gen yang terdapat di dalamnya sebenarnya lebih bermakna
daripada ditinjau dari genotipnya.
Susunan genetik suatu populasi dilihat dari gen-gen yang ada dinyatakan
sebagai frekuensi gen, atau disebut juga frekuensi alel, yaitu proporsi atau persentase
alel tertentu pada suatu lokus. Hasil perhitungan frekuensi alel dapat digunakan untuk
menentukan sifat lokus tempat alel terebut berada.
B. Tujuan
Jika gamet berpasangan secara acak, maka peluang frekuensi homozigot GG = p2,
peluang frekuensi homozigot gg = q2, dan peluang heterozigot Gg = 2pq, maka p2 +
2pq + q2 = 1 ( Crowder, 1993 ).
Hubungan p2 + 2pq + q2 tetap, tidak peduli besarnya frekuensi alele permulaan
( p atau q dapat bernilai 0 sampai 1 ), yaitu frekuensi genotipe pada saat
keseimbangan hanya tergantung pada frekuensi alele permulaan dan tidak tergantung
dari frekuensi genotipe dari populasi asal. Keseimbangan dapat tercapai dalam satu
generasi; kemudian frekuensi alele dan genotipe tidak berubah dari generasi ke
generasi asal syarat-syarat keseimbangan Hardy-Weinberg terpenuhi ( Crowder, 1993
).
Suryo (1998) menyatakan bahwa
diterapkan untuk setiap pasang alel, maka simbol p dan q digunakan. Dalam
keseimbangan, frekuensi genotip menjadi p2(AA), 2pq(Aa) dan q2(aa).
Pada awal abad ke-20, Yule menyatakan bahwa alel dominan, tidak peduli
frekuensi awal dalam populasi, akan mencapai keseimbangan yang stabil terdiri dari
tiga individu dominan dengan satu individu resesif setelah beberapa generasi saling
kawin (intermating). Namun, menurut Hardy-Weinberg menyatakan bahwa teori ini
keliru. Mereka menyatakan bahwa frekuensi gen tidak tergantung pada keadaan
dominan atau resesif tetapi tetap dapat stabil dari suatu generasi ke generasi lainnya.
Dalam tumbuhan terjadi pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini dapat berupa sifat
kualitatif maupun kuantitatif. Sifat kuantitatif diatur oleh beberapa gen dan masing-
masing gen pengaruhnya kecil yang disebut poligen atau gen ganda. Gen-gen ini
kumulatif mempunyai andil pada penampakan fenotip juga dipengaruhi oleh
perubahan lingkungan seperti gen tunggal (Crowder, 1986).
III.
METODE PRAKTIKUM
Pada praktikum kali ini bahan yang digunakan adalah kantong plastik berisi biji
kedelai, kantong plastic yang berisi kancing warna, kantong plastik yang berisi
kacang tanah dan lembar pengamatan. Alat yang digunakan adalah neraca (timbangan
elektrik), kalkulator dan alat tulis,
B. Prosedur Kerja
Percobaan 1
Dalam satu populasi yang sudah dilani keadaan seimbang, tersusun dari
individu-individu dengan warna merah (GG), putih (gg), dan merah muda (Gg).
1. Secara acak diambil individu sebanyak 200
2. Dilihat warna individu yang terpilih
3. Dihitung frekuensi genotip dan frekuensi alel G dan alel g
Percobaan 2
Siapkan 2 kantong yang sama ukurannya
1. Setiap kantong diisi dengan 2 macam warna kancing baju dengan
perbandingan seperti perhitungan point 1. Kedua kantong isinya sama
banyak
2. Secara acak diambil kancing dari setiap kantong dan catat warna keduanya.