Anda di halaman 1dari 7

PENGERTIAN NUTRISI TANAMAN

Nutrisi tanaman adalah senyawa-senyawa kimia yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan
metabolisme tanaman. Tanaman memerlukan kombinasi yang tepat dari berbagai nutrisi untuk
tumbuh dan berkembang serta bereproduksi. Ketika suatu tanaman menunjukan malnutrisi, maka
tanaman tersebut akan menunjukan gejala-gejala tidak sehat. Nutrisi yang terlalu sedikit atau
terlalu banyak dapat menimbulkan masalah.
A. Unsur Esensial
Kurang dari seperempat unsur yang ditemukan di dalam bumi telah diketahui manfaatnya
yang penting. Beberapa unsur tersebut telah diketahui peran biokimianya dalam kehidupan.
Tanpa unsur-unsur itu organisme hidup tak dapat bertahan hidup. Unsur-unsur ini disebut
dengan unsur esensial. Secara universal unsur esensial benda hidup adalah C, H, O (dari udara
dan air), N, P, K, Ca, Mg, S, Fe, Mn, Zn, Cu, Cl dan Mo. Unsur lainnya yang esensial bagi
tanaman tingkat tinggi adalah B, Co, Na, Rb, V, Si, Se dan Al.

Kriteria Esensial
Arnon pada tahun 1950 mengajukan kriteria esensial. Kriteria unsur esensial yang beliau
kemukakan adalah sebagai berikut:
-

Apabila unsur diambil dari media tanaman, maka tanaman tidak dapat melengkapi
pertumbuhan vegetatif dan siklus hidupnya

Apabila fungsi spesifik biokimianya tidak dapat diganti oleh unsur lainnya

Apabila unsur tersebut merupakan komponen yang diperlukan dalam pembentukan metabolit
esensial
Kriteria di atas diperjelas oleh Graham (1975). Secara terinci kriterianya adalah sebagai
berikut:
-

Apabila unsur dibuang, pertumbuhan tanaman terhambat

Apabila unsur disuplai kembali, pertumbuhan kembali proporsional dengan jumlah unsur

yang disuplai tersebut


-

Apabila pertumbuhan sangat terhambat, karakteristik gejala defisiensi (kekahatan) tampak

Tidak adanya suplai nutrisi, mengakibatkan siklus hidupnya tidak sempurna

Fungsi biokimianya secara spasifik pada unsur tersebut harus ada dan fungsinya tidak

dapat digantikan oleh unsur lainnya.

Fungsi umum unsur esensial di dalam tanaman:


1.

Komponen penyusun protoplasma dan dinding sel.

C, H, O, N, S dan P semuanya sangat penting dalam komponen permanen protoplasma dan


dinding sel. C, H, O semuanya merupakan bagian tubuh tanaman. N penting sebagai unsur
penyusun protein dan asam nukleat, S unsur penyusun protein, P unsur penyusun protein dan
asam nukleat, Mg penting sebagai penyusun klorofil, Ca penyusun dinding sel dalam bentuk
kalsium pektat.
2.

Berpengaruh terhadap tekanan osmotik tanaman.

Tekanan osmotik dan osmotik-osmotik lain yang berhubungan dengan sel tanaman diatur oleh
adanya bahan organik dan garam mineral yang melarut di dalam cairan sel.
3.

Fungsi katalitik.

Beberapa unsur seperti Fe, Cu, Zn, Mn, Mo dan Cl dan seterusnya semuanya diperlukan dalam
sejumlah proses katalitik untuk aktif dalam berbagai reaksi enzimatik di dalam sel. Unsur-unsur
tersebut mungkin menjadi bagian kelompok prostetik enzim atau koenzim, atau dapat bertindak
sebagai aktivator reaksi.
4.

Fungsi antagonistik dan keseimbangan.

Beberapa unsur seperti Ca, Mg, K, berinteraksi dengan efek racun dari unsur mineral yang lain
dengan cara mengatur keseimbangan ion.

Unsur Makro dan Mikro


Berdasarkan jumlah kebutuhan tanaman, unsur esensial diklasifikasikan dalam dua
kelompok besar yaitu makro (N, P, K, S, Ca, Mg) dan mikro (Fe, B, Mn, Zn, Cu, Mo).

Unsur Makro
1.

Nitrogen (N)

Sebagai unsur kimia dan komponen utama yang penting dalam tanaman, protoplasma sel
mempunyai kandungan nitrogen yang tinggi, dan juga merupakan unsur pokok protein, asam
amino, almida dan alkolida. Klorophil juga mempunyai unsur nitrogen, jika dalam keadaan
dibawah optimal ada kecendrungan nitrogen akan ditransfer ke jaringan yang lebih muda, yang
secara fisiologis merupakan daerah aktif titik tumbuh.
Nitrogen merupakan hara makro yang paling esensial bagi pertumbuhan vegetatif
tanaman. Kekurangan unsur ini akan berakibat tanaman tumbuh kerdil, pertumbuhan akan
terhambat, daun-daun kuning (kurang memiliki arti produksi). Bahan organik merupakan
sumber utama N dalam tanah dan ketersediaannya dipengaruhi oleh ratio antara C dan
N. Sebagian besar N tanah terikat dalam bentuk organik dan sebagian kecil dalam bentuk
anorganik. N organik tidak dapat diserap oleh tanaman. Tanaman menyerap Nitrogen dalam
bentuk Amonium (NH4) dan Nitrat (NO3). N dalam tanah dapat berkurang atau hilang melalui
pencucian, penguapan dan diserap oleh tanaman. Pengaruh kegiatan pengusahaan hutan terhadap
kadar N-total dapat terjadi melalui berkurangnya kadar bahan organik, meningkatnya proses
pencucian dan erosi serta perubahan sifat kimia tanah.
2.

Fosfor (P)

Fosfor adalah komponen asam nukleat, yang berfungsi untuk mengatur proses perkembangan,
defisiensi unsur ini akan menghambat pertumbuhan, dan juga mempengaruhi pertumbuhan akar.
Fosfor juga merupakan komponen berbagai system fisiologis yang berhubungan dengan nutrisi
dan respirasi dan juga mempengaruhi pemasakan buah, dan elemen ini dibutuhkan dalam jumlah
yang cukup untuk efisiensi penggunaan nitrogen.
Bagi tanaman, Fosfor (P) merupakan unsur hara makro esensial kedua setelah Nitrogen. Unsur
ini sering ditambahkan ke dalam tanah sebagai pupuk, karena pada umumnya tanah-tanah di
Indonesia khususnya pada lahan-lahan marginal memiliki kandungan P yang sangat rendah. P
dalam bentuk P organik dapat dibebaskan menjadi bentuk anorganik melalui proses dekomposisi
sehingga dapat diserap oleh tanaman. Bentuk P anorganik dalam tanah jumlahnya sedikit dan

sukar larut dalam air. Kadar P-total pada areal calon lokasi Perkebunan berkisar antara 1,15
mg/100 g - 5,49 mg/100 g, tergolong sangat rendah.
Fosfor mempunyai peranan penting dalam pemecahan karbohidrat dan makanan lainnya yang
dihasilkan akibat proses fotosintesis dalam tanaman. Kekurangan fosfor akan menghambat
fotosistesis dan membatasi kemampuan tanaman untuk memproduksi karbohidrat, peranan fosfor
dalam proses pertumbuhan tanaman sebagai berikut :
a.

Stimulasi pertumbuhan awal akar dan perkembangannya

b.

Mempercepat tanaman untuk menghasilkan

c.

Produksi buah dan biji.

3.

Kalium (K)

Seperti halnya N dan P, unsur Kalium (K) juga merupakan unsur makro esensial bagi
tanaman. Secara umum unsur ini bersama unsur N dan P menentukan tingkat produksi
tanaman. Gejala kekurangan K pada tanaman berakibat pinggir daun berwarna coklat, tanaman
kerdil dan daun tua menguning. Sumber K dalam tanah umumnya ditemukan dalam bentuk
mineral yang kompleks. Bentuk tersebut mudah berubah bila tercuci oleh air yang mengandung
CO2 atau asam-asam lainnya. Sebagian besar kandungan K dalam tanah berasal dari pelapukan
batuan yang mengandung K seperti mika dan feldspar (menghasilkan ion K bagi tanaman).
Kalium mempunyai pengaruh dalam proses fisiologi antara lain :
a.

Pembelahan sel,

b.

Formasi fotosintesis dari karbohidrat,

c.

Reduksi nitrat dan mengubah hasil sistesis menjadi protein,

d.

Aktifitas enzim.

4.

Magnesium (Mg)

Sebagai salah satu komponen dari sejumlah system enzym, magnesium juga mempunyai fungsi
vital dalam pembentukan klorophil.
Fungsi Magnesium dalam tanaman adalah sebagai berikut :

a.

Bagian essential dari klorophil,

b.

Mengatur pengambilan unsur hara tanaman lainnya,

c.

Sebagai pembawa fosfor dalam tanaman,

d.

Membantu pembentukan minyak dan lemak dll.

5.

Sulfur (S)

Sulfur sangat penting dalam pembentukan minyak pada tanaman, seperti halnya sulfur dan
nitrogen, adalah pembentuk asam amino.
Sulfur sangat mirip dengan Nitrogen jika dibandingkan dengan nutrient essensial tanaman
lainnya, dan kekurangan unsur sulfur pun sangat mirip dengan dengan defensiensi nitrogen.
6.

Kalsium (Ca)

Fungsi utama dari kalsium adalah sebagai komponen dinding sel. Dinding sel ini mempunyai
daerah meristimatik dan ini sangat penting untuk pertumbuhan akar yang baik, dalam fisiologi
sel kalsium cenderung mengatur atau menghambat aktivitas kalium, dan kalsium dapat juga
mempengaruhi penyerapan nitrogen
Fungsi Kalsium dalam tanaman adalah sebagai berikut :
1.

Meningkatkan pembentukan awal akar dan pertumbuhan

2.

Meningkatkan kekuatan tanaman secara umum

3.

Mempengaruhi jumlah pegambilan bahan makanan pada tanaman

4.

Menetralisasi produksi racun dalam tanaman.

5.

Meningkatkan produksi biji dan benih

6.

Meningkatkan kandungan kalsium makanan.

Unsur Mikro
Elemen mikro atau mikronutrien adalah elemen yang penting, dan dibutuhkan dalam jumlah
sedikit dan kecil untuk menjalankan fungsinya yang penting dalam tubuh tanaman. Beberapa
fungsi elemen mikro dalam system enzyme tanaman sebagai elemen pembentuk anion (Boro dan
Molibdenum) juga pembentuk unsur kation (tembaga). Beberapa diantaranya dalam proses
oksidasi reduksi dalam metabolisme tanaman, dan beberapa diantara lainnya dibutuhkan dalam
memproduksi klorophil.

Unsur mikro diantaranya adalah sebagai berikut :

1.

Mangan (Mn)

Fungsi umumnya adalah sebagai katalis untuk berbagai system enzyme. Mangaan bersifat
antagonistic dengan besi, jumlah berlebihan dari salah satu unsur akan menyebabkan munculnya
gejala defisiensi dari unsur lainnya, tetapi interaksi elemen ini dengan mikronutrien lainnya
mungkin menguntungkan.

2.

Besi (Fe)

Klorosis karena defisiensi zat besi pada tanaman menunjukan fungsi elemen ini dalam
pembentukan klorophil, walaupun bukan elemen pembentuk yang sebenarnya, zat besi juga
berfungsi sebagai katalis dalam sistem enzym pernapasan dan oksidasi, dan terlibat dalam
reduksi nitrate menjadi amonia. Secara umum pergerakan dan kelarutan dalam tanaman adalah
terbatas, terutama jika jumlah Mangaan dan Fosfor tinggi, jumlah kalium rendah dan cahaya
yang sangat terang.

3.

Seng (Zn)

Seng adalah komponen enzim atau kofaktor fungsional dari sejumlah besar enzim termasuk
auksin (hormon pertumbuhan tanaman). Hal ini penting untuk metabolisme karbohidrat, sintesis
protein dan perpanjangan ruas (pertumbuhan batang).Tanaman kekurangan memiliki daun
belang-belang dengan daerah klorosis tidak beraturan. Kekurangan zinc menyebabkan
kekurangan zat besi menyebabkan gejala yang sama. Kekurangan terjadi pada tanah terkikis dan
paling tersedia dengan kisaran pH 5,5-7,0. Menurunkan pH dapat membuat zinc lebih tersedia
untuk titik toksisitas. Seng juga dibutuhkan untuk metabolisme protein dan berperan dalam
pembentukan klorophil.

4.

Tembaga (Cu)

Tembaga penting sebagai koenzym yang dibutuhkan untuk mengaktifkan beberapa enzym
tanaman, juga terlibat dalam pembentukan klorophil. Penyerapan tembaga berlawanan dengan
penyerapan zat besi. Jumlah tembaga yang terlalu kecil menyebabkan zat besi terakumulasi

dalam tanaman, dan jumlah tembaga yang terlalu banyak menyebabkan gejala klorosis yang
terjadi hampir disetiap pertumbuhan baru, karena tembaga relatif tidak mobil.

5.

Molibdenum

Molibdenum penting dalam simbiosis fiksasi nitrogen dalam reduksi nitrogen nitrat menjadi
bentuk amino, oleh sebab itu defisiensi molibdenum dapat menyebabkan defisiensi nitrogen
dalam tanaman.

6.

Boron

Banyak pertumbuhan vegetatif yang abnormal disebabkan defisiensi boron, dan jika kelebihan
elemen ini menunjukan gejala keracunan, interaksi elemen ini dengan elemen mikro lainnya
dimana ada ketidak seimbangan dapat mengganggu perkembangan bibit.

Anda mungkin juga menyukai