Anda di halaman 1dari 7

2.

8 Assesstment
Identifikasi masalah dan kebutuhan masyarakat yang akan dijadikan dasar dalam merumuskan
program. Tahapan ini bisa dilakukan bukan hanya berdasarkan needsbased approach (aspirasi
masyarakat), melainkan pula berpijak pada rights-based approach (konvensi internasional atau
standar normatif hak-hak sosial masyarakat).
Dalam prakteknya, upaya CSR dapat ditelaah dan dilakukan dengan mengacu pada tiga sisi
yaitu :
1. Enabling
Adalah menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang
(enabling). Di sini titik tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap manusia,setiap masyarakat,
memiliki potensi yang dapat dikembangkan. Artinya, tidak ada masyarakat yang sama sekali
tanpa daya, karena, kalau demikian akan sudah punah. Pemberdayaan adalah upaya untuk
membangun daya itu, dengan mendorong memotivasikan dan membangkitkan kesadaran akan
potensi yang dimilikinya serta berupaya untuk mengembangkannya.
2. Empowering
Adalah memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat (empowering). Dalam
rangka ini diperlukan langkah-langkah lebih positif, selain dari hanya menciptakan iklim dan
suasana. Perkuatan ini meliputi langkah-langkah nyata, dan menyangkut penyediaan berbagai
masukan (input), serta pembukaan akses ke dalam berbagai peluang (opportunities) yang akan
membuat masyarakat menjadi makin berdaya. Untuk itu, perlu ada program khusus bagi
masyarakat yang kurang berdaya, karena program-program umum yang berlaku untuk semua,
tidak selalu dapat
menyentuh lapisan masyarakat ini.
3. Protecting
memberdayakan mengandung pula arti melindungi. Dalam proses pemberdayaan, harus
dicegah yang lemah menjadi bertambah lemah, oleh karena kekurangberdayaan dalam
menghadapi yang kuat. Oleh karena itu, perlindungan dan pemihakan kepada yang lemah amat
mendasar sifatnya dalam konsep pemberdayaan masyarakat. Melindungi tidak berarti
mengisolasi atau menutupi dari interaksi. Melindungi harus dilihat sebagai upaya untuk
mencegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang, serta eksploitasi yang kuat atas yang
lemah. Ketiga kerangka pemikiran tersebut harus ditambah dengan konsep sustainability dan

integrated development. Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, salah satu aspek mendasar
dari CSR adalah sustainability atau berkelanjutan. Dimana setiap program dan kegiatan CSR
tidak hanya dilaksanakan untuk jangka waktu pendek. Melainkan dapat diterapkan dalam kurun
waktu tertentu dengan membuat serangkaian kegiatan, dengan memperhatikan faktor-faktor
lain seperti lingkungan, sosial, religi. Sebagai contoh setelah masyarakat mendapatkan bantuan
modal usaha, perusahaan membuat pelatihan dan pengusaha kecil dan mikro ini juga diajarkan
cara untuk menjaga kelestarian lingkungan. Setelah usaha cukup maju masyarakat juga
diajarkan bagaimana caranya untuk mengembangkan usaha tersebut, sehingga sumber daya
lokal dapat terserap. Dengan pola pembangunan yang berkelanjutan dan terintegrasi diharapkan
dapat memberikan alternatif terobosan baru untuk memberdayakan masyarakat dalam
mengatasi permasalahan sosial dan lingkungan yang semakin kompleks dan rumit dalam
dekade terakhir.

2.9 Wujud Pelaksanaan CSR


Kegiatan pelaksanaan CSR berpedoman pada teori Triple Bottom Line yang dikemukakan
oleh John Elkington pada tahun 1994 yang berisi:
a) Profit
b) People
c) Planet
Yang artinya selain mengejar keuntungan (profit), perusahaan juga harus memperhatikan dan
terlibat pada pemenuhan kesejahteraan masyarakat (people) dan turut berkontribusi aktif
dalam menjaga kelestarian lingkungan (planet)
a. Profit (Keuntungan)
Profit atau keuntungan menjadi tujuan utama dan terpenting dalam setiap kegiatan
usaha. Tidak heran bila fokus utama dari seluruh kegiatan dalam perusahaan adalah
mengejar profit dan mendongkrak harga saham setinggi-tingginya. karena inilah bentuk
tanggung jawab ekonomi yang paling esensial terhadap pemegang saham. Aktivitas yang
dapat ditempuh untuk mendongkrak profit antara lain dengan meningkatkan produktivitas
dan melakukan efiisensi biaya.Peningkatan produktivitas bisa diperoleh dengan
memperbaiki manajemen kerja mulai penyederhanaan proses, mengurangi aktivitas yang
tidak efisien, menghemat waktu proses dan pelayanan.
b. People (Masyarakat Pemangku Kepentingan)
People atau masyarakat merupakan stakeholders yang sangat penting bagi
perusahaan, karena dukungan masyarakat sangat diperlukan bagi keberadaan,
kelangsungan hidup, dan perkembangan perusahaan. Maka dari itu perusahaan perlu
berkomitmen untuk berupaya memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat.
Dan perlu juga disadari bahwa operasi perusahaan berpotensi memberi dampak kepada
masyarakat. Karena itu perusahaan perlu untuk melakukan berbagai kegiatan yang dapat
menyentuh kebutuhan masyarakat.
c. Planet (Lingkungan)
Planet atau Lingkungan adalah sesuatu yang terkait dengan seluruh bidang dalam
kehidupan manusia. Karena semua kegiatan yang dilakukan oleh manusia sebagai makhluk

hidup selalu berkaitan dengan lingkungan misalnya air yang diminum, udara yang dihirup
dan seluruh peralatan yang digunakan, semuanya berasal dari lingkungan. Namun
sebagaian besar dari manusia masih kurang peduli terhadap lingkungan sekitar. Hal ini
disebabkan karena tidak ada keuntungan langsung yang bisa diambil didalamnya.
Karena keuntungan merupakan inti dari dunia bisnis dan itu merupakan hal yang
wajar. Maka, manusia sebagai pelaku industri hanya mementingkan bagaimana
menghasilkan uang sebanyak-banyaknya tanpa melakukan upaya apapun untuk
melestarikan lingkungan. Padahal dengan melestarikan lingkungan, manusia justru akan
memperoleh keuntungan yang lebih, terutama dari sisi kesehatan, kenyamanan, di samping
ketersediaan sumber daya yang lebih terjamin kelangsungannya).

Secara garis besar, konsep Triple Bottom Line pada CSR PTFI :

Apriyanto

07311013

Maria Krisanti C.S 07311058


Theresa Naomi

07311100

Anda mungkin juga menyukai