Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN HARGA DIRI RENDAH

A. Masalah Utama
Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah

B. Proses Terjadinya Masalah


1. Pengertian
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang
berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri.
Adanya perasaan hilang percaya diri , merasa gagal karena karena tidak mampu mencapai
keinginansesuai ideal diri. (Keliat. 2001).
Gangguan harga diri rendah adalah penilaian negatif seseorang terhadap diri dan
kemampuan, yang diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung.

Schult &

videbeck (1998)
Gangguan harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau
kemampuan diri yang negatif yang dapat secara langsung atau tidak langsung diekspresikan
(Towsend, 2005)
Harga diri rendah merupakan keadan dimana individu mengalami evaluasi diri yang
negatif mengenai diri atau kemampuan diri. Carpenito, L.J (1998 : 352)
Harga diri rendah adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri. (Stuart dan Sundeen, 1998 : 227).
Konsep diri adalah gambaran konsep diri sebagai ide, perasaan, dan kepercayaan untuk
mengenal dan siap berhubungan dan berkomunikasi dengan orang lain serta berinteraksi
dengan lingkungan. Kemudian dikatakan juga bahwa konsep diri dapat diartikan cara
individu memandang dirinya secara utuh fisikal, mental, intelektual, sosiial dan spiritual.
(Rawlin, 1993)
Konsep diri adalah pengetahuan individu tentang dirinya sendiri, merupakan gambaran
tentang diri dan gabungan kompleks dari perasaan, sikap, dan persepsi baik yang disadari
maupun yang tidak disadari. Konsep diri juga merupakan representasi psikis individu,
pusatdari Aku yang dikelilingi dengan semua persepsi dan pengalaman yang terorganisir.
(Potter dan Perry, 2005)

2. Tanda dan Gejala


Menurut Carpenito, L.J (1998 : 352); Keliat, B.A (1994 : 200; perilaku yang berhubungan
dengan harga diri rendah antara lain :
1. Mengkritik diri sendiri atau orang lain.
2. Perasaan dirinya sangat penting yang berlebih-lebihan.
3. Perasaan tidak mampu.
4. Rasa bersalah.
5. Sikap negatif pada diri sendiri.
6. Sikap pesimis pada kehidupan.
7. Keluhan sakit fisik.
8. Pandangan hidup yang terpolarisasi.
9. Menolak kemampuan diri sendiri.
10. Pengurangan diri/mengejek diri sendiri.
11. Perasaan cemas dan takut.
12. Merasionalisasi penolakan/menjauh dari umpan balik positif.
13. Ketidakmampuan menentukan tujuan.
Menurut Carpenito, L.J (2003 : 352); Keliat, B.A (2001 : 20)
1. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan terhadap
penyakit. Misalnya : malu dan sedih karena rambut jadi botak setelah mendapat terapi
sinar pada kanker
2. Rasa bersalah terhadap diri sendiri. Misalnya : ini tidak akan terjadi jika saya segera ke
rumah sakit, menyalahkan/ mengejek dan mengkritik diri sendiri.
3. Merendahkan martabat. Misalnya : saya tidak bisa, saya tidak mampu, saya orang bodoh
dan tidak tahu apa-apa.
4. Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri. Klien tidak ingin bertemu dengan orang
lain, lebih suka sendiri.
5. Percaya diri kurang
6. Klien sukar mengambil keputusan, misalnya tentang memilih alternatif tindakan.
7. Mencederai diri. Akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang suram, mungkin
klien ingin mengakhiri kehidupan.

3. Data Penunjang

a. Data subjektif :
1. Mengungkapkan enggan untuk memulai hubungan/pembicaraan.
2. Mengungkapkan perasaan malu untuk berhubungan dengan orang lain.
3. Mengungkapkan kekhawatiran terhadap penolakan oleh orang lain.
4. Meminta bantuan orang lain
5. Mengungkapkan malu
6. Mengungkapkan ketidakmampuan untuk mengatasi masalah atau menerima bantuan.
7. Mengungkapkan perasaan khawatir dan cemas yang berkepanjangan.
8. Mengungkapkan ketidakmampuan menjalankan peran.
9. Tidak bisa bila diajak melakukan sesuatu.
b. Data objektif
1. Produktifitas menurun.
2. Perilaku distruktif pada diri sendiri.
3. Perilaku distruktif pada orang lain.
4. Penyalahgunaan zat.
5. Menarik diri dari hubungan sosial.
6. Ekspresi wajah malu dan rasa bersalah.
7. Menunjukkan tanda depresi (sukar tidur dan sukar makan).
8. Tampak mudah tersinggung/mudah marah.
9. Tampak ketergantungan pada orang lain
10. Tampak sedih dan tidak melakukan aktivitas yang seharusnya dapat dilakukan
11. Wajah tampak murung
12. Perubahan partisipasi dalam masyarakat.
13. Peningkatan ketergantungan.
14. Memanipulasi orang lain disekitarnya untuk tujuan-tujuan memenuhi keinginan sendiri.
15. Menolak mengikuti aturan-aturan yang berlaku.
16. Memanipulasi verbal/perubahan dalam pola komunikasi.
17. Ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar.

4. Penyebab
Harga diri rendah sering disebabkan karena adanya koping individu yang tidak efektif
akibat adanya kurang umpan balik positif, kurangnya system pendukung kemunduran
perkembangan ego, pengulangan umpan balik yang negatif, difungsi system keluarga serta
terfiksasi pada tahap perkembangan awal (Townsend, M.C. 1998 : 366). Menurut Carpenito,

L.J (1998 : 82) koping individu tidak efektif adalah keadaan dimana seorang individu
mengalami atau beresiko mengalami suatu ketidakmampuan dalam mengalami stessor internal
atau lingkungan dengan adekuat karena ketidakkuatan sumber-sumber (fisik, psikologi,
perilaku atau kognitif). Sedangkan menurut Townsend, M.C (1998 : 312) koping individu tidak
efektif merupakan kelainan perilaku adaptif dan kemampuan memecahkan masalah seseorang
dalam memenuhi tuntutan kehidupan dan peran.
Dari pendapat-pendapat diatas dapat dibuat kesimpulan, individu yang mempunyai
koping individu tidak efektif akan menunjukkan ketidakmampuan dalam menyesuaikan diri
atau tidak dapat memecahkan masalah tuntutan hidup serta peran yang dihadapi. Adanya
koping individu tidak efektif sering ditujukan dengan perilaku (Carpenito, L.J, 1998 : 83);
Townsend, M.C, 1998 : 313) sebagai berikut :

Mengungkapkan ketidakmampuan untuk mengatasi masalah atau menerima bantuan.

Mengungkapkan perasaan khawatir dan cemas yang berkepanjangan.

Mengungkapkan ketidakmampuan menjalankan peran.

5. Akibat
Harga diri rendah dapat beresiko terjadinya isolasi sosial : menarik diri, isolasi sosial menarik diri
adalah gangguan kepribadian yang tidak fleksibel pada tingkah laku yang maladaptif, mengganggu
fungsi seseorang dalam hubungan sosial (DepKes RI, 1998 : 336).

C. Pohon Masalah
Isolasi sosial : menarik diri

Gangguan konsep diri : harga diri rendah

Koping individu tidak efektif

1. Koping Individu Tidak Efekif


Data Subyektif

Core Problem

Mengungkapkan ketidakmampuan dan meminta bantuan orang lain.

Mengungkapkan malu dan tidak bisa ketika diajak melakukan sesuatu.

Mengungkapkan tidak berdaya dan tidak ingin hidup lagi.

Data Obyektif

Tampak ketergantungan terhadap orang lain

Tampak sedih dan tidak melakukan aktivitas yang seharusnya dapat dilakukan

Wajah tampak murung

2. Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah


Data Subyektif

Mengungkapkan ingin diakui jati dirinya.

Mengungkapkan tidak ada lagi yang peduli.

Mengungkapkan tidak bisa apa-apa.

Mengungkapkan dirinya tidak berguna.

Mengkritik diri sendiri.

Perasaan tidak mampu.

Data Obyektif

Merusak diri sendiri

Merusak orang lain

Ekspresi malu

Menarik diri dari hubungan social

Tampak mudah tersinggung

Tidak mau makan dan tidak tidur

3. Isolasi Sosial : Menarik Diri


Data Subyektif

Mengungkapkan enggan bicara dengan orang lain

Klien mengatakan malu bertemu dan berhadapan dengan orang lain.

Klien mengatakan malas bergaul dengan orang lain

Data Obyektif

Ekspresi wajah kosong tidak ada kontak mata ketika diajak bicara

Suara pelan dan tidak jelas

Hanya memberi jawaban singkat (ya/tidak)

Menghindar ketika didekati

Kurang spontan

Apatis

Tidak merawat diri dan tidak memperhatikan kebersihan diri

Aktivitas menurun

Rendah diri

Retensi urin dan feses

Asupan makanan dan minuman terganggu

D. Masalah Keperawatan
Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah
c. Data subjektif :
1. Mengungkapkan enggan untuk memulai hubungan/pembicaraan.
2. Mengungkapkan perasaan malu untuk berhubungan dengan orang lain.
3. Mengungkapkan kekhawatiran terhadap penolakan oleh orang lain.
4. Meminta bantuan orang lain
5. Mengungkapkan malu
6. Mengungkapkan ketidakmampuan untuk mengatasi masalah atau menerima bantuan.
7. Mengungkapkan perasaan khawatir dan cemas yang berkepanjangan.
8. Mengungkapkan ketidakmampuan menjalankan peran.
9. Tidak bisa bila diajak melakukan sesuatu.
d. Data objektif
1. Produktifitas menurun.
2. Perilaku distruktif pada diri sendiri.
3. Perilaku distruktif pada orang lain.

4. Penyalahgunaan zat.
5. Menarik diri dari hubungan sosial.
6. Ekspresi wajah malu dan rasa bersalah.
7. Menunjukkan tanda depresi (sukar tidur dan sukar makan).
8. Tampak mudah tersinggung/mudah marah.
9. Tampak ketergantungan pada orang lain
10. Tampak sedih dan tidak melakukan aktivitas yang seharusnya dapat dilakukan
11. Wajah tampak murung
12. Perubahan partisipasi dalam masyarakat.
13. Peningkatan ketergantungan.
14. Memanipulasi orang lain disekitarnya untuk tujuan-tujuan memenuhi keinginan sendiri.
15. Menolak mengikuti aturan-aturan yang berlaku.
16. Memanipulasi verbal/perubahan dalam pola komunikasi.
17. Ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar.
E. Diagnosa Keperawatan
1. Isolasi sosial menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
2. Gangguan harga diri rendah berhubungan dengan tidak efektifnya koping individu.

Anda mungkin juga menyukai