PENDAHULUAN
konstan, dan
Perilaku batuan dikatakan elastik (linier maupun non linier) jika tidak terjadi
deformasi permanen pada saat tegangan dibuat nol.
Gambar 1.
Plastisitas
karakteristik
batuan
yang
mengijinkan
regangan
Perilaku Batuan-1
Gambar 2.
Gambar 3.
Perilaku Batuan-2
Gambar 4.
Perilaku batuan sebenarnya yang diperoleh dari uji kuat tekan digambarkan
oleh Bieniawski (1984) seperti pada Gambar 5. Pada tahap awal batuan
dikenakan gaya, kurva berbentuk landai dan tidak linier yang berarti bahwa
gaya yang diterima oleh batuan dipergunakan untuk menutup rekahan awal
(pre-existing cracks) yang terdapat di dalam batuan. Sesudah itu kurva
menjadi linier sampai batas tegangan tertentu yang kita kenal dengan batas
elastik (E) lalu terbentuk rekahan baru dengan perambatan stabil sehingga
kurva tetap linier. Sesudah batas elastik dilewati maka perambatan rekahan
menjadi tidak stabil, kurva tidak linier lagi dan tidak berapa lama kemudian
batuan akan hancur. Titik hancur ini menyatakan kekuatan batuan.
Gambar 5.
Perilaku Batuan-3
Kekuatan batuan yang diperoleh dari hasil uji kuat tekan di laboratorium
sangat dipengaruhi oleh lamanya uji tersebut berlangsung. Gambar 6
memperlihatkan bahwa makin lama uji berlangsung maka kekuatannya
makin rendah, demikian juga dengan nilai modulus deformasinya.
Gambar 6.
Perilaku Batuan-4
Gambar 7 menunjukkan bahwa di daerah I dan II pada kurva teganganregangan masing-masing menyatakan keadan tidak ada creep dan creep
stabil. Sehingga di daerah tersebut kestabilannya adalah untuk jangka
panjang, karena regangan tidak akan bertambah sampai kapanpun pada
kondisi tegangan konstan.
Daerah III terjadi creep dengan kestabilan semu yang pada saat tertentu
akan terjadi failure. Daerah IV terjadi creep yang tidak stabil dimana pada
beberapa saat saja terjadi failure.
Gambar 7.
Seperti pada creep batuan, relaksasi batuan juga akan terjadi di daerah yang
sama pada kurva tegangan-regangan (Gambar 8).
Perilaku Batuan-5
Gambar 8.
1
E
1
E
1
E
Perilaku Batuan-6
Gambar 9.
2
E
2
E
2
E
3
E
3
E
3
E
1
2 3
1 total = E E
2
1 3
2 total = E E
3
1 2
3 total = E E
Perilaku Batuan-7
1
N
i E
E
i =
(arah prinsipal)
dengan N = 1 + 2 + 3
i bervariasi dari 1 sampai 3.
Jika tidak pada arah prinsipan maka hubungan antara regangan dan
tegangan adalah :
1
N x ij
ij E
E
ij =
i bervariasi dari 1 sampai 3
j bervariasi dari 1 sampai 3
Strain tensor : i
11 12 13
21 22 23
31 32 33
Stress tensor : i
11 12 13
21 22 23
31 32 33
ij= 0 jika i j
ij = 1 jika i = j
Bentuk umum hubungan tegangan dan regangan adalah sebagai berikut :
i = i +
(arah prinsipal)
dengan = 1 + 2 + 3
i bervariasi dari 1 sampai 3
=
E
2(1 ) adalah modulus geser
E
= (1 )(1 2 )
Perilaku Batuan-8
Jika
tidak
regangan adalah :
ij = ij + x ij
i bervariasi dari 1 sampai 3
j bervariasi dari 1 sampai 3
z = 0
yz
= 0 (yz = 23)
xz
= 0 (xz = 13)
Perilaku Batuan-9
E (x + y) = 0
z = (x + y)
x
1
1
= E (x y z) = E (x y 2x 2y)
1
1
= E (y x z) = E (y x 2x 2y)
(1 )E
E
= (1 )(1 2 ) x + (1 )(1 2 ) y
(1 )E
E
= (1 )(1 2 ) y + (1 )(1 2 ) x
xy
E
= 2(1 ) xy
dengan xy = 12
xy = 12
Perilaku Batuan-10
E
y
(1 )(1 2 )
xy
E
(1 )(1 2 )
(1 )E
(1 )(1 2 )
0
x
y
xy
2(1 )
Perilaku Batuan-11
6. DAFTAR PUSTAKA
Perilaku Batuan-12
MODUL PELATIHAN
APLIKASI MEKANIKA BATUAN
DI BIDANG PERTAMBANGAN
MODUL PELATIHAN
APLIKASI MEKANIKA BATUAN
DI BIDANG PERTAMBANGAN