Disusun Oleh :
Iriyanti
(G1F010052)
Desi Sutanti
(G1F010052)
Nita Dwi I.
(G1F010053)
(G1F010054)
Indra Pradipta
(G1F010057)
I.
TUJUAN
Memahami dan mampu membuat bercak / menotolkan sampel, mengelusi,
dan mengidentifikasi bahan kimia obat dalam suatu sampel dengan Kromatografi
Lapis Tipis.
II.
III.
Silica GF254
Larutan Furosemid
Larutan Hidroklorotiazid
Larutan Jamu+BKO
Metanol
Etil asetat
Larutan FeCl3
PROSEDUR PERCOBAAN
1. Penotolan sampel
Silica Gel
-
Hasil
2. Elusi sampel
Lempeng Silica Gel
-Dimasukan kedalam ruang elusi (chamber) yang berisi eluen
(methanol:etil asetat, 2:3)
- Dijenuhkan dengan uap eluen dengan arah elusi naik, tinggi permukaan
-
Hasil
3. Deteksi /penampakan bercak
Lempeng Silica Gel yang sudah dielusi
-Diamati pada Sinar UV 254 dan 366 nm
-Diberi tanda noda yang tampak
-Disemprot dengan larutan FeCl3
-Diamati noda yang timbul
-Dikeringkan
-Diukur jarak masing-masing bercak
-Dihitung harga Rf dan evaluasi hasil data
IV.
Hasil
DATA
PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
366 nm
= 1 cm
= 8 cm
= 1,5 cm
Jarak yang
Jarak yang
ditempuh senyawa
ditempuh pelarut
Furosemid
3,7 cm
5,4 cm
0,685
Hidroklortiazid
4,7 cm
6,2 cm
0,76
BKO
4,3 cm
6,3 cm
0,682
JM
5,6 cm
6,3 cm
0,89
No
Senyawa
Rf
Rf Jamu murni
= 5,6 = 0,89
6,3
Rf BKO
= 4,3 = 0,682
6,3
Rf Furosemid
= 4,7 = 0,685
5,4
Rf Hidrochlorothiazid
= 4,7 = 0,76
6,2
Rf
V.
PEMBAHASAN
1.
Nama Resmi
: FUROSEMIDUM
Kelarutan
2.
Hidroklorotiazida
Nama Resmi
: HYDROCHLOROTHIAZIDUM
Berat Molekul
: 297,73
Kelarutan
- Metanol
Metanol, juga dikenal sebagai metil alkohol, wood alcohol
atau spiritus, adalah senyawa kimia dengan rumus kimia CH3OH. Ia
merupakan bentuk alkohol paling sederhana. Pada "keadaan
atmosfer" ia berbentuk cairan yang ringan, mudah menguap, tidak
berwarna, mudah terbakar, dan beracun dengan bau yang khas
(berbau lebih ringan daripada etanol). Ia digunakan sebagai bahan
pendingin anti beku, pelarut, bahan bakar dan sebagai bahan additif
bagi etanol industri.
Metanol diproduksi secara alami oleh metabolisme
anaerobik oleh bakteri. Hasil proses tersebut adalah uap metanol
(dalam jumlah kecil) di udara. Setelah beberapa hari, uap metanol
tersebut akan teroksidasi oleh oksigen dengan bantuan sinar
matahari menjadi karbon dioksida dan air. Api dari metanol
biasanya tidak berwarna. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati bila
berada dekat metanol yang terbakar untuk mencegah cedera akibat
api yang tak terlihat ( Patnaik, 2002 ).
- Etil Asetat
Etil asetat adalah senyawa organik dengan rumus
CH3CH2OC(O)CH3. Senyawa ini merupakan ester dari etanol dan
asam asetat. Senyawa ini berwujud cairan tak berwarna, memiliki
aroma khas. Senyawa ini sering disingkat EtOAc, dengan Et
mewakili gugus etil dan OAc mewakili asetat. Etil asetat diproduksi
dalam skala besar sebagai pelarut ( Patnaik, 2002 ).
Etil asetat adalah pelarut polar menengah yang volatil
(mudah menguap), tidak beracun, dan tidak higroskopis. Etil asetat
merupakan penerima ikatan hidrogen yang lemah, dan bukan suatu
donor ikatan hidrogen karena tidak adanya proton yang bersifat
asam (yaitu hidrogen yang terikat pada atom elektronegatif seperti
flor, oksigen, dan nitrogen. Etil asetat dapat melarutkan air hingga
3%, dan larut dalam air hingga kelarutan 8% pada suhu kamar.
Kelarutannya meningkat pada suhu yang lebih tinggi. Namun
demikian, senyawa ini tidak stabil dalam air yang mengandung basa
atau asam ( Patnaik, 2002 ).
KLT
adalah
pemisahan
komponen
kimia
Chromatography (TLC)
system, atau
disebut sebagai
lebih
besar
sebagai
contoh
CHCl 3:MeOH
bahwa di dalam
ditentukan
merupakan
bercak
yang
tidak
bergerak
(Gandjar,2011).
KLT digunakan secara luas untuk analisis solut-solut
organik terutama dalam bidang biokimia, farmasi, klinis, forensik,
baik untuk analisis kualitatif dengan cara membandingkan nilai Rf
solut dengan nilai Rf senyawa baku atau untuk analisis kualitatif.
Penggunaan umum KLT adalah untuk: menentukan banyaknya
komponen
berjalannya
dalam campuran,
suatu
reaksi,
identifikasi
menentukan
senyawa,
efektifitas
memantau
pemurnian,
KESIMPULAN
1. Analisis kualitatif bahan kimia obat furosemid dan hidroklorotiazida
dalam obat tradisional dapat dilakukan dengan menggunakan KLT
menggunakan eluen metanol : etil asetat ( 2:3).
2. Nilai Rf yang diperoleh dari keempat bercak adalah untuk furosemid
0,6875, jamu BKO 0,6875, hidroklorotiazida 0,8125.
3. Hasil yang didapat dari analisis tersebut bahwa di dalam jamu + BKO
mengandung furosemid dan jamu murni.
VII.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan RI.
Jakarta.
Gandjar, I.G dan Abdul Rohman. 2011. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka
Pelajar. Yogyakarta.
http://agn19.wordpress.com/2011/04/07/thin-layer-
chromatography-kromatografi-lapis-tipis/
Patnaik, Pradyot. 2002. Handbook of Inorganic Chemicals. McGraw-Hill.