Anda di halaman 1dari 8

BAB IV

HASIL PENGAMATAN

1. Sample Air Comberan/Air Got


Sebelum :
-

Warna hitam keruh


pH = 9
pH awal + aluminium sulfat =5
Turbidity = keruh
Berbau

Sesudah :
- Warna bening jernih
- pH = 3
- Tidak Berbau
2. Sample Air Rawa
Sebelum :
-

Warna coklat keruh


pH = 7
pH awal + aluminium sulfat = 4
Turbidity = keruh
Berbau

Sesudah :
- Warna bening jernih
- pH = 4
- Tidak berbau

BAB V
PEMBAHASAN

Water treatment yang kami lakukan pada kali ini bertujuan untuk mengetahui
air yang tadinya keruh, kotor dan berbau menjadi lebih baik yang artinya air yang
kami uji mendapatkan perlakuan khusus sehingga menjadi lebih bening, bersih, dan
tidak berbau.
Pada percobaan water treatment ini, kami melakukan perbandingan antara
kualitas air sebelum dan sesudah dilakukan proses penyaringan. Adapun jenis air
yang kami gunakan terdiri dari 2 jenis, yaitu air yang berasal dari comberan atau air
got dan air rawa. Kedua jenis air ini dipilih karena pertimbangan dari segi kemudahan
dalam pengambilan sample dan karena dianggap mewakili air tercemar dari
lingkungan sekitar.
Air got dan air rawa yang kami ambil ini sebelum mendapatkan perlakuan
khusus, kami amati secara fisik. Hasilnya untuk air got, air tersebut (seperti
kebanyakan air got di Indonesia pada umumnya) berwarna hitam keruh, berbau, dan
pH-nya 6. Dengan pH yang bernilai 6, hal ini menandakan bahwa air got tersebut
dan hal tersebut sangatlah tidak baik untuk keadaan lingkungan dan ekosistem yang
biasa hidup di dalam air got. Air got walaupun sebenarnya seringkali kita acuhkan di
dalam kehidupan sehari-hari, sebenarnya memegang peranan penting bagi kehidupan
kita. Dengan kondisi air got yang bersih, bening, netral, menandakan bahwa gaya
hidup kita sebagai manusia sudah sehat dengan bukti air sisa keperluan sehari-hari
yang kita buang dalam saluran air. Namun bila kondisinya seperti yang dijelaskan
diatas, hal itu menjadi pertanda bahwa kita harus mengubah gaya hidup kita yang
kurang sehat dan lebih memperhatikan lingkungan sekitar.
Begitupun dengan air rawa. Walaupun dalam skala yang lebih kecil, namun di
dalam kolam terdapat pula makhluk hidup yang tinggal disana. Agar ekosistem
tersebut tidak rusak, maka perlu dijaga dan dirawat agar tetap sehat. Pada sample air
rawa yang kami ambil, ada satu yang menjadi indikator bahwa air kolam tersebut
bagus. Yaitu dari warnanya yang coklat keruh. Sedangkan dari pH-nya sudah bagus,
menunjukkan angka 5 dan tidak berbau.

Air got yang mewakili air proses kehidupan kita sehari-hari dan air rawa yang
mewakili kehidupan suatu ekosistem yang tinggal didalamnya diharapkan dapat
menunjukkan kepada kita bahwa air sangatlah penting untuk kehidupan semua
makhluk hidup, bukan hanya manusia. Air walaupun ketersediaannya banyak, namun
hanya sekitar 2,5 % dari keberadaanya di bumi ini sebagai air tawar dan air yang
sebanyak itulah yang kita manfaatkan dan sisanya adalah air asin sehingga dengan
jumlah yang demikian sedikit, air haruslah dijaga.
Percobaan water treatment ini ingin menujukkan salah satu usaha yang
diciptakan oleh manusia untuk mengolah air yang kotor sehingga menjadi lebih
berguna. Jadi air yang kotor pun bisa kita manfaatkan bila tahu caranya. Walaupun
sederhana, cara ini menujukkan bahwa air bisa diolah menjadi lebih baik. Namun
meskipun seperti itu, air juga jangan disia-siakan penggunaannya.
Air got dan air rawa yang setelah melalui proses penyaringan dan pemberian
tawas, berubah secara drastis. Air got yang sebelumnya berwarna keruh kehitaman,
berbau, dan mempunyai keasaman 6, berubah menjadi bening, tidak berbau, dan pHnya menjadi 4. Pun begitu dengan air kolam. Air yang tadinya berwarna coklat keruh
dan berpH netral, berubah menjadi bening dan berpH 4. Penurunan tingkat keasaman
yang dialami oleh kedua sample tersebut disebabkan karena adanya penambahan
tawas. Tawas tersebut berfungsi untuk membunuh kuman dan mengendapkan
kotoran-kotoran. Namun kelemahannya adalah, dapat mengubah air tersebut menjadi
asam seperti yang ditunjukkan pada hasil pengamatan.
Kedua sample air yang masing-masing berjumlah 4,5 L dimasukkan ke dalam
tempat untuk tempat pemberian tawas dan pengadukan agar kotoran-kotorannya
mengendap. Setelah mengendap, barulah air tersebut dimasukkan ke sand filter. Sand
filter sendiri adalah suatu alat penyaring sederhana yang terdiri dari tiga lapisan. Yang
pertama adalah pasir, sabut kelapa, dan kerikil. Pasir ditaruh dilapisan paling atas
karena pasir memiliki kerapatan yang paling kecil diantara ketiga bahan tersebut.
Kemudian sabut dibawahnya berfungsi untuk mencegah abrasi dan erosi pada pasir
yang timbul dari air yang ingin disaring dan untuk menahan berat beban pasir yang

begitu banyak. Pada urutan paling bawah terdapat batu kerikil. Batu kerikil di sini
berfungsi sama seperti sabut yaitu untuk menahan berat beban.
Setelah melewati ketiga lapisan tersebut, air yang keluar kemudian seperti
yang dijelaskan diatas. Hal tersebut menunjukkan bahwa proses tersebut berjalan
dengan baik seperti yang diharapkan.

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan:
1. Tawas mempercepat proses pengendapan kotoran yang tidak terlarut dalam air
yang tercemar.
2. Ph bersifat lebih asam karena pemberian tawas. Untuk menormalkan kembali pH
tersebut, harus diberikan NaOH yang sifatnya adalah basa.
3. Untuk memperoleh aliran air hasil penyaringan yang sesuai, sebaiknya atur
ketebalan tiap lapisan pada sand filter.
4. Pasir ditaruh pada lapisan paling atas karena pasir mempunyai kerapatan yang
paling baik diantara sabut dan kerikil sehingga air yang lewat cukup sulit dan
kotoran-kotoran tersaring dan menyangkut di pasir.
5. Untuk menghindari kejenuhan pada sand filter, perlu dilakukan backwash.
Saran:
Sebaiknya dalam pengambilan sampel, tidak perlu menyertakan sampah atau kotoran
besar sehingga tidak mengganggu proses karena yang ingin disaring adalah kotoran
yang bentuknya kecil

DAFTAR PUSTAKA

Chandra, Drs. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Penerbit Buku Kedokteran

www.epa.gov/owm/mtb/sandfltr.pdf

www.google.com
www.wikipedia.org/wiki/Water_treatment

GAMBAR ALAT

Sand Filter

Clarifier

FOTO HASIL PENGAMATAN

(a) (b)

(c)

(d)

(e)

(f)

Keterangan gambar :
(a) : Air got sebelum penyaringan

(d) : pH awal air rawa

(b) : Air rawa sebelum penyaringan

(e) : pH akhir air got

(c) : pH awal air got

(f) : pH akhir air rawa

Anda mungkin juga menyukai