Anda di halaman 1dari 6

TKG226

MITIGASI BENCANA GEOLOGI

.. apa yang dimaksud dengan

Longsoran?
Imam A. Sadisun, Dr. Eng.

Setiap lereng akan memiliki kecenderungan untuk longsor.

Definisi

.. suatu proses dimana materialmaterial bumi (batuan, material rombakan


dan tanah) bergerak menuju bagian
g oleh g
gaya
y g
grafitasi
bawah suatu lereng
- David J. Varnes, 1978 -

.. pergerakan massa batuan, material


rombakan dan tanah ke bagian bawah
lereng.
- David M. Cruden, 1991 -

Gravitasi selalu mengakibatkan gaya tarik material penyusun


lereng menuju ke bawah (hukum gravitasi)
Friksi memberikan gaya perlawanan terhadap kecenderungan
pergerakan akibat grafitasi; friksi 0 berarti material mudah
sekali tergelincir
Sudut lereng semakin besar, semakin besar pula
kecenderungan material untuk bergerak ke bawah.

kestabilan lereng, baik tanah maupun


batuan, dapat mengakibatkan

LONGSORAN

Jumla
ah Kejadian

.. gangguan pada

350
300
250
200

Bencana Geologi (2000 - 2006 awal)


di Pulau Jawa

150
100
50
0
Banjir

Gunung api

Gempa Bumi

Longsoran

Jenis Bencana Geologi

Berbagai bencana alam longsoran cukup penting karena


distribusinya yang merata hampir di seluruh wilayah tanah air

Kejadian tanah longsor di Indonesia (1990 Agustus 2007)


No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

PROVINSI

LOKASI

Karakteristik Longsoran

BANTEN
7
DKI JAKARTA
1
JAWA BARAT
728
JAWA TENGAH
220
JAWA TIMUR
42
YOGYAKARTA
16
ACEH
14
SUMATRA UTARA
22
RIAU
1
JAMBI
1
SUMATRA BARAT
43
BENGKULU
3
LAMPUNG
1
KALIMANTAN BARAT
1
KALIMANTAN TIMUR
5
SULAWESI UTARA
18
SULAWESI TENGAH
3
SULAWESI SELATAN
6
MALUKU
1
BALI
6
NUSA TENGGARA BARAT
7
NUSA TENGGARA TIMUR
22
IRIAN JAYA
1
PAPUA
3
TOTAL
1172
Sumber : Pusat Volkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi

Unsur-unsur atau anatomi tanah longsor

Nomor

Nama

Mahkota (Crown)

Gawir Utama (Main Scarp)

Unsur-unsur atau anatomi tanah longsor (lanjutan)

Puncak (Top)

Nomor

Kepala (Head)

13

Gawir Minor (Minor Scarp)

Tubuh Utama (Main Body)

Kaki (Foot)

Titik Ujung (Tip)

Ujung (Toe)

10

Permukaan Keruntuhan
(Surface of Rupture)

11

Ujung Permukaan
Keruntuhan
(Toe of Surface of
Rupture)

12

Permukaan Terpisahkan
(Surface of Separation)

14
15
16
17
18
19
20

Nama
Material Terpindahkan
(Displaced Material)
Zona Deplesi
(Zone of Depletion)
Zona Akumulasi
(Zone of
Accumulation)
Deplesi (Depletion)
Massa Terdeplesi
(Depleted Mass)
Akumulasi
(Accumulation)
Sisi (Flank)
Permukaan Tanah Asli
(Original Ground
Surface)

Klasifikasi

Dimensi tanah longsor

Vol

ls

1
= D rW r Lr
6

Klasifikasi tanah longsor secara umum


Tipe Material
Tanah

Tipe Pergerakan
Batuan
Nomor

Nama

Lebar massa yg terlongsorkan (Wd)

Lebar bidang runtuhan (Wr)

Panjang massa yg terlongsorkan (Ld)

Pangan bidang runtuhan (Lr)

Kedalaman massa yg terlongsorkan


(Dd)

Kedalaman bidang runtuhan (Dr)

Panjang total (L)

Panjang garis tengah (Lc)

Runtuhan / Jatuhan
Jungkiran /
Robohan
Gelinciran
Pancaran
Aliran

Runtuhan
batuan
Jungkiran
batuan
Gelinciran
batuan
Pancaran
batuan
Aliran batuan

Tanah Halus

Bahan
Rombakan

Runtuhan tanah
halus
Jungkiran
tanah halus
Gelinciran
tanah halus
Pancaran tanah
halus
Aliran tanah
halus

Runtuhan bahan
rombakan
Jungkiran bahan
rombakan
Gelinciran
bahan rombakan
Pancaran bahan
rombakan
Aliran bahan
rombakan
Cruden and Varnes, 1996

Gawir mahkota longsoran


Jejak alur
(bekas jalur aliran material)
Permukaan keruntuhan

Kaki lereng
Keruntuhan lateral

Endapan material rombakan

Bencana alam longsoran di kampung Walahir yang


terjadi pada tanggal 21 April 2004 yang lalu telah
menjadi sebuah malapetaka yang cukup besar, dengan
korban 15 orang meninggal dunia, 21 rumah tertimbun
longsoran dan 22 rumah lainnya rusak berat. Selain itu
tidak kurang dari 60 Ha sawah dan 85 Ha ladang serta
70 ekor domba tak lepas dari ganasnya lonsoran ini.

Faktor-Faktor Penyebab
FaktorTerjadinya Longsoran
Longsoran

Karakteristik longsoran aliran bahan


rombakan ..

Kondisi Morfologi (sudut lereng, relief, dll.)


Kondisi Geologi
9 Jenis batuan/tanah
9 Karakteristik keteknikan batuan/tanah
9 Proses pelapukan dan erosi
9 Bidang-bidang diskontinuitas (perlapisan, kekar, dll.)
9 Permeabilitas batuan/tanah
9 Kegempaan dan volkanisme, dll.
Kondisi Klimatologi (curah hujan, dll.)
Kondisi Tata Guna Lahan (hidrologi, vegetasi, dll.)
Aktivitas manusia
9 Pemberian getaran dan beban berlebihan
9 Penggemburan tanah (pertanian/perladangan)
9 Irigasi, dll.

Area

sumber
Jejak aliran
Kaki pengendapan
Material campuran dari lempung hingga
bongkah batuan
Kadar air yang sangat tinggi
Keruntuhan seketika di area sumber
Aliran gravitasional material
Keruntuhan sepanjang tepi alur aliran

Analisis Kestabilan Lereng


melakukan perhitungan untuk
memeriksa tingkat keamanan terhadap
kejadian longsoran pada :

Penyebab Gerakan

STABIL

Faktor-faktor
pengontrol
Geomorfologi
G
f l i
Geologi
Tanah
Geohidrologi
Tata guna
lahan

Rentan
(Siap Bergerak)

Pemicu
gerakan
Infiltrasi
I filt i air
i
ke dalam
lereng
Getaran
Aktivitas
manusia

TERJADI
GERAKAN
TANAH
Kritis

lereng alami

lereng galian

lereng timbunan

Proses dalam analisis kestabilan lereng ..

Analisis kestabilan lereng

metode kesetimbangan batas ..

medeterminasi dan membandingkan


tegangan geser yang terbentuk sepanjang
permukaan bidang gelincir terhadap kuat
gesernya atau lebih dikenal dengan faktor
keamanan.

FS =

f
d

f = gaya perlawanan (friksi)


d = gaya geser (gaya tarik
material penyusun lereng
menuju ke bawah)

Analisis kestabilan lereng

metode numerik ..

Pemetaan Bahaya Longsoran


.. tingkat potensi atau kecenderungan
suatu lahan/wilayah untuk bergerak
(longsor) disebut sebagai tingkat
kerawanan.
Dikaji melalui identifikasi dan
analisis berbagai aspek yang
mempengaruhi kondisi kestabilan
suatu lahan/wilayah untuk longsor.

Peta Zona Kerentanan Gerakan Tanah

Overlay peta-peta tematik ..

Usulan Peta Zona Kerentanan


Gerakan Tanah (Berdasarkan
lampiran KepMen Pertambangan
dan Energi No. 1452/K/10/MEM/
2000 dan SNI No. 13-6182-1999)

Zona Kerentanan Gerakan Tanah

(Gatot M. Sudradjat, 2006)

Zona Kerentanan Gerakan Tanah . (lanjutan)

Zona Kerentanan Gerakan Tanah Rendah :


Gerakan tanah jarang terjadi jika tidak ada
gangguan berarti pada lereng. Gerakan tanah
berdimensi kecil dapat terjadi terutama pada
tebing sungai. Pada zona ini dianjurkan untuk
melakukan penyelidikan gerakan tanah jika akan
melakukan pemotongan lereng.
Zona Kerentanan Gerakan Tanah Sangat Rendah :
Gerakan tanah sangat jarang atau tidak pernah
terjadi, baik gerakan tanah lama maupun baru,
kecuali pada daerah yang tidak begitu luas pada
tebing sungai.

Zona Kerentanan Gerakan Tanah Tinggi : Gerakan


tanah di zona ini sering terjadi, dan gerakan tanah
lama masih dapat aktif bergerak akibat curah hujan
yang tinggi. Pada zona ini disarankan agar tidak
digunakan sebagai lokasi pemukiman atau bangunan.
Zona Kerentanan Gerakan Tanah Menengah :
Gerakan tanah di zona ini telah pernah terjadi dan
dapat terjadi lagi, terutama daerah yang berbatasan
dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan, atau jika
lereng mengalami gangguan. Gerakan tanah lama
dapat aktif bergerak akibat curah hujan tinggi dan
erosi kuat. Pada zona ini, jika tidak dapat dihindarkan
untuk dikembangkan atau dibangun, diperlukan
penyelidikan kestabilan lereng.

Pemantauan Bahaya
Longsoran

Pemantauan Tanah Longsor Aktual (Real Time)

Retakan tanah sebagai salah satu indikasi adanya tanah longsor

Dampak Akibat Longsoran


No

PROVINSI

LOKASI

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

BANTEN
DKI JAKARTA
JAWA BARAT
JAWA TENGAH
JAWA TIMUR
YOGYAKARTA
ACEH
SUMATRA UTARA
RIAU
JAMBI
SUMATRA BARAT
BENGKULU
LAMPUNG
KALIMANTAN BARAT
KALIMANTAN TIMUR
SULAWESI UTARA
SULAWESI TENGAH
SULAWESI SELATAN
MALUKU
BALI
NUSA TENGGARA BARAT
NUSA TENGGARA TIMUR
IRIAN JAYA
PAPUA
TOTAL

7
1
728
220
42
16
14
22
1
1
43
3
1
1
5
18
3
6
1
6
7
22
1
3
1172

KORBAN
M
LK
110
6
1
637
262
449
124
202
10
21
7
20
11
407
104
8
303
1
4
37
3
62
61
249
52
7
147
4
10
2800

60

RRT
10
4
1015
557
229
17
215
520
21

RH

RT

7455
794
327
10
316
235

6259
1293
19
19
0
0

2779
340
253
2
1.
105

193

77

209

4900
5

16

20
186

28

584

75
8

5
7
21

26
670
477
11
5
8
791
72

9
715

1
3605

11277

Mitigasi Bencana Longsoran

LPT (Ha)

1,441
3947

25

0.15
4
53

7830

13834.15

Kejadian longsoran di Indonesia tahun 1990 Agustus 2007 (Courtesy of PVMBG)

Empat faktor penting dalam mitigasi bencana


longsoran
Tersedia informasi tingkat kerawanan lanah/wilayah
(peta kerentanan gerakan tanah)
Meningkatkan pemahaman dan kesadaran
masyarakat
y
untuk siap
p menghadapi
g
p bencana
longsoran (kesiapsiagaan), terutama yang
bermukim di kawasan rawan bencana
Mengetahui apa yang perlu dilakukan dan dihindari
sesuai sifat bencana longsoran
Pengaturan dan penataan kawasan rawan bencana
longsoran

(Pusat Volkanologi dan Mitigasi Berncana Geologi)

Contoh mitigasi non-struktural : Sosialisasi bencana tanah longsor kepada masyarakat

Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral, Jawa Timur, 2005

Anda mungkin juga menyukai