Disusun oleh:
Abdus Shobri A
200110110122
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2014
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam industri peternakan banyak hal-hal yang harus dipelajari agar dapat
mencapai tujuan-tujuan yang berguna bagi perusahaan. Menejemen industri hasil
ternak merupakan salah satu ilmu yang sangat penting bagi industri peternakan. Poin
utama dari suatu perusahaan adalah daari manajemen yang ada dalam perusahaan
tersebut. Sebakin baik manajemen yang ada maka akan semakin maju perusahaan
tersebut, karena ilmu manajemen merupakan otak dan kerangka yang mengatur suatu
system agar terorganisis dan dapat berjalan dengan baik.
Banyak hal yang harus diakukan dalam mengatur suatu menejemen dalam
industri peternakan. Sebagaimana yang diketahui manajmen tidak bias begitu saja
atau langsung direncanakan tanpa mengetahui keadaan lingkungan sekitar dan
keadaan perusahaan yang akan dibuat. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu
perhitungan agar kita dapat memprediksi keuntungan dan kerugan dengan Break
Event Point (BEP), peramalan agar dapat memprediksi hasil yang akan di peroleh,
dan perlu juga diadakannnya persediaan barang yang akan dibutuhkan suatu waktu.
Dewasa ni kita masih belum mengetahui hal-hal tersebut. Oleh karena itu dalam
makalah ini akan dibahas mengenai Break Event Point (BEP), peramalan dan
persediaan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Manajemen persediaan dan fungsinya?
2. Apa saja Model-model yang ada di Manajemen persediaan?
3. Apa arti peramalan dalam manajemen dan fungsinya?
4. Apa saja jenis- jenis peramalan dalam manajemen industri?
5. Bagaimana manfaat BEP dalam menjalankan usaha agar tidak mengalami
kerugian?
6. Bagaimana cara menghitung BEP / menggunakan BEP dalam suatu usaha ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari Manajemen persediaan dan fungsinya.
2. Mengetahui apa saja Model-model yang ada di Manajemen persediaan.
3. Mengetahui arti peramaan dalam manajemen dan fungsinya.
4. Mengetahui jenis- jenis peramalan dalam manajemen industry.
5. Bagaimana manfaat BEP dalam menjalankan usaha agar tidak mengalami
kerugian?
6. Bagaimana cara menghitung BEP / menggunakan BEP dalam suatu usaha ?
II
ISI
2.1 Persediaan
Persediaan adalah sumber daya menganggur (ide resource) yang menunggu
proses lebih lanjut. Yang dimaksud dengan proses lebih lanjut tersebut adalah berupa
kegiatan produksi pada sistem manufaktur, kegiatan pemasaran pada sistem distribusi
ataupun kegiatan konsumsi pangan pada sistem rumah tangga (Nasution, 2003:103).
Adapun alasan diperlakukannya persediaan oleh suatu perusahaan pabrik
adalah karena :
1. Dibutuhkannya waktu untuk menyelesaikan operasi produksi untuk
memindahkan produk dari suatu tingkat ke tingkat proses lain, yang disebut
persediaan dalam proses pemindahan.
2. Alasan organisasi, untuk memungkinkan satu unit atau bagian membuat
skedul oprasionalnya secara bebas, tidak tegantung dari bahan lainnya.
(Assauri, 1969 : 252)
2.1.1 Fungsi Persediaan
Tujuan manajemen persediaan adalah menentukan keseimbangan antara
investasi persediaan dengan pelayanan pelanggan. Keempat fungsi persediaan antara
lain :
Melakukan
decouple
perusahaan
dari
fluktuasi
permintaan
dan
Analisis ABC
Analisis ABC membagi persediaan yang ada menjadi tiga klasifikasi dengan
basis volume dolar tahunan. Analisis ABC adalah sebuah aplikasi persediaan dari
prinsip pareto. Prinsip pareto menyatakan terdapat sedikit hal yang kritis dan banyak
Akurasi Catatan
Akurasi catatan sangat penting bagi manajemen untuk mengetahui persediaan
yang tersedia. Akurasi catatan adalah sebuah unsur kritis dalam sistem produksi dan
persediaan. Akurasi catatan membuat manajemen fokus pada barang-barang yang
diperlukan daripada menetapkan untuk yakin bahwa beberapa dari semuanya
berada dalam persediaan. Ketika sebuah organisasi dapat menentukan secara akurat
apa yang dimilikinya sekarang, organisasi tersebut dapat mengambil keputusan yang
tepat mengenai pemesanan, penjadwalan, dan pengiriman.
Sama halnya dengan penyimpanan catatan masuk dan keluar, keamanan ruang
penyimpanan harus baik untuk dapat menjamin akurasi. Sebuah ruang penyimpanan
yang tertata dengan baik akan memiliki akses yang terbatas, housekeeping yang baik,
dan area penyimpanan yang menyimpan persediaan dalam jumlah yang tetap. Wadahwadah, rak-rak, dan bagian-bagian akan diberi label secara akurat.
Perhitungan Siklus
khusus. Sebagai contoh, persediaan ekstensif yang disimpan dalam bisnis grosir dan
eceran membuat manajemen persediaan sangat penting dan seriing menjadi faktor
penentu dalam kemajuan manajer. Dalam bisnis pelayanan makanan, contohnya,
kontrol persediaan dapat membuat perbedaaan antara kesuksesan dan kegagalan.
Lebih dari itu, persediaan yang berada dalam posisi transit atau tidak digunakan
dalam gudang sama saja dengan nilai yang hilang. Sama halnya, kerusakan atau
pencurian sebelum terjual adalah kerugian. Dalam bisnis eceran, persediaan yang
tidak tercatat dlam kuitansi saat penjualan dikenal dengan penyusutan. Penyusutan
muncul dari kerusakan dan pencurian, juga dari administrasi yang ceroboh. Pencurian
persediaan juga dikenal dengan pilferage. Kerugian persediaan eceran sebesar 1%
dari penjualan dapat dianggap baik dengan mempertimbangkan ahwa kerugian di
banyak toko melebihi 3%. Beriku teknik-teknik dalam akurasi dan kontrol
persediaan.
1. Pemilhan, pelatihan, dan pendisiplinan yang baik
Hal-hal ini tidaklah mudah, tetapi sangat diperlukan dalm operasi-operasi pelayanan
makanan, grosir, dan eceran di mana pegawai memiliki akses ke barang yang
langsung dikonsumsi.
persediaan selama waktu tertentu. Oleh karena itu, biaya penyimpanan juga
mencakup biaya barang usang dan biaya yang terkait dengan penyimpanan, seperti
asuransi, pegawai tambahan, dan pembayaran bunga. Tabel di bawah ini akan
menunjukkan jenis-jenis biaya yang harus dievaluasi untuk menentukan besarnya
biaya penyimpanan. Banyak perusahaan yang tidak berhasil menyertakan semua
biaya penyimpanan persediaan. Akibatnya, biaya penyimpanan persediaan sering
ditetapkan kurang dari sebenarnya.
sekarang dapat dipasang dalam waktu kurang dari satu menit seiring dengan semakin
imajinatifnya pabrik-pabrik kelas dunia. Mengurangi waktu penyetelan adalah cara
yang sangat baik untuk mengurangi investasi persediaan dan meningkatkan
produktivitas.
2.2 Peramalan
Peramalan (forecasting) merupakan bagian vital bagi setiap organisasi bisnis
dan untuk setiap pengambilan keputusan manajemen yang sangat signifikan.
Peramalan menjadi dasar bagi perencanaan jangka panjang perusahaan. Dalam area
fungsional keuangan, peramalan memberikan dasar dalam menentukan anggaran dan
pengendalian biaya. Pada bagian pemasaran, peramalan penjualan dibutuhkan untuk
merencanakan produk baru, kompensasi tenaga penjual, dan beberapa keputusan
penting lainnya. Selanjutnya, pada bagian produksi dan operasi menggunakan datadata peramalan untuk perencanaan kapasitas, fasilitas, produksi, penjadwalan, dan
pengendalian persedian (inventory control). Untuk menetapkan kebijakan ekonomi
seperti tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran, tingkat inflasi, dan lain
sebagainya dapat pula dilakukan dengan metode peramalan.
Pada umumnya kegunaan peramalan adalah sebagai berikut :
1. Sebagai alat bantu dalam perencanaan yang efektif dan efisien.
2. Untuk menentukan kebutuhan sumber daya di masa mendatang.
3. Untuk membuat keputusan yang tepat.
Kegunaan peramalan terlihat pada saat pengambilan keputusan. Keputusan yang baik
adalah keputusan yang didasarkan atas pertimbangan apa yang akan terjadi pada
waktu keputusan dalam berbagai kegiatan perusahaan. Baik tidaknya hasil dari suatu
penelitian sangat ditentukan oleh ketetapan ramalan yang dibuat. Walaupun demikian
perlu diketahui bahwa ramalan selalu ada unsur kesalahannya, sehingga yang perlu
diperhatikan adalah usaha untuk memperkecil kesalahan dari ramalan tersebut.
2.2.1 Jenis-Jenis Peramalan
Pada umumnya peramalan dapat dibedakan dari beberapa segi tergantung dari
cara melihatnya. Apabila dilihat dari sifat penyusunnya, maka peramalan dapat
dibedakan atas dua macam, yaitu :
1. Peramalan yang subjektif, yaitu peramalan yang didasarkan atas perasaan atau
intuisi dari orang yang menyusunnya. Dalam hal ini pandangan atau
judgement dari orang yang menyusunnya sangat menentukan baik tidaknya
hasil ramalan tersebut.
2. Peramalan yang objektif, peramalan yang didasarkan atas data yang relevan
pada masa lalu, dengan menggunakan teknik-teknik dan metode dalam
penganalisaan data tersebut.
Disamping itu, jika dilihat dari jangka waktu ramalan yang disusun. Maka peramalan
dapat dibedakan atas dua macam pula, yaitu :
1. Peramalan jangka panjang, yaitu peramalan yang dilakukan untuk penyusunan
hasil ramalan jangka waktunya lebih dari satu setengah tahun atau tiga
semester. Peramalan seperti ini misalnya diperlukan dalam penyusunan
rencana pembangunan suatu negara atau suatu daerah, corporate planning,
rencana investi atau rencana ekspansi dari suatu perusahaan.
2. Peramalan jangka pendek, yaitu peramalan yang dilakukan untuk penyusunan
hasil ramalan dalam jangka waktu yang kurang dari satu setengah tahun, atau
tiga semester. Peramalan seperti ini diperlukan dalam penyusunan rencana
tahunan, rencana kerja operasional, dan anggaran contoh penyusunan rencana
produksi, rencana penjualan, rencana persediaan, anggaran produksi, dan
anggaran perusahaan.
Berdasarkan sifat ramalan yang telah disusun, maka peramalan dapat dibedakan atas
dua macam, yaitu :
1. Peramalan kualitatif, yaitu peramalan yang didasarkan atas dua kualitatif pada
masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat tergantung pada orang yang
menyusunnya. Hal ini penting karena hasil peramalan tersebut ditentukan
Dapat diasumsikan bahwa pola yang lalu akan berkelanjutan pada masa
yang akan datang.
Dari uraian diatas dapatlah diketahui bahwa jenis-jenis peramalan sangat tergantung
dari segi mana kita memandangnya.
2.2.2 Langkah Langkah dalam Melakukan Peramalan
Dalam melakukan peramalan terdiri dari beberapa tahapan khususnya jika
menggunakan metode kuantitatif. Tahapan tersebut adalah:
1. Definisikan Tujuan Peramalan\
Misalnya peramalan dapat digunakan selama masa pra-produksi untuk
mengukur tingkat dari suatu permintaan.
2. Buatlah diagram pencar (Plot Data)
Misalnya memplot demand versus waktu, dimana demand sebagai ordinat (Y)
dan waktu sebagai axis (X).
3. Memilih model peramalan yang tepat
Melihat dari kecenderungan data pada diagram pencar, maka dapat dipilih
beberapa model peramalan yang diperkirakan dapat mewakili pola tersebut.
4. Lakukan Peramalan
5. Hitung kesalahan ramalan (forecast error)
Keakuratan suatu model peramalan bergantung pada seberapa dekat nilai hasil
peramalan terhadap nilai data yang sebenarnya. Perbedaan atau selisih antara
nilai aktual dan nilai ramalan disebut sebagai kesalahan ramalan (forecast
error) atau deviasi yang dinyatakan dalam:
et = Y(t) Y(t)
Dimana :
= Periode peramalan
Maka diperoleh Jumlah Kuadrat Kesalahan Peramalan yang disingkat SSE (Sum of
Squared Errors) dan Estimasi Standar Error (SEE Standard Error Estimated)
SSE = S e(t)2 = S[Y(t)-Y(t)]2
Lakukan Verifikasi
Untuk mengevaluasi apakah pola data menggunakan metode peramalan
tersebut sesuai dengan pola data sebenarnya.
yang hendak dicapai. Dalam prakteknya terdapat berbagai metode peramalan antara
lain :
1. Time Series atau Deret Waktu
Analisis time series merupakan hubungan antara variabel yang dicari
(dependent) dengan variabel yang mempengaruhi-nya (independent variable),
yang dikaitkan dengan waktu seperti mingguan, bulan, triwulan, catur wulan,
semester atau tahun. Dalam analisis time series yang menjadi variabel yang
dicari adalah waktu. Metode peramalan ini terdiri dari :
sebanding perubahan tingkat aktivitas dan biaya satuan tidak dipengaruhi oleh
perubahan volume kegiatan (biaya satuan konstan). Contoh dalam perusahan:
furniture, biaya perlengkapan, biaya bahan bakar, biaya sumber tenaga,
biaya perkakas kecil, asuransi aktiva tetap dan kewajiban, gaji satpam dan
pesuruh pabrik.
2. Biaya Tetap
Biaya tetap memiliki karakteristik berupa totalitas tidak berubah terhadap
perubahan tingkat aktivitas dan biaya satuan berbanding terbalik terhadap
perubahan volume kegiatan. Contoh dalam perusahan furniture: biaya
penyusutan, gaji eksekutif, pajak bumi dan bangunan, amortisasi paten, biaya
penerimaan barang, biaya komunikasi, dan upah lembur.
2.3.1 Manfaat Break Event Point (BEP)
BEP amatlah penting jika kita membuat usaha agar kita tidak mengalami
kerugian, apa itu usaha jasa atau manufaktur, diantara manfaat BEP adalah :
1. Alat perencanaan untuk menghasilkan laba.
2. Memberikan informasi mengenai berbagai tingkat volume penjualan, serta
hubungannya
Q = 1184 porsi
Jadi untuk BEP maka setiap bulan harus dapat terjual sebanyak 1184 porsi atau 39,5
porsi per hari.
III
KESIMPULAN
Dari penulisan makalah yang sudah dibuat dapat disimpulkan bahwa:
1. Persediaan adalah adalah sumber daya menganggur (ide resource) yang
menunggu proses lebih lanjut.
2. Persediaan berfungsi sebagai penentu keseimbangan antara investasi
persediaan dengan pelayanan pelanggan
3. Peramalan merupakan tahapan awal dalam perencanaan sistem operasi
produksi.
4. Model yang paling tepat harus dipilih dalam melakukan peramalan.
5. Model yang dipilih dapat dibandingkan dengan model yang lain dengan
menggunakan kriteria minimum average sum of squared errors.
6. Break Event Point adalah suatu teknik analisa untuk mempelajari hubungan
antara Biaya Tetap, atau suatu keadaan dimana dalam suatu operasi
perusahaan tidak mendapat untung maupun rugi/ impas (penghasilan = total
biaya).
7. Break Event Point menyatakan volume penjualan dimana total penghasilan
tepat sama besarnya dengan total biaya, sehingga perusahaan tidak
memperoleh keuntungan dan juga tidak menderita kerugian.
8. Break Event Point ditinjau dari konsep Contribution Margin menyatakan
bahwa volume penjualan dimana Contribution Margin tepat sama besarnya
dengan total Biaya Tetapnya.
DAFTAR PUSTAKA
Assauri, 1999. Manajemen Pemasaran. Raja Grafindo Persada; Jakarta.
Chase, Jaqobas, Aquilano, 2007, Operations Management for Competitive
Advantage, 10th ed, Mc Graw Hill
Jay Heizer dan Barry Render, 2009, Operations Management, 9th ed, Pearson Intl
Nasution. 2003. Metode Research, Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Riyanto, Bambang, 1995, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, BPFE, Yogjakarta
Prasetya Hery. (2009). Manajemen Operasi, Jakarta: Buku Kita.
Sunyoto Danary. 2012. Budgeting Perusahaan, Jakarta : Buku Seru.