Anda di halaman 1dari 16

KETENTUAN HUKUM LAUT

INDONESIA

Hukum laut nasional Indonesia :


Sebelum tahun 1957
Tahun 1957/deklarasi
Djuanda

UU NO 17 TAHUN 1985
/implementasi UNCLOS 1982

Sebelum tahun 1957


Teritoriaal Zee en Martiteme Kringen Ordonantie

tahun 1939 (Staatsblad 1939 No. 442)


mulai berlaku 25 September 1939 , berlaku
sampai tahun 1957
Pasal 1 : lebar laut wilayah Indonesia adalah 3
mill laut, diukur dari garis air rendah dari pulau
pulau yang termasuk dalam daerah Indoensia

Akibat pengukuran garis pangkal air


rendah
sebagian besar pulau pulau/kelompok

kepualauan mempunyai laut wilayahnya sendiri


sendiri, dan diantara laut wilayah tersebut
terdapat laut lepas.
Adanya kantong kantong laut lepas di antara
pulau pulau mempunyai persoalan : keamanan,
pelayaran, ekonomis, dan politik

Pengumuman Pemerintah tanggal 13


Desember 1957 /Deklarasi Djuanda :
Bahwa segala perairan di sekitar, di antara dan yang

menghubungkan pulau pulau atau bagian pulau


pulau yang termasuk daratan Negara Republik
Indonesia dengan tidak memandang luas atau
lebarnya adalah bagian bagian yang wajar dari
pada wilayah daratan negara RI dan dengan
demikian merupakan bagian dari perairan nasional
yang berada di bawah kedaulatan mutlak dari Negara
Republik Indonesia. Lalu lintas damai di perairan
pedalaman ini bagi kapal asing terjamin selama dan
sekadar tidak bertentangan dengan kedaulatan dan
keselamatan Negara Indonesia. Penentuan batas laut
teritorial yang lebarnya 12 mil yang diukur dari garis
garis yang menghubungkan titik titik yang terluar
pada pulau pulau Negara Republik Indonesia akan
ditentukan dengan undang undang.

Lahirnya konsepi negara kepulauan


Lebar laut wilayah Indonesia menjadi 12 mil,

pengukuran garis pangkal (baseline) adalah

menghubungkan titik titik terluar dari pulau


pulau terluar Indonesia yang terluar.
UU No. 4 Prp 1960 : seluruh kepulauan dan
perairan Indonesia adalah suatu kesatuan,
dimana dasar laut, lapisan tanah di bawahnya
udara di atasnya serta seluruh kekayaan alamnya
berada di bawah kedaulatan Indonesia.

Ketentuan lain :
Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 1962 tentang

Lalu Lintas Damai kendaraan air asing dalam


perairan Indonesia dan
Keputusan Presiden RI No. 16 Tahun 1971
tentang wewenang pemberian izin berlayar bagi
segala kegiatan kendaraan air asing dalam
wilayah perairan Indonesia

UU Prp Tahun 1960 :


1.

2.

3.
4.

Perairan Indonesia adalah laut wilayah Indonesia


beserta perairan pedalaman Indonesia
Laut wilayah Indonesia ialah jalur laut selebar 12 mil laut
yang garis luarnya diukur tegak lurus atas garis dasar
atau titik pada garis dasra yang terdieri dari garis garis
lurus yang menghubungkan titik titik terluar pada garis
air rendah dari pada pulau pulau atau bagian pulau
pulau yang terluar dalam wilayah Indonesia dengan
ketentuan bahwa jika ada selat yang lebarnya tidak
melebihi 24 mil laut dan negara Indonesia tidak
merupakan satu satunya negara tepi garis batas laut
wilayah Indonesia ditarik pada tengah selat
Perairan pedalaman Indonesia ialah semua perairan
yang terletak pada sisi dalam dari garis dasar
Lalu lintas laut damai dalam perairan pedalaman
Indonesia terbuka bagi kendaraan asing

Wawasan Nusantara :
Garis pangkal : penarikan garis pangkal lurus

Lebar laut wilayah 12 mil


Akibatnya : menambah luas wilayah Indonesia

dari 2.027.087 km2 wilayah daratan menjadi


5.193.025 km2 daratan termasuk laut

UU No. 4 Prp Tahun 1960


pembagian wilayah laut :
1.

perairan pedalaman (laut pedalaman dan perairan daratan),


perairan pedalaman (perairan kepulauan) atas dua golongan :
a. Perairan pedalaman yg sebelum berlakunya UU No. 4 Prp
Tahun 1960 merupakan laut wilayah dan laut bebas disebut
Perairan pedalaman (internal waters)

b. Perairan pedalaman yg sebelum berlakunya UU No. 4 Prp


Tahun 1960 merupakan laut pedalaman yang dahulu selanjutnya
dinamakan perairan darat (coastal waters)
Di perairan pedalaman ini, pemerintah Indonesia menjamin hak
lintas damai kapal kapal asing
2. laut wilayah / laut teritorial

PP No. 8 Tahun 1962 tentang Lintas Damai


Kendaraan air asing dalam perairan
Indonesia
Pengertian Hak lintas damai :

a. Semua pelayaran dari laut lepas ke suatu


pelabuhan Indonesia
b. Semua pelayaran dari suatu pelabuhan
Indonesia menuju laut lepas untuk tujuan damai
c. Semua pelayaran dari dan ke laut lepas
dengan melintasi perairan Indonesia

Hak lintas damai :


harus dilakukan tanpa berhenti dan membuang

sauh serta mondar mandir tanpa alasan yang sah


(hovering unnecessarily) di perairan Indonesia
dan laut bebas yang berdekatan, kecuali untuk
kepentingan pelayaran yang normal atau
keadaan memaksa (force majeure)
Lintas yang tidak mengganggu kepentingan
Indonesia (tidak mengganggu keamanan,
perdamaian, ketertiban umum dan kepentingan
Indonesia)

Perjuangan Wawasan Nusantara


Indonesia
bersama sama dengan negara kepulauan

lainnya yi Fiji, Philipina dan Mauritius


Indonesia dasaarnya adalah UU No . No 4 Prp
Tahun 1960
Philipina dasarnya adalah Perjanjian AS
Spanyol 1898
Reaksi negara negara lain atas Doktrin
Wawasan Nusantara keberatan terhadap
penarikan garis pangkal lurus, bukan pada lebar
laut teritorial 12 mil, karena berkaitan dengan
kebebasan berlayar di perairan nusantara

Konsensi negara Indonesia


adanya kewajiban dari negara kepulauan

mengenai hak lintas laut alur kepulauan dan


kewajiban kapal kapal yang melalui lintas alur
laut kepulauan tersebut (pasal 23 dan 53
UNCLOS)
Pengakuan atas perjuangan konsepsi nusantara
terdapat dalam pasal 46 sd 54 UNCLOS 1982
tentang pengertian negara kepulauan, garis
pangkal kepulauan, status hukum perairan
kepulauan, hak lintas damai, dan hak lintas alur
laut kepulauan dll

UU No. 17 Tahun 198 tanggal 31


Desember 1985
Implementasi Indonesia atas UNCLOS 1982
Penentuan garis pangkal
Hak lintas damai
Hak lintas transit
Penentuan batas perairan pedalaman
ZEE
Landas Kontinen
Penentuan Alur laut Kepulauan Indonesia (ALKI)

Sumber bacaan :
Boer Mauna.Hukum Internasional. 2001.Bandung

: Alumni (halaman : 337 363)


Dikdik Mohammad Sodik. Hukum Laut
Internasional. 2011. Bandung : Refika Aditama
St. Munadjat Danusaputro. Wawasan Nusantara
Dalam Hukum Laut Internasional.1982. Bandung
: Alumni

Anda mungkin juga menyukai