Anda di halaman 1dari 64

1

PENCEMARAN AIR
Endra Y. Arifianto

Pencemaran Air

Regulasi
Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1990
Tentang Pengendalian Pencemaran Air
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 7
Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 19 Tahun 1999 Tentang Pengendalian
Pencemaran dan/atau Perusakan Laut

AIR SANGAT PENTING


UNTUK KEHIDUPAN
Bumi sebagian besar terdiri atas air (luas
daratan < luas lautan) sekitar 71%.
60% tubuh manusia terdiri atas air.
Makhluk hidup tidak dapat hidup tanpa air.
Saat ini air bersih menjadi barang mahal
karena banyak yang sudah tercemar
akibat kegiatan manusia.

AIR SANGAT PENTING


UNTUK KEHIDUPAN
Yang dikaji dalam pencemaran air bila
terdapat penyimpangan sifat-sifat air dari
keadaan normalnya bukan kemurniannya.
Didaerah pegunungan atau hutan dengan
udara yang bersih dan bebas dari
pencemaran air hujan yg turun
mengandung bahan terlarut (CO2, O2, N2)
serta bahan tersuspensi (debu, partikel dll)
Air permukaan dan air sumur umumnya
mengandung metal terlarut.

Menurut Peruntukannya air di


kategorikan menjadi
(PP_20_1990)

Golongan A air minum tanpa diolah


terlebih dahulu
Golongan B air baku diolah sebagai
air minum & keperluan rumah tangga
Golongan C perikanan & peternakan
Golongan D pertanian, usaha
perkotaan, industri, listrik tenaga air.

Air baku air minum adalah air yang dapat


diolah menjadi air yang layak sebagai air
minum dengan mengolah secara
sederhana dengan cara difiltrasi,
disinfeksi, dan dididihkan.
Air Minum adalah air yang melalui proses
pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat
kesehatan dan dapat langsung diminum
(KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
907/MENKES/SK/VII/2002 TENTANG SYARAT-SYARAT DAN PENGAWASAN KUALITAS AIR
MINUM )

KLASIFIKASI MUTU AIR


MENURUT PP No 82 2001

Kelas satu untuk air minum/peruntukan lain yang


mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tsb.
Kelas duauntuk prasarana/sarana rekreasi air,
pembudidayaan ikan air tawar, peternakan ,air untuk mengairi
pertanaman minum /peruntukan lain yang mempersyaratkan
mutu air yang sama dengan kegunaan tsb.
Kelas tiga untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan,
mengairi pertanaman, /peruntukan lain yang mempersyaratkan
mutu air yang sama dengan kegunaan tsb.
Kelas empat untuk mengairi, pertanaman /peruntukan lain
yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan
tsb.

Pencemaran Air
Pencemaran air adalah masuk atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan
atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan
manusia, sehinga kualitas air turun sampai ke
tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak
dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya
(PP no 82 thn 2001)
Daya tampung beban pencemaran adalah
kemampuan air pada suatu sumber air,untuk
menerima masukan beban pencemaran tanpa
mengakibatkan air tersebut menjadi tercemar

Beberapa sumber pencemaran


air :

10

Limbah rumah tangga.(detergen, sampah, dll).


Limbah Industri. (Hg, Pb, Cu, dan logam berat
lainnya).
Limbah Pertanian. (pupuk urea, insectisida,
herbisida, dll).
Pertambangan minyak lepas pantai.
Kebocoran minyak tanker dll.

11

Polutan
Kimia
Deterjen & Produk
disinfektan
Pupuk & Pestisida
Minyak
Asam & Basa
Limbah & Sampah
Sedimen
Logam berat

Mikrobiologi &
patogen
Radioaktif

12

Pencemaran air

ASPEK KIMIA-FISIKA
PENCEMARAN AIR
Sifat kimia-fisika air yang umum diuji untuk
menentukan tingkat pencemaran air :
Nilai pH, keasaman dan alkalinitas
Suhu
Oksigen terlarut
Karbondioksida
Warna dan kekeruhan
Jumlah padatan
Nitrat
Fosfat

13

a. PH, Keasaman dan


Alkalinitas
Yang normal adalah sekitar netral antara
6-8
pH air tercemar bisa tinggi atau rendah
tergantung jenis limbahnya

14

15

a. PH, Keasaman dan


Alkalinitas
pH

Umumnya air limbah


industri anorganik asam
mineral tinggi
Adanya komponen besi
sulfur (FeS2) karena
FeS2 dengan udara (O2) dan
air akan membentuk H2SO4
dan Fe yang larut
Air limbah pH
rendahkorosif thd baja
Mengganggu kehidupan ikan dan
hewan air, tumbuhan air

Limbah dari
industri sabun
Tidak dapat
digunakan untuk
pertanian

a. PH, Keasaman dan


Alkalinitas
Keasaman kemampuan untuk menetralkan
basa.
a. Keasaman bebas dapat banyak
menurunkan pH disebabkan asam kuat
b. Keasaman total terdiri dari keasaman
bebas+karena asam lemah
Keasaman yang tinggi belum tentu mempunyai
pH rendah contoh asam lemah yg berpotensi
melepaskan hidrogen ( asam karbonat, asam
asetat dll)

16

a. PH, Keasaman dan


Alkalinitas
Alkalinitas berkaitan dengan kesadahan air
Air sadah Air yang mengandung komponen
Na, Mg, Ca dan Fe dalam jumlah tinggi.
Terutama adanya ion Ca dan Mg dalam bentuk
garam karbonat, sulfat , klorida, fosfat dll.
Efek air dengan kesadahan tinggi :
Korosi pada alat yang terbuat dari besi
Sabun kurang berbusa konsumsi sabun
bertambah
Air untuk industri harus dihilangkan
kesadahannya terlebih dahulu

17

a. PH, Keasaman dan


Alkalinitas

Macam kesadahan air :


a. Kesadahan tetap
Disebabkan adanya garam klorida (Cl-)
dan sulfat (SO42- ) dari Ca dan Mg
Sangat sukar dihilangkan

18

a. PH, Keasaman dan


Alkalinitas

b. Kesadahan sementara
Disebabkan garam karbonat (CO3-) yang
tidak larut dan bikarbonat (HCO3-) yang
larut dari Ca dan Mg.
Garam karbonat diair dan karbondioksida
membentuk garam bikarbonat yang larut.
Dapat dihilangkan dengan cara
pemanasan terbentuk garam CaCO3
yang tidak larut dan mengendap

19

a. PH, Keasaman dan


Alkalinitas
Contoh derajat kesadahan air berdasar
kandungan CaCO3 :

Derajat
CaCO3
Ion Ca
Kesadahan
(ppm)
(ppm)
Lunak
< 50
< 2,9
Agak sadah
50 -100
2,9 5,9
Sadah
100 200 5,9 11,9
Sangat sadah
> 200
> 11,9

20

21

b. Suhu
Dalam Industri biasanya air sebagai medium
pendingin mendapat panas dari bahan yg
didinginkan dibuang ke sungai atau sumber
air lain ( suhu >> dari air asalnya)
Dampak suhu air yang naik :
Jumlah oksigen terlarut dalam air turun (difusi dari
udara semakin lambat)
Kecepatan reaksi kimia naik
Menganggu kehidupan ikan dan hewan air lain
mengalami kenaikan respirasi bahkan bisa
mati.

c. Oksigen terlarut (Dissolved


Oxygen)
Oksigen : gas tak berbau, tak berasa,
hanya sedikit larut dalam air.
Hewan dan tumbuhan air bergantung
pada oksigen yang terlarut (dapat
dijadikan ukuran kualitas air) min 5 ppm
(5 part per million atau 5 mg per liter air)
Oksigen terlarut berasal dari
Proses fotosintetis tanaman air
Dari atmosfer (udara) yg masuk ke air

22

c. Oksigen terlarut (Dissolved


Oqygen)

23

Konsentrasi oksigen terlarut dalam keadaan


jenuh tergantung suhu dan tekanan atmosfer
Suhu 20oC tekanan 1 atm 9,2 ppm
Suhu 50oC tekanan 1 atm 5,6 ppm
Semakin tinggi suhu semakin rendah tingkat kejenuhan

Oksigen terlarut terlalu rendah organisme


aerob bisa mati, sedang organisme anaerob
akan menguraikan bahan organik ( jadi
metana dan hidrogen sulfida) akibat : air
berbau busuk.

24

d. Karbondioksida dalam air


Karbondioksida dari udara selalu bertukar
dengan yang diair jika air dan udara
bersentuhan pada air tenang : sedikit dan
pada air bergelombang : lebih cepat.
Karbondioksida dalam air hujan. Setiap tetes
air hujan biasanya mengandung 0,6 ppm
CO2 .
Air dengan 25 ppm karbondioksida sudah
membahayakan makhluk hidup.

25

d. Karbondioksida dalam air


Karbondioksida bisa terbentuk sebagai
hasil metabolisme. Pada fotosintesis banyak
digunakan CO2 dan mengeluarkn O2
mempengaruhi konsentrasi CO2 dalam air.
Respirasi hewan dan tumbuhan
menghasilkan CO2

26

e. Warna dan kekeruhan


Bahan buangan dan air limbah dari
kegiatan industri berupa bahan anorganik
dan organik kadang dapat larut dalam air
perubahan warna air.
Warna air dialam sangat bervariasi:
Air di rawa-rawa kuning, coklat atau
kehijauan
Air sungai kuning kecoklatan (mengandung
lumpur)
Air limbah yang mengandung Fe dalam jumlah
tinggi coklat kemerahan.

27

e. Warna dan kekeruhan


Warna air dibedakan 2 macam :
True collor diakibatkan oleh bahanbahan terlarut.
Apparent collor (warna semu)
diakibatkan oleh selain bahan-bahan
terlarut, bisa karena bahan tersuspensi
termasuk yg bersifat koloid

28

e. Warna dan kekeruhan

Kekeruhan : sifat optis air, mengakibatkan


pembiasan cahaya kedalam air
membatasi masuknya cahaya kedalam air
Kekeruhan terjadi karena :
Bahan yang terapung
Terurainya bahan organik, jasad renik
Lumpur tanah liat
Benda lain yang melayang atau terapung
dan sangat halus sekali

29

f. Padatan
Padatan dalam air bahan padat organik
maupun anorganik yang larut, mengendap
maupun tersuspensi.
Dapat mengendap pada dasar air
lambat laun terjadi pendangkalan.
Tumbuhnya tanaman air tertentu yang
yang dapat menjadi racun bagi makhluk
hidup lain.

30

f. Padatan
Padatan dalam air dapat dibedakan
menjadi 4 kelompok berdasarkan besar
partikel dan sifat lainnya (terutama
kelarutan) :
1.Padatan terendap (sedimen)
2.Padatan tersuspensi dan koloid
3.Padatan terlarut total
4.Minyak dan lemak.

f. Padatan (1. Padatan


terendap)
Padatan terendap (sedimen) :padatan
yang langsung dapat mengendap jika air
tidak terganggu untuk beberapa saat.
Terdiri dari partikel yang mempunyai
ukuran besar dan berat dapat
mengendap karena gravitasi.
Biasanya terbentuk akibat erosi, terdiri dari
pasir dan lumpur.

31

f. Padatan (1. Padatan


terendap)

32

Dampak adanya padatan terendap :


Penyumbatan saluran air dan selokan, pada
bak penampung akan mengurangi volume
air dlm bak
Mengurangi populasi ikan dan hewan air
lain telur dan sumber makanan
memungkinkan terendam dalam sedimen
Mengurangi penetrasi sinar kedalam air
mengurangi kecepatan fotosintesis
Kekeruhan air.

f. Padatan (2. Padatan


tersuspensi dan koloid)
Padatan tersuspensi : padatan yang
menyebabkan kekeruhan air,tidak terlarut
dan tidak dapat langsung mengendap,
ukuran maupun beratnya < sedimen. Misal
: tanah liat, sel mikroorganisme dll.
Industri fermentasi dan tekstil biasanya
padatan tersuspensinya tinggi diukur
dengan turbidimeter (dalam ppm).
Dapat mengurangi penetrasi sinar
matahari kedalam air.

33

34

f. Padatan (3. Padatan terlarut)


Padatan terlarut : padatan yang
mempunyai ukuran < padatan tersuspensi
Terdiri dari senyawa organik dan
anorganik yang larut dalam air, mineral (
Hg, Pb, As, Cd, dll) dan garamnya.
Padatan terlarut total : Jumlah kepekatan
padatan dalam suatu sampel air (ppm).

f. Padatan (4. Minyak dan


lemak)
Minyak dalam air mengapung, biasanya
berasal dari pembersihan dan pencucian
kapal dilaut, pengeboran minyak diarea
laut, kebocoran kapal pengangkut minyak,
buangan pabrik dll.

35

f. Padatan (4. Minyak dan


lemak)

Dampak pencemaran air karena minyak :


Penetrasi sinar kedalam air kurang
Konsentrasi oksigen terlarut menurun
Mengganggu kehidupan burung air
Mengganggu kehidupan tumbuhan laut

36

37

g. Nitrat
Nitrogen sbg sumber nitrat 78% volume
udara.
Sumber nitrogen : udara,senyawa anorganik
(nitrit, nitrat, amonia),senyawa organik (protein,
asam urea)
Tumbuhan dapat menghisap nitrogen dalam
bentuk nitrat (NO3)
Pengikatan (fiksasi) nitrogen pengubahan
dari nitrogen bebas diudara menjadi menjadi
nitrat (dapat secara biologi maupun kimia)

38

g. Nitrat
Ledakan petir yang
melalui udara
memberikan cukup
energi untuk
menyatukan
oksigen dan
nitrogen
membentuk
nitrogen dioksida
(NO2)
Gas bereaksi
dengan air
membentuk asam
nitrat (NO )

Tumbuhan dan hewan yang


telah mati akan diuraikan
proteinnya oleh organisme
pembusuk amoniak dan
senyawa amonium
Nitrogen dalam kotoran dan
air seni amoniak

Amoniakhasil tambahan
penguraian protein tumbuhan
& hewan dalam kotorannya

39

g. Nitrat
Bila amoniak diubah menjadi nitrat
terdapat nitrit dalam air.
Kandungan nitrogen dalam air sebaiknya
dibawah 0,3 ppm bila >> maka
ganggang dapat tumbuh dengan subur
Bila mencapai 45 ppm maka berbahaya
untuk diminum, bila keracunan nitrit akan
mengakibatkan wajah membiru dan
kematian

40

h. Fosfor
Air biasanya mengandung fosfat anorganik
terlarut diabsorpsi oleh fitoplankton dan
tumbuhan air lain membentuk senyawa misal
ATP (Adenosine triposfat)
Herbivora yang makan tumbuhan akan
mendapatkan fosfor tersebut.
Pengeluaran kotoran metabolisme makhluk
hidup +Penguraian tumbuhan dan hewan mati
oleh bakteri mengembalikan fosfor ke air
dalam bentuk fosfor organik penguraian
menjadi fosfor

41

h. Fosfor
Fosfor masuk air dengan jalan :

Kotoran
Limbah
Kegiatan pertanian
Tumbuhan dan hewan yang telah mati

Pencegahan naiknya kadar fosfor dalam air :


Melarang penggunaan detergen yang mengandung
fosfat
Mewajibkan pengolahan limbah industri dengan
pemberian air kapur atau alumunium sulfat agar
fosfatnya mengendap dan dapat dibuang.

ASPEK BIOKIMIA
PENCEMARAN AIR
Pengujian yang berhubungan dengan
kandungan oksigen dalam air dibedakan
menjadi :
a. Uji BOD (Biochemical oxygen Demand)
b. Uji COD (Chemical oxygen Demand)

42

a. BOD (BIOCHEMICAL
OXYGEN DEMAND)
Menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang
dibutuhkan oleh organisme untuk
menguraikan atau mengoksidasi bahanbahan buangan didalam air.
Tidak menunjukkan jumlah bahan organik
tapi mengukur secara relatif jumlah
oksigen untuk menguraikan bahan organik
tersebut.
Bila konsumsi oksigen tinggi sisa
oksigen terlarut dalam air kecil.

43

a. BOD (BIOCHEMICAL
OXYGEN DEMAND)
Uji BOD :
jumlah oksigen yang akan dihabiskan oleh
mikroorganisme selama 5 hari oleh bakteri
pengurai aerobik dalam suatu volume
limbah pada suhu 200C (hasilnya
dinyatakan dalam ppm)

44

a. BOD (BIOCHEMICAL
OXYGEN DEMAND)
Kelemahan Uji BOD :
Butuh waktu yang lama (5 hari) dan belum
menunjukkan nilai total BOD tetapi hanya
68% dari total BOD.
Kadang kurang teliti tergantung adanya
senyawa penghambat dalam air seperti
germisida seperti klorin menghambat
pertumbuhan mikroorganisme yang
dibutuhkan untuk menguraikan bahan
organik.

45

b. COD (Chemical Oxygen


demand)
Untuk mengetahui jumlah oksigen yang
dibutuhkan oleh bahan oksidan (misal
kalium dikromat K2Cr2O7) untuk
mengoksidasi bahan-bahan organik yang
terdapat didalam air.
Selain bakteri yang dapat mengoksidasi zat
organik adalah kalium dikromat (bahkan
lebih banyak) menjadi CO2, H2O serta
sejumlah ion chrom nilai COD lebih
besar dari BOD untuk air yang sama.

46

b. COD (Chemical Oxygen


demand)
Bahan yang stabil terhadap reaksi biologi
dan mikroorganisme dapat ikut teroksidasi
96% hasil uji COD selama 10 menit.
Klor dapat mengganggu uji ini karena
bereaksi dengan kalium dikromat
menambahkan sulfat merkuri.

47

Bahan buangan organik dan


anorganik
Bahan buangan organik :
Umumnya berupa limbah yang dapat
membusuk atau terdegradasi oleh
mikroorganisme

Sebaiknya tidak dibuang ke air di lingkungan


Meningkatkan mikroorganisme di air
Bakteri patogen ikut berkembang biak

Untuk
pupuk
kompos

48

Bahan buangan organik dan


anorganik
Bahan buangan anorganik :
Umumnya berupa limbah yang tidak dapat
membusuk dan sulit terdegradasi oleh
mikroorganisme

Bila dibuang ke air di lingkungan


Meningkatkan jumlah ion logam dalam air
Berbahaya jika dikonsumsi makhluk hidup

Diolah
terlebih
dahulu

49

BAHAN PENCEMAR YANG


LAIN - LOGAM BERAT
Komponen anorganik yang mencemari air
diantaranya logam berat yang biasanya
berbahaya :
a. Merkuri (Hg)
b. Timbal (Pb)
c. Arsenik (As)
d. Kadmium (Cd)
e. Kromium (Cr)
f. Nikel (Ni)

Dapat mengumpul dalam


tubuh suatu organisme
dalam jangka waktu lama
sebagai racun yang
terakumulasi. Hg dan Pb
adalah yang paling sering

50

51

LOGAM BERAT (a. Mercuri)


Mercuri kebanyakan terdapat dialam
dalam bentuk senyawa tersebar air,
dikarang, tanah, udara maupun organisme
hidup

52

LOGAM BERAT (a. Mercuri)


Sifat :
Satu-satunya logam yang berwujud cair
pada suhu kamar dengan titik beku
terendah dibanding logam lain (-390C)
Volatilitas tertinggi dari semua logam.
Ketahanan listrik sangat rendah
konduktor terbaik
Banyak logam dapat larut dalam merkuri
Bersifat racun terhadap semua makhluk
hidup.

53

LOGAM BERAT (a. Mercuri)


Penggunaan dengan jumlah besar :
Industri klor-alkali (sebagai katoda dari sel
elektrolisis) produksi klorin (Cl2) dan NaOH
dengan cara elektrolisis garam NaCl
Produksi alat listrik (misal lampu mercuri
lampu jalan, pabrikbiaya lbh murah dari
lampu pijar dan bisa untuk tegangan tinggi)
Fungisida untuk membunuh jamur dalam
cat, kertas dll.

54

LOGAM BERAT (a. Mercuri)


Semua komponen mercuri dalam jumlah
cukup akan beracun terhadap tubuh.
Pengaruh merkuri didalam tubuh diduga
karena dapat menghambat kerja enzym
dan mengakibatkan kerusakan sel
(kemampuan mercuri untuk terikat dengan
grup yang mengandung sulfur dalam
molekul pada enzym dan dinding sel).

55

LOGAM BERAT (b. Timbal)


Pencemaran oleh timbal dapat terjadi di air,
tanah maupun udara.
Sifat :
Titik cair rendah sehingga bila digunakan dalam bentuk
cair membutuhkan teknik yang sederhana
Merupakan logam yang lunakmudah diubah ke
berbagai bentuk
Dapat berfungsi sebagai lapisan pelindung bila kontak
dengan udara lembab
Densitas timbal lebih tinggi dibanding logam lain (kecuali
emas dan mercuri)

56

LOGAM BERAT (b. Timbal)


Apabila timbal tertelan atau terhirup oleh
manusia dan di dalam tubuh, ia akan
beredar mengikuti aliran darah, diserap
kembali di dalam ginjal dan otak, dan
disimpan di dalam tulang dan gigi.

57

LOGAM BERAT (b. Timbal)


Anak di perkotaan pada negara berkembang
memiliki risiko yang tinggi dalam keracunan timbal.
Timbal yang terserap oleh anak, walaupun dalam
jumlah kecil, dapat menyebabkan gangguan pada
fase awal pertumbuhan fisik dan mental yang
kemudian berakibat pada fungsi kecerdasan dan
kemampuan akademik.
Pada kadar tinggi, keracunan timbal pada anak
dapat menyebabkan: anemia, kerusakan otak,
liver, ginjal, syaraf dan pencernaan, koma, kejangkejang atau epilepsi, serta dapat menyebabkan
kematian

58

Baku mutu air


Baku mutu air adalah ukuran batas atau kadar
makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang
ada atau harus ada dan atau unsur pencemar
yang ditenggang keberadaannya di dalam air
air tetap dapat digunakan sesuai kriterianya

59

Baku Mutu Air

60

Baku Mutu Air Limbah

61

Konservasi Air

62

Dampak Pencemaran Air


Air kotor & beracun
Krisis air bersih
Banjir
Keracunan dan diare
Penyakit kulit
Alergi
Air laut naik
Tanah kering,
lingkungan hidup
rusak

63

Konservasi sumber daya air


Konservasi sumber daya air adalah upaya
memelihara keberadaan serta
keberlanjutan keadaan, sifat, dan fungsi
sumber daya air agar senantiasa tersedia
dalam kuantitas dan kualitas yang
memadai untuk memenuhi kebutuhan
makhluk hidup, baik pada waktu sekarang
maupun yang akan datang (UU_7_2004)

64

Selamat Belajar

Anda mungkin juga menyukai