Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan tersebut dengan sebaik-baiknya. Laporan ini disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Praktek Konstruksi Jalan Raya di Laboratorium Bahan
Bangunan Universitas Negeri Yogyakarta.
Dalam penyususunan laporan tersebut penulis mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada
sberbagai pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan tersebut.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak
kekurangan diluar pengetahuan penulis. Oleh karena kritik dan saran dari berbagai
pihak sangat dibutuhkan oleh penulis. Semoga laporan tersebut dapat bermanfaat.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN HUDUL.......
KATA PENGANTAR......
ii
DAFTAR ISI.....
iii
A. JENIS PENGUJIAN..............................................................................
B. KAJIAN TEORI.........................................................
D. LANGKAH KERJA.......................................................................
E. PENYAJIAN DATA......................
F.
PEMBAHASAN............................................................
H. KESIMPULAN..........
I.
SARAN......
DAFTAR PUSTAKA...................
LAMPIRAN..........................
iv
A. JENIS PENGUJIAN
Pengujian Pemanasan Aspal. Pengujian Pemanasan Aspal ini dilakukan di
Laboratorium Bahan Bangunan Jururan Teknik Sipil dan Perencanaan
Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.
B. KAJIAN TEORI
Aspal ialah bahan hidro karbon yang bersifat melekat (adhesive),
berwarna hitam kecoklatan, tahan terhadap air, dan visoelastis. Aspal
sering juga disebut bitumen merupakan bahan pengikat pada campuran
beraspal yang dimanfaatkan sebagai lapis permukaan lapis perkerasan
lentur. Aspal berasal dari aspal alam (aspal buton) atau aspal minyak
(aspal yang berasal dari minyak bumi). Berdasarkan konsistensinya, aspal
dapat diklasifikasikan menjadi aspal padat, dan aspal cair.
Aspal atau bitumen adalah suatu cairan kental yang merupakan
senyawa hidrokarbon dengan sedikit mengandung sulfur, oksigen, dan
klor. Aspal sebagai bahan pengikat dalam perkerasan lentur mempunyai
sifat viskoelastis. Aspal akan bersifat padat pada suhu ruang dan bersifat
cair bila dipanaskan. Aspal merupakan bahan yang sangat kompleks dan
secara kimia belum dikarakterisasi dengan baik. Kandungan utama aspal
adalah senyawa karbon jenuh dan tak jenuh, alifatik dan aromatic yang
mempunyai atom karbon sampai 150 per molekul. Atom-atom selain
hidrogen dan karbon yang juga menyusun aspal adalah nitrogen, oksigen,
belerang, dan beberapa atom lain. Secara kuantitatif, biasanya 80% massa
aspal adalah karbon, 10% hydrogen, 6% belerang, dan sisanya oksigen dan
nitrogen, serta sejumlah renik besi, nikel, dan vanadium. Senyawasenyawa ini sering dikelaskan atas aspalten (yang massa molekulnya kecil)
dan malten (yang massa molekulnya besar). Biasanya aspal mengandung 5
sampai 25% aspalten. Sebagian besar senyawa di aspal adalah senyawa
polar.
Aspal merupakan bahan pengikat agregat yang mutu dan jumlahnya sangat
menentukan keberhasilan suatu campuran beraspal yang merupakan bahan
jalan. (RSNI 06-2456-1991).
Gambar 4. Termometer
e. Sendok Pengaduk.
Berfungsi untuk mengaduk aspal agar tidak terjadi gelembung
udara pada aspal.
Gambar 6. Aspal
D. LANGKAH KERJA
Langkah kerja yang dilakukan dalam Pengujian Praktikum Pengujian
Aspal adalah sebagai berikut:
1. Alat dan bahan yang digunakan dalam pengujian disiapkan terlebih
dahulu;
2. Aspal diambil dari tempat penyimpanan, kemudian aspal dimasukkan
ke dalam cawan kecil yang telah disediakan;
3. Suhu aspal sebelum dipanaskan diukur menggunakan termometer;
4. Kompor dinyalakan, kemudian cawan diletakkan di atas piring untuk
dipanaskan di atas kompor;
5. Aspal yang telah mencair diaduk, diusahakan tidak terdapat
gelembung atau buih buih pada permukaan aspal;
6. Suhu aspal diukur secara berkala, setelah suhu aspal mencapai suhu
100 - 115C piring diangkat dan kompor dimatikan;
7. Data sementara praktikum yang telah dilaksanakan dibuat.
E. PENYAJIAN DATA
Praktikum Pemanasan Aspal dilakukan pada:
1. Waktu
Hari
Senin
Tanggal
9 September 2013
Pukul
16.00 16.25
Tempat
1.
Urutan Pemeriksaan
Pembebanan
Pembebanan
Suhu ( C )
Waktu
24oC
16.00 WIB
Selesai pemanasan
110 C
16.25 WIB
F. PEMBAHASAN
Setelah melakukan pengujian pemanasan aspal dan dilihat dari hasil
pengujian, menunjukkan bahwa aspal yang telah dipanaskan sudah
memenuhi syarat yang telah ditentukan yaitu antara 100 - 115C.
H. KESIMPULAN
Setelah dilakukan Praktikum Pengujian Pemanasan Aspal dan setelah data
didapat yaitu yang telah selesai dipanaskan yaitu 110C. Aspal yang
dipanaskan tersebut telah memenuhi syarat yang telah ditentukan yaitu >
100C dan < 115C.
I. SARAN - SARAN
Alangkah baiknya peralatan yang digunakan sesuai dengan standar yang
sudah ditetapkan dan lakukanlah pengujian sesuai dengan prosedur yang
ada termasuk mencatat waktu mulai dan selesai saat pengukuran suhu.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan tersebut dengan sebaik-baiknya. Laporan ini disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Praktek Konstruksi Jalan Raya di Laboratorium Bahan
Bangunan Universitas Negeri Yogyakarta.
Dalam penyususunan laporan tersebut penulis mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan laporan tersebut.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak
kekurangan diluar pengetahuan penulis. Oleh karena kritik dan saran dari berbagai
pihak sangat dibutuhkan oleh penulis. Semoga laporan tersebut dapat bermanfaat.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...
KATA PENGANTAR.....
ii
DAFTAR ISI...
iii
A. JENIS PENGUJIAN....................................................................................
B. KAJIAN TEORI..............................................................
D. LANGKAH KERJA................................................................................
E. PENYAJIAN DATA...............................
F. PEMBAHASAN..........................................................................
11
12
H. KESIMPULAN......... 12
I.
SARAN.................
12
DAFTAR PUSTAKA..........................
13
LAMPIRAN.........................................
14
iii
A. JENIS PENGUJIAN
Praktikum ini adalah praktikum penetrasi aspal, yang bertujuan untuk
mengetahui nilai penetrasi aspal , lembek (solid atau semi solid) dengan
memasukkan jarum penetrasi dengan ukuran beban dan waktu tertentu ke
dalam aspal dalam suhu tertentu.
B. KAJIAN TEORI
Aspal merupakan bahan pengikat agregat yang mutu dan
jumlahnya sangat menentukan keberhasilan suatu campuran beraspal yang
merupakan bahan jalan. Salah satu jenis pengujian dalam menentukan
persyaratan mutu aspal adalah penetrasi aspal yang merupakan sifat
rheologi aspal yaitu kekerasan aspal (RSNI 06-2456-1991).
10
Gambar 3. Cawan
4. Baskom Perendam
Baskom yang diisi air dingin untuk mempertahankan temperatur 25oC
0,1oC atau temperatur lain dengan ketelitian tidak lebih dari 0,1oC.
5. Stopwatch
Stopwatch berfungsi untuk meghitung waktu saat praktikum
dilaksanakan.
11
Gambar 5. Stopwatch
6. Plat atau piring seng
Plat berfungsi untuk alas cawan benda uji saat dipanaskan.
12
Gambar 8. Termometer
9. Aspal
Aspal adalah bahan yang akan digunakan untuk pengujian.
13
Gambar 9. Aspal
10. Es Batu
Es batu sebaiknya disiapkan terlebih dahulu sebelum pengujian
dimulai. Di dalam pengujian ini es batu berfungsi sebagai bahan untuk
mendinginkan aspal serta menjaga suhu aspal agar tetap stabil.
D. LANGKAH KERJA
1. Aspal dimasukkan ke dalam cawan uji yang telah disediakan, hingga
garis batas yang ada pada cawan;
14
2. Cawan diletakkan pada piring seng atau plat di atas kompor listrik atau
pemanas;
3. Aspal dipanaskan secara hati-hati dan diaduk untuk menghindari
terjadinya pemanasan setempat yang berlebih. Pemanasan ini
dilakukan hingga aspal cukup cair kurang lebih pada suhu 105oC;
4. Suhu aspal diperiksa menggunakan termometer;
5. Setelah benda uji siap, Benda uji didinginkan menggunakan air es batu
yang telah disiapkan sebelumnya hingga suhu 25oC, Alat-alat yang
telah selesai digunakan dibersihkan dan dikembaikan pada tempatnya;
6. Siapkan alat uji penetrasi, letakkan benda uji pada alat uji penetrasi.
Sebelum pengujian dimulai, Salah satu sisi cawan ditandai untuk
menghindari kesalahan penempatan tititk pengujian.
7. Jarum perlahan-lahan diturunkan hingga jarum menyentuh permukaan
benda uji. Kemudian jarum penujuk skala diatur sehingga jarum
menunjukkan angka 0 pada skala pengujian alat penetrasi;
8. Penahan jarum dilepaskan selama waktu yang disyaratkan (5 detik
0,1 detik) kemudian ditahan kembali setelah 5 detik. Apabila wadah
benda uji bergerak pada saat pengujian maka pengujian dianggap
gagal;
9. Angka skala yang ditunjukkan jarum skala alat uji penetrasi dibaca dan
dicatat;
10. Pengujian dilakukan lima kali untuk benda uji yang sama, dengan
ketentuan setiap titik pemeriksaan berjarak tidak kurang 10 mm dari
dinding cawan dan tidak kurang 10 mm dari satu titik pengujian
dengan titik pengujian lainnya.
11. Hasil penetrasi dilaporkan dalam bilangan bulat. Sekurang-kurangnya
pada tiga kali pengujian nilai penetrasi tidak berbeda lebih dari yang
disyaratkan pada tabel berikut:
15
0 49
50 - 149
150 - 249
250 500
12
20
Maksimum
perbedaan nilai
penetrasi antara
yang tertinggi
dengan yang
terendah
E. PENYAJIAN DATA
Praktikum Penetrasi Aspal dilakukan pada :
Tabel 2. Waktu Pelaksanaan Pengujian 1
Hari
Senin
Tanggal
9 September 2013
Pukul
16.00 16.15
Tempat
Senin
Tanggal
30 September 2013
Pukul
16.00 16.15
Tempat
16
WAKTU
TEMPERATUR
Persiapan
Selesai pukul : 15.30
Perendaman
Suhu perendaman
Benda Uji
25C
Pemeriksaan
Benda Uji
KET
Suhu (oC)
40
Satuan 0,1 mm
25
21
Satuan 0,1 mm
25
45
Satuan 0,1 mm
25
48
Satuan 0,1 mm
25
53
Satuan 0,1 mm
25
49
Satuan 0,1 mm
25
42,6
25
17
Suhu perendaman
25C
KET
Suhu (oC)
30
Satuan 0,1 mm
25
27
Satuan 0,1 mm
27
28,5
Satuan 0,1 mm
27
11
Satuan 0,1 mm
26
34
Satuan 0,1 mm
27
25
Satuan 0,1 mm
27,5
25,9
26,58
F. PEMBAHASAN
Tabel 7. Hasil pengujian penetrasi 1
Nilai Terukur
Deviasi
Deviasi
(x)
)
(x -
Mutlak
40
9,5
90,25
21
-9,5
90,25
Titik
(
= 61 / 2
)
= 30,5
)
(
180,5
45
-1,5
2,25
48
1,5
2,25
(
= 93 / 2
)
= 46,5
4,5
53
49
-2
(
= 102 / 2
)
= 51
18
Varians 1
( )
,
= 180,5
Standar deviasi 1
=
= 180,5
= 13,43
Koefisien varians 1 =
=
#$%&%' &()*#*
'%$%'%$%
+,,+
+,
x 100%
x 100%
= 44,03 %
Varians 2
( )
,,
= 4,5
Standar deviasi 2
=
= 4,5
= 2,12
Koefisien varians 2 =
#$%&%' &()*#*
'%$%'%$%
x 100%
,
= ,., x 100%
= 4,5 %
Varians 3
( )
=
=8
Standar deviasi 3
=
= 8
= 2,82
Koefisien varians 3 =
#$%&%' &()*#*
'%$%'%$%
19
x 100%
,
x 100%
= 5,53 %
Tabel 8. Tabel Nilai Koefisien Varians
Suhu
Koefisien Varian
(oC)
(%)
25
44,03
25
4,5
25
5,53
Titik Uji
= 18,02
Suhu (C)
25,0425
y = 25
24,99
0
10
20
30
40
20
50
Deviasi
Deviasi
(x)
)
(x -
Mutlak
30
1,5
2,25
27
-1,5
2,25
Titik
Terukur
= 57/2
(
)
= 28,5
)
(
4,5
28,5
8,75
76,56
11
-8,75
76,56
= 39,5/2
(
)
= 19,75
153,12
34
4,5
20,25
25
-4,5
20,25
= 59/2
(
)
= 29,5
Varians 1
( )
,,
= 4,5
Standar deviasi 1
=
= 4,5
= 2,12
Koefisien varians 1 =
#$%&%' &()*#*
'%$%'%$%
,
= , x 100%
= 7,4 %
Varians 2
( )
+,
21
x 100%
40,5
= 153,12
Standar deviasi 2
=
= 153,12
= 12,37
Koefisien varians 2 =
=
#$%&%' &()*#*
'%$%'%$%
,+1
2,1
x 100%
x 100%
= 62,63 %
Varians 3
( )
,,
= 40,5
Standar deviasi 3
=
= 40,5
= 6,36
Koefisien varians 3 =
#$%&%' &()*#*
'%$%'%$%
x 100%
.,+.
= 2,1 x 100%
= 21,37 %
Koefisien Varian
(oC)
(%)
26
7,4
26,5
62,63
27,25
21,37
Titik Uji
= 30,46
22
Suhu (C)
27,4
27,2
27
26,8
26,6
26,4
26,2
26
25,8
y = 0,002x + 26,49
10
20
30
40
50
60
70
23
27,5
27
Suhu (C)
y = 0,002x + 26,49
26,5
26
25,5
25
y = 25
24,5
0
10
20
30
40
50
60
70
H. KESIMPULAN
Berdasarkan dari percobaan yang telah kelompok kami lakukan, kami
menyimpulkan bahwa:
1. Pengujian penetrasi dilakukan untuk kekerasan aspal dengan
memasukkan jarum penetrasi ke dalam aspal pada waktu dan suhu
tertentu, yaitu 25oC.
2. Rata-rata koefisien varians pada pengujian I adalah sebesar 18,02 %.
3. Rata-rata koefisien varians pada penetrasi II adalah sebesar 30,46 %.
4. Nilai penetrasi aspal pertama lebih besar dari pada nilai penetrasi aspal
recycle yaitu 42,6 > 25,9.
I. SARAN-SARAN
24
25
DAFTAR PUSTAKA
26
LAMPIRAN
27
28
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan tersebut dengan sebaik-baiknya. Laporan ini disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Praktek Konstruksi Jalan Raya di Laboratorium Bahan
Bangunan Universitas Negeri Yogyakarta.
Dalam penyususunan laporan tersebut penulis mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan laporan tersebut.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak
kekurangan diluar pengetahuan penulis. Oleh karena kritik dan saran dari berbagai
pihak sangat dibutuhkan oleh penulis. Semoga laporan tersebut dapat bermanfaat.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI..
iii
A. JENIS PENGUJIAN....................................................................................
B. KAJIAN TEORI.............................................................
D. LANGKAH KERJA...................................................................................
E. PENYAJIAN DATA..............................
10
F. PEMBAHASAN.............................................................
11
11
H. KESIMPULAN...................
12
I. SARAN............
12
DAFTAR PUSTAKA.........................
13
LAMPIRAN.......................................
14
iii
A. JENIS PENGUJIAN
Pengujian titik lembek aspal adalah pengujian dengan alat Cincin dan Bola
(Ring and Ball), dimaksudkan untukmenentukan angka titik lembek aspal
yang berkisar dari 30 sampai dengan 157C dengan cara Ring and Ball.
B. KAJIAN TEORI
Titik lembek adalah suhu pada saat bola baja dengan berat tertentu
mendesak turun suatu lapisan aspal atau ter yang tertahan dalam cincin
berukuran tertentu, sehingga aspal tersebut menyentuh plat dasar yang
terletak di bawah cincin pada ketinggian 1 inchi, sebagai kecepatan akibat
pemanasan.
Percobaan ini dilakukan karena pelembekan bahan aspal dan ter, tidak
terjadi secara langsung suhu tertentu, tetapi bertahap seiring penambahan
suhu. Oleh sebab itu setiap prosedur yang digunakan hendaknya mengikuti
sifat dasar tersebut artinya penambahan suhu pada percobaan hendaknya
berlangsung secara gradual dalam jenjang yang halus itu dengan
penambahan suhu 5C/menit.
Titik lembek juga mengindikasikan tingkat kepekaan aspal terhadap
perubahan temperatur, disamping itu titik lembek juga dipengaruhi oleh
kandungan paraffin (lilin) yang terdapat dalam aspal. Semakin tinggi
kandungan paraffin pada aspal, maka semakin rendah titik lembeknya dan
aspal semakin peka terhadap perubahan suhu. Menurut SNI 06-2434-1991,
titik lembek berkisar 30C-200C dan dibaca saat aspal berikut bola
menyentuh plat dasar yang berjarak kira-kira 1 inchi di bawahnya.
28
29
Gambar 3. Thermometer
d. Penjepit
Penjepit digunakan untuk menjepit kassa asbes
Gambar 4. Penjepit
e. Stopwatch
Stopwatch digunakan untuk mengukur waktu terjadinya titik
lembek aspal
30
Gambar 5. Stopwatch
f. Kassa asbes
Kassa asbes digunakan sebagai alas penyekat panas untuk gelas
bejana pada saat dipanaskan diatas kompor listrik agar gelas bejana
tidak pecah
31
i. Cawan
Cawan digunakan sebagai tempat untuk meletakkan aspal yang
akan diuji.
Gambar 9. Cawan
32
j. Sendok
Sendok digunakan untuk mengambil aspal cair dan ditaruh ke
cincin kuningan
33
34
c. Minyak tanah
Minyak tanah digunakan untuk membersihkan alat yang terkena
aspal
35
D. LANGKAH KERJA
Prosedur dalam pengujian titk lembek aspal yaitu:
1. Alat dan bahan yang diperlukan dalam praktikum disiapkan
2. Aspal ditaruh dalam cawan kemudian jepit dengan penjepit
3. Cawan ditaruh di atas kompor listrik, kemudian kompor dinyalakan
4. Selama pemansan, aspal diaduk aduk
5. Suhu aspal diukur secara berkala hingga aspal mencapai suhu 1105C
6. Setelah mencapai suhu 1105C kompor dimatikan
7. Aspal dituangkan ke cincin kuningan yang diletakkan diatas kaca dan
dibawahnya berisi air dan es dengan suhu 5C
8. Setelah cincin kuningan terisi aspal, aspal direndam di dalam air es
9. Sambil menunggu perendaman aspal, bejana diisi dengan air dan es
utuk membuat suhu air dalam bejana menjadi 5C
10. Alat Ring and Ball test dimasukkan ke dalam bejana yang berisi air.
11. Cincin dimasukkan ke dalam bejana, kemudian dirangkai pada alat
Ring and Ball test.
12. Bola baja diletakkan diatas aspal yang berada di daalam cincin
kuningan
13. Kasa asbes diletakkan di atas kompor listrik, kemudian bejana
diletakkan di atasnya, kemudian kompor dinyalakan.
14. Waktu setiap kenaikan suhu 5C dicatat untuk data praktikum.
15. Pencatatan waktu dilakukan sampai bola baja turun dan menyentuh
plat kuningan yang berada di dasar bejana.
16. Suhu dan waktu saat bola jatuh menyentuh plat kuningan dicatat.
17. Hasil percobaan kemudian disusun untuk dibuat laporan sementara.
36
E. PENYAJIAN DATA
Praktikum titik lembek aspal dilaksanakan pada:
1. Waktu Pengujian:
Tabel 1. Waktu dan Tempat Pengujian
Hari
Senin
Tanggal
30 September 2013
Pukul
16.00 16.15
Tempat
dan
Perencanaan
Universitas
Negeri
Yogyakarta.
Waktu
15.55 16.08
15.45 15.55
15.55
16.00 16.08
16.08 16.30
Suhu (oC)
5
110
5
5
10
15
20
25
30
35
40
Waktu (menit)
I
II
0
04:37:83
09:28:17
14:10:63
16:49:35
17:05:10
17:20:15
18:10:58
0
04:37:83
09:28:17
14:10:63
16:49:35
17:05:10
17:20:15
18:10:58
37
Titik
Lembek
(oC )
I
II
42
41
Waktu Titik
Lembek
(menit)
I
II
18:17:52
18:14:25
F. PEMBAHASAN
Hasil yang dilakukan pengujian titik lembek aspal yang telah
dilakukan, bola baja jatuh tidak bersamaan. Benda uji pertama jatuh pada
suhu 42C dengan waktu 18 menit, 17,52 detik sedangkan benda uji yang
ke dua jatuh pada suhu 41C dengan waktu 18 menit, 14,25 detik.
Jatuhnya bola baja yang tidak bersamaan disebabkan karena suhu yang
berbeda saat memanaskan benda uji di dalam tabung gelas ukur sehingga
dengan panas yang tidak merata bola baja yang jatuh tidak berbarengan.
Dan juga air yang digunakan saat merendam aspal juga mempengaruhi
karena yang digunakan adalah air es.
45
40
Suhu (C)
35
y = 2,163x - 8,528
30
25
20
15
10
5
0
0
10
15
20
Waktu (detik)
38
H. KESIMPULAN
Hasil yang diperoleh setelah melakukan praktikum pengujian titik lembek
adalah:
1. Titik lembek pada bahan uji 1 terjadi pada suhu 42C dengan waktu 18
menit, 17,52 detik.
2. Titik lembek pada bahan uji 2 terjadi pada suhu suhu 41C dengan
waktu 18 menit, 14,25 detik
3. Rata-rata suhu titik lembek pada bahan uji yaitu 41,5C
I. SARAN
Setelah melakukan pengujian ada beberapa saran yaitu:
1. Sebaiknya peralatan praktikum ditambah jumlahnya agar semua
kelompok mahasiswa dapat melakukan praktikum
2. Terdapat prosedur cara praktikum agar saat pelaksanaan praktikum
tidak ada kesulitan
3. Melakukan praktikum lebih teliti dan hati-hati agar mendapatkan hasil
yang maksimal
39
DAFTAR PUSTAKA
Nobel,
Afret
(2012).
Titik
Lembek
aspal.
(Online).
Tersedia:
http://laporantekniksipil.wordpress.com/2012/06/29/titik-lembek-aspal/
. diakses pada tanggal 13 Oktober 2013 jam 22.11 WIB
SNI 06-2434-1991, Tentang metode pengujian titik lembek aspal dan ter
Yudharizal
(2012),
Artikel
tentang
http://rizayudhaniks.wordpress.com
uji
titik
lembek.
/2012/04/19/uji-titik-lembek-
40
LAMPIRAN
41
42
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan tersebut dengan sebaik-baiknya. Laporan ini disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Praktek Konstruksi Jalan Raya di Laboratorium Bahan
Bangunan Universitas Negeri Yogyakarta.
Dalam penyususunan laporan tersebut penulis mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan laporan tersebut.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak
kekurangan diluar pengetahuan penulis. Oleh karena kritik dan saran dari berbagai
pihak sangat dibutuhkan oleh penulis. Semoga laporan tersebut dapat bermanfaat.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.....
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI..
iii
A. JENIS PENGUJIAN...................................................................................
B. KAJIAN TEORI.............................................................
D. LANGKAH KERJA...............................................................................
E. PENYAJIAN DATA..............................
F.
PEMBAHASAN.................................................................
11
11
H. KESIMPULAN..............
12
I.
SARAN...............
12
DAFTAR PUSTAKA........................
13
LAMPIRAN..........................................
14
iii
A. JENIS PENGUJIAN
Praktikum titik nyala dan titik bakar aspal adalah praktikum yang
bertujuan untuk mengetahui pada suhu berapakah titik nyala dan titik
bakar aspal.
B. KAJIAN TEORI
Aspal merupakan bahan pengikat agregat yang mutu dan jumlahnya sangat
menentukan keberhasilan suatu campuran beraspal yang merupakan bahan
jalan (RSNI 06-2456-1991).
Titik nyala adalah suhu pada saat terlihat nyala singkat kurang dari 5 detik
pada suatu titik diatas permukaan aspal. Titik bakar adalah suhu pada saat
terlihat nyala sekurang-kurangnya 5 detik pada suatu titik pada permukaan
aspal (SNI 06-2433-1991).
Hasil pengujian ini selanjutnya dapat digunakan untuk mengetahui sifatsifat bahan terhadap bahaya api, pada suhu mana bahan akan terbakar atau
menyala (SNI 06-2433-1991).
43
2. Stopwatch
Stopwatch digunakan untuk menghitung waktu pada saat praktikum
dilaksanakan.
Gambar 2. Stopwatch
3. Termometer
Termometer digunakan untuk menentukan suhu atau kenaikan suhu
pada saat pengujian berlangsung.
Gambar 3. Termometer
44
4. Aspal
Aspal yang digunakan adalah aspal baru yang belum digunakan pada
pengujian-pengujian aspal yang dilakukuan.
Gambar 4. Aspal
5. Sumber Api
Sumber api dapat berupa korek, lilin, dan lain-lain.
45
3. Spirtus
Spirtus adalah bahan bakar yang digunakan untuk sumber api.
Gambar 7. Spirtus
46
5. Penjepit
Penjepit berfungsi untuk menjepit termometer yang digunakan untuk
menentukan suhu aspal pada pengujian.
Gambar 9. Penjepit
47
D. LANGKAH KERJA
Berikut langkah kerja yang dilakukan dalam praktikum ini:
1. Aspal dimasukkan ke dalam cawan cleveland yang telah disediakan,
hingga batas yang ditentukan;
2. Statip, kompor, dan termometer disiapkan dan dirangkai sesuai
gambar;
3. Aspal yang telah dimasukkan ke dalam cawan cleveland dipanaskan di
atas kompor;
4. Termometer diletakkan di cawan cleveland yang berisi aspal yang
dipanaskan dengan posisi tegak lurus cawan;
5. Waktu pada setiap kenaikan suhu 5oC dari suhu awal dicatat;
6. Pada suhu 200 oC api dinyalakan untuk menguji titik nyala aspal;
7. Api didekatkan di atas permukaan aspal di cawan cleveland;
8. Titik nyala aspal adalah apabila pada permukaan aspal terdapat api
yang tertinggal kurang dari 5 detik.
9. Kemudian pengujian dilanjutkan untuk mengetahui titik bakar aspal
dengan mendekatkan api di atas aspal secara berulang ulang;
10. Titik bakar aspal adalah apabila pada permukaan aspal terdapat api
yang tertinggal selama minimal 5 detik.
11. Suhu pada saat titik nyala dan titik bakar dicatat;
E. PENYAJIAN DATA
Praktikum Titik Nyala dan Titik Bakar Aspal dilakukan pada:
1. Waktu
Tabel 1. Waktu pelaksanaan pengujian
Hari
Senin
Tanggal
28 November 2013
Pukul
16.00 17.15
Tempat
48
No
Waktu
(Menit)
Benda Uji I
Suhu
(oC)
Ket.
No
Waktu
(Menit)
Benda Uji I
Suhu
(oC)
1.
00:00:00
45
31.
12:16:24
200
2.
01:29:32
50
32.
12:37:84
205
3.
03:27:04
55
33.
12:54:94
210
4.
04:38:71
60
34.
13:15:55
215
5.
05:34:71
65
35.
13:27:70
220
6.
06:02:43
70
36.
13:49:53
225
7.
06:02:43
75
37.
14:12:03
230
8.
06:40:86
80
38.
14:40:83
235
9.
06:55:89
86
39.
15:06:70
240
10.
07:07:50
90
40.
15:38:07
245
11.
07:19:02
95
41.
16:02:68
250
12.
07:28:11
100
42.
16:35:71
255
13.
07:36:93
105
43.
17:10:09
260
14.
07:44:31
110
44.
17:59:95
265
15.
07:53:59
115
45.
18:46:08
270
16.
07:58:62
120
46.
19:21:49
275
17.
08:06:76
125
47.
19:50:16
280
18.
08:14:81
130
48.
20:26:16
285
19.
08:28:05
135
49.
20:04:99
290
20.
08:42:31
140
50.
21:50:89
295
21.
08:58:15
145
51.
22:44:94
300
22.
09:15:66
150
52.
23:58:40
305
23.
09:34:29
155
53.
24:57:94
310
49
Ket.
No
Waktu
(Menit)
Benda Uji I
Suhu
(oC)
Ket.
No
Waktu
(Menit)
Benda Uji I
Suhu
(oC)
24.
09:50:26
160
54.
25:43:30
315
25.
10:09:97
165
55.
26:26:91
320
26.
10:26:31
170
56.
27:38:95
325
Ket.
Titik
Nyala 1
27.
10:47:01
175
57.
28:39:84
330
28.
11:04:83
180
58.
30:17:31
335
Titik
Nyala 2
39.
11:28:32
185
59.
31:45:24
340
30.
11:42:54
190
60.
33:28:54
345
31
12:03:82
195
61.
34:55:83
348
Titik
Bakar
F. PEMBAHASAN
Setelah dilakukan pengujian didapatkan data hasil pengujian titik
nyala dan titik bakar bahan aspal yang tertera pada tabel 2. Pada tabel
tersebut didapat nilai titik nyala aspal yang pertama kali pada suhu 325oC
yang ditandai dengan nyala api yang tertinggal di atas permukaan aspal
selama kurang dari 1 detik. Titik nyala kedua aspal didapatkan pada suhu
335oC, yang ditandai nyala api yang tertinggal di permukaan aspal seperti
pada saat titik nyala pertama. Titik bakar aspal didapatkan pada saat suhu
348oC yang ditandai dengan adanya sisa nyala api selama 5 detik di atas
permukaan aspal yang diuji.
50
400
350
y = 4,995x + 40,11
Suhu(C)
300
250
200
150
100
50
0
4,38
6,02
7,07
7,36
7,58
8,28
9,15
10,09
11,04
12,03
12,54
13,49
15,06
16,35
18,46
20,26
22,44
25,43
28,39
33,28
Waktu (menit)
H. KESIMPULAN
Berdasarkan dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa aspal yang diuji memiliki titik nyala pada suhu 325oC dan memiliki
titik bakar pada suhu 348oC.
I. SARAN-SARAN
Berikut adalah beberapa saran untuk praktikum pengujian titik nyala dan
titik bakar aspal selanjutnya:
1. Sebaiknya pada saat pengujian menggunakan pemanas yang stabil,
sehingga didapatkan hasil yang lebih maksimal;
2. Pastikan aspal tidak terkena air, untuk menghindari percikan-percikan
aspal akibat terdapatnya air pada aspal.
51
DAFTAR PUSTAKA
52
LAMPIRAN
53
Gambar 12. Proses pengujian titik nyala dan titik bakar aspal
54
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan tersebut dengan sebaik-baiknya. Laporan ini disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Praktek Konstruksi Jalan Raya di Laboratorium Bahan
Bangunan Universitas Negeri Yogyakarta.
Dalam penyususunan laporan tersebut penulis mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan laporan tersebut.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak
kekurangan diluar pengetahuan penulis. Oleh karena kritik dan saran dari berbagai
pihak sangat dibutuhkan oleh penulis. Semoga laporan tersebut dapat bermanfaat.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.
KATA PENGANTAR...........
ii
DAFTAR ISI..
iii
A. JENIS PENGUJIAN..................................................................................
B. KAJIAN TEORI.............................................................
D. LANGKAH KERJA..............................................................................
E. PENYAJIAN DATA.............................
10
F. PEMBAHASAN.............................................................
12
14
I.
SARAN.......
14
DAFTAR PUSTAKA.................................
15
LAMPIRAN...........................................
16
iii
A. JENIS PENGUJIAN
Pengujian campuran aspal dengan alat Marshall bertujuan untuk
mengetahui ketahanan (stabilitas) terhadap kelelehan plastis (flow) dari
campuran aspal dengan agregat. Ketahanan (stabilitas) ialah kemampuan
suatu campuran aspal untuk menerima beban sampai terjadi kelelehan
plastis yang dinyatakan dalam kilogram atau pound. Kelelehan plastis
ialah keadaan perubahan bentuk suatu campuran aspal yang terjadi akibat
suatu beban sampai batas runtuh yang dinyatakan dalam mm atau 0.01
B. KAJIAN TEORI
Aspal ialah bahan hidro karbon yang bersifat melekat (adhesive),
berwarna hitam kecoklatan, tahan terhadap air, dan visoelastis. Aspal
sering juga disebut bitumen merupakan bahan pengikat pada campuran
beraspal yang dimanfaatkan sebagai lapis permukaan lapis perkerasan
lentur. Aspal berasal dari aspal alam (aspal buton) atau aspal minyak
(aspal yang berasal dari minyak bumi). Berdasarkan konsistensinya, aspal
dapat diklasifikasikan menjadi aspal padat, dan aspal cair.
Aspal atau bitumen adalah suatu cairan kental yang merupakan
senyawa hidrokarbon dengan sedikit mengandung sulfur, oksigen, dan
klor. Aspal sebagai bahan pengikat dalam perkerasan lentur mempunyai
sifat viskoelastis. Aspal akan bersifat padat pada suhu ruang dan bersifat
cair bila dipanaskan. Aspal merupakan bahan yang sangat kompleks dan
secara kimia belum dikarakterisasi dengan baik. Kandungan utama aspal
adalah senyawa karbon jenuh dan tak jenuh, alifatik dan aromatic yang
mempunyai atom karbon sampai 150 per molekul. Atom-atom selain
hidrogen dan karbon yang juga menyusun aspal adalah nitrogen, oksigen,
belerang, dan beberapa atom lain. Secara kuantitatif, biasanya 80% massa
aspal adalah karbon, 10% hydrogen, 6% belerang, dan sisanya oksigen dan
nitrogen, serta sejumlah renik besi, nikel, dan vanadium. Senyawasenyawa ini sering dikelaskan atas aspalten (yang massa molekulnya kecil)
55
Gambar 4. Termometer
56
c. Ayakan
Untuk mendapatkan agregat dalam ukuran tertentu dibutuhkan
saringan dengan ukuran 3/4, 1/2, 3/8, No. 4, No. 8, No. 30,
No. 100, dan No. 200
Gambar 5. Ayakan
d. Silinder cetakan
Cetakan silinder ini berdiameter 10 cm (4) dan tinggi 7.5 cm (3)
lengkap dengan pelat alas dan leher sambung berjumlah 2 buah.
57
Gambar 7. Ejector
f. Penumbuk
Penumbuk digunakan untuk menumbuk campuran aspal dalam
cetakan, sehingga campuran aspal menjadi padat.
Gambar 8. Penumbuk
g. Mesin tekan Marshall
58
h. Kaleng
Digunakan sebagai wadah untuk mencampur
agregat.
59
aspal dengan
j. Piring
Digunakan sebagai wadah aspal.
60
b. Agregat
Agregat yang akan dipakai dalam campuran aspal yang telah
diayak dan dibagi sesuai ukuran butirnya..
61
D. LANGKAH KERJA
Langkah kerja yang dilaksanakan dalam praktikum pengujian Marshal
adalah sebagai berikut :
1. Alat dan bahan diersiapkan terlebih dahulu.
2. Agregat diayak dan ditimbang sesuai dengan ukuran yang telah
ditentukan sebelumnya.
62
63
E. PENYAJIAN DATA
Tabel 1. Waktu dan tempat praktikum
Hari / Tanggal
Jam
15.20-16.40
Kegiatan
Hari / Tanggal
Jam
15.20-16.50
Kegiatan
Hari / Tanggal
Jam
15.30-17.00
Kegiatan
Pengujian Marshal
Laboratorium Bahan Bangunan
Tempat Praktik
64
Berat
Persen
Tertahan
Tertahan
0 gram
100
100
10
90
80-100
10
80
70-90
16
64
50-70
16.5
47.5
35-50
22.5
25
18-25
11
14
8-16
4-10
Ayakan
Tertahan 3/4
120
Lolos 3/4 tertahan 1/2
gram
120
gram
Tembus
Spek
Kumulatif
Agregat Halus
Lolos No. 8 tertahan No. 270
gram
30
Lolos No. 30 tertahan
No. 100
132
gram
1200
Jumlah
Berat Aspal
100
gram
76 gram
65
Suhu
No.
Pembakaran
Aspal
120C
150C
140C
halus + filler
Tabel 4. Data Benda Uji
No.
Keterangan
Sebelum di Uji
Sesudah di Uji
9,8 cm
9,67 cm
Diameter
Tinggi
7,185 cm
7,75 cm
Berat
1250 gram
1250 gram
15,4893 kN
66
b. Angka koreksi
Angka koreksi didapat dengan menggunakan tabel angka koreksi
stabilitas dengan menghubungkan dengan tinggi / tebal dari benda
uji.
Tabel 8. Kutipan Tabel angka koreksi
(Sumber : RSNI M-01-2003, Metode pengujian campuran
beraspal panas dengan alat marshall)
Tebal Benda Uji(mm)
Angka Koreksi
69,9
0,86
71,4
0.83
c. Beban terkoreksi
Beban terkoreksi
(stabiitas)
d. Kadar Aspal
Kadar Aspal =
=
3('%$ 4#5%6
x 100 %
= 6,3 %
67
x 100 %
e. Marshall Question
Marshall quetion adalah rasio antara nilai stabilitas dan kelelehan.
Marshall quetion
= stabilitas / flow
= 1225,20363 kg / 1,3 mm
= 942,46433 kg/mm
= 9424,6433 kg/cm
G. KENDALA PRAKTIKUM
1. Mesin tumbuk yang rusak, sehigga campuran aspal ditumbuk dengan
cara manual.
2. Kurangnya jumlah alat yang digunakan, sehingga praktikum
dilaksanakan dengan cara begantian yng menyebabkan lamanya waktu
praktikum.
H. KESIMPULAN
Dari perhitungan di atas dapat di ambil hasil sebagai berikut:
1. Benda uji dengan berat aspal 76 gram
Displacement
= 1,3 mm
Angka koreksi
= 0.791
= 1225,20363 kN
Kadar Aspal
= 6,3 %
Marshal question
=9424,6433 kg/mm
I. SARAN
Dalam pelaksanan praktikum ini kami memberikan beberapa saran sebagai
berikut:
1. Praktikum sebaiknya dilaksanakan dengan mesin penumbuk agar
benda uji yang didapatkan baik.
68
DAFTAR PUSTAKA
Dickaaditia.
2013.
http://www.nyit-nyit.net/topic/130145-proses-
69
LAMPIRAN
70
71