Anda di halaman 1dari 2

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Produksi padi tahun 2012 (Angka Sementara Maret 2013) sebesar 69,05 juta ton Gabah
Kering Giling (GKG) atau mengalami kenaikan sebesar 3,29 juta ton (5,00 persen) dibanding
tahun 2011. Kenaikan produksi tersebut terjadi di Jawa sebesar 2,12 juta ton dan di luar Jawa
sebesar 1,17 juta ton. Kenaikan produksi terjadi karena peningkatan luas panen seluas 239,80
ribu hektar (1,82 persen) dan kenaikan produktivitas sebesar 1,56 kuintal/hektar (3,13 persen).
Kenaikan produksi padi tahun 2012 sebesar 3,29 juta ton (5,00 persen) terjadi pada subround
JanuariApril dan subround MeiAgustus masing-masing sebesar 1,50 juta ton (4,91 persen)
dan 2,45 juta ton (11,62 persen). Sementara pada subround SeptemberDesember, produksi
mengalami penurunan sebesar 0,67 juta ton (4,74 persen) dibanding produksi pada subround
yang sama tahun 2011 (Badan Pusat Statistik, 2013).
Optimalisasi pemanfaatan lahan lahan sub optimal seperti lahan kering, lahan rawa dan lahan
salin ke depan akan mendapat perhatian utama untuk dikembangkan dalam rangka peningkatan
produktivitas padi secara berkelanjutan. Hal ini disebabkan semakin terbatas lahan produktif
akibat konversi lahan pertanian ke non pertanian. Potensi pemanfaatan lahan sub optimal
khususnya lahan pasang surut yang bersalinitas tinggi di luar pulau Jawa sangat besar. Di lain
pihak tingkat cekaman abiotik pertanaman pada lahan salinitas juga makin besar.
Lahan salin adalah lahan rawa yang terkena pengaruh penyusupan air laut atau bersifat payau,
yang dapat termasuk lahan potensial, lahan sulfat masam, atau lahan gambut. Penyusupan air laut
ini paling tidak selama 3 bulan dalam setahun dengan kadar natrium (Na) dalam larutan tanah 815%. Ciri-ciri lahan salin adalah pH < 8.5, dan didominasi oleh garam-garam Na,Ca, dan Mg

dalam bentuk klorida maupun sulfat yang menyebabkan rendahnya ketersediaan N, P, Mn, Cu,
Zn, dan Fe dalam tanah, tekanan osmotic tinggi, lemahnya pergerakan air dan udara, serta
rendahnya aktivitas mikroba tanah. Salinitas menyebabkan perubahan morfologi, fisiologi,
biokomia dan anatomi pada tanaman (Tester dan Davenport, 2003;
Flowers, 2004).

Anda mungkin juga menyukai