Anda di halaman 1dari 32

KEPUTUSAN ETIK

Disampaikan pada perkuliahan Materi


Etika Keperawatan pada PSIK FK UNSRI
Oleh Nurna Ningsih, SKp.

PENDAHULUAN
PERAWAT

MASALAH ETIKA
KEPUTUSAN ETIS

Dasarnya:
- pertimbangan segi baik atau buruk
- Berdasarkan pengalaman
(Ellis, Hartley, 1980)
Hal-hal yang diperlukan:
*berpikir rasional tidak emosional
* Ketrampilan berpikir secara sadar dalam memberikan
asuhan keperawatan/menyelamatkan keputusan
pasien
(Sigman, 1986;Kozier, Erb,1991)
4/6/2011

Pbuatn kputusn thdp Mslh Etis/w by NN,


SKp/PSIK FK UNSRI

Faktor-faktor yang mempengaruhi


Pembuatan Keputusan Etik
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Fx. Agama dan Adat Istiadat


Fx. Sosial
Fx. Ilmu Pengetahuan & teknologi
Fx. Legislasi & Keputusan Yuridis
Fx. Dana/Keuangan
Fx. Pekerjaan
Fx. Kode Etik Keperawatan
Fx. Hak-hak Pasien

4/6/2011

Pbuatn kputusn thdp Mslh Etis/w by NN,


SKp/PSIK FK UNSRI

FAKTOR AGAMA & ADAT ISTIADAT,


Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Etik
merupakan faktor utama dalam membuat keputusan etis
Sebagai negara berketuhanan, maka segala kebijakan/aturan
yang dibuat diupayakan tidak bertentangan dengan aspek
agama yang ada di Indonesia. (tidak bertentangan dengan
agama & para pemuka agama).
Kaitan adat istiadat dan implikasi dalam keperawatan sampai
saat ini belum tergali secara jelas di Indonesia
Faktor adat istiadat yang dimiliki perawat atau pasien sangat
berpengaruh terhadap pembuatan keputusan etis.
Contoh : kunjungan kerabat/klg yang menunggui pasien
(masalahnya :boleh atau t boleh)

4/6/2011

Pbuatn kputusn thdp Mslh Etis/w by NN,


SKp/PSIK FK UNSRI

FAKTOR SOSIAL,
Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Etik

Perkembangan Perilaku Sos.bud


perubahan agraris mjd industri
tradisionil mjd modern
Pelayanan kesehatan yang tadinya berorientasi
pada program medis lambat laun menjadi
pelayanan komprehensif dgn pendekatan tim
kesehatan.
perubahan dalam berbagai kebijakan
pemerintah yang perumusannya telah mulai dgn
melibatkan tim kesehatan
4/6/2011

Pbuatn kputusn thdp Mslh Etis/w by NN,


SKp/PSIK FK UNSRI

FAKTOR I P T E K,
Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Etik
Dampak Kemajuan iptek dibidang kesehatan :
telah mampu meningkatkan kualitas hidup,
memperpanjang usia manusia dgn ditemukannya
berbagai mesin mekanik kesehatan, cara
prosedur baru dan bahan-bahan/obat-obatan
baru.
Mis :
- pasien dgn gangguan ginjal dapat diperpanjang usianya berkat adanya
mesin hemodialise.
- Inseminasi bagi ibu-ibu yang sulit hamil

Kemajuan-kemajuan ini menimbulkan


pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dgn
etika
4/6/2011

Pbuatn kputusn thdp Mslh Etis/w by NN,


SKp/PSIK FK UNSRI

Faktor Legislasi & Kputusn


Yuridis
Legislasi merupakan jaminan tindakan menurut hukum shg orang yang
bertindak tidak sesuai hukum dapat menimbulkan suatu konflik (Ellis,
Hrtley, 1990).
Hukum kesehatan telah menjadi suatu bidang ilmu dan per-UU baru
banyak disusun utk menyempurnakan per-UU lama atau utk
mengantisipasi perkembangan permasalahan hukum kesehatan yang
berupaya melindungi HAM .
Contoh :
- melarang abortus dgn pertimbangan perlindungan pada nyawa calon
bayi, dimana calon bayi harus dibela mengingat ia sbg calon manusia.
-hak pilih mati dan hak utk menolak perawatan

4/6/2011

Pbuatn kputusn thdp Mslh Etis/w by NN,


SKp/PSIK FK UNSRI

FAKTOR DANA / KEUANGAN -1


Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Etik

Perawat sbg tenaga kesehatan yang setiap hari


menghadapi pasien sering menerima keluhan pasien
mengenai pendanaan.

Masalah ketidakcukupan dana dapat menimbulkan


konflik terutama bila tidak dapat dipecahkan.
Masalah ketidakcukupan dana dapat menjadi
etiologi bagi berbagai diagnosis keperawatan, al :
gelisah dan tidak taat dengan program pengobatan .
4/6/2011

Pbuatn kputusn thdp Mslh Etis/w by NN,


SKp/PSIK FK UNSRI

FAKTOR DANA / KEUANGAN -2


Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Etik
Contoh :
Ny.Karlina dirawat di unit rawat inap penyakit dalam
dgn maslah diabetes militus. Setelah selama 3
minggu, Ny.Karlina diperbolehkan pulang. Ny .Karlina
menjadi gelisah dan tidak dapat tidur setelah
mengetahui perincian beaya rawat yang cukup tinggi.
Ia tidak mempunyai uang yang cukup dan menyuruh
anaknya yang sering menengok utk mencari dana.
tindakan apa yang paling tepat utk pasien
ini dan sejauh mana kewenangan perawat dalam
pembuatan keputusan terhadap masalah ini ?.
4/6/2011

Pbuatn kputusn thdp Mslh Etis/w by NN,


SKp/PSIK FK UNSRI

FAKTOR PEKERJAAN,
Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Etik

Dalam pembuatan suatu keputusan. Perawat


perlu mempertimbangkan posisi pekerjaannya.
Tidak semua keputusan pribadi perawat dapat
dilaksanakan ; namun harus disesuaikan dgn
keputusan/aturan tempat ia bekerja.
Perawat yang mengutamakan kepentingan
pribadi sering Sbg konsekuensinya ia dapat
mendapat sanksi administrasi atau mungkin
kehilangan pekerjaan.
4/6/2011

Pbuatn kputusn thdp Mslh Etis/w by NN,


SKp/PSIK FK UNSRI

10

FAKTOR KODE ETIK KEPERAWATAN --1,


Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Etik

Kode etik merupakan salah satu ciri/persyaratan


profesi,yang memberi kan arti penting dalam
penentuan, pemertahanan dan peningkatan
standar profesi.
Kode etik menunjukkan bahwa tanggung jawab
dan kepercayaan dari masyarakat telah diterima
oleh profesi (Kelly, 1987).
Apabila seorang anggota melanggar kode etik
profesi, maka organisasi profesi dapat memberi
sanksi atau mengeluarkan anggota tsb.
4/6/2011

Pbuatn kputusn thdp Mslh Etis/w by NN,


SKp/PSIK FK UNSRI

11

FAKTOR KODE ETIK KEPERAWATAN --2,


Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Etik

tujuan kode etik keperawatan adalah sbb (Kozier, Erb,


1990) :

a.
Sebagai aturan dasar terhadap hubungan antara perawat,
pasien, renaga kesehatan , masyarakat dan profesi .
b.
Sebagai standar dasar utk mengeluarkan perawat yang
tidak mentaati peraturan dan utk melindungi perawat yang
menjadi pihak tertuduh secara tidak adil
c.
Sebagai dasar pengembangan kurikulum pendidikan
keperawatan dan utk mengorientasikan lulusan baru pendidikan
keperawatan dalam memasuki jajaran praktik keperawatan
profesional
d.
Membantu masyarakat dalam memahami perilaku
keperawatan profesional.

4/6/2011

Pbuatn kputusn thdp Mslh Etis/w by NN,


SKp/PSIK FK UNSRI

12

FAKTOR HAK-HAK PASIEN --1,


Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Etik
Pada awalnya isu tentang hak-hak pasien muncul berdasarkan berbagai
peristiwa yang merugikan pasien dan melanggar martabat pasien sbg
manusia.
mis, pada keadaan pasien mengalami cedera karena kesalahan
penanganan medis, pelanggaran consent, paisen diberi obat tanpa
sepengetahuan mereka apa nama obat dan efek sampingnya, atau pasien
yang tidak mengetahui diminta menandatangani informed consent tanpa
tahu dan tanpa penjelasan tentang apa sebenarnya pernyataan yang
ditandatangani dan apa konsekuensinya.

4/6/2011

Pbuatn kputusn thdp Mslh Etis/w by NN,


SKp/PSIK FK UNSRI

13

FAKTOR HAK-HAK PASIEN --2,


Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Etik

. Hak-hak pasien pada dasarnya merupakan bagian dari konsep


HAM.
- Hak merupakan suatu tuntutan rasional yang berasal dari
interprestasi konsekuensi dan kepraktisan suatu situasi.
-Manusiawi berarti rasional dan tergantung pada orang lain.
- kesejahteraan manusia merupakan tanggung jawab manusia kepada
orang lain.
- Setiap manusia mempunyai hak-hak manusia.tertentu termasuk hak
utk dihargai sbg manusia

Untuk melindungi hak-hak pasien,


Di Indonesia, dalam UU kesehatan No.23 tahun 1992 pasal 52,
disebutkan bahwa ketentuan mengenai standar profesi dan hakhak pasien ditetapkan dengan peraturan pemerintah.

4/6/2011

Pbuatn kputusn thdp Mslh Etis/w by NN,


SKp/PSIK FK UNSRI

14

TEORI DASAR
PEMBUATAN KEPUTUSAN ETIK --1

Teori dasar atau prinsip-prinsip etika


merupakan penuntun utk membuat
keputusan etik praktik profesional (Fry,
1991 ; lih. Creasia, 1991).
digunakan bila terjadi konflik antara
prinsip-prinsip dan aturan-aturan.
secara garis besar Para ahli falsafah
moral mengklasifikasikan teori etik
menjadi teori teleologi dan deontologi
4/6/2011

Pbuatn kputusn thdp Mslh Etis/w by NN,


SKp/PSIK FK UNSRI

15

TEORI DASAR
PEMBUATAN KEPUTUSAN ETIK --2

1. Teleologi
berasal dari bahasa Yunani telos berarti akhir
Istilah teleologi dan utilitarianisme sering digunakan
saling bergantian.
merupakan suatu doktrin yg menjelaskan fenomena
berdasarkan akibat yg dihasilkan atau konsekuensi yg dapat
terjadi.
Pendekatan ini sering disebut dgn ungkapan
The end justifies the means atau makna dari suatu tindakan
ditentukan oleh hasil akhir yg terjadi.
menekankan pd pencapaian hasil dgn kebaikan maksimal
dan ketidakbaikan sekecil mungkin bagi manusia (Kelly,
1987).
4/6/2011

Pbuatn kputusn thdp Mslh Etis/w by NN,


SKp/PSIK FK UNSRI

16

TEORI DASAR
PEMBUATAN KEPUTUSAN ETIK --3
Teori teleologi atau utilitarianisme dibedakan menjadi
Rule utilitarianisme
berprinsip bahwa manfaat atau nilai suatu tindakan tergantung pd
sejauh mana tindakan tsb memberikan kebaikan atau
kebahagiaan pada manusia.
Act utilitarianisme
bersifat lebih terbatas ;
tidak melibatkan aturan umum tetapi berupaya menjelaskan pd
situasi tertentu ,
dgn pertimbangan terhadap tindakan apa yg dapat memberikan
kebaikan sebanyak-banyaknya atau ketidakbaikan sekecilkecilnya pd individu.
Contoh : bayi-bayi yg lahir cacat lebih baik diizinkan meninggal
daripada nantinya menjadi beban dimasyarakat.
4/6/2011

Pbuatn kputusn thdp Mslh Etis/w by NN,


SKp/PSIK FK UNSRI

17

TEORI DASAR
PEMBUATAN KEPUTUSAN ETIK --4
2. Deontologi (Formalisme)
Deontologi (berasal dari bahasa yunani deon, berarti tugas)
berprinsip pd aksi atau tindakan.
Menurut Kant, benar atau salah bukan ditentukan oleh hasil akhir
atau konsekuensi dari suatu tindakan, melainkan oleh nilai
moralnya.
perhatian difokuskan pada tindakan melakukan tanggung jawab
moral yg dapat memberikan penentu apakah tindakan tsb secara
moral benar atau salah.

4/6/2011

Pbuatn kputusn thdp Mslh Etis/w by NN,


SKp/PSIK FK UNSRI

18

TEORI DASAR
PEMBUATAN KEPUTUSAN ETIK --5
Kant berpendapat prinsip-prinsip moral atau yg terkait dgn tugas
harus bersifat universal, tidak kondisional, dan imperatif.
Kant percaya bahwa tindakan manusia secara rasional tidak
konsisten, kecuali bila aturan-aturan yg ditaati bersifat universal,
tidak kondisional, dan imperatif.
Aturan yg diformulasikan oleh Kant meliputi :
manusia harus selalu bertindak shg aturan yg merupakan dasar
berprilaku dpt menjadi suatu hukum
moral universal.
manusia harus tidak memperlakukan orang lain secara
sederhana sbg suatu makna, tetapi selalu sbg hasil akhir
terhadap dirinya sendiri .
(Frell, 1990 ; lih. Closkey, 1990).
4/6/2011

Pbuatn kputusn thdp Mslh Etis/w by NN,


SKp/PSIK FK UNSRI

19

TEORI DASAR
PEMBUATAN KEPUTUSAN ETIK --6
Contoh penerapan deontologi :
1. seorang perawat yg yakin bahwa pasien harus diberi tahu ttg apa yg
sebenarnya terjadi walaupun kenyataan tsb sangat menyakitkan.
2. seorang perawat menolak membantu pelaksanaan abortus karena
keyakinan agamanya yg melarang tindakan membunuh.
Dalam menggunakan pendekatan teori ini, perawat tidak menggunakan
pertimbangan,
* spt tindakan abortus dilakukan utk menyelamatkan nyawa
ibu, karena setiap tindakan yg mengakhiri hidup (dalam hal ini
calon bayi) merupakan tindakan yg secara moral buruk.

4/6/2011

Pbuatn kputusn thdp Mslh Etis/w by NN,


SKp/PSIK FK UNSRI

20

TEORI DASAR
PEMBUATAN KEPUTUSAN ETIK --7
Secara lebih luas teori deontologi dikembangkan menjadi lima prinsip
penting YAITU
kemurahan hati, keadilan, otonomi , kejujuran, dan ketaatan (Fry, 1991 ;
lih.creasia, 1991).
Ad.1. Kemurahan hati (Beneficence)
*Inti : tanggung jawab utk melakukan kebaikan yg menguntungkan
pasien
dan menghindari perbuatan yg merugikan atau yg membahayakan
pasien.
*Prinsip ini sering kali sulit diterapkan dlm praktik keperawatan.
*Berbagai tindakan yg dilakukan sering memberikan dampak yg merugikan
pasien, serta tidak adnya kepastian yg jelas apakah perawat bertanggung
jawab atas semua cara yg menguntungkan pasien.
*Dalam hal ini yg perlu diperhatikan adalah adanya sumbangsih perawat
terhadap kesejahteraan, kesehatan, keselamatan, dan keamanan pasien.
4/6/2011

Pbuatn kputusn thdp Mslh Etis/w by NN,


SKp/PSIK FK UNSRI

21

TEORI DASAR
PEMBUATAN KEPUTUSAN ETIK --8
Ad.2. Keadilan (Justice)
Prinsip dari keadilan menurut Beauchamp dan Childress menyatakan
bahwa merka yg sederajat harus diperlakukan sederajat, sedangkan mereka
yg tidak sederajat diperlakukan secara tidak sederajat, sesuai dgn kebutuhan
mereka.
Ini berarti bahwa kebutuhan kesehatan dari mereka yg sederajat harus
menerima sumber pelayanan kesehatan dlm jumlah sebanding ketika
seseorang mempunyai kebutuhan kesehatan yg besar, maka menurut prinsip
disini ia harus mendapatkan sumber-sumber kesehatan yg besar pula.
Kegiatan alokasi dan distribusi sumber-sumber ini memungkinkan
dicapaainya keadilan dlm pembagian sumber-sumber asuhan kesehatan kpd
pasien secara adil sesuai kebutuhannya.

4/6/2011

Pbuatn kputusn thdp Mslh Etis/w by NN,


SKp/PSIK FK UNSRI

22

TEORI DASAR
PEMBUATAN KEPUTUSAN ETIK --9

Ad.3. Otonomi
Prinsip otonomi menyatakan bahwa setiap
individu mempunyai kebebasan menetukan
tindakan atau keputusan berdasarkan rencana yg
mereka pilih (Veath dan Fry, 1987; lih. Creasia,
1991).
Permasalahan yg muncul dari penerapan
prinsip ini adalah adnya variasi kemampuan
otonomi pasien yg dipengaruhi oleh banyak hal, spt
tingkat kesadaran, usia, penyakit, lingkungan rumah
sakit, ekonomi, tersedianya informasi dll.
4/6/2011

Pbuatn kputusn thdp Mslh Etis/w by NN,


SKp/PSIK FK UNSRI

23

TEORI DASAR
PEMBUATAN KEPUTUSAN ETIK --10
Ad.4. Kejujuran (Veracity)
Prinsip kejujuran menurut Veath dan Fry (1987) didefenisikan sbg
menyatakan hal yg sebenarnya dan tidak bohong.
Kejujuran harus dimiliki perawat saat berhubungan dgn pasien.
Kejujuran merupakakn dasar terbinanya hubungan saling percaya
antara perawat-pasien.
Perawat sering tidak memberikan kejadian yg sebenarnya pd pasien yg
sakit parah.
Namun, penelitian pd pasien dlm kaedaan terminal menjelaskan bahwa
pasien ingin diberi tahu ttg kondisinya secara jujur (veath, 1987).

4/6/2011

Pbuatn kputusn thdp Mslh Etis/w by NN,


SKp/PSIK FK UNSRI

24

TEORI DASAR
PEMBUATAN KEPUTUSAN ETIK --11
Ad.5. Ketaatan (Fidelity) -1
Prinsip ketaatan didefinisikan oleh Veath dan Fry sbg tanggung jawab
utk tetap setia pd suatu kesepakatan.
Tanggung jawab dalam konteks hubungan perawat-pasien meliputi
tanggung jawab menjaga janji, mempertahankan konfidensi dan memberikan
perhatian/kepedulian.
Dalam hubungan antara manusia, individu cenderung tetap menepati janji
dan tidak melanggar, kec ada alasan demi kebaikan.
Pelanggaran terhadap konfidensi merupakan hal yg serupa, terutama bila
pelanggaran tsb merupakan pilihan tindakan yang lebih baik daripd jika tidak
dilanggar.
Beberapa orang berpendapat bahwa pelanggaran ini dapat dilakukan jika
menguntungkan orang banyak. Beberapa orang menentang hal tsb dan
menyatakan bahwa konfidensi merupakan hak individu yang tidak tergantung
pd kelompok/orang-orang lain.

4/6/2011

Pbuatn kputusn thdp Mslh Etis/w by NN,


SKp/PSIK FK UNSRI

25

TEORI DASAR
PEMBUATAN KEPUTUSAN ETIK --12
Ad.5. Ketaatan (Fidelity) -2
Salah satu cara utk menerepkan prinsip konfidensi (menepati janji)
adalah dgn memasukkan ketaatan dalam tanggung jawab.
Utk mewujudkan hal ini perawat harus selektif dalam mempertimbangkan
informasi apa yg perlu dijaga konfidensinya dan mengetahui waktu yg tepat
utk menepeti janji sesuai hubungan perawat-pasien.
Peduli kpd pasien merupakan salah satu aspek dari prinsip ketaatan.
Peduli kpd pasien merupakan komponen paling penting dari praktik
keperawatan, terutamam pd pasien dalam kondisi terminal (Fry, 1991 dikutif
dari Fleming, Scanton, dan D Agostino, 1987; Larson, 1986; Mayer, 1987).
Rasa kepedulian perawat diwujudkan dlm memberi perawatn dgn
pendekatan individual, bersikap baik kpd pasien, memberikan kenyamanan,
dan menunjukkan kemampuan profesional.

4/6/2011

Pbuatn kputusn thdp Mslh Etis/w by NN,


SKp/PSIK FK UNSRI

26

KERANGKA / LANGKAH
PEMBUATAN KEPUTUSAN ETIK -1
Kemampuan membuat keputusan masalah etis
merupakan salah satu persyaratan bagi
perawat utk menjalankan praktik keperawatan
profesional (Fry, 1989).
Dlm membuat keputusan etis ada beberapa
unsur yg mempengaruhi spt :
nilai dan kepercayaan pribadi,
kode etik perawatan,
konsep moral perawatan dan
Teori/prinsip-prinsip etis
(bagan 1pada slide berikut ini).
4/6/2011

Pbuatn kputusn thdp Mslh Etis/w by NN,


SKp/PSIK FK UNSRI

27

KERANGKA / LANGKAH PEMBUATAN


KEPUTUSAN ETIK --2
Nilai dan kepercayaan pribadi
Kode etik perawat Indonesia
Konsep moral keperawatan
Teori/prinsip-prinsip etis
Kerangka pembuatan keputusan

Keputusan & tindakan moral


Bagan 1: Unsur-unsur utama yang terlibat dalam pembuatan keputusan & tindakan moral
dalam praktik keperawatan.
(diadaftasi dari Fry, 1991)
4/6/2011

Pbuatn kputusn thdp Mslh Etis/w by NN,


SKp/PSIK FK UNSRI

28

Gbr:

KERANGKA / LANGKAH
PEMBUATAN KEPUTUSAN ETIK

Pengenalan dilema etika keperawatan


Mengumpulkan data aktual yang relevan
Menganalisis & mencari kejelasan individu yang terlibat
Mengonsep dan mengevaluasi argumentasi untuk setiap isu dan
membuat alternatif
Mengambil tindakan
Mengadakan evaluasi

4/6/2011

Pbuatn kputusn thdp Mslh Etis/w by NN,


SKp/PSIK FK UNSRI

29

Metode jameton
Model keputusan bio etis

Terlampir (3 lembar)

4/6/2011

Pbuatn kputusn thdp Mslh Etis/w by NN,


SKp/PSIK FK UNSRI

30

Tujuan berbagai kerangka model


pengambilan keputusan
berbagai kerangka model pembuatan keputusan
etis telah dirancang oleh banyak ahli etika,
dimana semua kerangka tsb berusaha
menjawab pertanyaan dasar tentang etika, yg
menurut Fry meliputi :
Hal apakah yang membuat tindakan yang benar adalah benar ?
Jenis tindakan apakah yg benar ?
Bagaimana aturan-aturan dapat diterapkan pd situasi tertentu ?
Apakah yg harus dilakukan pd situasi tertentu ?
4/6/2011

Pbuatn kputusn thdp Mslh Etis/w by NN,


SKp/PSIK FK UNSRI

31

STRATEGI PENYELESAIAN
MASALAH ETIK

Dalam menghadapi dan mengatasi masalah etis, tidak


jarang perawat dan dokter berbeda pendapat sehingga
menghambat perawatan klien.
Ronde merupakan salah satu jalan untuk menyelesaikan
masalah, yang lebih ditekankan pada diskusi tentang
kemungkinan terdapatnya masalah etis.
Dewan etik (AS) : dokter, perawat, dll bertugas membuat
keputusan etis, memberi penyuluhan,konsultasi dan
mendorong profesi u/ sadar etik.
Dewan etik di Indonesia dikenal dengan Panitia Etik, yang
diawali oleh RSUPNCM, dengan mengacu pada SK
Menkes dan SK Ditjend Yanmed ttg Majelis Pembinaan
dan Pengawasan Etika Pelayanan Medis
4/6/2011

Pbuatn kputusn thdp Mslh Etis/w by NN,


SKp/PSIK FK UNSRI

32

Anda mungkin juga menyukai