Anda di halaman 1dari 14

HAND ECZEMA

Hand Eczema, atau disebut juga hand dermatitis (dermatitis pada tangan), merupakan
inflamasi pada kulit tangan; beberapa orang dengan hand eczema juga bisa mengalami foot
eczema (dermatitis kaki). Tanda klinis tipikal berupa eritema, infiltrasi pada kulit, squama,
edema, vesikel, daerah hiperkeratosis, crack (fisura) dan erosi (Gambar 1A dan 1B). Hal yang
umum dimana prevalensi penyakit ini mencapai 4% di populasi umum pada orang dewasa,
dan prevalensi 1 tahun meningkat hinga 10%, hal ini bergantung jika definisi penyakit ini
memasukan kasus derajat ringan. Tingkat angka kejadian dari beberapa kasus terkait
pekerjaan (biasanya kasus derajat berat pada populasi umum) yang dilaporkan dari bagian
kesehatan kerja antara 0.7-1.5 kasus/1000 pekerja setiap tahunnya, dengan tingkat kejadian
lebih tinggi pada beberapa pekerjaan, seperti penata salon.
Manifestasi dari hand eczema biasanya beragam berdasarkan tingkat keparahan dan
lesinya. Crack (fisura) dan blister (lepuh/bula) dapat menghambat pekerjaan sementara atau
sepenuhnya, sehingga dapat mengakibatkan disabilitas dan penurunan penghasilan.
Penyebab eksternal yang paling banyak menyebabkan hand eczema adalah kontak
dengan agen toksik atau iritan yang ringan (seperti air dan sabun), sehingga menyebabkan
dermatitis kontak iritan. Dermatitis kontak alergi lebih jarang terjadi dibandingkan dermatitis
kontak iritan, dan menunjukkan kontak alergi terhadap beberapa zat spesifik, seperti karet,
nikel atau parfum. Dermatitis atopik disebabkan oleh penyebab endogen untuk hand eczema;
1/3 -1.5 pasien dengan hand eczema memiliki riwayat atopi, dan atopi dapat bermanifestasi
seperti dermatitis pada tangan. Pada banyak pasien, hand eczema biasanya disebabkan oleh
lebih dari satu penyebab. Selain itu, ada beberapa tipe dari hand eczema tanpa penyebab yang
jelas (Tabel 1). Ada tipe hiperkeratotic eczema (Gambar 1c), reccurent vesicular hand eczema
(pompholyx, dyshidrotic eczema) (Gambar 1D) numular eczema (Gambar 1E), dan pulpitis
(dermatitis jari kronik) (Gambar 1F). (Gambar lainnya tersedia pada Supplementary
Appendix, tersedia dalam bentuk tulisan lengkap pada NEJM.org). Istilah dyshdrotic eczema
dan pompholyx terkadang menggambarkan acute vesicular hand eczema yang berkebalikan
dengan chronic vesicular hand eczema.

A. Irritant_Contact_Dermatitis

B. Irritant_Contact_Dermatitis_
with_Atopic_Hand_Eczema

Manifested as vesicular hand eczema.

Tampak kering, kemerahan, skwama.


Jenis ini seirng muncul bersamaan dengan
dermatitis

C Hyperkeratotic_Hand_Eczema

D Recurrent_Vesicular_Dermatitis

Sangat signifikan tanpa adanya kemerahan

Tampak vesikel yang besar pada palmar. Juga


disebut pompholyx klasik atau dyshidrotic
eczema

E Nummular_Eczema

F Pulpitis

Lesi tampak sebagai eksim bentuk koin.

Tampak kering, pecah-pecah, stanpa kwama


tanpa vesikel .Pada anak-anak mungkin
dermatitis atopik; pada orang dewasa ,
meskipun disebabkan oleh gesekan,
penyebabnya sering tidak diketahui .Juga
disebut dermatitis kronis ujung jari .
Gambar 1. Dermatitis Kontak Iritan, Atopic Hand Eczema, Tipe-tipe lainnya dari Eczema
tangan.
Panels A through F show various types of hand eczema

Diagnosis
Anamnesis riwayat penyakit pasien sangat penting untuk diagnosis, terutama terkait
paparan terhadap iritan dan alergen di rumah dan tempat kerja. Adanya anak di rumah
(dihubungkan dengan paparan terhadap sabun dan detergen), pekerjaan yang membutuhkan
cuci tangan yang sering, dan penggunaan sarung tangan merupakan salah satu faktor resiko
penyakit. Alergen kontak dapat ditemukan pada produk domestik dan pekerjaan. Riwayat
dermatitis atopik juga dapat mencetuskan hand eczema pada pasien.
Hand eczema sering disalah artikan dengan kondisi kulit lainnya (Tabel 2), dimana
penyakit psoriasis dan mikosis sering dianggap sebagai kondisi ini. Psoriasis biasanya
ditandai dengan lesi berbatas tegas, tidak ada rasa gatal, dan tidak terdapat vesikel (Gambar
2

2A). Hand eczema sering dibingungkan dengan penyakit infeksi lainnya, seperti palmoplantar
pustulosis, yang menurut beberapa ahli merupakan jenis lain dari psoriasis (Gambar 2B).
Biopsi kulit pada telapak tangan tidak terlalu menolong untuk menyingkirkan diagnosis
psoriasis dari eczema. Infeksi jamur (Mycosis) harus disingkirkan terlebih dahulu dengan
cara scraping (menyikat) flek untuk pewarnaan atau kultur, terutama jika hanya satu tangan
saja yang menunjukkan gejala (Gambar 2C). Gambar 2D dan 2E menunjukkan kondisi lain
yang menyerupai hand eczema.
Sistem pengklasifikasian untuk hand eczema didasarkan pada tanda klinis dan faktorfaktor penyebabnya dan bermanfaat bagi pasien rawat jalan. Sistem penilaian berdasarkan
tingkat keparahan gejala telah dikembangkan tetapi tidak secara rutin digunakan dalam
prakteknya. Pengklasifikasian ini penting untuk penyebab yang mungkin, jika menurut kita
berbeda dengan penyebab hand eczema yang mungkin ditemukan pada pemeriksaan. Pada
banyak kasus, dokter hanya melihat deskripsi dari morfologi.
Pemeriksaan tambahan (selain anamnesis) harus dipertimbangkan pada pasien dimana
penyebab hand eczema masih belum bisa dipastikan. Patch test (Uji Tempel) mungkin dapat
berguna untuk mengidentifikasi kontak alergi terhadap agen eksternal. American Contact
Dermatitis Society dan European Society of Contact Dermatitis menyarankan penggunaan
screening trays standar (serial dasar) yang mengandung alergen kontak yang paling sering
ditemukan di rumah dan tempat kerja (contoh besi, karet, lem, dan kandungan antibakteri dan
anti jamur ada kosmetik). Uji tempel disarankan pada semua pasien dengan chronic hand
eczema. Tingkat sensitifitas dan spesifisitas pada uji tempel bergantung dari riwayat pasien
dan gambaran klinis; dimana, berdasarkan analisis retrospektif yang dilakukan di Amerika,
meningkatkan jumlah tes alergen akan meningkatkan tingkat deteksi terhadap reaksi kontak
alergi dari 25% menjadi 50%.
Prick Test (Uji Tusuk), atau menentukan kadar IgE dalam serum, tidak menunjukkan
nilai pemeriksaan yang lebih, walaupun pemeriksaan ini dapat menyediakan informasi terkait
kadar protein pada dermatitis kontak (Tabel 1) atau urtikaria kontak yang disebabkan oleh
protein late atau ikan (Gambar 2F). Reccurent Contact Urticaria dapat berubah menjadi
eczematosa (seperti pada orang yang biasa mengolah makanan), dan membuat diagnosis
klinis semakin sulit; pada kasus seperti ini. Prict test dapat digunakan. Uji untuk sensitifitas
terhadap alergen inhalasi (seperti tungau rumah, bulu kucing, atau serbuk bunga) tidak
disarankan karena tidak terdapat bukti yang menunjukkan paparan alergen seperti ini dapat
memprovokasi atau mencetuskan hand eczema.
3

A Psoriasis

B Pustulosis_Palmoplantaris

Dibatasi oleh skwama, dan tidak adanya vesikel

C Fungal_Infection_(Mycosis)

Karakteristiknya sterile pustules. Juga


dianggap sebagai varian dari pustular
psoriasis
D Herpes_Simplex

Biasanya mucul ditangan, tampak merah dan


kering, dengan skwama, khususnya pada
lipatan-lipatan.

Ditandai dengan serangan berulang dari


vesikel yang berkelompok.,.nyeri, dan tidak
gatal.

E Self-Induced_Lesions

F Latex_Allergy

Ditandai dengan riwayat yang sering,


monomorfik, sharp demarcation,
Dan di interdigital..

Ditandai dengan sebuah reaksi yang cepat


(pada uji tusuk ) untuk residual protein dalam
sebuah sarung tangan lateks medis; berbeda
dari DKA yang terjadi sebagai respon terhadap
karet aditif
Gambar 2. Kondisi yang menyerupai Hand Eczema.

Tabel 1. Klasifikasi Etiologi dan Morfologi dari Hand Eczema


Klasifikasi Etiologi
Keterangan
Dermatitis Kontak Iritan
Paparan berulang terhadap iritan ( agen toksik ringan ) dalam jangka waktu
lama dapat menyebabkan respon peradangan kulit, merusak barrier kulit
dan membuatnya rentan terhadap perkembangan kontak alergi.
Kebanyakan pasien memiliki riwayat kerja dengan paparan terhadap basah
(kontak dengan sabun atau pelarut) atau menggunakan sarung tangan yang
berkepanjangan.

Dermatitis Tangan Atopi

Dermatitis Kontak Alergi

Tidak ada tes secara klinis yang berguna untuk menilai reaksi terhadap
iritasi; diagnosis sering didasarkan pada tidak adanya kontak alergi, yang
ditentukan dengan menggunakan uji tempel.
Pasien seringkali memiliki riwayat asma, demam, atau eksim masa anakanak ( dermatitis atopik di masa anak-anak ).
Karena fungsi barrier dari kulit telah rusak, sehingga pasien menjadi
predisposisi terhadap dermatitis kontak iritan.
Kondisi ini umumnya mencerminkan sebuah delayed-type , kontak alergi
dimediasi t-lymphocyte terhadap zat kimia.
Khas kontak alergen termasuk nikel ( misalnya, alat-alat atau perhiasan ),
kromat ( misalnya, di kulit atau semen ), karet aditif ( misalnya, di sarung
tangan ), dan pengawet ( misalnya, dalam krim atau kosmetik ).
Menelan sejumlah besar dari alergen ( misalnya, nikel ) juga mungkin
memprovokasi hand eczema, tapi kejadian tersebut jarang terjadi.

Hybrid hand eczema


Dermatitis Kontak Protein

Unclassified
Klasifikasi Morfologi
Recurrent vesicular, or
dyshidrotic,
hand eczema;
pompholyx

Hyperkeratotic hand
eczema

Chronic fingertip dermatitis


or pulpitis

Diagnosis didukung oleh riwayat dari paparan dan reaksi positif untuk uji
tempel dengan kontak alergen.
Eksim jenis ini menggabungkan aspek dermatitis kontak iritan, dermatitis
atopik tangan, dan dermatitis kontak alergi .
Merupaka subtype dari dermatitis kontak alergi, sering terjadi pada pasien
dalam profesi yang melibatkan makanan. Awalnya , reaksi orang terhadap
protein adalah urticarial ( kontak urtikaria ) , tetapi dapat menjadi eksim.
Reaksi IgE terhadap protein tertentu yang sering ( tetapi tidak selalu )
dideteksi dengan tes yang menusuk atau analisis serum. Alergi lateks
adalah sebuah fenomena terkait.
Pada pasien dengan hand eczema kronis, penyebab sesungguhnya
cenderung menjadi tidak relevan .
Keterangan
Gambaran klasiknya yaitu dari erupsi vesikel besar pada telapak tangan
yang cenderung berulang dan berulang juga erupsi vesikular pada telapak
tangan dan palmaris dan sisi lateral jari tangan, Yang dikenal sebagai
macrovesicular eksim (para pasien ini sering juga terjadi erupsi pada
telapak kaki). Penamaan dyshidrotic, eksim adalah istilah yang tidak cocok
karena tidak ada kaitannya dengan kelenjar keringat. Penyebabnya tidak
diketahui. Reaksi kontak alergi atau atopik eksim tangan juga dapat
tampak seperti erupsi vesikular; yang identic dengan kasus tersebut,
klasifikasi etiologi lebih baik .
Penebalan kulit atau hyperkeratosis ditelapak tangan ( sering di telapak
tangan dan telapak kaki ) merupakan ciri khas, celah/fisura yang
menyakitkan.Vesikel tidak ada. Kondisi ini dapat dibingungkan dengan
psoriasis, namun hanya ada sedikit atau tidak ada dari penderita yang
mengeluh kemerahan dan tak satu pun dari scaling perubahan khas dari
psoriasis. Kondisi ini lebih umum pada orang tua orang dan setengah baya
dan pada pria .Penyebabnya tidak diketahui.
Kondisi ini ditandai dengan kering, pecah-pecah, skala dermatitis dari
ujung jari, dengan sesekali episode dari vesikel. Sewaktu-waktu bisa
menjadi kontak alergi. Meskipun ringan, kondisi ini merupakan kecacatan

Nummular hand eczema

Dry, fissured hand eczema

yang cukup berpengaruh untuk pasien yang bekerja di kantor. Tidak


diketahui penyebabnya.
Keadaan ini tampak sebagai lingkaran, bercak coin-sized eczematous yang
muncul di bagian belakang tangan. Mungkin ini adalah manifestasi dari
iritasi atau dermatitis atopik atau dermatitis kontak alergi, tetapi susah
mengetahui penyebabnya secara pasti.
Vesikel tidak ada, sering merupaka manifestasi dari hand eczema kronis.

Tabel 2. Diagnosis Banding dari Hand Eczema


Conditions
Keterangan
Kondisi umum yang serupa dengan tampilan hand eczema
Psoriasis
Lesi yang kering, skwama, batas yang jelas, dan ada tidak adanya vesikel. Ditemukan
pula lesi di tempat lain pada tubuh. Palmoplantar pustulosis, sebuah varian dari
psoriasis, harus menjadi pertimbangan ketika ditemukan pustule steril.
Jamur
Infeksi jamur sangat mungkin terjadi ketika satu tangan lebih banyak terlibat. Tampak
kering, scaling dari lipatan palmaris merupakan ciri khasnya.
Kondisi lain yang serupa dengan tampilan hand eczema
Lichen Planus
Tampak hyperkeratosis dengan batas yang tegas. Kondisi ini dapat menyerupai hand
eczema
Scabies
Tampak papul terutama muncul di sela jari tangan dan di volarpergelangan tangan.
Papul yang gatal sering muncul di punggung dan anggota badan.
Granuloma Anular
Berbentuk melingkar atau oval, terutama muncul pada sisi dorsal tangan
Herpes Simpleks
Dalam kondisi ini, muncul vesikel berkelompok dan berulang yang sangat nyeri tetapi
tidak gatal.
Self-induced lesions
Lesi yang tidak biasa dalam bentuk dan distribusi
Erythema
Tidak terbatas pada tangan. Dalam kasus yang jarang, reaktif scaling dan
multiforme, pityriasis hyperkeratosis telapak tangan yang berhubungan dengan kanker atau diet.
rubra pilaris, dan
dermatomyositis

Pengobatan
Walaupun logis jika kita memperkirakan bahwa mengidentifikasi dan mengeliminasi
faktor penyebab dapat membantu penyembuhan eczema, hal ini sulit dilakukan pada praktik
karena penyebab penyakit, terutama pada pasien dengan chronic hand eczema biasanya
multifactorial. Selain itu, pengobatan tidak bisa sempurna jika penyebab atau faktor yang
berkontribusi tidak disingkirkan.
Pengobatan dianjurkan karena hand eczema mempunyai sifat untuk menjadi penyakit
kronik, dimana banyak kasus yang menunjukkan resistensi terhadap pengobatan topikal.
Strategi pengobatan saat ini sering dilakukan berdasarkan pengalaman klinis dan bisa berbeda
di setiap negara. Beberapa terapi sudah dievaluasi dengan uji randomisasi dengan kontrol,
dan penelitian yang dilakukan juga sering tidak bisa menentukan tipe dari eczema. Gambar 3
menunjukkan algoritma dari pengobatan hand eczema.

Moisturizers, Emollients, dan Proteksi Kulit


Penggunaan yang sering dari emollient dan moisturizers (pelembab) disarankan
secara rutin; di banyak penelitian randomisasi terkait pengobatan lain untuk hand eczema,
penggunaan emollient dapat membantu pada kedua kelompok pengobatan. Sediaan ointment
(salep) lebih dipilih dibandingkan krim, karena krim dapat menyebabkan sensitisasi dan
menyebabkan iritasi ringan.
Pada salah satu penelitian randomisasi yang membandingkan efisiensi dari 2
emollientpetrolatum, emollient dan emollient yang mengandung ceramid (skin lipid/lemak
kulit) terdapat perbaikan yang serupa pada kedua kelompok pengobatan dalam waktu 2
bulan. Penelitian lainnya yang meneliti dengan durasi 2 minggu melaporkan tidak ada
keuntungan yang bermakna dari penambahan pelembab yang mengandung urea terhadap
glukokortikoid topikal (betamethasone) dibandingkan penggunaan betamethasone saja. Krim
pelindung (Barrier Cream) sering disarankan untuk pencegahan terhadap occupational
contact dermatitis, namun tinjauan sistematik Cochrane menyatakan bahwa tidak ada bukti
yang cukup bahwa krim seperti ini mempunyai efek protektif jangka panjang. Penelitian
terbaru yang melibatkan 225 pekerja rumah sakit dengan hand eczema menunjukkan adanya
keuntungan dari pemberian edukasi terhadap perawatan kulit serta konseling individual.
Intervensi ini memasukkan instruksi secara oral dan tertulis terkait penggunaan sarung tangan
dan menyarankan untuk menghindari iritan di tempat kerja dan rumah.
Konselor pekerjaan harus memberikan peringatan pada pekerja yang sering terpapar
iritan (terutama pekerjaan basah seperti pekerjaan yang melibatkan paparan tangan
terhadap cairan, sabun, detergen, minyak masak, atau jus sayur); konselor harus memberikan
saran untuk perlindungan kulit yang adekuat. Peran dari sarung tangan pelindung masih
diperdebatkan. Walaupun sarung tangan dapat menyediakan perlindungan terhadap iritan
(Terutama saat pekerjaan basah), oklusi berkepanjangan dari sarung tangan itu sendiri
dapat menjadi faktor resiko terjadinya hand eczema. Berdasarkan pengalaman praktik dan
didukung oleh penelitian eksperimental yang melibatkan pekerja tanpa hand eczema,
penggunaan sarung tangan berbahan katun atau sarung tangan dalam disarankan.
Glukokortikoid Topikal
Glukokortikoid topical potent merupakan pengobatan farmakologis lini pertama untuk
hand eczema, walaupun terdapat data yang terbatas dari penelitian randomisasi dengan
kontrol untuk memastikan tingkat efisiensinya. Pada penelitian open-label, mometasone
furotae topikal diberikan selama 9 minggu pada pasien hand eczema; dimana hampir dari
7

pasien sembuh pada minggu ketiga, dan lainnya di sekitar minggu keenam. Pasien yang
sudah sembuh dari hand eczema mengikuti penelitian untuk terapi pemeliharaan
(maintenance) selama 36 minggu lebih.
Peserta kemudian akan dirandomisasi ke dalam salah satu dari 3 kelompok: satu
kelompok diberikan mometasone furoate topkial 3x/minggu, kelompok kedua diberikan
2x/minggu, dan yang ketiga diberikan emollient saja. Tingkat bebas gejala lebih tinggi pada
kelompok yang menerima glukokortikoid (83% dan 68%) dibandingkan pada kelompok yang
mendapatkan emollients saja (26%). Namun atropi kulit menjadi resiko dari penggunaan
berkepanjangan glukokortikoid. American Academy of Dermatology menyarankan
penggunaan harian selama 1 bulan dan terapi pemeliharaan 2-3x/minggu. Selain itu juga
disarankan pemberian dalam bentuk salap dibandingkan krim.
Tacrolimus dan Pimecrolimus Topikal
Walaupun pengobatan dengan calcineurin inhibitor topikal sering diteliti dan
digunakan untuk pengobatan dermatitis atopi, bukti terkait efisiensinya untuk pengobatan
hand eczema masih terbatas. Efek samping termasuk sensasi terbakar sementara dan
sensitifitas terhadap cahaya ultraviolet. Pimecrolimus (diberikan 2x/hari) tampaknya lebih
baik namun tidak menunjukkan efisiensi yang lebih bermakna dibandingkan pemberian krim
saja berdasarkan 2 penelitian klinis randomisasi dengan durasi 3-6 minggu. Pada penelitian
kecil yang dilakukan pada pasien yang mengalami chronic dyshidrotic palmar eczema,
pemberian tacrolimus 0.1% 2x/hari dapat memberikan tingkat kesembuhan 50% lebih namun
tingkat ini tidak terlalu berbeda dari penggunaan mometasone furoate.
Pada penelitian randomisasi kecil lainnya, dengan durasi 12 minggu, penggunaan
salep tacrolimus 2x/hari dibandingkan dengan penggunaan krim saja pada pasien yang
sebelumnya mendapatkan terapi glukokortikoid oral jangka pendek. Penggunaan tacrolimus
dikaitkan dengan perbaikan subjetif yang lebih baik (dinilai berdasarkan pasien) namun juga
tidak menunjukkan keuntungan yang jelas terkait outcome lainya, termasuk waktu terjadinya
pengulangan penyakit. Pada praktik, salah satu pilihan untuk menggunakan obat ini adalah
penggunaannya bersama dengan glukokortikoid topikal.

Phototherapy
Phototherapy sering dungakan untuk hand eczema, dan banyak klinik yang
menggunakannya sebagai pengobatan lini kedua untuk pasien yang gagal setelah pengobatan
topikal. Dalam penelitian 12 minggu yang memasukkan 35 pasien, photochemotherapy
8

dengan psoralen dan ultraviolet A (PUVA) dibandingkan dengan pengobatan dengan


ultraviolet B (UVB), kedua kelompok penelitian dan pada pasien yang sama
(membandingkan tangan yang diobati dengan tangan yang tidak).
UVB terbukti efektif, namun PUVA tampaknya lebih efektif. Pada penelitian kecil
yang melibatkan pasien dengan chronic hand eczema, tidak ada perbedaan bermakna yang
dilaporkan dari penggunaan PUVA dan UVB. Nausea (dari tablet methoxsalen, derivat
psoralen), edema dan nyeri merupakan efek samping dari phototherapy. Pertimbangan jangka
panjang yang dihubungkan dengan peningkatan resiko terjadinya non-melanome skin cancer.
Banyak dokter yang memberikan formula topikal psoralen (krim, gel, bubuk mandi)
dbandingkan bentuk oral psoralen. Hasil dari dua penelitian randomisasi menunjukkan tidak
ada perbedaan efisiensi antara pemberian psoralen topikal dan oral. Berdasarkan pengalaman
klinis, glukokortikoid topkial lebih sering digunakan dengan kombinasi phototherapy,
terutama pada awal pengobatan.

Retinoid Oral
Retinoid oral dapat digunakan pada kasus chronic hand eczema yang berat, terutama
pada subtipe hiperkeratotik. Retinoid oral alitretinoin disetujui untuk penggunaan pada
chronic hand eczema di beberapa negara Eropa dan Canada (namun tidak di Amerika). Pada
penelitian randomisasi yang melibatkan 1032 pasien dengan chronic hand eczema (semua
tipe) yang membandingkan penggunaan 30 mg alitretinoin setiap harinya, 10 mg alitretinoin,
dan placebo selama 24 minggu, persentase pasien yang menyatakan hand eczemanya
Sembuh atau hampir sembuh pada akhir pengobatan adalah 40% (kelompok 1), 24%
(kelompok 2), dan 15% (kelompok 3).
Pasien dengan eczema hiperkeratotic mempunyai tingkat respon yang lebih tinggi
terhadap alitretinoin, namun pasien dengan vesicular eczema juga menunjukkan keuntungan
yang sama, walaupun perbandingan formal dari kedua kelompok tidak dilakukan. Efek
menguntungkan dari penggunaan alitretinoin dibandingkan dengan placebo dipastikan dari
penelitian pengobatan pada subkelompok pasien yang mengalami relaps. Retinoid oral
lainnya, acitretin, diberikan dengan dosis 30 mg/hari, juga dilaporkan efektif pada salah satu
penelitian kontrol placebo yang melibatkan pasien dengan varian hand eczema hiperkeratotik.
Namun, perbandingan cross-study terkait keuntungan pemberian acitretin dan alitretinoin
masih belum memungkinkan karena perbedaan rancangan penelitian.

Retinoid biasanya diberikan bersamaan dengan obat immunosupresive oral untuk


profil kemanan yang lebih baik. Efek samping yang sering dikaitkan dengan retinoid adalah
kulit kering (terutama pada bagian bibir) dan peningkatan kadar lemak dalam darah. Retinoid
bersifat teratogenik, jadi pemberiannya harus lebih teliti pada wanita usia reproduksi, dimana
pemberiannya harus dihindari pada saat kehamilan. Obat kontrasepsi adekuat harus diberikan
dan pemeriksaan kehamilan setiap bulan juga harus dilakukan; di beberapa negara,
persetujuan medis tertulis kadang dibutuhkan sebelum pemberian obat.

Obat Immunosupresive Oral


Terapi immunosupresive diberikan pada pasien yang mengalami chronic hand eczema
yang tidak merespon terhadap pengobatan topikal atau phototherapy (atau retinoid, jika
digunakan dengan benar). Penggunaan obat imunosupresive didasari oleh banyak bukti yang
mendukung efisiensinya untuk pengobatan atopic dermatitis. Resiko potensial termasuk
hipertensi, penurunan fungsi ginjal, dan sekuel dari immunosupresi. Beban eczema juga harus
dihubungkan dengan resiko ini.
Obat lainnya yang biasa digunakan di praktek termasuk azathioprine, mycophenolate
mofetil, dan dosis rendah methotrexate, walaupun data dari uji randomisasi masih kurang
untuk menilai efisiensi dari obat ini pada pengobatan hand eczema. Pemberian terapi
azathiopine selama beberapa minggu mungkin dibutuhkan sebelum adanya respon klinis.
Glukokortikoid oral jangka pendek digunakan pada beberapa kasus yang membutuhkan
kontrol cepat. Semua obat immunosupresife mempunyai resiko efek samping yang serius
(toksisitas hematologis dan hepar, infeksi, dan efek lainnya terhadap penggunaan jangka
panjang terapi immunosupresive).

10

A.
Memperoleh riwayat lengkap, termasuk
pekerjaan jika ada paparan terhadap
allergen, iritan atau keduanya
Singkirkan infeksi & infestasi

Memulai program perlindungan kulit


termasuk pencegahan allergen atau
iritan dan obat topical dan sarung
tangan

Memulai percobaan pengobatan dengan


glukokortikoid topical
Menentukan dosis adekuat dan volume
Nilai dalam 4 minggu

Perkembangan ?

Tidak

Ya

Cek kepatuhan dan


nilai dalam 4 minggu

Lanjutkan terapi

Perkembangan ?

Tidak

Perawatan sekunder,
bila mungkin

Ya

Dosis tapering
glukokortikoid

11

dan

jumlah

B. Perawatan Sekunder
Ulang diagnosa
Dapatkan riwayat lebih detail
Lakukan tes tambahan
Pertimbangkan melakukan prick tes atau serum
IgE jika bereaksi pada protein (cth:makanan)
Ulang terapi dan perlindungan kulit
Modifikasi tipe dan dosis glukokortikoid topical
Pertimbangkan tacrolimus
Persiapkan pasien dengan informasi yang sesuai
dengan kebutuhan individu

Menyesuaikan pengobatan dengan kebutuhan individu

Jika tidak ada perkembangan, mulai pengobatan


sistemik (oral)

Kondisi hiperkeratotik

Ya

Tidak

Acitretin, alitretinoin

PUVA, cyclosporine,
azathioprine,
alitretinoin

Pertimbangkan penambahan
glukokortikoid oral masa kerja singkat

Perawatan sekunder, bila mungkin

Methotrexate, mycophenolate mofetil

12

Permasalahan
Setelah eczema mencapai stadium kronik, pembagian klasifikasi penyakit ini tidak
memungkinkan lagi. Pemahaman gambaran klinis dan patologis dari tipe hand eczema yang
berbeda dapat meningkatkan klasifikasi dan pilihan terapi. Beberapa kemajuan sudah tercapai
dalam pemahaman peran genetik dan perubahan epigenetik pada fungsi skin-barrier,
penelitian lebih lanjut dari masalah ini dapat menolong untuk mengidentifikasi pasien yang
mungkin mendapat keuntungan dari strategi penguatan barrier selain pemberian
antiinflammasi dan obat immunosupresan. Data lainnya dari penelitian randomisasi juga
dibutuhkan untuk menilai dan membandingkan beberapa tipe terapi yang digunakan untuk
chronic hand eczema. Beberapa data dibutuhkan untuk menginformasikan peran dari
alitretinoin pada pengobatan vesicular hand eczema

Panduan
Panduan tertentu sudah dipublikasikan oleh kelompok profesional medis di beberapa
negara, termasuk Denmark dan Jerman. Selain itu, terdapat pernyataan kosensus dari Inggris
dan panduan dari sekelompok ahli di Kanada. American Academy of Dermatology sudah
mengeluarkan panduan terkait penggunaan glukokortikoid topikal, yang merupakan
pengobatan utama untuk hand eczema. Panduan Inggris terkait phototherapy termasuk
komentar tentang penggunaan phototherrapy untuk hand eczema. Rekomendasi ini konsisten
dengan panduan dan kosensus lain yang ada

Kesimpulan dan Saran


Pasien yang dijelaskan mengalami tipe vesikuler atopic hand eczema. Keluarganya,
termasuk anak kecil, dan pekerjaannya adalah suster, yang membutuhkan cuci tangan dan
penggunaan sarung tangan yang sering, merupakan sumber paparan iritannya. Uji tempel
disarankan untuk menyingkirkan riwayat kontak alergi terhadap karet dan komponen pada
sarung tangan medis dan pembersih tangan. Alergi kontak terhadap nikel, didiagnosa dengan
menggunakan uji tempel, dan sering terjadi pada wanita, namun penyebab dari hand eczema
pasien ini tidak bisa dipastikan. Prick test tidak dbutuhkan.
Pasien seperti yang dijelaskan di atas, harus diberikan konseling untuk menghindari
atau setidaknya mengurangi paparan terhadap iritan (dan alergen kontak, ketika terdeteksi
oleh uji tempel), dan harus diberikan rekomendasi terkait kondisi ini. Untuk pasien seperti
ini, peneliti menyarankan menggunakan sarung tangan dari bahan katun ketika melakukan
pekerjaan basah. Penggunaan emollient (baisanya salep) secara teratur sangat penting untuk
13

penanganan, dan pemberiannya dengan kombinasi topikal glukokortikoid topikal 1-2x/hari


setidaknya selama 4minggu dapat membatnu untuk kesembuhan. Jika glukokortikoid topikal
tidak efektif dan pasien mempunyai akses untuk dilakukan pengobatan PUVA, peneliti
menyarankan terapi PUVA dikombinasi dengan glukokortikoid topikal. Pemberian
glukokortikoid jangka pendek (1 minggu) mungkin dibutuhkan untuk mendapatkan kontrol
cepat; penggunaan obat oral angka panjang tidak disarankan, karena efek samping. Untuk
kasus hand eczema berat yang tidak menunjukanrespon terhadap terapi topikal atau PUVA,
cyclosporine oral mungkin dapat diberikan. Obat immunosupresif lainnya juga dapat
dijadikan pilihan, namun jarang digunakan.

14

Anda mungkin juga menyukai