Anda di halaman 1dari 6

Pendahuluan

Vitamin adalah senyawa-senyawa organic tertentu yang diperlukan dalam


jumlah kecil dalam diet seseorang tetapi esesnsial untuk reaksi metabolism dalam
sel dan penting untuk melangsungkan pertumbuhan normal serta memelihara
kesehatan. Kebanyakan vitamin-vitamin ini tidak dapat disintesis oleh tubuh
(Poedjiadi 2009).
Vitamin dibagi ke dalam dua golongan. Golongan pertama oleh Kodicek
(1971) disebut prakoenzim (procoenzyme), dan bersifat larut dalam air, tidak
disimpan oleh tubuh, tidak beracun, diekskresi dalam urine. Yang termasuk
golongan ini adalah tiamin, riboflavin, asam nikotinat, piridoksin, asam kolat,
biotin, asam pantotenat, vitamin B12 (disebut golongan vitamin) dan vitamin C.
Golongan kedua yang larut dalam lemak disebut alosterin, dan dapat disimpan
dalam tubuh. Apabila vitamin ini terlalu banyak dimakan, akan tersimpan dlam
tubuh, dam memberikan gejala penyakit tertentu (hipertvitaminosis), yang juga
membahayakan.

Kekurangan

vitamin

mengakibatkan

terjadinya

penyakit

defisiensi, tetapi biasanya gejala penyakit akan hilang kembali apabila kecukupan
vitamin tersebut terpenuhi (Poedjiadi 2009).
Vitamin C adalah salah satu jenis vitamin yang larut dalam air dan
memiliki peranan penting dalam menangkal berbagai penyakit. Vitamin ini juga
dikenal dengan nama kimia dari bentuk utamanya yaitu asam askorbat.
Berdasarkan sifat kelarutannya vitamin terbagi menjadi dua, Adapun vitamin
dibedakan menjadi 2 kelas, yaitu: Vitamin yang larut dalam air: Tiamin (vitamin
B1), Riboflavin (vitamin B2) (Mulyono 2005). Vitamin C diperlukan untuk
menjaga struktur kolagen, yaitu sejenis protein yang menghubungkan semua
jaringan serabut, kulit, urat, tulang rawan, dan jaringan lain di tubuh manusia.
Struktur kolagen yang baik dapat menyembuhkan patah tulang, memar,
pendarahan kecil, dan luka ringan (Lehninger 1996).
Vitamin C diperlukan untuk sintesis kolagen, komponen struktural penting
dari pembuluh darah, tendon, ligamen, dan tulang. Vitamin C juga berperan
penting dalam sintesis neurotransmitter , norepinefrin. Neurotransmiter sangat
penting untuk fungsi otak dan diketahui mempengaruhi suasana hati. Selain itu,
vitamin C diperlukan untuk sintesis karnitin , molekul kecil yang sangat penting

untuk pengangkutan lemak menjadi organel sel yang disebut mitokondria , di


mana lemak diubah menjadi energi. Penelitian juga menunjukkan bahwa vitamin
C adalah terlibat dalam metabolisme kolesterol untuk asam empedu , yang
mungkin memiliki implikasi terhadap kadar kolesterol darah dan kejadian batu
empedu (Harjadi 1986).
Vitamin C juga sangat efektif terhadap antioksidan protein. Bahkan jumlah
kecil vitamin C dapat melindungi molekul yang sangat diperlukan dalam tubuh,
seperti, lipid (lemak), karbohidrat, dan asam nukleat (DNA dan RNA), dari
kerusakan oleh radikal bebas dan reaktif oksigen spesies yang dapat dihasilkan
selama metabolisme normal maupun melalui hubungan ke racun dan polutan
(misalnya, asap rokokVitamin C juga mungkin dapat beregenerasi antioksidan lain
seperti vitamin E. Satu studi terbaru perokok ditemukan bahwa vitamin C vitamin
E regenerasi dari bentuk teroksidasinya (Fessenden 1982).
Tujuan
Tujuan dari praktikum ini, yaitu untuk mengetahui kadar vitamin C di dalam
tablet dan UC 1000, serta mengetahui kadar vitamin B1 dalam tablet.
Alat dan bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah labu erlemeyer 250 mL,
pipet tetes, pipet Mohr 10 mL, buret 50 mL, statif, mortar, botol semprot dan
corong.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah H2SO4 2N, larutan iod
0.01N, tiosulfat 0.01 N, 20 mL akuades, tablet vitamin B1, tablet vitamin C, dan
UC 1000.
Prosedur Kerja
Penentuan kadar vitamin C dalam tablet dilakukan dengan sebanyak 2
tablet vitamin C dihaluskan dengan mortar. Kemudian serbuk vitamin C
dilarutkan ke dalam 20 ml akuades ingin yang telah dipanaskan sebelumnya
dalam erlenmeyer. Sebanyak 5 ml H2SO4 2 N dan 25 ml larutan iod ditambahkan
ke dalam erlenmeyer tersebut. Campuran dititrasi dengan larutan tiosulfat 0,1 N.

Pati digunakan sebagai indikator yang diteteskan

pada campuran sebelum

dititrasi. Titrasi vitamin C dilakukan duplo. Titrasi blanko juga dilakukan tanpa
sampel dan dikerjakan seperti perlakuan dengan sampel. Jumlah ml tiosulfat yang
digunakan dan kadar vitamin C dalam tablet dihitung. Sebanyak 1ml tiosulfat
setara dengan 8,08 mg vitamin C.

Data dan Hasil Percobaan


Tabel 1 Penentuan kadar vitamin C
Volume thiosulfat
Bahan
Vawal(mL)
Vakhir(mL)
Vterpakai(mL)
Blanko
Tablet I
Tablet II
Sari jeruk I
Sari jeruk II

0,0
0,0
8,0
1,7
0,0

12,7
8,0
16,0
10,5
8,7

12,7
8,0
8,0
8,8
8,7

Vterkoreksi
(mL)
0,0
4,7
4,7
3,9
4

Kadar
vitamin C
(mg/bahan)
41,36
41,36
34,32
35,20

Reaksi

: I2 + Na2S2O3
2NaI + Na2S4O6
C6H8O6 + I2
C6H6O6 + 2HI (Harjadi 1986).
Perubahan warna : Coklat menjadi kuning, setelah ditambahkan amilum dari biru
menjadi tidak berwarna.
contoh perhitungan:
Vkoreksi = V blanko V sampel
= 12,7 mL 8,0 mL
= 4,7 mL
Kadar Vitamin C = v koreksi x 8,8 mg Vit C
= 4,7 mL x 8,8 mg Vit C
= 41,36 mg/tablet
Pembahasan
Vitamin C termasuk vitamin yang larut dalam air. Vitamin C atau asam
askorbat merupakan asam gula yang banyak terdapat pada buah-buahan. Vitamin
C dikenal sebagai zat anti askorbat dan dapat mempertinggi daya tahan tubuh
terhadap penyakit yang disebabkan oleh virus. Struktur dari asam askorbat
(Vitamin C) dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1 Struktur Asam Askorbat (Vitamin C)

(Hart 2003)

Dalam larutan air vitamin C mudah dioksidasi, terutama apabila


dipanaskan. Oksidasi dipercepatapabila ada tembaga atau suasana alkalis.
Kehilangan vitamin C sering terjadi pada pengolahan, pengeringan, dan cahaya.
Vitamin C penting dalam pembuatan zat-zat interseluler, kolagen. Vitamin ini
tersebar ke seluruh tubuh dalam jaringan ikat, rangka, matriks, dan lain-lain.
Vitamin C berperan penting dalam hidroksilasi prolis dan lisin menjadi
hidroksiprolin dan hikdroksilisin yang merupakan bahan pembentukan kolagen
tersebut (Poedjiadi 2009).
Dalam pernapasan sel vitamin C banyak terlibat, namun mekanismenya
belum diketaui dengan jelas. Peran penting vitamin C ialah oksidasi fenilalanin
menjadi tirosin, reduksi ion feri meenjadi fero dalam saluran pen cernaan,
mengubah asam folat menjadi bentuk aktif asam folinat, dan sintese hormonehormon steroid dari kolesterol.
Titrimetri ialah suatu jenis volumetri. Dalam titrimetri, analat direaksikan
dengan suatu bahan lain yang diketahui/dapat diketahui jumlah molnya dengan
tepat. Bila bahan tersebut berupa larutan, maka konsentrasinya harus diketahui
dengan teliti dan larutan demikian dinamakan larutan baku. Reaksi dijalankan
dengan titrasi, yaitu suatu larutan ditambahkan dari buret sedikit demi sedikit,
sampai jumlah zat-zat yang direaksikan tepat menjadi ekivalen satu sama lain.
Prinsip dari percobaan ini ialah titrasi. Titrasi merupakan suatu metode untuk
menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah diketahui
konsentrasinya.
Titrasi yang dilakukan saat percobaan merupakan titrasi tidak langsung.
Indikator yang digunakan ialah amilum (kanji). Penambahan amilum dilakukan

saat mendekati titik akhir titrasi dimaksudkan agar amilum tidak membungkus
vitamin C karena akan menyebabkan amilum sukar ditirai untk kembali ke warna
semula (Harjadi 1986).
Penentuan kadar vitamin C pada tablet dan minuman UC 1000 dapat
dilakukan dengan titrasi iodometri tidak langsung. Penambahan larutan H2SO4
dilakukan terlebih dahulu sebelum larutan Iod pada pembuatan titrat dilakukan
untuk membuat larutan Iod tidak mengalami oksidasi. Titrasi iodometri tidak
langsung melibatkan Na2S2O3 sebagai titran. Vitamin C atau asam askorbat
(C6H8O6) merupakan oksidator yang dapat bereaksi dengan I- (iodida) untuk
menghasilkan I2, I2 yang terbentuk secara kuantitatif dapat dititrasi dengan larutan
tiosulfat. Dari pengertian diatas maka titrasi iodometri adalah dapat dikategorikan
sebagai titrasi kembali (Girindra 1986).
Kadar vitamin C pada tablet vitamin C dan minuman UC 1000 merupakan
selisih antara volume titran blanko dengan volume titran sampel yang kemudian
dikalikan 8,08 mg. Nilai 8,08 mg menunjukkan bahwa 1 ml tiosulfat setara
dengan 8,08 mg. Berdasarkan percobaan, kadar vitamin C rata-rata yang diperoleh
pada tablet vitamin C adalah 41,36 mg/tablet dan minuman UC-1000 dengan
adalah 34,76 mg/tablet. Berdasarkan literatur, kandungan vitamin C pada tablet
sebanyak 50 mg/tablet sedangkan pada UC-1000 sebanyak 1000 mg/140 ml,
dengan kata lain kandungan vitamin C pada UC-1000 sebanyak 35,71 mg/5 ml.
Adanya perbedaan tersebut menunjukkan adanya kesalahan dalam percbaan.
Kesalahan tersebut disebabkan oleh berbagai faktor di antaranya larutan natrium
sulfat yang tidak distandardisasi, penambahan titran yang berlebih, I 2 yang telah
teroksidasi dan pengamatan setiap orang berbeda saat menentukan titik akhir
titrasi.
Sumber vitamin C adalah sayuran berwarna hijau, buah-buahan. Perlu
diketahui bahwa rasa asam pada buah tidak selalu sejalan dengan kadar vitamin C
dalam buah tersebut, karena ras asam disebabkan oleh asam-asam lainyang
terdapat dalam buah bersama vitamin. Penyakit atau gejala yang tampak yang
disebabkan oleh defisiensi vitamin C adalah skorbut (pendarahan gusi), mudah
terjadi luka dan infeksi tubuh apabila sudah terjadi susah untuk disembuhkam,

hambatan pertumbuhan pada bayi dan anak-anak, pembentukan tulang yang tidak
normal pada bayi dan anak-anak, dan kulit mudah mengelupas.
Vitamin C dapat hilang karena hal-hal seperti pemanasan (menyebabkan
rusak/berbahayanya struktur), pencucian sayuran yang sebelumnya sudah
dipotong, adanya alkali atau suasana basa selama pengolahan, dan membuka
tempat berisi vitamin C sebab oleh udara akan terjadi oksidasi yang tidak
reversibel.
Aplikasi vitamin C dalam industri ialah sebagai bahan pengawet, Selain
berperan sebagai vitamin esensial yang berpotensi mencegah kanker dan sebagai
sumber suplemen bernutrisi, vitamin C juga merupakan pengawet yang baik.
Vitamin C kaya kandungan yang berfungsi mencegah oksigen dari kerusakan.
Dengan begitu makanan juga akan tetap segar dan penuh warna.
Simpulan
Berdasarkan percobaan, rata-rata kadar vitamin C yang diperoleh pada
tablet vitamin sebesar 41,36 mg/tablet dan kadar vitamin C dalam UC 1000
sebesar 34,763 mg/ml.
Daftar pustaka
Fessenden. 1982. Kimia Organik. Jilid 2. Jakarta : Erlangga
Girindra A. 1986. Biokimia I. Jakarta: Gramedia
Harjadi. 1986. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta : Erlangga
Hart H. 2003. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga
Hawab,HM. 2005. Pengantar Biokimia Edisi Revisi. Malang : Bayumedia
Lehninger A.1996. Dasar-dasar Biokimia. Maggy Thenawidjaya, penerjemah.
Jakarta : Erlangga.Terjemahan dari : Basic of Biochemistry
Mulyono HAM. 2005. Kamus Kimia. Jakarta : Bumi Aksara
Poedjiadji, Anna. 2009. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: UI Press.

Anda mungkin juga menyukai