Anda di halaman 1dari 23

TUGAS

MAKALAH PANGAN DAN GIZI


(Kekurangan yodium pada ibu hamil)

Oleh :

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS NEGERI JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
PURWOKERTO
2013

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah kekurangan konsumsi pangan bukanlah hal baru, namun masalah
ini tetap aktual terutama di negara-negara berkembang seperti halnya Indonesia.
Kehidupan manusia tak dapat dipisahkan dari masalah kekurangan konsumsi
pangan , sehingga kita sering menemukan ketidak mampuan masyarakat dalam
hal pengelolaan makanan yang baik sesuai dengan standar gizi kesehatan.
Salah satu upaya yang mempunyai dampak cukup penting terhadap
peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) adalah peningkatan status
gizi yang merupakan salah satu faktor yang menentukan kualitas hidup dan
produktivitas kerja.
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) merupakan salah satu
masalah gizi utama di Indonesia yang memerlukan penanganan yang intensif.
Kenyataannya, pengaruh zat yang satu ini bagi kecerdasan adalah bagaikan
garam dalam sayur. Walaupun sedikit, tapi sangat diperlukan. Akibat kekurangan
yodium, bangsa kita dilaporkan telah kehilangan 140 juta angka IQ (Intelligence
Quotient point), yakni angka yang menunjukkan tingkat kecerdasan seseorang.
Hal ini berdampak pada rendahnya kualitas sumber daya manusia Indonesia,
khususnya generasi penerus bangsa kita.
Kekurangan yodium tidak hanya mengakibatkan pembesaran kelenjar
gondok (thyroid), tapi juga dapat mengakibatkan kelainan-kelainan lain berupa
gangguan fisik (pertumbuhan terhambat, kekerdilan, bisu dan tuli), gangguan
mental, dan gangguan neuromotor. Selain itu, kekurangan yodium dapat juga
mengakibatkan terjadinya kretinisme (kerdil), menurunnya kecerdasan dan untuk
tingkat yang

lebih berat dapat mengakibatkan gangguan pada otak dan

pendengaran serta kematian pada bayi.


Anak cerdas tentu dambaan setiap orang, sebab kecerdasan merupakan
modal tak ternilai bagi si anak untuk mengarungi kehidupan di hadapannya.
Beruntung kecerdasan yang baik ternyata bukan harga mati, melainkan dapat di

upayakan. Faktor genetik Cuma memiliki peranan sebesar 48% dalam


membentuk IQ anak. Sisanya adalah faktor lingkungan, termasuk ketika si anak
masih dalam kandungan. Perkembangan kesehatan dan kecerdasan anak sudah
dimulai sejak dalam kandungan. Bila selama hamil pola makan ibu cukup baik
dan seimbang , maka beragam jenis zat gizi yang dibutuhkan tubuh, termasuk
yodium akan terpenuhi. Kualitas bayi memang sangat dipengaruhi oleh keadaan
gizi calon ibu selama hamil. Bila kekurangan satu unsur saja, misalnya yodium,
maka proses tumbuh kembang janin menjadi terganggu. Hal inilah yang menjadi
penyebab terhambatnya perkembangan bagian otak bayi sehingga akan
mempengaruhi tingkat kecerdasan anak pada akhirnya.
Perkembangan kesehatan dan kecerdasan anak sudah dimulai sejak dalam
kandungan. Bila selama hamil pola makan ibu cukup baik dan seimbang, maka
beragam jenis zat gizi yang dibutuhkan tubuh, termasuk yodium akan terpenuhi.
Kualitas bayi memang sangat dipengaruhi oleh keadaan gizi calon ibu selama
hamil. Bila kekurangan satu unsur saja, misalnya yodium, maka proses tumbuh
kembang janin menjadi terganggu. Produksi hormone tiroid pun akan terganggu ,
sehingga jumlahnya berkurang. Timbul lah keadaan yang disebut hipotiroidisme.
Hal ini terjadi karena bagian otak yang disebut korteks serebral (selaput otak
besar) tidak berkembang dengan baik. Terhambatnya perkembangan bagian otak
tersebut mengakibatkan jumlah dan besarnya sel-sel neuron (sel saraf) yang
terbentuk di otak menjadi berkurang. Selain itu, sel saraf yang disebut akson
maupun dendrit juga tidak berkembang dengan sempurna.
Hubungan antara yodium dengan tingkat kecerdasan adalah sebagai
berikut, pada hormon tiroid intake yodium yang cukup dibutuhkan bagi fungsi
tiroid yang normal. Tanpa intake iodium yang cukup, hormon tidak dapat
disintesis. Kerja hormon tiroid dinyatakan sebagai pengatur pertumbuhan dan
perkembangan , efek kalorigenik, efek

kardiovaskular, efek metabolik, dan

penghambatan sekresitirotropin (Thyroid stimulating hormone/TSH) oleh


pituitari (kelenjar di bawah otak).

Yodium merupakan unsur hara sejenis mineral yang diperlukan oleh


tubuh manusia. Biasanya yodium terdapat di alam, baik di tanah maupun di air.
Yodium adalah zat gizi mikro esensial yang mengandung hormon tiroksin.
Artinya, hanya dibutuhkan dalam jumlah yang sangat sedikit oleh tubuh berguna
untuk pertumbuhan dan perkembangan mahluk hidup. Meskipun demikian,
apabila zat ini tidak terdapat dalam tubuh, banyak proses metabolisme yang akan
terganggu.

Kekurangan yodium bisa mengakibatkan pembesaran kelenjar

gondok dan kretin (terbelakang). Yodium diperlukan oleh calon ibu, karena
calon ibu sangat membutuhkan yodium agar janin yang di kandungnya lahir
sehat. Bukan sebatas itu saja, akibat kekurangan zat yodium, banyak anak-anak
memiliki poin intelligence quotient (IQ) hanya 13,5 dibandingkan mereka yang
mendapat yodium yang cukup.
Hasil beberapa penelitian, anak-anak yang kekurangan yodium itu lebih
bodoh dibandingkan anak yang berkecukupan mengkonsumsi yodium. Yodium
semula diserap didalam sel folikel dari kelenjar gondok dalam bentuk garam
iodida. Sel folikel mengubah iodide menjadi yodium. Satu diantara sejumlah
proses metabolisme yang membutuhkan unsur yodium adalah pembentukan
hormon tiroid. Hormon tiroid dibentuk oleh kelenjar tiroid atau kelenjar gondok
yang terletak pada leher bagian depan, dekat jakun. Hormon ini berfungsi
membantu proses perkembangan dan pematangan otak, yang berlangsung sejak
janin masih berada didalam kandungan, hingga lahir dan tumbuh dewasa. Pada
keadaan normal, janin mulai memproduksi hormon tiroid ketika kehamilan
mencapai umur antara 10-12 minggu.
Sekresi hormon tiroid diatur oleh tirotropin (Thyroid stimulating
hormone/TSH). Apabila jumlah yodium yang tersedia tidak mencukupi ,
produksi tiroksin dan triodo tironin menurun dan sekresi TSH oleh pituitari
meningkat, kerja hormon tiroid yang berkaitan dengan penggunaan oksigen dan
yang berkaitan dengan sintesis protein sebagai pengatur pertumbuhan dan
perkembangan akan terganggu. Dengan mengkonsumsi yodium dalam porsi yang
cukup, gangguan tingkat kecerdasan dapat dihindari. Di dalam tubuh kita,

sebenarnya kandungan yodium relatif sedikit, biasanya hanya 15-20 mg.


Sementara itu, untuk proses pertumbuhan dan perkembangan, tubuh kita
membutuhkan sekitar 150 mg perhari (0,10-0,15 gram). Kalau kebutuhan ini
tidak ditambah terus secara rutin melalui makanan, lama kelamaan yodium yang
tersedia di dalam tubuh akan terus berkurang.
Dari pemaparan diatas dapat diketahui dampak dari kekurangan zat
Yodium begitu luas, walaupun masih dalam kandungan, setelah lahir bahkan
sampai dewasa. Yang sangat mengkhawatirkan akibatnya adalah pada susunan
syaraf pusat , karena akan berpengaruh pada kecerdasan dan perkembangan
sosial masyarakat di kemudian hari.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana menjelaskan tentang apa itu GAKY?
2. Mengapa kekurangan zat yodium saat kehamilan dapat menurunkan tingkat
kecerdasan anak?

C. Tujuan
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui sebab akibat dari kekurangan zat yodium
saat masa kehamilan
2. Agar mahasiswa dapat memberikan solusi bagi masyarakat mengenai masalah
kekurangan zat yodium dalam masa kehamilan

II.

PEMBAHASAN

A. Pengertian GAKY
Gangguan Akibat Kekurang Yodium (GAKY) adalah gejala yang
timbul karena tubuh seseorang kekurangan yodium secara terus menerus
dalam jangka waktu yang cukup lama. GAKY merupakan salah satu masalah
kesehatan masyarakat yang serius mengingat dampaknya sangat besar
terhadap kelangsungan hidup dan kualitas sumber daya manusia.
Pada ibu hamil penderita GAKY berat untuk kurun waktu lama (kronik),
dampak buruk GAKY mulai terjadi pada kehamilan trimester kedua tetapi
masih dapat diperbaiki apabila segera mendapat suplemen zat yodium.
Apabila GAKY terjadi pada kehamilan tua (lebih dari trimester kedua),
dampak buruknya tidak dapat diperbaiki, artinya kelainan fisik dan mental
yang terjadi pada janin akan menjadi permanen sampai dewasa. Dampak
buruk pada janin dan bayi dapat berupa keguguran, lahir mati, lahir cacat,
kretin/cebol, kelainan psikomotor dan kematian bayi. Pada anak usia sekolah
dan orang dewasa GAKY dapat berakibat pembesaran kelenjar gondok, cacat
mental dan fisik.
Selama ini perhatian para pakar terpusat pada GAKY tingkat berat, dan
tingkat sedang, baru sekitar sepuluh tahun belakang ini tertarik mengamati apa
yang terjadi pada GAKY tingkat ringan yang jumlahnya jauh lebih besar.
Dampak buruk GAKY tingkat ringan ternyata lebih mengejutkan. Pada
tingkat ringan sudah terjadi kelainan perkembangan sel-sel syaraf yang
mempengaruhi kemampuan belajar anak yang ditunjukkan dengan rendahnya
IQ anak penderita GAKY. Perkembangan sel otak terjadi dengan pesat pada
janin dan anak sampai usia dua tahun, karena itu ibu hamil penderita GAKY
tingkat ringan dapat memberikan dampak buruk pada perkembangan syaraf
motorik dan kognitif janin yang berkaitan dengan perkembangan kecerdasan
anak.

Untuk mengetahui masalah kurang yodium, pemantauan besaran


masalah dilakukan survei nasional. Pada tahun 1980 prevalensi GAKY pada
anak usia sekolah adalah 27,7%,prevalensi ini menurun menjadi 9,8% pada
tahun 1988. Walaupun terjadi perubahan yang berarti, GAKY masih dianggap
masalah kesehatan masyarakat, karena secara umum prevalensi masih di atas
5%. Tahun 2003 dilakukan lagi survei nasional, yang dibiayai melalui Proyek
Intensifikasi Penanggulangan GAKY (IP-GAKY), untuk mengetahui dampak
dari intervensi program penanggulangan GAKY.
Upaya pencegahan dan penanggulangan GAKY, dapat dilakukan
dengan menggunakan garam beryodium dalam hidangan sehari-hari. Agar
yodium yang terkandung di dalam garam tidak hilang saat pemasakan,
dianjurkan penambahan dilakukan saat masakan sudah matang dan dalam
keadaan dingin.Upaya pencegahan dan penanggulangan dilakukan dengan:
Monitoring garam setiap Februari dan Agustus di tingkat masyarakat;
Penyuluhan kesehatan terutama mengenai GAKY, garam beryodium, bahan
makanan yang banyak mengandung zat yodium yang diperoleh dari makanan
berasal dari laut dan bahan makanan goitrogenik (penghambat penyerapan
yodium) seperti kol, singkong, jagung, rebung dan ubi jalar; Pemberian kapsul
minyak yodium untuk setiap kasus yang ditemukan, ibu hamil dan Wanita
Usia Subur; Pemetaan GAKY sebagai upaya pelacakan kasus GAKY di
tingkat masyarakat.
Sebagai upaya dari kegiatan tindak lanjut penanggulangan dan
pencegahan GAKY adalah dengan meningkatkan kerja sama dari berbagai
sektor terkait, dalam melakukan pemantauan mutu garam beryodium. Setiap
upaya yang ditujukan untuk kepentingan masyarakat, akan lebih berhasil jika
masyarakat secara aktif turut berperan serta.Oleh karena itu, peran serta
masyarakat sangat diperlukan terutama dalam rangka meningkatkan
kemampuan masyarakat untuk dapat menolong dirinya sendiri di bidang
kesehatan.

B . Pengertian Yodium
Yodium adalah sejenis mineral yang terdapat di alam, baik di tanah
maupun di air. Yodium merupakan zat gizi mikro yang diperlukan untuk
pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup. Yodium diperlukan tubuh
dalam pembentukan hormon tiroksin untuk mengatur pertumbuhan dan
perkembangan mulai dari janin sampai dewasa. Garam beryodium adalah
garam yang telah diperkaya dengan KIO3(Kalium Iodat) yang dibutuhkan tubuh
untuk pertumbuhan dan kecerdasan. Garam beryodium yang digunakan sebagai
garam konsumsi harus memenuhi standar nasional indonesia (SNI) antara lain
mengandung yodium sebesar 30 80 ppm.
Kebutuhan tubuh akan Yodium rata-rata mencapai 1-2 mikrogram per
kilogram berat badan per hari. Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi
menganjurkan konsumsi Yodium per hari berdasarkan kelompok umur.
Sesungguhnya kebutuhan terhadap Yodium sangat kecil, pada orang dewasa
hanya 150 mikrogram (1 mikrogram = seperseribu miligram).
Manfaat garam beryodium
Garam beryodium dapat mencegah terjadinya gangguan akibat kekurangan
yodium (GAKY) yang terbagi atas :
a. Tingkat ringan
pembesaran kelenjar gondok sehingga keindahan yaitu kecantikan
berkurang, kelainan perkembangan sel-sel syaraf yang mempengaruhi
kemampuan belajar anak yang ditunjukkan dengan rendahnya IQ anak
penderita GAKY
b. Tingkat sedang
pembesaran kelenjar gondok, cepat lelah dan tidak tahan kerja, keguguran
pada ibu hamil
c. Tingkat berat
Bayi lahir kretin. Kretin adalan keadaan dimana terdapat dua atau lebih
kelainan sbb : pembesaran kelenjar gondok, gangguan perkembangan

mental, gangguan pendengaran (dapat sampai tuli), gangguan pertumbuhan.


gangguan saraf penggerak , mata juling
Makanan Sumber Yodium
1) Untuk Non-vegetarian:
- Salmon
- Tuna
- Kerang
- Cod
- Herring
- Garam beryodium
2) Untuk Vegetarian:
- Kelp
- Rumput Laut
- Produk susu dan susu
- Garam beryodium
jumlah konsumsi garam yang dianjurkan
1. Setiap orang dianjurkan mengkonsumsi garam yodium sekitar satu sendok
teh setiap hari
2.

Dalam kondisi tertentu dimana keringat keluar berlebihan, dianjurkan


untuk mengkonsumsi garam beryodium 2 sendok the sehari

3. Bagi orang yang menderita hipotensi (darah tinggi) atau yang harus
mengurangi konsumsi garam, tetap mengkonsumsi garam beryodium.Tetapi
dalam jumlah sedikit dan dianjurkan mengkonsumsi makanan dari laut yang
kaya akan yodium seperti ikan, udang, ganggang laut.
4.

Kandungan yodium, yaitu :


a) 50 mikrogram/hari untuk bayi (12 bulan pertama)
b) 90 mikrogram/hari untuk anak (usia 2-6 tahun)
c) 120 mikrogram/hari untuk anak usia sekolah (usia 7-12 tahun)
d) 150 mikrogram/hari untuk dewasa (diatas usia 12 tahun)
e) 200 mikrogram/hari meneteki & 175 mikrogram/hari untuk ibu hamil

Gangguan

Akibat

Kekurangan

Yodium

(GAKY)

adalah

sekumpulan gejala atau kelainan yang ditimbulkan karena tubuh menderita


kekurangan Yodium secara terus menerus dalam waktu yang lama yang
berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup (manusia dan
hewan) (DepKes RI, 1996). Makin banyak tingkat kekurangan Yodium yang
dialami makin banyak komplikasi atau kelainan yang ditimbilkannya, meliputi
pembesaran kelenjar tiroid dan berbagai stadium sampai timbul bisu-tuli dan
gangguan mental akibat kretinisme (Chan et al, 1988).
Kodyat (1996) mengatakan bahwa pada umumnya masalah ini lebih
banyak terjadi di daerah pegunungan dimana makanan yang dikonsumsinya
sangat tergantung dari produksi makanan yang berasal dari tanaman setempat
yang tumbuh pada kondisi tanah dengan kadar Yodium rendah. Masalah
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) merupakan masalah yang
serius mengingat dampaknya secara langsungmempengaruhi kelangsungan
hidup dan kulitas manusia. Kelompok masyarakat yang sangat rawan terhadap
masalah dampak defisiensi Yodium adalah wanita usia subur (WUS) ; ibu
hamil ; anak balita dan anak usia sekolah (Jalal, 1998).
Masa kehamilan merupakan periode yang sangat menetukan kualitas
sumberdaya manusia dimasa depan, karena tumbuh kembang anak sangat
ditentukan sejak masa janin dalam kandungan ibu. Menurut Jalal (1998) jika
ibu hamil mempunyai status kesehatan dan status gizi yang baik janin yang
dikandungnya akan berkualitas dan keselamatan ibu sewaktu melahirkan akan
lebih berjamin. Karena itu kesadaran dan perilaku gizi dan kesehatan
merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi kualitas janin
yang dikandungnya dan juga bagi anggota keluarga yang lainnya.
Kebutuhan energi dan gizi lain selama kehamilan meningkat. Peningkatan
kebutuhan ini digunakan untuk pembentukan sel-sel dan jaringan baru lainnya
serta untuk memenuhi kebutuhan energi pertumbuhan dan aktifitas bagi ibu
maupun energi pertumbuhan untuk janin yang dikandungnya (Hardinsyah dan

Martianto, 1992). Oleh karena itu diperlukan sejumlah tambahan zat gizi untuk
memenuhi kebutuhan kedua-duanya. Kebutuhan yodium untuk ibu hamil
adalah 25 mikrogram diatas kebutuhan normal untuk orang dewasa 150
mikrogram. Jadi total kebutuhan ibu hamil akan yodium sebesar 175
mikrogram (Widyakanya Nasional Pangan dan Gizi, 1998).
Tambahan tersebut sebagian dapat dimanfaatkan untuk keperluan tubuh
ibu hamil (aktivitas kelenjar tiroid) dan sebagiannya lagi untuk pertumbuhan
dan perkembangan janin khususnya perkembangan otok. Bagi ibu hamil yang
mengkonsumsi yodium tidak mencukupi kebutuhan maka bayi atau janin yang
dikandung akan mengalami gangguan perkembangan otak (berat otak
berkurang), gangguan perkembangan fetus dan pasca lahir, kematian perinatal
(abortus) meningkat, kemudian setelah bayi dilahirkan mempunyai berat lahir
rendah (BBLR) dan terdapat gangguan pertumbuhan tengkorak serta
perkembangan skelet, sedangkan bagi tubuh ibu hamil akan mengalami
gangguan aktivitas kelenjar tiroid. Pada kondisi ini tubuh akan mengalami
penyesuaian yang pda akhirnya akan mengalami pembesaran kelenjar tiroid
yang dikenal dengan sebutan gondok (Djokomoejanto, 1993 dan WHO 1994).
Bilamana kehamilan terjadi pada daerah dengan lingkungan yang cukup
yodium tidak akan menimbulkan masalah, sebab tersedianya jumlah yodium
yang cukup selama hamil akan mendukung proses adaptasi fisiologik, sehingga
tidak sampai menimbulkan hipotiroksinemia maupun pembesaran kelenjar
gondok. Namun bagi wanita hamil yang sehat yang tinggal di daerah defisiensi
yodium, peru-bahan patologik akan muncul sebagai akibat stimulasi berlebih
pada kelenjar tiroid maternal, sehingga timbul hipotiroksinemia baik relatif
maupun absolut serta goitrogenesis, yang tergantung pada berat ringannya
defisiensi yodium yang terjadi.
Tidak hanya faktor defisiensi, karena ternyata kehilangan yodium selama
hamil juga diperburuk lewat meningkatnya clearance ginjal. Selain itu cadangan
yodium maternal juga kritis, karena harus terbagi pula bagi fetus yang semenjak
trimester dua keha-milan kelenjar tiroidnya sudah mulai tumbuh dan

berkembang. Kondisi-kondisi akibat kurang tersedianya yodium selama hamil


inilah yang menimbulkan stimulasi pada sistem tiroid ibu melalui mekanisme
umpan balik hipofisistiroid.
Pengaruh defisiensi yodium waktu hamil terhadap perkembangan anak.
Perkembangan anak merupakan produk akhir dari perkembangan sistem saraf.
Maka dengan mengamati berbagai domain perkembangan anak akan membantu
menjelaskan bagaimana pengaruh defisiensi yodium pada kehamilan. Dengan
menggunakan instrumen Van Wiechen guna pemerik-saan perkembangan dari
umur 024 bulan ditemu-kan bahwa defisiensi yodium pada kehamilan
berdampak buruk terhadap semua bidang perkem-bangan yaitu motorik halus,
adaptasi, personal-sosial, komunikasi serta motorik kasar dari umur 0 sampai
24 bulan.
Profil keterlambatannya bersifat global, yaitu hampir semua anak
mengalami keterlambatan di semua sektor. Profil yang demikian pada usia dini
merupakan risiko terhadap timbulnya retardasi mental atau defisiensi mental di
umur-umur selanjutnya. Kesimpulan ini juga didukung oleh adanya korelasi
yang bermakna antara perkembangan tonus, refleks primitif dan respons
postural yang mencerminkan integritas neurologik pada umur 0-2 bulan dengan
semua bidang perkembangan anak di usia 22-24 bulan. Status yodium dan
hormon tiroid yang lebih baik pada ibu hamil memberi dampak positif yaitu
performance yang lebih baik pula pada semua bidang perkembangan. Fakta
ini ditunjukkan oleh ibu hamil dan anak-anak di daerah telah-cukup-yo-dium.
Perkembangan anak di daerah ini lebih baik dibanding dengan daerah
defisiensi, walaupun be-lum sempurna. Ternyata perkembangan motorik kasar
mereka berkembang lebih baik dibanding bi-dangbidang perkembangan lainnya
Kekurangan yodium pada janin akibat Ibunya kekurangan yodium.
Keadaan ini akan menyebabkan besarnya angka kejadian lahir mati, abortus,
dan cacat bawaan, yang semuanya dapat dikurangi dengan pemberian yodium.
Akibat lain yang lebih berat pada janin yang kekurangan yodium adalah kretin
endemik. Kretin endemik ada dua tipe, yang banyak didapatkan adalah tipe

nervosa, ditandai dengan retardasi mental, bisu tuli, dan kelumpuhan spastik
pada kedua tungkai. Sebaliknya yang agak jarang terjadi adalah tipe
hipotiroidisme yang ditandai dengan kekurangan hormon tiroid dan kerdil.
Penelitian terakhir menunjukkan, transfer T4 dari ibu ke janin pada awal
kehamilan sangat penting untuk perkembangan otak janin. Bilamana ibu
kekurangan yodium sejak awal kehamilannya maka transfer T4 ke janin akan
berkurang sebelum kelenjar tiroid janin berfungsi.Jadi perkembangan otak janin
sangat tergantung pada hormon tiroid ibu pada trimester pertama kehamilan,
bilamana ibu kekurangan yodium maka akan berakibat pada rendahnya kadar
hormon tiroid pada ibu dan janin. Dalam trimester kedua dan ketiga kehamilan,
janin sudah dapat membuat hormon tiroid sendiri, namun karena kekurangan
yodium dalam masa ini maka juga akan berakibat pada kurangnya
pembentukan hormon tiroid, sehingga berakibat hipotiroidisme pada janin.
Yang sangat penting diketahui pada saat ini, adalah fungsi tiroid pada
bayi baru lahir berhubungan erat dengan keadaan otak pada saat bayi tersebut
lahir. Pada bayi baru lahir, otak baru mencapai sepertiga, kemudian terus
berkembang

dengan

cepat

sampai

usia

dua

tahun.

Hormon

tiroid

pembentukannya sangat tergantung pada kecukupan yodium, dan hormon ini


sangat penting untuk perkembangan otak normal. Di negara sedang
berkembang dengan kekurangan yodium berat, penemuan kasus ini dapat
dilakukan dengan mengambil darah dari pembuluh darah balik talipusat segera
setelah bayi lahir untuk pemeriksaan kadar hormon T4 dan TSH. Disebut
hipotiroidisme neonatal, bila didapatkan kadar T4 kurang dari 3 mg/dl dan TSH
lebih dari 50 mU/mL.
Pada daerah dengan kekurangan yodium yang sangat berat, lebih dari
50% penduduk mempunyai kadar yodium urin kurang dari 25 mg per gram
kreatinin, kejadian hipotiroidisme neonatal sekitar 75-115 per 1000 kelahiran.
Yang sangat mencolok, pada daerah yang kekurangan yodium ringan, kejadian
gondok sangat rendah dan tidak ada kretin, angka kejadian hipotiroidisme
neonatal turun menjadi 6 per 1000 kelahiran. Dari pengamatan ini disimpulkan,

bila kekurangan yodium tidak dikoreksi maka hipotiroidisme akan menetap


sejak bayi sampai masa anak. Ini berakibat pada retardasi perkembangan fisik
dan mental, serta risiko kelainan mental sangat tinggi. Pada populasi di daerah
kekurangan yodium berat ditandai dengan adanya penderita kretin yang sangat
mencolok.
Penelitian pada anak sekolah yang tinggal di daerah kekurangan yodium
menunjukkan prestasi sekolah dan IQ kurang dibandingkan dengan kelompok
umur yang sama yang berasal dari daerah yang berkecukupan yodium. Dari sini
dapat disimpulkan kekurangan yodium mengakibatkan keterampilan kognitif
rendah. Semua penelitian yang dikerjakan di daerah kekurangan yodium
memperkuat adanya bukti kekurangan yodium dapat menyebabkan kelainan
otak yang berdimensi luas. Dalam penelitian tersebut juga ditegaskan, dengan
pemberian koreksi yodium akan memperbaiki prestasi belajar anak sekolah.
Faktor penentu kadar T3 otak dan T3 kelenjar hipofisis adalah kadar T4 dalam
serum, bukan kadar T3 serum, sebaliknya terjadi pada hati, ginjal dan otot.
Kadar T3 otak yang rendah, yang dapat dibuktikan pada tikus yang kekurangan
yodium, didapatkan kadar T4 serum yang rendah, akan menjadi normal kembali
bila dilakukan koreksi terhadap kekurangan yodiumnya.
Keadaan ini disebut sebagai hipotiroidisme otak, yang akan menyebabkan
bodoh dan lesu, hal ini merupakan tanda hipotiroidisme pada anak dan dewasa.
Keadaan lesu ini dapat kembali normal bila diberikan koreksi yodium, namun
lain halnya bila keadaan yang terjadi di otak. Ini terjadi pada janin dan bayi
yang otaknya masih dalam masa perkembangan, walaupun diberikan koreksi
yodium otak tetap tidak dapat kembali normal. Pada orang dewasa, dapat terjadi
gondok dengan segala komplikasinya,yang sering terjadi adalah hipotiroidisme,
bodoh, dan hipertiroidisme. Karena adanya benjolan/modul pada kelenjar tiroid
yang berfungsi autonom. Disamping efek tersebut, peningkatan ambilan
kelenjar tiroid yang disebabkan oleh kekurangan yodium meningkatkan risiko
terjadinya kanker kelenjar tiroid bila terkena radiasi.

Selama ini perhatian para pakar terpusat pada GAKY tingkat berat, dan
tingkat sedang, baru sekitar sepuluh tahun belakang ini tertarik mengamati apa
yang terjadi pada GAKY tingkat ringan yang jumlahnya jauh lebih besar.
Dampak buruk GAKY tingkat ringan ternyata lebih mengejutkan. Pada tingkat
ringan sudah terjadi kelainan perkembangan sel-sel syaraf yang mempengaruhi
kemampuan belajar anak yang ditunjukkan dengan rendahnya IQ anak
penderita GAKY. Perkembangan sel otak terjadi dengan pesat pada janin dan
anak sampai usia dua tahun, karena itu ibu hamil penderita GAKY tingkat
ringan dapat memberikan dampak buruk pada perkembangan syaraf motorik
dan kognitif janin yang berkaitan dengan perkembangan kecerdasan anak.
C. Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Masalah GAKY
Faktor Faktor yang berhubungan dengan masalah GAKY antara lain:
1.

Faktor Defisiensi Iodium dan Iodium Excess


Defisiensi iodium merupakan sebab pokok terjadinya masalah GAKI.

Hal ini disebabkan karena kelenjar tiroid melakukan proses adaptasi fisiologis
terhadap kekurangan unsur iodium dalam makanan dan minuman yang
dikonsumsinya (Djokomoeldjanto, 1994).
Hal ini dibuktikan oleh Marine dan Kimbell (1921) dengan pemberian
iodium pada anak usia sekolah di Akron (Ohio) dapat menurunkan gradasi
pembesaran kelenjar tiroid. Temuan lain oleh Dunn dan Van der Haal (1990)
di Desa Jixian, Propinsi Heilongjian (Cina) dimana pemberian iodium antara
tahun 1978 dan 1986 dapat menurunkan prevalensi gondok secara drastic dari
80 % (1978) menjadi 4,5 % (1986).
Iodium Excess terjadi apabila iodium yang dikonsumsi cukup besar secara
terus menerus, seperti yang dialami oleh masyarakat di Hokaido (Jepang) yang
mengkonsumsi ganggang laut dalam jumlah yang besar.

Bila iodium

dikonsumsi dalam dosis tinggi akan terjadi hambatan hormogenesis, khususnya


iodinisasi tirosin dan proses coupling (Djokomoeldjanto, 1994).

2.

Faktor Geografis dan Non Geografis


Menurut

Djokomoeldjanto

(1994)

bahwa

GAKY

sangat

erat

hubungannya dengan letak geografis suatu daerah, karena pada umumnya


masalah ini sering dijumpai di daerah pegunungan seperti pegunungan
Himalaya, Alpen, Andres dan di Indonesia gondok sering dijumpai di
pegunungan seperti Bukit Barisan Di Sumatera dan pegunungan Kapur
Selatan.
Daerah yang biasanya mendapat suplai makanannya dari daerah lain
sebagai penghasil pangan, seperti daerah pegunungan yang notabenenya
merupakan daerah yang miskin kadar iodium dalam air dan tanahnya. Dalam
jangka waktu yang lama namun pasti daerah tersebut akan mengalami
defisiensi iodium atau daerah endemik iodium (Soegianto, 1996 dalam Koeswo,
1997).
3.

Faktor Bahan Pangan Goiterogenik


Kekurangan iodium merupakan penyebab utama terjadinya gondok,

namun tidak dapat dipungkiri bahwa faktor lain juga ikut berperan. Salah
satunya adalah bahan pangan yang bersifat goiterogenik (Djokomoeldjanto,
1974). Williams (1974) dari hasil risetnya mengatakan bahwa zat goiterogenik
dalam bahan makanan yang dimakan setiap hari akan menyebabkan zat iodium
dalam tubuh tidak berguna, karena zat goiterogenik tersebut merintangi
absorbsi dan metabolisme mineral iodium yang telah masuk ke dalam tubuh.
Giterogenik adalah zat yang dapat menghambat pengambilan zat iodium
oleh kelenjar gondok, sehingga konsentrasi iodium dalam kelenjar menjadi
rendah. Selain itu, zat goiterogenik dapat menghambat perubahan iodium dari
bentuk anorganik ke bentuk organik sehingga pembentukan hormon tiroksin
terhambat (Linder, 1992).
Menurut Chapman (1982) goitrogen alami ada dalam jenis pangan seperti
kelompok Sianida (daun + umbi singkong , gaplek, gadung, rebung, daun
ketela, kecipir, dan terung) ; kelompok Mimosin (pete cina dan lamtoro) ;

kelompok Isothiosianat (daun pepaya) dan kelompok Asam (jeruk nipis,


belimbing wuluh dan cuka).
4.

Faktor Zat Gizi Lain


Defisiensi

protein

dapat

berpengaruh

terhadap

berbagai

tahap

pembentukan hormon dari kelenjar thyroid terutama tahap transportasi


hormon. Baik T3 maupun T4 terikat oleh protein dalam serum, hanya 0,3 % T4
dan 0,25 % T3 dalam keadaan bebas. Sehingga defisiensi protein akan
menyebabkan tingginya T3 dan T4 bebas, dengan adanya mekanisme umpan
balik pada TSH maka hormon dari kelenjar thyroid akhirnya menurun.
D. Dampak GAKY
Terhadap lingkungan:
- Pertumbuhan yang tidak normal
- pada keadaan yang parah terjadi kretinisme
- keterlambatan perkembangan jiwa dan kecerdasan
- tingkat kecerdasan yang rendah
- mulut menganga dan lidah tampak dari luar
Kelangsungan hidup:
wanita hamil didaerah Endemik Gangguan Akibat Kekurangan Yodium akan
mengalami berbagai gangguan kehamilan, antara lain :
- abortus
- bayi lahir mati
- hipothryroid pada neonatal
Pertumbuhan social :
Dampak social yang ditimbulkan oleh GAKY berupa terjadinya gangguan
perkembangan mental, lamban berpikir, kurang bergairah sehingga orang
semacam ini sulit dididik dan di motivasi
Perkembangan ekonomi :
GAKY akan mengalami gangguan metabolisme sehingga badannya akan
merasa dingin dan lesu sehingga akan berakibatnya rendahnya produktivitas
kerja, yang akan mempengaruhi hasil pendapatan keluarga.

E. Penanggulangan GAKY
Penyebab utama terjadinya GAKY adalah kekurangan Yodium. Yodium
merupakan salah satu unsur mineral mikro yang sangat dibutuhkan oleh tubuh
walaupun dalam jumlah yang relatiFe kecil. Namun apabila diabaikan dapat
menimbulkan

efek

atau

dampak

yang

cukup

berpengaruh

dalam

kehidupan semua orang dan korban penderita GAKY akan menjadi beban
semua orang yang ada disekitar kehidupannya.
Ada beberapa pendapat yang salah dan kenyataan yang berbeda. Pendapat
yang salah, misalnya, garam beryodium dapat mengobati GAKY seperti kretin,
namun kenyataan GAKY tidak dapat diobati kecuali hanya dicegah. Juga
pendapat yang salah, bahwa mengkonsumsi yodium sangat berbahaya,
kenyataannya mengkonsumsi yodium, melalui garam beryodium dalam jangka
lama tidak berbahaya.Pemecahan masalah sebenarnya sangat sederhana,
berikan satu sendok yodium pada setiap orang yang membutuhkan, dan terus
menerus. Karena yodium tidak dapat disimpan oleh tubuh dalam waktu lama,
dan hanya dibutuhkan dalam jumlah sedikit sehingga harus berlangsung terus
menerus.
Pada daerah kekurangan yodium endemik akibat tanah dan hasil panen
serta rumput untuk makanan ternak tidak cukup kandungan yodiumnya untuk
dikonsumsi oleh penduduk setempat, maka suplementasi dan fortifikasi yodium
yang diberikan terus menerus sangat tinggi angka keberhasilannya.Yang paling
sering digunakan untuk melawan GAKY adalah program garam beryodium dan
suplementasi minyak beryodium. Pilihan pertama tentunya dengan garam
beryodium karena biayanya sangat murah, dan teknologinya mudah. Untuk
suplementasi minyak beryodium, keuntungannya praktis, sebaiknya hanya
untuk intervensi pada populasi yang berisiko, walaupun mudah pemakaiannya,
namun memerlukan teknologi yang lebih rumit.
Penyuluhan kesehatan secara berkala pada masyarakat perlu dilakukan,
demikian juga perlu diberikan penjelasan pada pembuat keputusan, dan
tentunya juga diberikan tambahan pengetahuan kepada tenaga kesehatan.

Selanjutnya yang penting juga adalah penelitian tentang GAKY dengan


pendekatan multidisiplin, baik klinis, eksperimental maupun epidemiologi,
untuk menemukan cara yang terjamin dan mudah penerapannya.GAKY yang
terlihat di masyarakat atau populasi, hanya sebagai puncak gunung es. Di
daerah endemik, gondoklah yang terlihat dari bagian puncak gunung es
tersebut, namun efek dari kekurangan yodium yang utama yaitu kerusakan otak
merupakan komponen yang tersembunyi dan tidak terlihat .

III.

PENUTUP

A. Kesimpulan
Yodium dibutuhkan untuk sintesis hormon ti-roid, di mana hormon ini
penting bagi aspek tum-buh kembang semua organ dan sistem tubuh, termasuk bagi perkembangan otak yang normal sela-ma masa fetal dan awalawal kehidupan post-natal. Bila terjadi defisiensi semasa hamil,
pengaruhnya terhadap fetus sangat merugikan karena dapat beresiko
timbulnya abortus, stillbirth, early infant death, dan terganggunya
perkembangan otak yang bersifat irreversible. Perkembangan otak yang
terganggu tersebut tercermin dari terlambatnya perkembangan tonus dan
reaksi postural.
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) adalah salah satu
masalah gizi utama lain di Indonesia. Penyebabnya adalah rendahnya
konsumsi iodium dalam makanan sehari-hari. Untuk mengatasiunya maka
pemerintah mewajibkan garam untuk difortifikasi dengan iodium. Akibat
kekurangan iodium adalah rendahnya IQ, membesarnya kelenjar gondok dan
timbulnya kretinisme.
Yang paling sering digunakan untuk melawan GAKY adalah program
garam beryodium dan suplementasi minyak beryodium. Penyuluhan
kesehatan secara berkala pada masyarakat perlu dilakukan, demikian juga
perlu diberikan penjelasan pada pembuat keputusan, dan tentunya juga
diberikan tambahan pengetahuan kepada tenaga kesehatan.Selanjutnya yang
penting juga adalah penelitian tentang GAKY dengan pendekatan
multidisiplin, baik klinis, eksperimental maupun epidemiologi, untuk
menemukan cara yang terjamin dan mudah penerapannya
B. Saran
Upaya untuk pencegahan dan penanggulangan GAKY, sebaiknya dapat
dilakukan dengan menggunakan garam beryodium dalam hidangan sehari
hari dan memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat terutama

mengenai GAKY, garam beryodium, bahan makanan yang banyak


mengandung zat yodium yang diperoleh dari makanan berasal dari laut dan
bahan makanan goitrogenik ( penghambat penyerapan yodium) seperti kol,
singkong, jagung, rebung dan ubi jalar .

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2007. GAKY. http://id.wikipedia.org/wiki/GAKY. diakses tanggal 4 oktober
2013
Brody, T. 1999. Nutritional Biochemistry. Second Edition. Academic Press.
University of California at Berkeley, California.
Chan, M., Javalera, and A. Rayes. 1988. A Discriptive Study abouth The General
Preceptions and Behavior Related to Goiter of Females Fifteen Years old
and above in Three Barangays of Ternate, Govite, Philipina. College of
Public Health, University oh Philipina, Manila.
DepKes RI. 1996. Gangguan Akibat Kekurangan Iodium dan Garam Beriodium .
Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat, Jakarta.
DitJen Pembinaan Kesehatan Masyarakat. 1995. Petunjuk Pelaksanaan Pemberian
Kapsul Minyak Beriodium. DirJen Pembinaan Gizi Masyarakat. DepKes
Jakarta.
Djokomoeldjanto, R. 1993. Hipotiroidi di Daerah Defisiensi Iodium.Kumpulan
Naskah Simposium GAKI. Hal. 35-46. Badan Penerbit Universitas
Diponegoro, Semarang.
Ganong, W.F. 1989. Review of medical Physiology, 14th Ed. A Lange Medical Book.
Prentice Hall International Inc.
Harper, L.J., Deaton and J.A. Driskel. 1985. Pangan, Gizi dan Pertanian(Penerjemah :
Soehardjo). UI Press, Jakarta.
Hetzel, B.S. 1989. An Overview of the Prevention and Control of Iodine Deficiency
Disorder ; in Hetzel, J.T. Dunn and J.B. Stanbury (ed) Hal. 7-29. Elvsevier
Science Plubbisher, New York.
Jalal, F. 1998. Agenda Perumusan Program Gizi Repelita VII untuk Mendukung
Manusia

yang

Pengembangan

SumberdayaBerkualitas. Widyakarya

Nasional Pangan dan Gizi VI, Jakarta.


Kodyat, B. 1996. Nutritional in Indonesia : Problems, Trends, Strategy and Program
Directorate of community Nutrition, Departemen Health, Jakarta.

Kodyat, Benny A. 1992. Masalah yang Dihadapi dalam penyelenggaraanIntervensi


Garam Fortifikasi dan Upaya Mengatasinya. Bogor : PAU IPB
Muchtadi. dkk.1992. Masalah-Masalah Fortifikasi Iodium dalam Penanggulangan
GAKI. PAU. IPB, Bogor.
Nurlaila,A., R. Syukur, J. Genisa dan L. Mathius. 1997. Studi Pengembangan Menu
Makanan Rakyat Kaya Iodium dengan Subtitusi Rumput Laut dan Analisa
Daya Terima. Laporan Akhir Penelitian Hibah Bersaing Bidang Kesehatan
dan Gizi Masyarakat.
Sauberlich, H.E. 1999. Assessment of Nutritional Status. Second Edition.CRC Press.
Boca Raton London New York Washington, DC.
Soehardjo. 1990. Petunjuk Laboratorium Penilaian Keadaan Gizi Masyarakat. PAU
Pangan dan Gizi. IPB, Bogor.
WHO. 1994. Indicator for Assesing Iodine Deficiency Disorder and Their Control
Through Salt Iodization. Geneva.
Williams, S.R. 1974. Nutrition and Diet Therapy. The CV Mosby Company. Sant
Louis.

Anda mungkin juga menyukai