PENDAHULUAN
I.
LATAR BELAKANG
Trauma adalah keadaan yang disebabkan oleh luka atau cidera.
Trauma abdomen adalah keadaan pada abdomen baik bagian dalam ataupun luar yang
disebabkan oleh luka atau cidera. Trauma tumpul abdomen yaitu trauma abdomen
tanpa penetrasi kedalam rongga peritoneum, dapat diakibatkan oleh pukulan,
benturan, ledakan, deselarasi, kompresi, atau sabuk pengaman.
Trauma tumpul abdomen sering kali ditemui pada unit gawat darurat.
Sebanyak 75% kasus trauma tumpul abdomen adalah akibat dari kecelakaan lalu
lintas, baik itu dengan kendaraan maupun pejalan kaki. Sedangkan trauma abdomen
akibat pukulan sebanyak 15% dan jatuh sebanyak 9%. Selebihnya diakibatkan
karena cidera akibat olahraga, deselarasi, kompresi atau sabuk pengaman, child abuse
dan domestic violence.
.
BAB II
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PENDERITA
Nama
: Ridwan
Jenis kelamin
: Laki-laki
Umur
: 15 tahun
Alamat
: Gedong
Agama
: Islam
Suku
: Aceh
Status Perkawinan
: Belum Kawin
Pendidikan
: SMP
Pekerjaan
: siswa
No. CM
: 06.00.99
: nyeri perut
Keluhan tambahan
: muntah darah
: Disangkal
: Disangkal
: Disangkal
C. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : lemah
Status generalisata :
Kulit
Kepala
: Mesosefal.
Mata
Hidung
Telinga
: Discharge (-)/(-).
Mulut
Leher
Dada
:
Inspeksi
: Simetris.
Palpasi
Perkusi
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: Laki-laki.
Ekstremitas
Superior
Inferior
Sianosis
-/-
-/-
Udem
-/-
-/-
Akral dingin
-/-
-/-
Jejas
-/-
-/-
Reflek fisiologis
+N/+N
+N/+N
Reflek patologis
-/-
-/-
Kekuatan otot
5 /5
5/5
Tonus
cukup
cukup
Status Lokalisata :
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
1. Antibiotik
2. analgetil
3. pemasangan NGT
4. transfusi darah
Operatif : Laparatomi Eksplorasi
H. POST OPERASI LAPARATOMI EKSPLORASI :
IV. PROGNOSIS
Tanggal
14/9/ 2014
15/9/ 2014
S
-nyeri perut (+),
-jejas perut sebelah
kanan(+)
- Distensi (+)
-mual (+)
-muntah (+)
- BAK(+)
-BAB(-)
-KA: (+/+)
-SI: (-/-)
-nyeri perut (+)
-jejas perut sebelah
-kanan(+)
- Distensi (+)
-mual (+)
-muntah(+)
- BAK(+)
-BAB(-)
-KA: (+/+)
-SI: (+/+)
Output urin:300 cc
KU : lemah
Sens: CM
TD:120/80
HR :100x/i
RR : 24x/i
T : 36,80C
Lp: 66 cm
HB: 12,9
Trauma
tumpul
abdomen
(+1)
- O2 2-4 l/i
- IVFD RL 20 gtt/i
- Inj. Cefotaxim 1 gr/12 j
KU : lemah
Sens: CM
TD:65/40
HR :75x/i
RR : 28x/i
T : 37,00C
Lp: 73 cm
Hb:15,6
Hb:14,2
LED: 6
Leukosit: 11,6
Leukosit: 12,0
Eritrosit: 5,3
Hematokrit:
44,0
Trauma
tumpul
abdomen
(+2)
- O2 2-4 l/i
- ifs RL guyur 2 fls
- ifs Nacl 0,9/20 gtt/i
-ifs Aminofluid/ H
-ifs Gelafusal/ H
-ifs metronidazole/12 j
-Inj. Cefotaxim 1 gr/12 j
MCV: 82
MCH: 29,1
MCHC:35,5
RDW:13,8
Trombosit: 214
BT:3
CT:8
16/9/ 2014
Output urin:200 cc
200 cc
Cek hb dan
leukosit setiap
30 menit
berturut-turut
selama 3hari
KU : lemah
Sens: CM
TD:110/50
HR :80x/i
RR : 30x/i
T : 37,00C
Lp: 76 cm
Hb:13,8
Hb:14,2
Leukosit: 11,5
Eritrosit: 4,7
Hematokrit:
39,2
MCV: 84
MCH: 29,6
MCHC:35,2
RDW:14,1
Trombosit: 152
Bilirubin T:
0,90
Bilirubin D:
0,47
Sgot: 137
Sgpt:262
alkli f: 212
ureum:72
creatinin: 2,48
uric acid: 9,3
Trauma
tumpul
abdomen
(+3)
- O2 2-6 l/i
- ifs Nacl 0,9/20 gtt/i
-ifs metronidazole/12 j
-Inj. fosmicin 1 gr/12 j
17/9/ 2014
KU : lemah
Sens: CM
TD:100/50
HR :80x/i
RR : 30x/i
T : 37,00C
Lp: 73 cm
Hb:11,1
- O2 2-4 l/i
Post
eksplorasi - ifs RL 30 gtt/i
laparatomy -ifs Aminofluid/ H
KU : lemah
Sens: CM
TD:120/60
HR :80x/i
RR : 24x/i
T : 37,00C
Hb:11,1
- O2 4 l/i
Post
eksplorasi - ifs RL 30 gtt/i
laparatomy -ifs Aminofluid/ H
KU : lemah
Sens: CM
TD:140/80
HR :80x/i
RR : 28x/i
T : 37,00C
Lp: 73 cm
Hb:11,1
Post
eksplorasi
laparatomy
(+3)
(+1)
-ifs Gelafusal/ H
-Inj. fosmicin 1 gr/12 j
Output urin:500 cc
18/9/ 2014
(+2)
Output urin:500 cc
400
500
Output urin:950 cc
19/9/ 2014
-ifs Gelafusal/ H
- O2 4 l/i
- ifs RL 30 gtt/i
-ifs eas primer/ H
-ifs Gelafusal/ H
-Inj. fosmicin 1 gr/12 j
-Inj. crome / 8 j
-Inj. Gastrover 1vial /12 j
-Inj. Ondancentron /12j
-Inj. Kalnex /12 j
-Inj.torasit/ 8 j
- Inj. mikasin 0,5 g /12 j
Farmadol fls /12j
20/9/ 2014
KU : lemah
Sens: CM
TD:110/60
HR :80x/i
RR : 24x/i
T : 37,00C
Lp: 73 cm
Hb:11,1
Post
eksplorasi
laparatomy
(+4)
KU : lemah
Sens: CM
TD: 80/70
HR :80x/i
RR : 24x/i
T : 37,00C
Lp: 73 cm
Hb:13,5
Post
eksplorasi
laparatomy
(+5)
KU : lemah
Sens: CM
TD: 120/70
HR :75x/i
RR : 26x/i
T : 37,00C
Lp: 73 cm
Hb:11,1
Albumin:2,2
Ureum: 65
Creatinin: 1,62
Urinacid:5,6
Post
eksplorasi
laparatomy
(+6)
KU : lemah
Post
-Inj. crome / 8 j
-Inj. Gastrover 1vial /12 j
-Inj. Ondancentron /12j
-Inj. Kalnex /12 j
-Inj.torasit/ 8 j
- Inj. mikasin 0,5 g /12 j
Farmadol fls /12j
Output urin:200 cc
400
600
21/9/ 2014
Output urin:300 cc
200
700
Drain 300 cc
23/9/ 2014
- O2 4 l/i
- ifs RL 30 gtt/i
-ifs eas primer/ H
-ifs Gelafusal/ H
-Inj. fosmicin 1 gr/12 j
-Inj. crome / 8 j
-Inj. Prosogan /12 j
-Inj. Ondancentron /12j
-Inj. Kalnex /12 j
-Inj.torasit/ 8 j
- Inj. mikasin 0,5 g /12 j
Farmadol fls /12j
Output urin:300 cc
400
700
Drain 300 cc
22/9/ 2014
- O2 4 l/i
- ifs RL 30 gtt/i
-ifs eas primer/ H
-ifs Gelafusal/ H
-Inj. fosmicin 1 gr/12 j
- O2 3 l/i
- ifs RL 30 gtt/i
-ifs eas primer/ H
-ifs Gelafusal/ H
-Inj. fosmicin 1 gr/12 j
-Inj.torasit/ 8 j
- Inj. mikasin 0,5 g /12 j
-Inj. Prosogan /12 j
Farmadol fls /12j
- O2 3 l/i
Sens: CM
TD: 100/60
HR :80x/i
RR : 24x/i
T : 37,00C
Lp: 73 cm
Hb:11,1
KU : lemah
Sens: CM
TD: 110/80
HR :90x/i
RR : 24x/i
T : 37,00C
Lp: 73 cm
Hb:11,1
- O2 3 l/i
Post
laparatomy - ifs RL 20 gtt/i
-ifs albumin/ H
(+8)
KU : lemah
Sens: CM
TD: 100/70
HR :70x/i
RR : 28x/i
T : 37,00C
Lp: 73 cm
Hb:11,1
- O2 3 l/i
Post
laparatomy - ifs RL 20 gtt/i
-ifs Aminofluid/ H
(+9)
Output urin:300 cc
200
700
Drain 300 cc
24/9/ 2014
Output urin:300 cc
150
200
Drain 300 cc
25/9/ 2014
Output urin:450 cc
200
300
Drain 300 cc
10
-Inj.torasit/ 8 j
- Inj. mikasin 0,5 g /12 j
-Inj. Prosogan /12 j
Farmadol fls /12j
Dulcolax supp
Boleh minum sedikitsedikit
-Inj.torasit/ 8 j
- Inj. mikasin 0,5 g /12 j
-Inj. Prosogan /12 j
Bisolvon/8j
Farmadol fls /12j
Dulcolax supp
Boleh minum sedikitsedikit
-ifs albumin/ H
-Inj. fosmicin 1 gr/12 j
-Inj. crome / 8 j
-Inj.torasit/ 8 j
- Inj. mikasin 0,5 g /12 j
-Inj. Prosogan /12 j
Bisolvon/8j
Farmadol fls /12j
Inadril 3x1
Rafacort 3x1
Asta plus 2x1
Vestein 3x1
Output urin:450 cc
200
300
Drain 300 cc
KU : lemah
Post
Sens: CM
laparatomy
TD: 100/70
(+10)
HR :70x/i
RR : 28x/i
T : 37,00C
Lp: 73 cm
Hb:11,7
Eritrosit: 3,9
Leukosit:29,3
Hematokrit:
36,8
MCV: 92
MCH: 29,5
MCHC:31,8
RDW:14,8
Trombosit: 183
Albumin:2,2
11
- O2 3 l/i
- ifs RL 20 gtt/i
-ifs Aminofluid/ H
-ifs Gelafusal/ H
-ifs albumin/ H
-Inj. fosmicin 1 gr/12 j
-Inj. crome / 8 j
-Inj.torasit/ 8 j
- Inj. mikasin 0,5 g /12 j
-Inj. Kalnex /12 j
-Inj. Meroponem
-Inj. Metilprednisolon /8j
-Inj. Prosogan /12 j
Bisolvon/8j
Inadril 3x1
Rafacort 3x1
Asta plus 2x1
Vestein 3x1
Boleh minum sedikitsedikit
Rujuk
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1
Definisi
Trauma tumpul abdomen adalah pukulan atau benturan pada rongga abdomen
yang mengakibatkan cidera tekanan atau tindasan pada isi rongga abdomen, terutama
pada organ padat (hati, pangkreas, ginjal, limpa) atau berongga (lambung, usus halus,
usus besar, pembuluh darah abdominal) dan mengakibatkan ruptur abdomen.
3.2 Mekanisme Trauma
Trauma tumpul abdomen paling sering mengakibatkan cedera pada lien (40-45%),kemudian
diikuti cedera pada hepar (35-45%) dan usus halus (5-10%). Sebagai tambahan15%
mengalami hematoma retroperitoneal.
Beberapa mekanisme patofisiologi dapat menjelaskan trauma tumpul
abdomen.Secara garis besar trauma tumpul abdomen (non penetrasi trauma) dibagi
menjadi 2 yaitu :
1.
Trauma Kompresi
Trauma kompresi terjadi bila bagian depan dari badan berhenti bergerak,
12
Sabuk pengaman dapat mengurangi kematian 65%-70% dan mengurangi trauma berat
sampai 10 kali. Bila tidak dipakai dengan benar sabuk pengaman dapat
menimbulkan trauma. Agar berfungsi dengan baik, sabuk pengaman harus
dipakai di bawah spina iliaka anterior superior, dan diatas femur tidak boleh
mengendur saat tabrakan dan harus mengikat penumpang dengan baik. Bila dipakai
terlalu tinggi (di atas SIAS) maka hepar, lien, pankreas, usus halus, diodenum,
dan ginjal akan terjepit di antara sabuk pengaman dan tulang belakang, dan timbul
burst injury atau laserasi. Hiperfleksi vetebra lumbalis akibat sabuk yangt erlalu
tinggi mengakibatkan fraktur kompresi anterior dan vetebra lumbal.
3.
Trauma akselerasi dan deselerasi terjadi bila bagian yang menstabilasi organ, seperti
pedikel ginjal, ligamentum te res berhenti bergerak, sedangkan organ ya ng
distabilisasi te tap bergerak. Shear force terjadi bila pergerakan ini terus berlanjut,
contoh pada ginjal dan limpa denga pedikelnya, pada hati terjadi laserasi hati bagian
sentral, terjadi jika deselerasi lobus kanan dan kiri sekitar ligamentum teres
1. Meningkatnya tekanan intra abdominal yang mendadak dan hebat oleh gaya
tekan dari luar seperti benturan setir atau sabuk pengaman yang letaknya tidak
benar dapat mengakibatkan terjadinya ruptur dari organ padat maupun organ
berongga.
2. Terjepitnya organ intra abdominal antara dinding abdomen anterior dan
vertebrae atau struktur tulang dinding thoraks.
3. Terjadi gaya akselerasi-deselerasi secara mendadak dapat menyebabkan gaya
robek pada organ dan pedikel vaskuler.
3.3 Patofisiologi
13
14
1. Foto thoraks
Untuk melihat adanya trauma pada thorak
2. Pemeriksaan darah rutin
Pemeriksaan Hb diperlukan untuk base-line data bila terjadi perdarahan terus menerus.
Demikian pula dengan pemeriksaan hematokrit. Pemeriksaan leukosit
yang melebihi
15
Riwayat trauma
Secara umum, jangan
menanyakan riwayat
lengkap hingga cidera
yangmengancam nyawa
teridentifikasi dan
mendapatkan
penatalaksanaan yang
sesuai.AMPLE sering
digunakan untuk
16
petugas yang
memberikan perawatan
pre-hospital. Pada
traumatumpul abdomen
terutama yang
merupakan akibat dari
kecelakaan lalu lintas,
petugasmedis harus
menanyakan hal-hal
sebagai berikut :fatalitas dari kejadian ?19
tingkat keparahan
rusaknya kendaraan ?
deformitas setir ?apakah korban
menggunakan sabuk
pengaman? Tipe sabuk
pengaman?apakah airbag di
samping dan depan
21
laparotomi emergency
atau tidak. Mekanisme
dankronologis kejadian
harus disertai dengan
data lain seperti vital
sign
prehospital, pemeriksaan
fisik, tes diagnostik, dan
kondisi kesehatan yang
mendasari.
3.6 Penatalaksanaan
1. mengatasi ABC ( air, breathing, circulation)
2. pemasangan NGT
26
DAFTAR PUSTAKA
1. Doenges. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk perencanaan dan
Pendokumentasian perawatan pasien, Edisi 3. Jakarta : EGC
2. Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius FKUI :
Jakarta
3. Sjamsuhidajat, Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah , EGC Jakarta, 1997
4. Suddarth & Brunner. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta :
EGC
27
28