MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktikum Kimia Dasar
Oleh :
Nama
Nrp
No.Meja
Kelompok
Tanggal Percobaan
Asisten
: Dewi Wulandari
: 093020050
: 4 (empat)
: 3 (tiga)
: 28 Oktober 2009
: Mega Rustiani
I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Tujuan Percobaan,
(3) Prinsip Percobaan.
1.1. Latar Belakang
Kimia analitik adalah cabang ilmu kimia yang berfokus pada analisis
cuplikan material untuk mengetahui komposisi, struktur, dan fungsi kimiawinya.
Secara tradisional, kimia analitik dibagi menjadi dua jenis, kualitatif dan
kuantitatif. Analisis kualitatif bertujuan untuk mengetahui keberadaan suatu unsur
atau senyawa kimia, baik organik maupun inorganik, sedangkan analisis
kuantitatif bertujuan untuk mengetahui jumlah suatu unsur atau senyawa dalam
suatu cuplikan.
Titrasi merupakan salah satu teknik analisis kimia kuantitatif yang
dipergunakan untuk menentukan konsentrasi suatu larutan tertentu, dimana
penentuannya menggunakan suatu larutan standar yang sudah diketahui
konsentrasinya secara tepat. Pengukuran volume dalam titrasi memegang peranan
yang amat penting sehingga ada kalanya sampai saat ini banyak orang yang
menyebut titrasi dengan nama analisis volumetri.
Titrasi berdasarkan reaksi netralisasi asam dan basa karena reaksi penetralan
digunakan untuk menentukan kadar larutan asam atau larutan basa.
1.2. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah agar praktikan dapat menentukan pH
larutan, membuat larutan baku, memilih indikator, menghitung normalitas,
molaritas dari suatu larutan asam-basa dengan menentukan volume dari larutan
asam-basa sehingga dicapai titik ekivalen dari kedua larutan.
1.3. Prinsip Percobaan
Prinsip dari percobaan ini yaitu berdasarkan pada reaksi netralisasi asam dan
basa serta berdasarkan perubahan warna yang ditunjukkan oleh indicator pada saat
tercapainya titik akhir titrasi dan titik ekivalen dengan basa. Larutan asam yang
direaksikan dengan basa, ion H asam akan bereaksi dengan ion OH basa
kemudian membentuk air. Berikut reaksinya :
H (aq) + OH (aq) H2O (l)
II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan mengenai : (1) Pengertian pH, (2) Pengukuran pH, (3)
Titrasai Asam Basa Dan Larutan Baku.
2.1. Pengertian pH
suatu pH
suatu
yang
dapat dipakai
untuk menentukan
konsentrasi dari zat lain. Dikenal ada dua macam larutan baku atau zat baku :
adalah zat
yang
dapat
dipakai
langsung
untuk
menentukan kadar atau konsentrasi dari larutan lain. Sedangkan zat baku
sekunder adalah zat
yang dipakai
dalam bentuk
4. sebagai
baku
zat
yang murni
menghitung
Oxalat
Syarat syarat untuk reaksi kimia yang digunakan dalam proses titrasi,
yaitu :
a. reaksi harus berlangsung dengan cepat
b. reaksi harus
berlangsung kuantitatif
samping, yaitu zat zat lain dalam larutan tidak boleh bereaksi atau mengganggu
reaksi
c. pada
harus ada perubahan yang nyata sehingga dapat ditunjukkan dengan adanya
perubahan dari indikator yang digunakan
d. harus ada zat atau alat yang dapat digunakan untuk menentukan titik
akhir titrasi yaitu larutan indikator.
yang
digunakan
basa dalam pelarut air adalah teori asam dan basa yang
dikemukakan oleh
25 ml NaOH + 2 tetes PP
NaOH XN 50 ml
250 ml HCl
25 ml HCl + 2 tetes
HCl
NaOH XN 50 ml
25 ml HCl XN + 2 tetes PP
c. CHCOOH B terhadap NaOH
250 ml CHCOOH
25 ml CHCOOH ( B ) + 2
tetes PP
NaOH XN 50 ml
25 ml CHCOOH ( B ) + 2
tetes PP
2. Alkalimetri
a. Na2B4O7 ( borax ) terhadap HCl
HCl XN 50 ml
250 ml NaOH
25 ml NaOH + 2 tetes MM
HCl XN 50 ml
25 ml NaOH + 2 tetes
MM
c. CHCOOH A terhadap NaOH
250 ml CHCOOH
25 ml CHCOOH ( A ) + 2
tetes PP
HCl XN 50 ml
25 ml CHCOOH ( A ) + 2
tetes PP
3. pH Meter
elektron
petunjuk harga pH
larutan
NO
PERCOBAAN
1. 25 ml NaB4O3 ( borax )
0,1 M + 2 tetes MM
terhadap HCl XN
2. 25 ml NaOH + 2 tetes MM
HASIL
V1 = 25
V = 21,05
N = 0,11
V1 = 25
terhadap HCl XN
V = 27,2
N = 0,09 ~ 0,1 N
4.1.2. Asidimetri
Hasil percobaan ini tertera pada tabel berikut.
Tabel 2 Asidimetri
NO
1.
PERCOBAAN
25 ml HCO4 ( oxalat )
0,1 M + 2 tetes PP
terhadap NaOH XN
25 ml HCl XN + 2 tetes
PP terhadap NaOH
2.
3.
25 ml CHCOOH ( B )
+ 2 tetes PP terhadap
NaOH
HASIL
V1 = 30
V = 28,5
N = 0,08 ~ 0,1 N
V1 = 18
V = 19,05
N = 0,06 ~ 0,1 N
V1 = 27,70
V = 25,70
% cuka = 35,05
NO
LARUTAN
1.
NaOH
2.
Nutrisari
3.
Sabun
4.2. PEMBAHASAN
PH
14
4
6
5.2. Saran
Saran yang ingin penulis sampaikan yaitu hendaknya para praktikan lebih
hati-hati dalam mengukur pH suatu larutan. Pengukuran menggunakan rumus,
maka untuk mendapatkan data yang benar, praktikan harus teliti.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Hiskia.(1993).Penuntun Dasar Praktikum Kimia Depdikbud:ITB
Bandung.
Anonim.(2009).KIMIA ANALITIK. http://id.wikipedia.org/wiki/Kimia_analitik
Brady, E.James.(1998).Kimia
Aksara.Jakarta.
Universitas
Asas
dan
Struktur.Buna
LAMPIRAN
1. Alkalimetri
a. NaB4O7 ( borax ) + HCl
V1 = 20,18
V2 = 20,16
Maka :
V rata rata
N HCL =
N NaOH =
c. CHCOOH + NaOH
V1 = 27,7
V2 = 25,70
Maka :
% cuka =
100 %
100 %
= 35,05 %
2. Asidimetri
a. HCO4 ( oxalat ) + NaOH
V1 = 30
V2 = 28,5
Maka :
V rata rata
28,5
V oxalat . N oxalat = V NaOH . N NaOH
25 .
0,1
= 28,5 . N NaOH
2,5
= 28,5 N NaOH
N NaOH =
19,05
N HCl =
% cuka =
100 %
100 %
= 19,37 %
3. pH Meter
- Larutan A pH 14 ( basa )
- Larutan B pH 4( asam )
NaOH
Nutrisari
menggunakan kertas
universal
- Larutan sabun ( asam )
- Larutan A dicoba lakmus merah
- Larutan B dicoba lakmus biru