Pola pernafasan
Pusat pernafasan diciderai oleh peningkatan TIK dan hipoksia, trauma
langsung atau interupsi aliran darah. Pola pernafasan dapat berupa
hipoventilasi alveolar, dangkal.
Ketidakseimbangan hidrasi
Terjadi karena adanya kerusakan kelenjar hipofisis atau hipotalamus dan
peningkatan TIK
Aktifitas menelan
Reflek melan dari batang otak mungkin hiperaktif atau menurun sampai
hilang sama sekali
Kerusakan komunikasi
Pasien mengalami trauma yang mengenai hemisfer serebral menunjukkan
disfasia, kehilangan kemampuan untuk menggunakan bahasa.
C. PATOFISIOLOGI
Cedera kulit kepala
Karena bagian ini banyak mengandung pembuluh darah, kulit kepala
berdarah bila mengalami cedera dalam. Kulit kepala juga merupakan tempat
masuknya infeksi intrakranial. Trauma dapat menimbulkan abrasi, kontisio,
laserasi atau avulsi.
Fraktur tengkorak
Fraktur tengkorak adalah rusaknya kontinuitas tulang tengkorak
disebabkan oleh trauma. Ini dapat terjadi dengan atau tanpa kerusakan otak.
Adanya fraktur tengkorak biasanya dapat menimbulkan dampak tekanan yang
kuat. Fraktur tengkorak diklasifikasikan terbuka/tertutup. Bila fraktur terbuka
maka dura rusak dan fraktur tertutup dura tidak rusak. Fraktur kubah kranial
menyebabkan bengkak pada sekitar fraktur dan karena alasan yang kurang
akurat tidak dapat ditetapkan tanpa pemeriksaan dengan sinar X, fraktur dasar
tengkorak cenderung melintas sinus paranasal pada tulang frontal atau lokasi
tengah telinga di tulang temporal, juga sering menimbulkan hemorragi dari
hidung, faring atau telinga dan darah terlihat di bawah konjungtiva. Fraktur
dasar tengkorak dicurigai ketika CSS keluar dari telinga dan hidung.
Cidera otak
Kejadian cedera Minor dapat menyebabkan kerusakan otak
bermakna. Otak tidak dapat menyimpan oksigen dan glukosa sampai derajat
tertentu yang bermakna sel-sel cerebral membutuhkan supalai darah terus
menerus untuk memperoleh makanan. Kerusakan otak tidak dapat pulih dan
sel-sel mati dapat diakibatkan karena darah yang mengalir tanpa henti hanya
beberapa menit saja dan kerusakan neuron tidak dapat mengalami regenerasi.
Komosio
Gangguan kesadaran
Konfusi
Perubahan TTV
Gangguan penglihatan
Disfungsi sensorik
lemah otak
D. PATHWAYS
Trauma kepala
Ekstra kranial
Terputusnya kontinuitas
jaringan kulit, otot dan
vaskuler
Tulang kranial
Terputusnya kontinuitas
jaringan tulang
Perdarahan
hematoma
Intra kranial
Resiko
infeksi
Nyeri
Perubahan autoregulasi
Oedema serebral
Iskemia
Hipoksia
Perubahan sirkulasi
CSS
Perubahan perfusi
jaringan
Gangg. Neurologis
fokal
kejang
Peningkatan TIK
Mual-muntah
Papilodema
Pandangan kabur
Penurunan fungsi
pendengaran
Defisit neurologis
Nyeri kepala
Resiko kurangnya
volume cairan
Gangg. Persepsi
sensori
Bersihan
jln nafas
Obstruks
i jln. Nafas
Dispnea
Henti
nafas
Perubaha
n. Pola nafas
Resiko tidak
efektif jln. Nafas
Herniasi unkus
Tonsil cerebrum tergeser
Messenfalon tertekan
Resiko injuri
Resiko gangg.
Integritas kulilt
immobilitasi
Gangg.
kesadaran
cemas
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Kurangnya
perawatan diri
CT Scan
Ventrikulografi udara
Angiogram
Ultrasonografi
F. PENATALAKSANAAN
1.
dengan pupil
yang
telah
berdilatasi.
PCO2 harus
Circulation
Hipotensi dan hipoksia adalah merupakan penyebab utama terjadinya
perburukan pada CKS. Hipotensi merupakan petunjuk adanya kehilangan
darah yang cukup berat, walaupun tidak tampak. Jika terjadi hipotensi
maka tindakan yang dilakukan adalah menormalkan tekanan darah.
Lakukan pemberian cairan untuk mengganti volume yang hilang
sementara penyebab hipotensi dicari.
3.
Pada
penderita
hipotensi
pemeriksaan
Pemeriksaan
neurologis
meliputi
PENGKAJIAN
Data fokus yang perlu dikaji:
a.
b. Pemeriksaan fisik
1). Keadaan umum
2). Pemeriksaan persistem
a). Sistem persepsi dan sensori (pemeriksaan panca indera:
penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecap, dan perasa)
b). Sistem persarafan (tingkat kesadaran/ nilai GCS, reflek bicara,
pupil, orientasi waktu dan tempat)
c). Sistem pernafasan (nilai frekuensi nafas, kualitas, suara, dan
kepatenan jalan nafas)
d). Sistem kardiovaskuler (nilai TD, nadi dan irama, kualitas, dan
frekuensi)
e). Sistem gastrointestinal (nilai kemampuan menelan, nafsu
makan/ minum, peristaltik, eliminasi)
f). Sistem integumen ( nilai warna, turgor, tekstur dari kulit, luka/
lesi)
g). Sistem reproduksi
h). Sistem perkemihan (nilai frekuensi b.a.k, volume b.a.k)
c. Pola fungsi kesehatan
1). Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan (termasuk adakah
kebiasaan merokok, minum alcohol, dan penggunaan obat
obatan)
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan cidera
kepala adalah sebagai berikut:
1) Perfusi jaringan tidak efektif (spesifik serebral) berhubungan dengan
aliran arteri dan atau vena terputus.
2) Nyeri akut berhubungan dengan agen injury fisik.
3) Hipertermi berhubungan dengan trauma (cidera jaringan otak,
kerusakan batang otak)
4) Pola nafas tak efektif berhubungan dengan hipoventilasi
5) Kerusakan
persepsi
sensori
berhubungan
dengan
penurunan
RENCANA PERAWATAN
Diagnosa
No
Keperawatan
1 Perfusi jaringan takNOC:
hasil
Intervensi
Monitor Tekanan Intra Kranial
1.
atau
terputus,
vena
denganSetelah
dilakukanterhadap aktivitas
keperawatan
3. Monitor intake dan output
mampu men-capai :
Perubahan status
1. Status sirkulasi dengan
6. Kaji adanya kaku kuduk
mental
indikator:
dan
diastolik
menunjukkan
3. Monitor tanda-tanda vital
perhatian,
konsen-trasi,
4. Monitor keluhan nyeri kepala, mual, dan
dan orientasi
muntah
5.
injuri
dengan
karakteristik:
fisik,
1. Nyeri terkontrol
batasan
2. Tingkat Nyeri
onset/durasi,
3. Tingkat kenyamanan
frekuensi,
kualitas,
dan
beratnya nyeri.
2. Observasi respon ketidaknyamanan secara
dilatasi pupil)
ngan indikator:
Mengenal
faktor-terhadap nyeri.
observasi
Gangguan
Tindakan pertolong-an
6. Monitoring perubahan nyeri baik aktual
non farmakologi
tidur
maupun potensial.
8.
Kurangi
faktor-faktor
yang
dapat
Nyeri terkontrol
2.
Menunjukkan
tingkatmeringankan nyeri.
meringankan nyeri.
Frekuensi nyeri
Lamanya
nyeri
tekanan
3. Monitor tanda, gejala dan efek samping
darah
obat.
Kehilangan
makan
nafsu
4. Monitor interaksi obat.
5.
3.
Tingkat kenyamanan,
6. Jelaskan manfaat pengobatan yg dapat
dengan indicator :
Klien
kebutuhan
melaporkan
tidur
istirahat tercukupi
depresi
pernafasan,
mual
dan
dan
keparahan
sebelum
pengobatan.
10. Berikan obat dengan prinsip 5 benar
11. Dokumentasikan respon dari analgetik
dan efek yang tidak diinginkan
NIC: Membantu perawatan diri klien
kelelahan,
Perawatan diri :
(mandi,
Aktifitas:
Mengerti secara seder1. Informasikan pada klien dalam memilih
hana cara mandi, makan,
pakaian selama perawatan
toileting, dan berpakaian
2. Sediakan pakaian di tempat yang mudah
serta mau mencoba sedijangkau
cara aman tanpa cemas
3. Bantu berpakaian yang sesuai
Klien mau berpartisipasi
4. Jaga privcy klien
dengan senang hati tanpa
5. Berikan pakaian pribadi yg digemari dan
keluhan dalam memenuhi
sesuai
ADL
NIC: ADL Makan
1.
peningkatanSetelah
intrakranialtindakan
pro-ses
ruang
akibatmencegah
Batasan
karakteristik :
asi baik)
kontra indikasi
(gelisah,1mm
berikut:
disori-entasi)
Reflek baik
Masase karotis
Tidak muntah
Perubahan tanda
dan mengejan
perubahan posisi
5.
Muntah
Klien mengeluh
mual
Klien mengeluh
diplopia
meman-dikan)
8. Batasi waktu penghisapan pada tiap waktu
hingga 10 detik
9. Hiperoksigenasi dan hiperventilasi klien
se-belum dan sesudah penghisapan
10.
Konsultasi
dengan
dokter
tentang
serebral)
16. Diuretik non osmotik (mengurangi edema
serebral)
17.
Steroid
(menurunkan
permeabilitas
DAFTAR PUSTAKA
Brunner dan Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Volume II.
Edisi 8. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Carpenito, L.J. 1999. Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan dan
Masalah Kolaborasi. Edisi 8. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Doenges, M.E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Hudak dan Gallo. 1996. Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik. Volume II.
Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Marion Johnson, dkk. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second
Edition. Mosby.
Mc. Closkey dan Buleccheck. 2000. Nursing Interventions Classification (NIC)
Second Edition. Mosby.
NANDA. 2005. Nursing Diagnosis: Definition and Classification. Philadelphia:
North American Nursing Diagnosis Association.