Anda di halaman 1dari 7

RANCANGAN

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN


NOMOR : /KEPMEN/2000

TENTANG

SERTIFIKASI ALAT DAN PERANGKAT TELEKOMUNIKASI

MENTERI PERHUBUNGAN

Menimbang : a. bahwa dalam Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2000 tentang


Penyelenggaraan Telekomunikasi telah diatur ketentuan mengenai
tata cara dan persyaratan penerbitan sertifikat serta jangka waktu
berlakunya sertifikat;

b. bahwa untuk melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam


huruf a perlu diatur tatacara dan persyaratan penerbitan sertifikat dan
pengujian serta jangka waktu berlakunya sertifikat dengan keputusa
Menteri Perhubungan.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi


(Lembaran Negara Republik Indonesia No. 154 Tahun 1999,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3881);

2. Peraturan Pemerintah nomor 52 tahun 2000 tentang Penyelenggaraan


Telekomunikasi (Lembaran Negara tahun 2000 nomor 107, dan
Tambahan Lembaran Negara nomor 3980);

3. Peraturan Pemerintah nomor 53 tahun 2000 tentang Spektrum


Frekuensi dan Orbit Satelit (Lembaran Negara tahun 2000 nomor
108, dan Tambahan Lembaran Negara nomor 3981);

4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 136 Tahun 1999


tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata
Kerja Departemen sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Keputusan Presiden Nomor 175 Tahun 1999;

5. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 91/OT.002/Phb-80 dan


KM 164/OT.002/Phb-80 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen
Perhubungan, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan
Menteri Perhubungan Nomor KM 4 Tahun 2000.

MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG SERTIFIKASI
ALAT DAN PERANGKAT TELEKOMUNIKASI.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan :

1. Telekomunikasi adalah setiap pemancaran, pengiriman, dan/atau penerimaan dari


setiap informasi, dalam bentuk tanda-tanda, isyarat, tulisan, gambar, suara, dan
bunyi melalui sistem kawat, optik, radio, atau sistem elektromagnetik lainnya;

2. Alat telekomunikasi adalah setiap alat perlengkapan yang digunakan dalam


berkomunikasi;

3. Perangkat telekomunikasi adalah sekelompok alat telekomunikasi yang


memungkinkan bertelekomunikasi;

4. Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat;

5. Balai uji adalah laboratorium uji pengukuran alat dan perangkat telekomunikasi yang
telah diakreditasi oleh lembaga yang berwenang;

6. Lembaga sertifikasi adalah balai uji atau lembaga lain yang telah mendapat
akreditasi untuk sertifikasi dari lembaga yang berwenang;

7. Label adalah tanda yang ditempelkan atau dilekatkan pada setiap alat dan/atau
perangkat telekomunikasi yang telah bersertifikat;

8. Pelabelan adalah kegiatan pemberian label kepada alat dan/atau perangkat


telekomunikasi;

9. Sertifikat adalah dokumen yang menyatakan kesesuaian suatu jenis/tipe alat dan
perangkat telekomunikasi terhadap persyaratan teknis;

10. Menteri adalah Menteri yang ruang lingkup tugas dan tanggung jawabnya di bidang
telekomunikasi;

11. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi.

BAB II

SERTIFIKASI
Pasal 2

(1) Sertifikasi dilaksanakan oleh Direktur Jenderal;

(2) Sertifikasi alat dan atau perangkat telekomunikasi dilaksanakan melalui pengujian
dan penertiban sertifikat.

Pasal 3

a. Setiap alat dan perangkat telekomunikasi yang dibuat, dirakit, dimasukkan untuk
diperdagangkan dan atau digunakan di wilayah Negara Republik Indonesia
wajib dilakukan sertifikasi;

(2) Ketentuan sertifikasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), tidak


termasuk alat dan atau perangkat telekomunikasi yang :

(3) digunakan untuk keperluan navigasi pelayaran dan penerbangan;


(4) digunakan untuk keperluan pertahanan dan keamanan negara;
(5) memiliki daya pancar tidak lebih dari 10 mWatt, dengan jangkauan tidak
melebihi 200 meter dan menggunakan alokasi frekuensi ISM (Industrial,
Scientific and Medicine).

(6) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur lebih lanjut dalam Keputusan
Direktur Jenderal.

Pasal 4

a. Permohonan untuk sertifikasi alat dan atau perangkat telekomunikasi disampaikan


kepada Direktur Jenderal;

b. Permohonan sertifikasi diajukan oleh:


a. Perseorangan;
(2) Pabrikan/Prinsipal;
(3) Instansi Pemerintah, atau
(4) Badan Hukum.

(1) Permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diajukan dengan menyertakan
persyaratan sebagai berikut:

(2) Spesifikasi teknik alat dan atau perangkat;


(3) Petunjuk operasi (Instruction/Operation Manual);
(4) Petunjuk instalasi (Installation Manual) untuk perangkat yang dalam
pengujiannya perlu diinstalasi;
(5) Uraian teknik dan diagram sirkit (Technical Description and Circuit Diagram);
(6) Sampel alat/perangkat telekomunikasi yang akan diuji, untuk kategori perangkat
pelanggan (Customer Premises Equipment/CPE) sekurang-kurangnya
berjumlah 2 (dua) unit dan untuk kategori yang bukan CPE sekurang-
kurangnya berjumlah 1 (satu) unit.

(7) Dalam hal pengujian dilakukan melalui uji dokumen permohonan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) wajib menyertakan dokumen hasil uji dari negara lain.
(8) Pemeriksaan kelengkapan permohonan sertifikasi diselesaikan selambat-lambatnya
5 (lima) hari kerja sejak permohonan diterima secara lengkap.

BAB III

PENGUJIAN

Pasal 5

Pengujian dilaksanakan melalui uji pengukuran dan/atau uji dokumen.

Pasal 6

i. Uji pengukuran dilaksanakan oleh balai uji terhadap alat dan atau perangkat
telekomunikasi berdasarkan persyaratan teknis yang berlaku;

b. Balai pengujian memberikan laporan hasil pengujian kepada Direktur Jenderal


selambat-lambatnya 45 (empat puluh lima) hari kerja setelah diterimanya surat
pengantar pengujian perangkat.

Pasal 7

c. Uji dokumen dilaksanakan apabila :

d. uji pengukuran tidak dapat dilaksanakan di dalam negeri; atau


e. alat dan atau perangkat telekomunikasi yang akan diuji dokumen telah
memiliki sertifikat yang telah diakui melalui perjanjian Internasional,
Multilateral atau Bilateral;

f. Uji dokumen sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilaksanakan terhadap dokumen
laporan hasil pengujian balai uji negara lain;

g. Dalam hal uji dokumen sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) masih diperlukan data
tambahan, dilakukan uji pengukuran tambahan terhadap sebagian persyaratan
teknis alat dan atau perangkat telekomunikasi yang akan di uji;

h. Uji dokumen dilaksanakan oleh Direktur Jenderal;

i. Uji dokumen diselesaikan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja sejak


persyaratan diterima secara lengkap.

BAB IV

PENERBITAN SERTIFIKAT

Pasal 8
(9) Direktur Jenderal menerbitkan sertifikat bagi alat dan atau perangkat yang telah
lulus uji;

(10) Penerbitan sertifikat diselesaikan selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah


diterima hasil pengujian;

(11) Sertifikat akan diperbaharui setiap 3 (tiga) tahun sekali, kecuali apabila terdapat
perubahan terhadap persyaratan teknis;

(12) Apabila terjadi perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatas, maka akan
diadakan evaluasi terhadap perangkat telekomunikasi tersebut selanjutnya
dapat dilakukan ulang uji pengkuran ulang.

Pasal 9

i. Direktur Jenderal dapat melimpahkan kewenangan penerbitan sertifikat kepada


lembaga sertifikasi;

i. lembaga sertifikasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib melaporkan


sertifikasi kepada Direktur Jenderal.

BAB V

LABEL

Pasal 10

(1) Pemegang sertifikat wajib memasang label pada alat dan atau perangkat
telekomunikasi yang telah disertifikasi;

(2) Label sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disediakan oleh pemegang sertifikat
dan harus diberi nomor sesuai dengan nomor sertifikat;

(3) Bentuk dan ukuran label disesuaikan dengan besarnya perangkat ditetapkan oleh
Direktur Jenderal.

Pasal 11

Direktur Jenderal harus mengumumkan setiap jenis alat dan atau perangkat
telekomunikasi yang telah disertifikasi.

BAB VI

BIAYA

Pasal 12
Biaya sertifikat dan biaya pengujian alat dan atau perangkat telekomunikasi yang
dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah merupakan Penerimaan Negara Bukan Pajak
yang besarannya ditetapkan dalam peraturan tersendiri.

BAB VII

PENGAWASAN TEKNIS

Pasal 13

(1) Bupati atau Walikota wajib melakukan pengawasan teknis terhadap alat dan
atau perangkat telekomunikasi yang dibuat, dirakit, dimasukkan untuk
diperdagangkan dan atau digunakan di wilayah negara Republik Indonesia;

(2) Pengawasan teknis sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan dengan
melakukan pengujian di lapangan terhadap alat dan atau perangkat telekomunikasi
yang telah berada di penjual, agen/distributor dan yang telah digunakan oleh
penyelenggara telekomunikasi.

Pasal 14

Direktur Jenderal melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan keputusan ini.

BAB VIII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 15

Dengan berlakunya Keputusan ini, maka Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan
Telekomunikasi Nomor : KM.102/UM.001/MPPT-96 tentang Sertifikasi dan Penandaan
alat dan atau perangkat pos dan telekomunikasi dinyatakan tidak berlaku lagi.

Pasal 16

Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal 8 September 2000.

Ditetapkan di : JAKARTA
Pada tanggal : 2000

MENTERI PERHUBUNGAN,
AGUM GUMELAR, M.Sc.

Anda mungkin juga menyukai