Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN DISKUSI FISIOLOGI TUMBUHAN

SEMESTER GENAP
TAHUN AJARAN 2014/2015

GERAK HIGROSKOPIS DAN ENDONOM (AUTONOM) PADA


TUMBUHAN

DWI SEPTARINI
1404101120017
KELOMPOK 9

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2014

BAB I
PENDAHULUAN

Tumbuhan bereaksi terhadap perubahan lingkungan dengan perwujudan


yang tampak antara lain pada pertumbuhannya. Respon terhadap perubahan
lingkungan yang diwujudkan sebagai pertumbuhan mengakibatkan bagian
tertentu lebih cepat tumbuh dibandingkan yang lainnya. Respon ini dapat
menghasilkan gerak yang nyata walaupun umumnya lebih lambat dari pada gerak
nasti (Najwa, 2011).
Setiap organisme mampu menerima rangsang yang disebut iritabilitas,
dan mampu pula menanggapi rangsang tersebut. Salah satu bentuk tanggapan
yang umum adalah berupa gerak. Gerak berupa perubahan posisi tubuh atau
perpindahan yang meliputi seluruh atau sebagian dari tubuh. Jika pada hewan
rangsang disalurkan melalui saraf, maka pada tumbuhan rangsang disalurkan
melalui benang plasma (plasmodema) yang masuk ke dalam sel melalui dinding
yang disebut noktah (Salisbury dan Ross, 1995 dalam Najwa, 2011).
Tumbuhan juga dapat melakukan gerak seperti halnya hewan. Gerak pada
tumbuhan biasanya sangat lambat sehingga tidak terlihat oleh mata. Gerak pada
tumbuhan tidak seperti pada hewan. Hewan dapat berpindah tempat dari satu
tempat ke tempat lainnya, sedangkan tumbuhan tetap berada di tempat tumbuhnya.
Meskipun tidak memiliki sistem saraf seperti hewan, tumbuhan memiliki
kemampuan menjawab atau menanggapi rangsangan walaupun lambat. Proses
tumbuh dari tumbuhan juga merupakan gerak pada tumbuhan (Mikrajuddin, dkk.,
2007).
Rangsangan- rangsangan yang mempengaruhi terjadinya suatu gerak pada
tumbuhan antara lain adalah rangsangan cahaya, air, sentuhan, suhu, gravitasi, dan
zat kimia. Rangsangan ada yang menentukan arah gerak tumbuhan, ada pula yang
tidak menentukan arah gerak tumbuhan. Rangsangan yang menentukan arah gerak
menyebabkan tumbuhan bergerak menuju atau menjauhi sumber rangsangan.

Berdasarkan penyebabnya, gerak pada tumbuhan dibedakan menjadi gerak


higroskopis, gerak endonom, dan gerak esionom (Mikrajuddin, dkk., 2007).
Pada makalah ini akan lebih dibahas mengenai gerak higroskopis dan
gerak endonom (autonom).

BAB II
ISI

Menurut Puspita dan Iip (2011) dalam bukunya menyatakan bahwa,


tumbuhan melakukan gerak karena proses tumbuh atau rangsangan dari luar.
Meskipun tumbuhan tidak mempunyai sistem saraf, tetapi menunjukkan adanya
kepekaan, yaitu adanya gerak respon terhadap beberapa bentuk rangsangan
tertentu dengan menggerakkan bagian tertentu atau melakukan proses tumbuh.
Gerak pada tumbuhan dapat dibedakan berdasarkan penyebabnya, yaitu
gerak karena pengaruh dari luar (gerak esionom), gerak karena pengaruh kadar air
(gerak higroskopis), dan gerak karena pengaruh dari dalam tumbuhan sendiri
(gerak endonom/autonom).
1. Gerak Esionom
Gerak esionom adalah gerak pada tumbuhan yang dipengaruhi rangsangan
dari luar tumbuhan, yaitu dari faktor-faktor lingkungan. Organ tumbuhan yang
memberikan tanggapan terhadap rangsangan tersebut dapat terjadi pada akar,
batang, daun, bunga, buah, atau bagian dari organ tumbuhan tersebut.
Gerak esionom dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu gerak nasti, tropisme,
dan taksis.
2. Gerak Higroskopis
Gerak higroskopis merupakan gerak pada bagian tumbuhan yang
disebabkan oleh pengaruh perubahan kadar air dan pengaruh kelembapan.
Contohnya adalah pecahnya kulit buah tanaman polong-polongan, misalnya
tumbuhan lamtoro, kembang merak, dan kacang buncis, buah yang telah tua
dan kering akan pecah sehingga bijinya terpental ke luar. Pecahnya kulit buah
dan terpentaknya biji sebenarnya merupakan cara tumbuhan tersebut
memencarkan keturunannya.

Gerak Higroskopis juga terjadi pada membukanya kotak spora


(sporangium) tumbuhan paku dan lumut untuk mengeluarkan spora. Jadi, gerak
higroskopis tidak dipengaruhi oleh rangsangan dari luar, tetapi disebabkan oleh
perubahan kadar air secara terus-menerus. Akibatnya, kondisi menjadi sangat
kering pada kulit buah atau kotak spora sehingga kulit biji atau kotak spora
pecah.

Gambar. 2.1. Tanaman polong-polongan


3. Gerak Endonom/Autonom
Gerak endonom adalah gerak bagian tumbuhan yang disebabkan oleh
faktor dari dalam tumbuhan sendiri atau dapat disebut juga sebagai gerak
bagian tubuh tumbuhan yang disebabkan oleh rangsangan dari dalam.
Jenis rangsangan juga belum jelas sehingga ada pakar yang menyebutkan
gerakan tersebut terjadi karena kemauan tumbuhan itu sendiri, maka
sering disebut gerak autonom. Contoh gerak endonom, antara lain gerak
sitoplasma pada sel umbi lapis bawang merah, gerak melingkar batang gadung
(Dioscorea sp.), palmae, maupun batang kacang panjang.

Ujung

batang

gadung akan selalu melilit batang rambatnya ke arah kiri, sedangkan


ujung batang kacang panjang akan melilit ke arah kanan (Champbell, 2004).
Gerak endonom merupakan gerak tumbuhan yang tidak disebabkan oleh
rangsangan dari luar. Diduga gerak yang terjadi disebabkan oleh rangsangan
yang berasal dari dalam tumbuhan itu sendiri. Gerak ini dikenal pula sebagai
gerak autonom atau gerak spontan

karena tumbuhan melakukan gerakan

secara spontan tanpa perlu adanya rangsangan dari luar. Contoh gerak
endonom antara lain sebagai berikut :

- Gerak protoplasma pada sel-sel daun tanaman lidah buaya dan umbi
lapis bawang merah yang masih hidup.
- Gerak melengkungnya kuncup daun karena perbedaan kecepatan tumbuh.
- Gerak tumbuhan ketika tumbuh, seperti tumbuhnya akar, batang, daun,
dan bunga. Pada tumbuhan yang sedang mengalami masa pertumbuhan
terjadi penambahan massa dan jumlah sel (NurQalbi).
Gerak spontan dari tumbuhan ini tidak disebabkan adanya rangsangan
dari luar. Misalnya gerakan aliran sitoplasma atau gerak rotasi sitoplasma
(siklosis) pada sel-sel daun yang dapat dideteksi dari gerak sirkulasi klorofil di
dalam sel pada tanaman air Hydrilla verticillata (Champbell, 2004).

Gambar 2.2. Tanaman air Hydrilla verticillata

Gambar 2.3. Gerak sirkulasi klorofil pada Hydrilla verticillata

BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan uraian mengenai gerak higroskopis maupun gerak endonom


(autonom) pada tumbuhan, dapat disimpulkan bahwa :
Gerak higroskopis merupakan gerak pada bagian tumbuhan yang disebabkan
oleh pengaruh perubahan kadar air dan pengaruh kelembapan. Contohnya
gerak membukanya kulit biji tanaman polong-polongan serta gerak
membukanya kotak spora pada tumbuhan paku dan lumut.
Gerak endonom disebut juga gerak autonom atau gerak spontan, yang
merupakan gerak bagian tumbuhan yang disebabkan oleh faktor dari dalam
tumbuhan sendiri. Contoh gerak ini yaitu gerak sitoplasma pada sel umbi lapis
bawang merah, gerak melingkar batang gadung (Dioscorea sp.), palmae,
maupun batang kacang panjang, serta gerak sirkulasi klorofil pada Hydrilla
verticillata.

DAFTAR PUSTAKA

Champbell, at al. 2004. Biologi. Edisi Ke Lima, Jilid III. Jakarta: Erlangga.
Mikrajuddin, Saktiyono, dan Lutfi. 2007. IPA Terpadu. Jakarta: Erlangga.
Najwa. 2011. Fototropisme. Fakultas matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Teknologi Sepuluh November.
NurQalbi, N.R. Gerak pada Tumbuhan.
http://www.scribd.com/doc/34934129/GERAK-PADA-TUMBUHAN.
diakses pada 11 Mei 2014.
Puspita, D. dan Iip, P. 2009. Alam Sekitar. Jakarta: PT. Leuser Cita Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai