285 654 1 PB PDF
285 654 1 PB PDF
PENDAHULUAN
Timbal mempunyai kegunaan bagi kehidupan manusia misalnya timbal digunakan dalam industri kabel, baterai,
insektisida, bahan pembuat pipa (1). Akan tetapi di sisi lain
timbal dalam jumlah kadar tertentu dapat menimbulkan efek
negatif. Pada sistem saraf pusat timbal dapat menyebabkan
encelopati yang secara klinis ditandai dengan munculnya
ataksia, stupor, koma, dan kejang-kejang. Sedangkan pada
sistem saraf tepi keracunan timbal dapat menyebabkan
neuropati perifer yang secara klinis ditandai adanya wrist
drop dan foot drop (2). Kerusakan pada sistem saraf
khususnya pada anak-anak juga disertai dengan penurunan
intelligence quotient (IQ) yang berakibat anak-anak
cenderung lamban dalam berpikir dan tidak cerdas.
Adanya efek toksik timbal yang cukup berbahaya terhadap sistem saraf ini maka perlu adanya suatu penelitian
baik studi toksisitas terhadap manusia di lapangan maupun
studi eksperimental di laboratorium. Penelitian ini merupakan merupakan jenis penelitian eksperimental yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh Pb asetat
dengan berbagai tingkatan dosis terhadap ketebalan mielin
n.ischiadicus tanpa melihat perubahan ultrastruktur yang
ada. Hasil yang diperoleh pada hewan uji ini diharapkan
dapat menjadi dasar untuk memperkirakan adanya pengaruh Pb asetat terhadap sistem saraf tepi manusia sehingga
masyarakat lebih berhati-hati dalam menggunakan segala
sesuatu yang berhubungan dengan timbal dan pemerintah
METODE
Rancangan penelitian ini menggunakan post test
only control group design. Sampel penelitian sebanyak 30
ekor tikus putih, umur 7 minggu dengan berat rerata 80-100
gram. Sampel secara acak dibagi dalam 5 kelompok, yaitu:
1). P1 adalah kelompok kontrol yang mendapatkan aquades
sebagai plasebo, 2). P2 adalah kelompok perlakuan yang
mendapatkan Pb asetat peroral dosis 65 mg/kgbb/hr, 3). P3
adalah kelompok perlakuan yang mendapatkan Pb asetat
peroral dosis 125 mg/kgbb/hr, 4). P4 adalah kelompok
perlakuan yang mendapatkan Pb asetat peroral dosis 250
mg/kgbb/hr, 5). P5 adalah kelompok perlakuan yang
mendapatkan Pb asetat peroral dosis 500 mg/kg bb/hr.
Pb asetat diberikan saat tikus putih berumur 8 minggu dan pemberian diberikan selama 10 minggu menggunakan sonde. Pada akhir masa perlakuan tikus putih dietanasi
kemudian diambil n.ischiadicus extremitas posterior dextra
1 cm dari bagian pangkal. Selanjutnya dibuat sediaan
histologis pada potongan melintang dengan teknik pewarnaan modifikasi pra TEM (Transmission Electron Microscope)
dengan asam osmik sebagai fiksasi dan toloidin blue sebagai pewarna. Teknik ini disebut Pra-TEM karena sediaan
yang dibuat hanya sampai pada pengirisan tebal dengan
ultra mikrotom selanjutnya sampel diukur menggunakan
mikrometer yang sudah ditera di bawah mikroskop cahaya
dengan pembesar 450x. Hasil akhir pengukuran dalam
satuan milimeter yang selanjutnya dirubah dalam satuan
mikrometer.
P1=kontrol (m) P2=65 mg/kgbb (m) P3=125 mg/kgbb (m) P4=250 mg/kgbb (m) P5=500 mg/kgbb (m)
1,680
1,507
1,664
1,574
1,687
1,645
1,507
1,574
1,574
1,664
1,642
1,664
1,664
1,754
1,664
1,650
1,664
1,619
1,754
1,664
1,670
1,687
1,597
1,596
1,574
1,670
1,642
1,574
1,596
1,574
1,659+1,58E-02
1,612+0,131
1,615+ 4,12E-02
1,641+0,134
1,639+0,126
P1=kontrol (m) P2=65 mg/kgbb (m) P3=125 mg/kgbb (m) P4=250 mg/kgbb (m) P5=500 mg/kgbb (m)
2,366
1,010
0,537
0,425
0,175
2,676
1,031
0,450
0,426
0,068
2,483
1,012
0,517
0,243
0,068
2,464
1,026
0,472
0,235
0,045
2,699
1,030
0,561
0,401
0,260
2,325
1,030
0,675
0,293
0,288
2,522+0,189
1,071+0,132
0,535+ 0,117
0,321+0,118
9,58E02+6,53E-02
DAFTAR KEPUSTAKAAN
1. Lu FC. Toksikologi Dasar, Azas, Organ Sasaran dan Penilaian Resiko. Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit UI. 1995; 224235.
2. Cassarett LJ and Doulls. The Basic science of Poison. Fifth Edition. USA: The Mcgraw-hill Companies. 1999
3. Anderson WAD. AndersonPatology. Eighth edition. St.Louis, Toronto, Princenton: The C. V. Mosby Company. 1985.
4. Underwood JCE. General and Systematic Patology. Churchill Livingstone: Edinburgh. 1992.
5. Dabrowska-Bouta B, Sulkowski G, Bartosz G, Walski M, Rafalowska U. Crhronic lead intoxication affects the myelin
membrane status in the central nervous system of adult rats. J.Mol Neurosci 1999 aug-Oct; 13 (1-2): 127-139. Diakses
tanggal 8 Juni 2006.
6. Zawia NH, Harry GJ. Exposure to lead- acetate modulates the developmental expression of myelin genes in the rat
frontal lobe. Int J Dev Neurosci.1995 Oct; 13 (6): 639-644. Diakses tanggal 8 Juni 2006
7. Macsween Roderick NM, Whaley Keith. Muirs textbook of Patology. Thirteeth edition. Edward Arnold, Britain. 1992.
8. Bjorklund Hakan, Lind Birger, Piscacator Magnus, Hoffer Barry, Olson Lars. Lead, zinc, and Copper Levels in
Intraocular Brain Tissue Grafts, Brain, and Blood of Lead-Exposure Rats. Toxicology and Applied Pharmacology. New
York: Academic Press. 1981; 60.
9. Mykkanen HM, Dickerson JW, and Lancaster MC. Effect of age on tissue distribution of lead in rats. Toxicology Applied
Pharmacology. 1979; 51, 447-454.