Rank Spearman
Rank Spearman
Fungsi
Dari semua statistik yang didasarkan atas ranking (jenjang), koefisien korelasi
rank Spearman adalah yang paling awal dikembangkan dan mungkin yang paling
dikenal dengan baik hingga kini. Statistik ini, kadang-kadang disebut rho, di sini ditulis
dengan rs. Ini adalah ukuruan asosiasi yang menuntut kedua variable diukur sekurangkurangnya dalam skala ordinal sehingga obyek-obyek atau individu-individu yang
dipelajari dapat di-ranking dalam dua rangkaian berurut.
Dasar Pemikiran
Misalkan N individu di-ranking menurut dua variabel. Misalnya : kita mungkin
mengatur sekelompok siswa dalam urutan berdasarkan skor-skor mereka pada tes
masuk perguruan tinggi, dan juga dalam urutan berdasarkan indeks prestasi mereka
pada akhir tahun pertama. Jika ranking pada tes masuk itu dinyatakan sebagai X1,X2,X3,
,XN dan ranking indeks prestasi mereka diawali dengan Y 1,Y2,Y3,,YN, kita dapat
menggunakan suatu ukuran korelasi dan rank untuk menetapkan hubungan antara X
dan Y.
Kita dapat melihat bahwa korelasi antara rank tes masuk Perguruan Tinggi dan
indeks prestasi akan sempurna jika, dan hanya jika Xi = Yi untuk semua i. Oleh sebab itu
masuk akal kiranya jika kita menggunakan selisih-selisih d i = Xi Yi sebagai petunjuk
perbedaan antara kedua himpunan ranking itu. Misalkan Mary McCord mendapatkan
skor puncak pada ujian masuk tapi menempati urutan kelima dalam indeks prestasi di
kelasnya. Mary akan mempunyai d sebesar -4. Di pihak lain, John Stainslowski
menduduki tempat kesepuluh ada ujian masuk tetapi menjadi juara kelas. John
mempunyai d sebesai 9. Ukuran besar berbagai di ini membuat kita memperoleh
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
YANUAR, SE. MM
STATISTIK II
gagasan mengenai seberapa erat hubungan antara kedua skor ujian masuk dengan
indeks prestasi. Jika hubungan antara kedua himpunan rank itu sempurna. Setiap di
akan sama dengan nol.
Selanjutnya, dalam menghitung suatu koefisien korelasi akan canggung jika kita
menggunakan harga di secara langsung. Satu kesulitan adalah bahwa di negative akan
menghapuskan di yang positif ketika kita berusaha menentukan jumlah perbedaannya.
Tetapi jika yang kita gunakan adalah di2, dan bukannya di, kesulitan ini teratasi. Jelaslah
bahwa makin besar harga-harga di, makin besar pulalah harga di2.
Penjabaran rumus untuk menghitung rs cukup sederhana. Akan kita sajikan di
sini, sebab hal ini membantu menunjukkan sifat-hakikat koefisien itu, dan juga karena
penjabaran tersebut akan mengungkapkan bentuk-bentuk lain yang dapat dipakai untuk
menyatakan rumus itu. Satu di antara kemungkinan-kemungkinan bentuk yang lain itu
akan dipergunakan nanti bila kita perlu melakukan koreksi koefisiennya karena adanya
skor-skor beraneka-sama.
Jika x = X X, di mana X mean skor pada variable X, dan jika y = Y Y, maka
rumus umum suatu koefisien korelasi adalah (Kendall,1948a, Bab 2)
r =
xy____
(9.2)
x2y2
di mana jumlah-jumlah mencakup harga-harga N dalam sampelnya.
Sekarang bila X dan Y adalah harga-harga rangking r = rq dan jumlah N bilangan bulat 1,
2, , N adalah
X = N (N + 1)
2
dan jumlah kuadrat bilangan-bilangan itu 12, 22, ., N2 dapat ditunjukkan sebagai
X2 = N (N + 1) (2N + 2)
6
Oleh sebab itu, x2 = (X X)2 = X2 (X)2
N
YANUAR, SE. MM
STATISTIK II
(9.3)
= N2 N
12
dan demikian pula y2 = N3 N
12
Sekarang
d =xy
d2 = (x y)2 = x2 2xy + y2
d2 = x2 + y2 - 2xy
r = ___xy___ = rs
x2y2
Jika observasi-observasi itu di-ranking. Oleh sebab itu,
d2 = x2 + y2 2rs x2y2
(9.4)
2 x2y2
Dengan X dan Y dalam rank, dapat kita mensubsitusikan
x2 = N3 N = y2
12
Ke dalam rumus (9.4), dan mendapatkan :
YANUAR, SE. MM
STATISTIK II
N3 N + N3 N _ d 2
12
rs
12
=
2
(N3 N) (N3 N)
12
12
2 (N3 N) d2
=
12
2 (N3 N)
12
rs
1 - __d2___
(9.6)
N3 N
6
=
1 - __6d2__
N3 N
rs =
1-
2
i
i=1
(9.7)
N3 - N
Rumus (9.7) ini adalah yang paling enak untuk menghitung rs Spearman.
Metode
YANUAR, SE. MM
STATISTIK II
Untuk menghitung rs, buatlah daftar N subyek, Di dekat catatan tiap subyek,
cantumkanlah ranking-nya untuk variabel X dan ranking-nya untuk variabel Y. Kemudian
tentukan berbagai harga di = perbedaan antara kedua ranking itu. Kuadratkanlah tiaptiap di dan kemudian jumlahkanlah semua harga di2 untuk mendapatkan Ni=1 di2. Lalu
masukkan harga ini serta harga N (banyak subyek) ke dalam rumus (9.7).
Contoh
Sebagai bagian studi tentang akibat tekanan kelompok terhadap individu untuk
melakukan penyesuaian diri dalam suatu situasi yang melibatkan risiko keuangan, para
peneliti mengadakan skala F yang termashur itu2, suatu ukuran keotoriteran, dan suatu
skala yang dibuat untuk mengukur perjuangan untuk status sosial3 terhadap 12
mahasiswa. Informasi mengenai korelasi antara skor-skor keotoriteran dan skor-skor
perjuangan status sosial, adalah hal yang dikehendaki. Perjuangan status sosial
diindikasikan oleh persetujuan dengan pernyataan-pernyataan seperti Orang jangan
menikah dengan orang lain yang lebih rendah tingkat sosialnya, Untuk pergi
berpacaran, nonton pertunjukan berkuda lebih baik daripada mengunjungi pertandingan
baseball, dan Melacak silsilah keluarga adalah sesuatu yang berguna. Tabel 9.3
menyajikan masing-masing skor 12 mahasiswa itu pada kedua skala.
Tabel 9.3 Skor Otoritarianisme dan Pejuangan Demi Status Sosial
Skor
Mahasiswa
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
Keotoritera
n
82
98
87
40
116
113
111
83
85
126
106
117
YANUAR, SE. MM
STATISTIK II
Untuk menghitung korelasi rank Spearman antara kedua himpunan skor itu, perlu
dilakukan ranking skor-skor itu dalam dua rangkaian. Rangking-ranking skor yang
disajikan dalam Tabel 9.3 ditunjukkan dalam Tabel 9.4 yang juga memperlihatkan
berbagai harga di dan di2. Dengan demikian, misalnya Tabel 9.4 menunjukkan bahwa
mahasiswa J yang menunjukkan keotoriteran yang paling besar (pada skala F) juga
menunjukkan perjuangan status sosial yang paling ekstrem, dan dengan demikian kita
menerapkan ranking 12 pada kedua variabel itu.
Tabel 9.4 Ranking Keotoriteran dan Perjuangan Status Sosial
Ranking
Mahasiswa
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
Keotoriteran
2
6
5
1
10
9
8
3
4
12
7
11
Perj. Status
Sosial
3
4
2
1
8
11
10
9
9
12
5
9
di
-1
2
3
0
2
-2
-2
-3
-3
0
2
2
di
1
4
9
0
4
4
4
9
9
0
4
4
2
di = 52
Akan pembaca amati bahwa tidak satu pun ranking mahasiswa pada satu variabel
berbeda lebih dari tiga dengan ranking mahasiswa itu pada variabel yang lain; jadi di
yang terbesar adalah 3.
Dar data yang ditunjukkan dalam Tabel 9.4 kita dapat menghitung harga r s dengan
menerapkan rumus (9.7):
N
6 di2
rs = 1
__i = 1_
(9.7)
N3 N
= 1
___6(52)___
(12)2 12
YANUAR, SE. MM
STATISTIK II
= 0,82
Kita amati bahwa untuk 12 mahasiswa itu korelasi antara keotoriteran dan perjuangan
status sosial adalah rs = 0,82.
Obeservasi Berangka-sama. Kadang-kadang terjadi, dua subyekatau lebih
mendapatkan skor sama pada variabel sama. Jika terjadi angka sama, masing-masing
mendapatkan rata-rata ranking yang sedianya akan diberikan andaikata angka sama
tidak terjadi. Ini adalah prosedur yang biasa kita lakukan untuk memberikan ranking
kepada observasi berangka-sama.
Apabila proporsi angka sama tidak benar, akibatnya terhadap r s dapat diabaikan, dan
rumus (9.7) masih tetap dapat dipakai untuk perhitungannya. Tetapi, jika proporsi angka
sama itu besar, maka harus dipergunakan suatu factor koreksi dalam perhitungan rs.
Akibat ranking berangka sama dalam variabel X adalah mengurangi jumlah kuadrat, x2,
di bawah harga N3 N , yaitu
12
x2 < N3 N
12
di mana terdapat ranking-ranking berangka sama dalam variabel X. Oleh sebab itu kita
perlu mengoreksi jumlah kuadrat, dengan mempertimbangkan angka sama. Faktor
koreksinya adalah T :
T = t3 t
12
Di mana t = banyak observasi yang berangka sama pada suatu ranking tertentu. Kalau
jumlah kuadrat dikoreksi sehubungan dengan angka sama, maka terjadilah :
x2 = N3 N - T
12
di mana T menunjukkan jumlah berbagai harga T untuk semua kelompok yang berlainlainan yang memiliki observasi berangka sama.
YANUAR, SE. MM
STATISTIK II
Kalau terdapat jumlah besar angka sama, kita menggunakan rumus (9.4) dalam
penghitungan rs :
rs = x2 + y2 d2
(9.4)
2 x2y2
di mana
x2 = N3 N - Tx
12
y2 = N3 N - Ty
12
YANUAR, SE. MM
STATISTIK II
di mana para subyek sekutu si pembuat eksperimen tanpa keberatan apa pun memilih
garis yang keliru sebagai pasangan garis standar.
Dengan demikian, setiap subyek yang tak tahu menahu dapat menyerah hingga 12
kali.
Sebagai bagian studi, para pembuat eksperimen ingin mengetahui apakah menyerah
dalam situasi ini berkorelasi dengan perjuangan status sosial, sebagai yang terukur
dengan skala yang dilukiskan terdahulu. Hal ini ditetapkan dengan menghitung korelasi
ranking Spearman antara skor-skor dari kedua belas subyek tak tahu menahu itu
masing-masing pada skala perjuangan status sosial, dengan berapa kalikah masingmasing subyek itu menyerah pada tekanan kelompok. Data pada kedua variabel ini
disajikan dalam Tabl 9.5
Tabel 9.5. Skor Menyerah dan Skor Perjuangan Status Sosial
Mahasiswa
Jumlah Menyerah
Skor Perjuangan
Status Sosial
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
0
0
1
1
3
4
5
6
7
8
8
12
42
46
39
37
65
88
86
56
62
92
54
81
Amatilah bahwa dua di antara subyek yang tak tahu menahu tidak pernah menyerah
sama sekali (mereka adalah Mahasiswa A dan B), sementara satu orang (mahasiswa L)
menyerah pada setiap kali percobaan sulit. Skor-skor yang tersaji dalam Tabel 9.5 itu diranking dalam Tabel 9.6. Amatilah bahwa dalam tabel itu terdapat 3 himpunan observasi
berangka sama pada variabel X (jumlah menyerah). Dua subyek berangka sama
padang angka 0; keduanya diberi ranking 1,5. dua berangka sama pada 1; keduanya
diberi ranking 3,5. dan dua orang berangka sama pada 8: keduanya diberi ranking 10,5
untuk tiap-tiap subyek.
YANUAR, SE. MM
STATISTIK II
Rank
Mahasiswa
A
B
C
1,5
1,5
3,5
Perj. Status
Sosial
3
4
2
D
E
F
G
H
I
J
K
L
3,5
5
6
7
8
9
10,5
10,5
12
1
8
11
10
6
7
12
5
9
Menyerah
di
di2
-15
-25
1,5
2,25
6,25
2,25
2,5
-30
-50
-30
2,0
2,0
-15
-55
3,0
6,25
9,00
25,00
9,00
4,00
4,00
2,25
30,25
9,00
2
di = 109,50
Sekarang, dengan tiga himpunan observasi berangka sama pada variabel X, di mana t =
2 untuk setiap himpunan kita lihat
x2 = N3 N - Tx
12
= (12)2 12 - (23 3 + 23 2 + 23 3)
12
12
12
= 143 1,5
= 141,5
Jadi, dengan koreksi untuk angka sama, x2 = 141,5. Kita dapatkan y2 dengan metode
yang serupa :
YANUAR, SE. MM
STATISTIK II
y2 = N3 N - Ty
12
Tetapi karena tidak terdapat angka sama dalam skor-skor Y (skor untuk perjuangan
status sosial), Ty = 0 dan dengan demikian
y2 = (12)3 12 - 0
12
= 143
Dengan adanya koreksi untuk angka sama, x2 = 141,5 dan y2 = 143. Dari
penjumlahan yang ditunjukkan dalam Tabel (9.4) kita mengetahui bahwa d i2 = 109,5.
Substitusi harga ini ke dalam rumus (9.4), kita dapatkan :
rs = x2 + y2 di2
2 x2y2
= 141,5 + 143 109,5
2 (141,5) (143)
(9.4)
= 0,616
Dengan koreksi untuk angka sama, korelasi antara jumlah menyerah dan tingkat
perjuangan status sosial adalah rs = 0,616. Seandainya kita menghitung menghitung rs
dari rumus (9.7), yakni bila kita tidak mengadakan koreksi karena adanya angka sama,
maka rs yang kita temukan adalah 0,617. Ini menunjukkan akibat yang relatif tidak
penting dari angka sama terhadap harga korelasi rank Spearman. Tetapi perhatikanlah
bahwa akibat angka-sama itu adalah berkurangnya harga rs. Karena alasan ini, koreksi
itu harus dipergunakan jika terdapat proporsi yang besar angka sama dalam satu atau
kedua variabel X dan/atau Y.
Menguji Signifikansi rs
Jika subyek-subyek yang skornya dipakai untuk menghitung r s ditarik dari suatu
populasi secara random, kita dapat menggunakan skor-skor itu untuk menentukan
apakah kedua variabel berasosiasi dalam populasi tersebut. Yaitu, kita mungkin ingin
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
YANUAR, SE. MM
STATISTIK II
menguji hipotesis-nol bahwa kedua variabel yang kita pelajari tidak berasosiasi dalam
populasinya, dan bahwa harga rs, yang kita observasi berbeda dari nol semata-mata
secara kebetulan.
Sampel Kecil. Kita misalkan hipotesis-nol itu benar. Artinya, kita misalkan tidak
ada hubungan dalam populasi, antara variabel X dan Y. Sekarang, jika suatu sample
yang merupakan skor-skor X dan Y secara random ditarik dari populasi itu, untuk urutan
ranking Y tertentu dari skor Y, sembarang urutan ranking skor X adalah sama
mungkinnya dengan sembarang urutan ranking lain dari skor-skor X itu. Dan untuk
sembarang urutan tertentu dari skor X, semua kemungkinan urutan skor Y adalah sama
mungkinnya terjadi. Untuk N subyek, terdapat N! kemungkinan ranking untuk skor-skor
X, semua akan terjadi dalam hubungannya dengan ranking tertentu skor-skor Y. Karena
semuanya sama mungkinnya, kemungkinan terjadinya sembarang ranking tertentu skor
X dengan suatu ranking tertentu skor Y adalah 1/N!.
Untuk setiap kemungkinan ranking Y akan terdapat satu harga rs yang berkaitan
dengannya. Kemungkinan, di bawah Ho, akan terjadinya sembarang harga tertentu rs
dengan demikian proporsional terhadap banyak permutasi yang menyebabkan
terjadinya harga itu.
Dengan memakai rumus (9.7), rumus perhitungan rs, kita ketahui bahwa untuk N
= 2, hanya ada dua harga rs yang mungkin: +1 dan -1. Masing-masing memiliki
kemungkinan kemunculan di bawah Ho sebesar .
Untuk N = 3, harga-harga rs yang mungkin ialah -1, -1/2, +1/2, dan +1.
Kemungkinan masing-masing, di bawah Ho, adalah berturut-turut 1/6, 1/3, 1/3, dan 1/6.
Tabel P dalam Lampirannya menyajikan harga-harga kritis r s yang telah
didapatkan dengan metode yang serupa. Untuk N dari 4 hingga 30, tabel itu menyajikan
harga rs yang memiliki kemungkinan yang berkaitan, di bawah H0, sebesar p = 0,05 dan
harga rs yang memiliki kemungkinan yang berkaitan, di bawah Ho sebesar p = 0,01.
Tabel ini adalah tabel satu-sisi, artinya kemungkinan-kemungkinan yang dinyatakan itu
berlaku jika harg observasi rs ada dalam arah yang diramalkan, entah positif atau
negative. Kalau suatu harga observasi rs sama dengan atau melampaui harga yang
ditabelkan, harga observasi itu signifikan (untuk tes satu sisi) pada tingkat yang
ditunjukkan.
YANUAR, SE. MM
STATISTIK II
Contoh
Kita telah mengetahui bahwa untuk N = 12 korelasi antara keotoriteran dan
perjuangan status sosial ialah rs = 0,82. Tabel P menunjukkan bahwa suatu harga yang
sebesar ini siginifikan pada tingkat p < 0,01 (tes satu sisi). Dengan demikian, kita dapat
menolak Ho pada tingkat = 0,01 dan menyimpulkan bahwa dalam populasi mahasiswa
itu yang merupakn sumber sampelnya, keotoriteran, dan perjuangan status sosial
mempunyai hubungan (berasosiasi).
Sudah pula kita lihat bahwa hubungan antara perjuangan status sosial dan
jumlah penyerahan adalah rs = 0,62 dalam kelompok kita yang terdiri dari 12 subyek.
Dengan memakai Tabel P selaku acuan kita, dapat ditentukan bahwa r s
0,62
mempunyai kemungkinan kemunculan, di bawah Ho, antara p = 0,05 dan p = 0,01 (satu
sisi). Dengan demikian kita dapat menyimpulkan, pada tingkat
t = rs
N 2_
(9.8)
1 rs2
Yakni untuk N besar, harga yang didefinisikan dengan rumus (9.8) berdistribusi
students dengan db = N 2. Dengan demikian, kemungkinan yang berkaitan, di bawah
Ho dengan sembarang harga yang seekstrem harga rs observasi dapat ditentukan
dengan menghitung t yang berkaitan dengan harga itu, menggunakan rumus (9.8).
Sesudah itu kita tentukan siginifikan t itu dengan melihat Tabel 8 pada Lampiran.
Contoh
Kita telah menentukan bahwa hubungan antara status sosial dan jumlah
penyerahan ialah rs = 0,62 untuk N = 12. Oleh karena N ini lebih besar dari 10, kita
dapat menggunakan metode sample besar dalam menguji rs ini untuk mengetahui
signifikasinya:
YANUAR, SE. MM
STATISTIK II
t = 0,62
12 12_
= 2,49
1 (0,62)2
b.
YANUAR, SE. MM
STATISTIK II
YANUAR, SE. MM
STATISTIK II