proses alami. Dan segala sesuatu yang menyebabkan polusi disebut Polutan. Sesuatu benda
dapat dikatakan polutan bila :
1. Kadarnya melebihi batas normal
2. Berada pada tempat dan waktu yang tidak tepat.
Polutan dapat berupa debu, bahan kimia, suara, panas, radiasi, makhluk hidup, zat-zat yang
dihasilkan makhluk hidup dan sebagainya. Adanya polutan dalam jumlah yang berlebihan
menyebabkan lingkungan tidak dapat mengadakan pembersihan sendiri (regenerasi). Oleh
karena itu, polusi terhadap lingkungan perlu dideteksi secara dini dan ditangani segera dan
terpadu. Polusi Air adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsur atau komponen lainnya
kedalam air sehingga kualitas air terganggu. Kualitas air terganggu ditandai dengan
perubahan bau, rasa dan warna.
Indikator atau tanda bahwa air lingkungan telah tercemar adalah adanya perubahan atau tanda
yang dapat diamati yang dapat digolongkan menjadi 6:
1. Pengamatan secara fisis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan tingkat
kejernihan air (kekeruhan), perubahan suhu, warna dan adanya perubahan warna, bau
dan rasa.
2. Pengamatan secara kimiawi, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan zat kimia
yang terlarut, perubahan pH.
3. Pengamatan secara biologis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan
mikroorganisme yang ada dalam air, terutama ada tidaknya bakteri pathogen.
Beberapa parameter yang digunakan untuk menentukan kualitas air diantaranya adalah :
- DO (Dissolved Oxygen)
- BOD (Biochemical Oxygen Demand)
- COD (Chemical Oxygen Demand), dan
- Jumlah total Zat terlarut
1. 1.
Yang dimaksud adalah oksigen terlarut yang terkandung di dalam air, berasal dari udara dan
hasil proses fotosintesis tumbuhan air. Oksigen diperlukan oleh semua mahluk yang hidup di
air seperti ikan, udang, kerang dan hewan lainnya termasuk mikroorganisme seperti bakteri.
Agar ikan dapat hidup, air harus mengandung oksigen paling sedikit 5 mg/ liter atau 5 ppm
(part per million). Apabila kadar oksigen kurang dari 5 ppm, ikan akan mati, tetapi bakteri
yang kebutuhan oksigen terlarutnya lebih rendah dari 5 ppm akan berkembang.
Apabila sungai menjadi tempat pembuangan limbah yang mengandung bahan organik,
sebagian besar oksigen terlarut digunakan bakteri aerob untuk mengoksidasi karbon dan
nitrogen dalam bahan organik menjadi karbondioksida dan air. Sehingga kadar oksigen
terlarut akan berkurang dengan cepat dan akibatnya hewan-hewan seperti ikan, udang dan
kerang akan mati. Lalu apakah penyebab bau busuk dari air yang tercemar? Bau busuk ini
berasal dari gas NH3 dan H2S yang merupakan hasil proses penguraian bahan organik
lanjutan oleh bakteri anaerob.
1. 2.
COD (Chemical Oxygen Demand) sama dengan BOD, yang menunjukkan jumlah oksigen
yang digunakan dalam reaksi kimia oleh bakteri. Pengujian COD pada air limbah memiliki
beberapa keunggulan dibandingkan pengujian BOD. Keunggulan itu antara lain :
Sanggup menguji air limbah industri yang beracun yang tidak dapat diuji dengan
BOD karena bakteri akan mati.
Waktu pengujian yang lebih singkat, kurang lebih hanya 3 jam
1. 4.
Air alam mengandung zat padat terlarut yang berasal dari mineral dan garam-garam yang
terlarut ketika air mengalir di bawah atau di permukaan tanah. Apabila air dicemari oleh
limbah yang berasal dari industri pertambangan dan pertanian, kandungan zat padat tersebut
akan meningkat. Jumlah zat padat terlarut ini dapat digunakan sebagai indikator terjadinya
pencemaran air. Selain jumlah, jenis zat pencemar juga menentukan tingkat pencemaran. Air
yang bersih adalah jika tingkat D.O nya tinggi, sedangkan B.O.D dan zat padat terlarutnya
rendah.
Yang dimaksud bahan buangan padat adalah adalah bahan buangan yang berbentuk padat,
baik yang kasar atau yang halus, misalnya sampah. Buangan tersebut bila dibuang ke air
menjadi pencemaran dan akan menimbulkan pelarutan, pengendapan ataupun pembentukan
koloidal. Apabila bahan buangan padat tersebut menimbulkan pelarutan, maka kepekatan
atau berat jenis air akan naik. Kadang-kadang pelarutan ini disertai pula dengan perubahan
warna air. Air yang mengandung larutan pekat dan berwarna gelap akan mengurangi
penetrasi sinar matahari ke dalam air. Sehingga proses fotosintesa tanaman dalam air akan
terganggu. Jumlah oksigen terlarut dalam air menjadi berkurang, kehidupan organism dalam
air juga terganggu.
Bahan buangan organik umumnya berupa limbah yang dapat membusuk atau terdegradasi
oleh mikroorganisme, sehingga bila dibuang ke perairan akan menaikkan populasi
mikroorganisme. Kadar BOD dalam hal ini akan naik. Tidak tertutup kemungkinan dengan
berambahnya mikroorganisme dapat berkembang pula bakteri pathogen yang berbahaya bagi
manusia. Demikian pula untuk buangan olahan bahan makanan yang sebenarnya adalah juga
bahan buangan organic yang baunya lebih menyengat. Umumnya buangan olahan makanan
mengandung protein dan gugus amin, maka bila didegradasi akan terurai menjadi senyawa
yang mudah menguap dan berbau busuk (misal. NH3).
Bahan buangan anorganik sukar didegradasi oleh mikroorganisme, umumnya adalah logam.
Apabila masuk ke perairan, maka akan terjadi peningkatan jumlah ion logam dalam air.
Bahan buangan anorganik ini biasanya berasal dari limbah industri yag melibatkan
penggunaan unsure-unsur logam seperti timbal (Pb), Arsen (As), Cadmium (Cd), air raksa
atau merkuri (Hg), Nikel (Ni), Calsium (Ca), Magnesium (Mg) dll. Kandungan ion Mg dan
Ca dalam air akan menyebabkan air bersifat sadah. Kesadahan air yang tinggi dapat
merugikan karena dapat merusak peralatan yang terbuat dari besi melalui proses pengkaratan
(korosi). Juga dapat menimbulkan endapan atau kerak pada peralatan. Apabila ion-ion logam
berasal dari logam berat maupun yang bersifat racun seperti Pb, Cd ataupun Hg, maka air
yang mengandung ion-ion logam tersebut sangat berbahaya bagi tubuh manusia, air tersebut
tidak layak minum.
Bahan buangan berminyak yang dibuang ke air lingkungan akan mengapung menutupi
permukaan air. Jika bahan buangan minyak mengandung senyawa yang volatile, maka akan
terjadi penguapan dan luas permukaan minyak yang menutupi permukaan air akan menyusut.
Penyusutan minyak ini tergantung pada jenis minyak dan waktu. Lapisan minyak pada
permukaan air dapat terdegradasi oleh mikroorganisme tertentu, tetapi membutuhkan waktu
yang lama. Lapisan minyak di permukaan akan mengganggu mikroorganisme dalam air. Ini
disebabkan lapisan tersebut akan menghalangi diffusi oksigen dari udara ke dalam air,
sehingga oksigen terlarut akan berkurang. Juga lapisan tersebut akan menghalangi masuknya
sinar matahari ke dalam air, sehingga fotosintesapun terganggu. Selain itu, burungpun ikut
terganggu, karena bulunya jadi lengket, tidak dapat mengembang lagi akibat kena minyak.
Perubahan kecil pada temperatur air lingkungan bukan saja dapat menghalau ikan atau
spesies lainnya, namun juga akan mempercepat proses biologis pada tumbuhan dan hewan
bahkan akan menurunkan tingkat oksigen dalam air. Akibatnya akan terjadi kematian pada
ikan atau akan terjadi kerusakan ekosistem. Untuk itu, polusi thermal inipun harus dihindari.
Sebaiknya industri-industri jika akan membuang air buangan ke perairan harus
memperhatikan hal ini.
Bahan buangan zat kimia banyak ragamnya, tetapi dalam bahan pencemar air ini akan
dikelompokkan menjadi :
a. Sabun (deterjen, sampo dan bahan pembersih lainnya),
b. Bahan pemberantas hama (insektisida),
c. Zat warna kimia,
d. Zat radioaktif
Adanya bahan buangan zat kimia yang berupa sabun (deterjen, sampo dan bahan pembersih
lainnya) yang berlebihan di dalam air ditandai dengan timbulnya buih-buih sabun pada
permukaan air. Sebenarnya ada perbedaan antara sabun dan deterjen serta bahan pembersih
lainnya. Sabun berasal dari asam lemak (stearat, palmitat atau oleat) yang direaksikan dengan
basa Na(OH) atau K(OH), berdasarkan reaksi kimia berikut ini :
C17H35COOH + Na(OH) C17H35COONa + H2O
Asam stearat
basa sabun
Sabun natron (sabun keras) adalah garam natrium asam lemak seperti pada contoh reaksi di
atas. Sedangkan sabun lunak adalah garam kalium asam lemak yang diperoleh dari reaksi
asam lemak dengan basa K(OH). Sabun lemak diberi pewarna yang menarik dan pewangi
(parfum) yang enak serta bahan antiseptic seperti pada sabun mandi. Beberapa sifat sabun
antara lain adalah sebagai berikut:
a. Larutan sabun mempunyai sifat membersihkan karena dapat mengemulsikan kotoran yang
melekat pada badan atau pakaian
b. Sabun dengan air sadah tidak dapat membentuk busa, tapi akan membentuk endapan
(C17H35COO)2Ca) dengan reaksi:
2(C17H35COONa) + CaSO4 (C17H35COO)2Ca + Na2SO4
c. Larutan sabun bereaksi basa karena terjadi hidrolisis sebagian.
Sedangkan deterjen adalah juga bahan pembersih sepeti halnya sabun, akan tetapi dibuat dari
senyawa petrokimia. Deterjen mempunyai kelebihan dibandingkan dengan sabun, karena
dapat bekerja pada air sadah. Bahan deterjen yang umum digunakan adalah
dedocylbenzensulfonat. Deterjen dalam air akan mengalami ionisasi membentuk komponen
bipolar aktif yang akan mengikat ion Ca dan/atau ion Mg pada air sadah. Komponen bipolar
aktif terbentuk pada ujung dodecylbenzen-sulfonat. Untuk dapat membersihkan kotoran
dengan baik, deterjen diberi bahan pembentuk yang bersifat alkalis. Contoh bahan pembentuk
yang bersifat alkalis adalah natrium tripoliposfat. Bahan buangan berupa sabun dan deterjen
di dalam air lingkungan akan mengganggu karena alasan berikut :
1. Larutan sabun akan menaikkan pH air sehingga dapat mengganggu kehidupan
organisme di dalam air. Deterjen yang menggunakan bahan non-Fosfat akan
menaikkan pH air sampai sekitar 10,5-11.
Fosfat ini merangsang pertumbuhan ganggang dan eceng gondok. Pertumbuhan ganggang
dan eceng gondok yang tidak terkendali menyebabkan permukaan air danau atau sungai
tertutup sehingga menghalangi masuknya cahaya matahari dan mengakibatkan terhambatnya
proses fotosintesis. Jika tumbuhan air ini mati, akan terjadi proses pembusukan yang
menghabiskan persediaan oksigen dan pengendapan bahan-bahan yang menyebabkan
pendangkalan.
1. Limbah Industri
Limbah industri sangat potensial sebagai penyebab terjadinya pencemaran air. Pada
umumnya limbah industri mengandung limbah B3, yaitu bahan berbahaya dan beracun.
Menurut PP 18 tahun 99 pasal 1, limbah B3 adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang
mengandung bahan berbahaya dan beracun yang dapat mencemarkan atau merusak
lingkungan hidup sehingga membahayakan kesehatan serta kelangsungan hidup manusia dan
mahluk lainnya. Karakteristik limbah B3 adalah korosif/ menyebabkan karat, mudah terbakar
dan meledak, bersifat toksik/ beracun dan menyebabkan infeksi/ penyakit. Limbah industri
yang berbahaya antara lain yang mengandung logam dan cairan asam. Misalnya limbah yang
dihasilkan industri pelapisan logam, yang mengandung tembaga dan nikel serta cairan asam
sianida, asam borat, asam kromat, asam nitrat dan asam fosfat. Limbah ini bersifat korosif,
dapat mematikan tumbuhan dan hewan air. Pada manusia menyebabkan iritasi pada kulit dan
mata, mengganggu pernafasan dan menyebabkan kanker.
1. Limbah Pertambangan
Limbah pertambangan seperti batubara biasanya tercemar asam sulfat dan senyawa besi, yang
dapat mengalir ke luar daerah pertambangan. Air yang mengandung kedua senyawa ini dapat
berubah menjadi asam. Bila air yang bersifat asam ini melewati daerah batuan karang/ kapur
akan melarutkan senyawa Ca dan Mg dari batuan tersebut. Selanjutnya senyawa Ca dan Mg
yang larut terbawa air akan memberi efek terjadinya AIR SADAH, yang tidak bisa digunakan
untuk mencuci karena sabun tidak bisa berbuih. Bila dipaksakan akan memboroskan sabun,
karena sabun tidak akan berbuih sebelum semua ion Ca dan Mg mengendap. Limbah
pertambangan yang bersifat asam bisa menyebabkan korosi dan melarutkan logam-logam
sehingga air yang dicemari bersifat racun dan dapat memusnahkan kehidupan akuatik.
Bahan bahan kimia yang dapat mengganggu
No
Bahan-bahan kimia
1.
Arsen
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Barium
Cadmium
Chromium
Timah hitam
Merkuri
Nitrat
Selenium
Silver
Sulfat
Besi
Tembaga
Klorida
Flour
Keterangan
Bersifat karsinogenik dengan melalui kontak pada
makanan
Bersifat toxis terhadap hati, aliran darah dan nervous
Sebagai racun yang akut bagi manusia seperti batu ginjal.
Carsinogenik pada pernapasan
Sebagai racun pada pekerja dan ikan
Sebagai racun pada pekerja dan ikan
Menyebabkan methemogloinema pada bayi
Menyebabkan keracunan pada anak
Menyebabkan penyakit agria
Menyebabkan laxative
Menimbulkan koloid yang berwarna dalam air
Menyebabkan air mempunyai rasa tertentu
Menyebabkan air menjadi asin rasanya
Menyebabkan penyakit flur esis
Setiap pabrik / kegiatan industri sebaiknya memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL), untuk mengolah limbah yang dihasilkannya sebelum dibuang ke lingkungan sekitar.
Dengan demikian diharapkan dapat meminimalisasi limbah yang dihasilkan atau
mengubahnya menjadi limbah yang lebih ramah lingkungan.
bau dan rasa tidak enak pada air, serta menyebabkan adanya lendir pada air, serta tidak
mengandung bakteri coli lebih dari 1 coli/100 mL air. Bakteri patogen menyebabkan penyakit
pada manusia, organisme ini bersal dari bakteri, protozoa dan virus.. yang mungkin ada
dalam air misalnya bakteri typhsum, vibrio colerae, bakteri dysentriae, bakteri enteritis, dan
entamoeba hystolotica. Air yang mengandung golongan coli, dianggap telah terkontaminasi
dengan kotoran manusia. dalam pemerikasaan bakteriologik, tidak langsung diperiksa air
tersebut mengandung bakteri patogen, tetapi diperiksa dengan indikator bakteri golongan
coli. Pencemaran air akan menimbulkan terganggunya/hilangnya persyaratan kualitas air
tersebut baik secara fisik, kimia maupun biologi.
Kadar yang tidak boleh
dilampaui
Keasaman
7,0 8,5
Di bawah 6,5 dan di atas 9,5
Bahan-bahan padat
Tidak melebihi 50 mg/L
Tidak melebihi 1500 mg/L
Warna
Tidak melebihi 6 satuan
Tidak melebihi 50 satuan
Rasa
Tidak mengganggu
Bau
Tidak mengganggu
Jenis Bahan
Kadar yang dibenarkan (mg/liter)
Flour (F)
1-1,5
Clor (Cl)
250
Arsen (As)
0,05
Ph
6,5 9,0
CO2
0
Besi (Fe)
0,3
Tembaga (Cu)
1
Zat organik
10
Syarat fisik
Komposisi
ideal
bahan
kimia
dalam air
Cara
memperoleh air bersih
Air yang kita minum harus bersih sesuai standar, demikian juga air yang kita gunakan untuk
mandi, mencuci, memasak, juga harus bersih. Bersih disini artinya bersih dari segi fisik,
kimiawi dan biologis. Bersih secara fisik artinya jernih, tidak berwarna, tawar dan tidak
berbau.
Secara kimiawi air yang kualitasnya baik adalah yang memiliki pH netral, tidak mengandung
bahan berbahaya dan beracun (B3) dan ion-ion logam, serta bahan organik. Sedangkan bersih
secara biologis artinya tidak mengandung mikroorganisme seperti bakteri baik yang patogen/
menyebabkan penyakit atau yang apatogen.
Ada 2 cara untuk mendapatkan air bersih dalam skala terbatas yaitu :
Kedua cara penjernihan air ini melalui 2 tahap, yaitu tahap pengendapan dan tahap
penjernihan. Media penyaring yang digunakan adalah; pasir, arang batok, ijuk dan kerikil.
Pada cara yang kedua, ditambahkan bahan kimia berupa tawas, kapur dan kaporit ke dalam
bak pengendap untuk membantu menggumpalkan zat kimia pencemar.