Anda di halaman 1dari 3

Penantian Yang Terbalas

saat Bulan bersinar dengan cerah dan angin membelai lembut diriku. Ketika itu pula kudengar
ponselku berteriak dari dalam kamar. Bosan mendengar ponsel yang berteriak memanggilku,
sejenak kutinggalkan ketenangan malam. Kulihat ada 1 pesan dari sahabat baikku, Eva. Kubuka
pesan darinya, kubaca perlahan.
Isi pesannya,Wi, kamu mau gak ku kenalin temenku, anaknya baik kok ..??
Owh iya aq dan Eva merupakan teman satu sekolah, tetapi kami tidak berada dalam satu kelas.
Lanjut lagi ke pesan dari Eva,
Aku hanya membalasnya terserah kamu aja dech va
Ok dech ,balasnya.
Kunikmati kembali keheningan malam yang tertunda tadi. Sedang nikmat-nikmatnya memandang
rembulan, dering ponsel kembali terdengar. Aku hanya mengumpat dalam hati Mengapa harus
terganggu disaat-saat begini. Dengan langkah gontai kuambil ponsel yang tergeletak di kasur. Ingin
kumatikan saja ponsel merahku, tetapi kuurungkan niatku, karena penasaran dengan malas kubuka
pesan di ponselku. Kulihat pesan tersebut dari nomor asing yang tak kukenal.
Bunyi pesannya,Hai ... Ini benar Dwi temennya Eva bukan ..?
Iya bener, nich sapa ..., kubalas dengan malas pesan darinya
Owh ... Untung gak salah nomer. Haha .. Btw, boleh kenalan enggak nich ..?
Kukira pesan dari siapa, ternyata temennya Eva yang SMS. Aslinya aku malas kenalan dengan siapasiapa, karena lagi single dan buat nemenin temen SMSan. Apa salahnya pikirku.
Kubalas pesan darinya,Iya gpp kok, Kamu sapa ..??
Aku Aulia temennya Eva, nama kamu cp ..?
Hah !!, apa gak salah ni anak. Bukannya dia tadi udah manggil namaku,Pikirku
Kubalas saja Bukannya kamu tadi udah manggil namaku kogk msech nanya lagi namaku sapa ..
Kamu cewe apa cowo sih ..?? Kok namanya Aulia ..??
Aku lupa kalau aku tadi udah manggil namamu .. Haha ... Aku cowo kogk wi, balasnya
Setiap pesan darinya kubalas dengan malas, tetapi dia membalas pesanku dengan riang seakan
pesan dariku dapat membuat dia riang. Lama-kelamaan aku merasa dia anaknya asik juga. Tidak
kerasa malam semakin larut dan udara malam semakin menusuk tubuh, pancaran sinar rembulan
semakin lama semakin redup tertutup kabut. Karena hari semakin larut aku masuk kedalam kamar,
kuhempaskan tubuhku ke dipan kamarku. Semakin lama mataku makin tidak bersahabat, kedua
kelopak mata rasanya ingin saling beradu kasih. Karena takut ketiduran saat menunggu balasan
darinya, kukirim saja pesan yang berisi Aku udah gak kuat ul, q tidur dulu ea ... Malem ...
Malem ugag ... Met tidur wi ... , Balasnya.

Keesokkan harinya, di sekolah kudapat pesan darinya. Katanya dia ingin bertemu denganku, kusuruh
saja dia datang ke kelasku. Ternyata anaknya beda dengan apa yang kupikirkan, dalam pesan yang
dikirimnya seakan-akan anaknya rame banget. Ternyata kalau ketemu anaknya pendiam, gak banyak
ngomong. Malam harinya kukirim pesan padanya, kutanya apa dia gak mau telpon aku. Ternyata dia
mau. Kukira di telpon dia juga pendiam, dugaanku meleset jauh. Di telpon anaknya rame gak
canggung, beda kalau ketemu langsung.
Malam minggunya kutanya apa dia mau main kerumah. Katanya malu kalau sendirian. Aku bilang aja
agar dia kerumahku sama Eva biar gak malu-malu. Anaknya ternyata sopan sama ibuku, pulangnya
ijin dulu ke ibu. Walaupun ibu lagi repot tapi dia rela nunggu walaupun hanya pamit. Setelah sekian
lama, aku merasa nyaman berhubungan sama dia dan aku juga tahu kalau dia orangnya setia. Ingin
rasanya aku bisa memilikinya. Tiap saat aku beri tanda-tanda kalau aku suka sama tapi gak ada
respon darinya. Apa dia gak punya rasa sama aku ?? tapi aku tetap memberi tanda-tanda padanya
setiap saat. Setelah lama dekat sama dia. Aku mendengar kabar kalau dia balik lagi sama mantannya.
Rasanya sakit hati banget, sudah tiap saat ngasih tanda-tanda tapi ternyata dia malah memilih balik
lagi ke Ayu, mantannya. Harapan untuk bisa memilikinya pupus sudah. Aku berpikir apa selama ini
dia dekat dan baik ke aku hanya untuk pelarian semata ?? Pikiranku baik dan buruk bergejolak dalam
kepalaku. Tetapi semua pikiran burukku terhadapnya kubuang jauh-jauh, dia tak mungkin
melakukan perbuatan hina seperti itu padaku. Mungkin aku hanya berharap lebih kepada orang yang
aku sayangi. Setelah hari itu dia tak pernah mengirimiku pesan, setiap dering ponsel berbunyi
kuharap itu panggilan dari dirinya. Tapi apa yang kubayangkan tak pernah terjadi. Malahan aku
mendapat pesan dari orang yang tak terduga, mantan pacarku sendiri. dia mengajak aku menjalin
kisah kasih dengannya lagi. Ajakannya tak kutolak, aku dan dia balikan lagi. Tapi setelah beberapa
hari kemudian, ternyata diriku tak senyaman saat aku dekat dengan Abang (panggilan sayangku
kepadanya). Kuputuskan hubunganku dengan kekasihku saat itu juga, aku tetap berharap aku dapat
memilikimu Bang, walaupun aku tau bahwa harapanku sama dengan berharap datang hujan uang.
Hari-hariku kulalui dengan kehampaan, hidupku kosong, banyak pria datang merayu diriku, tetapi
aku tidak tergoda sedikitpun. Tak sedikit dari mereka ada yang ingin menjadi kekasihku, tapi itu
semua malah menjadikanku teringat pada Abang. Suatu hari, abang mengirim pesan padaku, serasa
mendapat durian runtuh. Tetapi isi pesan yang kudapat malah membikin hatiku semakin sakit, isinya
hanya tentang AYU, AYU, dan AYU ...!!!! Apa gak ada sesuatu selain AYU yang pantas untuk
dibicarakan, pikirku. Aku meladeni pesan darinya dengan malas, kalau waktu dapat diputar kembali
mungkin aku ingin rasanya aku tak mengenal dirinya di hidupku. Dia hanya bisa membuat hatiku
hancur berkeping-keping. Sudah berbulan-bulan ini hidupku berada dalam kesendirian, kesunyian,
dan kehampaan, aku masih sangat berharap sebuah peri datang kepadaku dan mengabulkan
permohonanku agar aku dapat memilikinya untuk selamanya. Tak pernah aku merasakan jatuh cinta
dengan setulus hati kecuali dengan makhluk tuhan yang satu ini. Setelah lama tak ada kabar tiba-tiba
dia mengirim pesan singkat kepadaku
Kamu percaya gak kalu aku putus sama Ayu ..?? Haha ...
TAKDIR ..!!, balasku dengan ketus
Aku muak kalau dia sudah membahas tentang Ayu, pesan darinya terhenti sampai disitu. Mungkin
dia jengkel karena balasan SMS ku tadi. Tak ingin kehilangan kesempatan aku tanya lagi kepadanya
hanya untuk membenarkan pesannya tadi siang.

Kamu beneran putus ma ayu ???, kataku


Beneran lah, masak dikira boonganbalasnya
Senang sekali rasanya hati ini, hatiku serasa tentram dan damai. Keinginanku untuk dapat
memilikinya seakan-akan dapat menjadi kenyataan. Setelah terdengar kabar itu, kami mulai dekat
lagi. Benih-benih cinta dalam hatiku kembali tumbuh, seminggu lebih aku dan dia mulai dekat
kembali. Bahkan hatiku untuk saat ini lebih nyaman dibanding waktu dulu pertama kali kenal
dengannya. Diapun juga semakin merespon tindakanku, mungkin dia juga mempunyai perasaan
yang sama terhadapku. Kupancing-pancing dia agar mengungkapkan bagaimana perasaanya saat ini.
Apa mungkin dia juga suka terhadapku ? walaupun kupancing-pancing tapi dia tetap saja tidak mau
mengungkapkan perasaan hatinya. Bingung sekali diriku dengan makhluk tuhan ini. Akhirnya
kutanya saja langsung kepadanya dia lagi suka dengan siapa dengan catatan dia mengatakan
perasaannya dengan sejujur-jujurnya.
Dia bilang,Gak dech, takut kamu marah.
Aku malah semakin bingung, anak ini sebenarnya suka aku apa enggak, dibilang gak suka tapi dia
semakin dekat. Dibilang suka tapi dia gak mau mengungkapkan perasaannya.
Gpp, bilang aja aku gak bakal marah kok, ngapain juga aku marah, balasku.
Uhm, sebenernya aku suka sama kamu. Waktu dulu pertama kali kenal aku sempet suka sama
kamu. Tapi aku takut kalau rasa itu hanya suka sebatas suka, bukan rasa cinta. Aku gak mau jadian
ama orang yang gak aku cinta,katanya
Beneran ??,kataku
Gak, boongan .. Ya beneran lah eneng cyank .. Cuman aku gak berani ngomong, takut ditolak aja ..
Hehe ..,katanya
Seneng banget rasanya dia manggil aku sayang . Gak kulewatkan kesempatan emas ini.
Apa buktinya kalau kamu emang beneran suka sama aku ..?
Aku gak tau harus ngebuktiin gimana tapi apa yang aku katakan itu semua jujur dari lubuk hati yang
paling dalam, aku beneran sayang sama kamu. Aku pengen hubungan kita bisa lebih dari teman ..
Yee, gak gentle banget masak nembak lewat SMS .. Haha .. Ngomong langsung dund ...
Hehe .. ya ntar logk bisa ngomong langsung .. Tapi gimana ini jawabannya ..
eaea .. Aku mau kok .. Sebenernya aku juga sayang sama kamu ..
Makasih ya, takkirain aku bakalan gak diterima .. Ternyata dugaanku salah ..
Kami jadian tanggal 14 Oktober 2011. Sejak saat itu kami mulai lebih mengenal antara satu sama
lain. Saling menceritakan kekurangan, terbuka akan sifat-sifat kami. Penantian panjangku selama
berbulan-bulan terbalas sudah. Rasa sayangku kepadanya semakin hari semakin bertambah, diapun
juga begitu terhadapku. Tak rugi aku menunggunya selama itu. Terima kasih Bulan, sinarmu
menyatukan kami di kesunyian malam ( waktu jadian bulan lagi bulan purnama, liat aja di kalender
kalau enggak percaya. Hehe )
Terima kasih. INI CERITAKU, APA CERITAMU

Anda mungkin juga menyukai