MIKROBIOLOGI PERAIRAN
ISOLASI MIKROBA
Disusun oleh:
Adil Nurdiman
230210130004
230210130041
Rivanna J H
230210130046
Aini Iftinaan
230210130069
Vega Kharisma N
230210130072
230210130079
Mala Septiani
230210130082
Hanani Adiwira
230210130084
KATA PENGANTAR
AssalamualaikumWr. Wb.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah berkenan
member petunjuk kepada kami sehingga laporan praktikum mengenai Isolasi Mikroba
ini dapat diselesaikan. Laporan ini kami buat guna memenuhi salah satu tugas
praktikum mata kuliah Mikrobiologi Perairan.
Di dalam pembuatan makalah ini dapat terselesaikan tentu berkat bantuan dan
tuntunan Allah SWT dan teman-teman yang terlibat. Dalam kesempatan ini kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang terlibat. Akhir kata
semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
WassalamualaikumWr. Wb.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
Isolasi Mikroba
2.2
2.3
Inokulasi Mikroba
2.4
Teknik Inokulasi
3.2
3.3
Prosedur Kerja
Hasil
11
4.2
Pembahasan
13
Kesimpulan
15
5.2
Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
iv
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan
praktikan dalam mengisolasi mikroba.
1.3 Manfaat
Mampu melakukan isolasi mikroba yang baik sehingga didapatkan biakan murni
mikroba yang diinginkan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Isolasi Mikroba
Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan
menumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Proses pemisahan atau pemurnian
dari mikroorganisme lain perlu dilakukan karena semua pekerjaan mikrobiologis,
misalnya telaah dan identifikasi mikroorganisme, memerlukan suatu populasi yang
hanya terdiri dari satu macam mikroorganisme saja. Prinsip dari isolasi mikroba
adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang berasal dari
campuran
bermacam-macam
mikroba.
Hal
ini
dapat
dilakukan
dengan
menumbuhkannya dalam media padat sel-sel mikroba akan membentuk suatu koloni
sel yang tetap pada tempatnya. Jika sel-sel tersebut tertangkap oleh media padat pada
beberapa tempat yang terpisah, maka setiap sel atau kumpulan sel yang hidup akan
berkembang menjadi suatu koloni yang terpisah, sehingga memudahkan pemisahan
selanjutnya (Dwidjoseputro, 1998).
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam mengisolasi mikroorganisme
menurut Dwidjoseputro, (1998) adalah sebagai berikut:
1. Sifat dan jenis mikroorganisme;
2. Habitat mikroorganisme;
3. Medium pertumbuhan;
4. Cara menginokulasi dan inkubasi;
5. Cara mengidentifikasi;
6. Cara pemeliharaannya.
sebanyak
ml
7
karena spread
plate bertujuan
untuk
yang
sangat
tinggi.
Dengan
demikian
akan
diperoleh
biakan
penyebaran bakteri yang merata dengan baik. Pada beberapa pinggan akan
muncul koloni koloni yang terpisah-pisah.
3. Metode tuang
Isolasi menggunakan media cair dengan cara pengenceran. Dasar
melakukan pengenceran adalah penurunan jumlah mikroorganisme sehingga
pada suatu saat hanya ditemukan satu sel di dalam tabung (Winarni, 1997).
4. Metode tusuk
Metode tusuk yaitu dengan dengan cara meneteskan atau menusukan
ujung jarum ose yang didalamnya terdapat inokolum, kemudian dimasukkan
ke dalam media (Winarni, 1997).
10
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
Tempat
Alat
Adapun peralatan utama yang dibutuhkan pada proses inokulasi
Peralatan
yang
dilengkapi
dengan
sistem
untuk
11
penyimpanan
3.2.2
Bahan
Adapun bahan utama yang dibutuhkan pada proses isolasi mikroba
12
13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
BENTUK
FISIK
(MORFOLOGIS)
KOLONI 1
KOLONI 2
Filamentous
Irregular
Lobate
Smooth
Smooth
Smooth
1. Bentuk Koloni
Mikroba
2. Bentuk Tepi
Koloni Mikroba
3. Bentuk Permukaan
Koloni
14
15
4.2 Pembahasan
Pada praktikum isolasi mikroba yang dilakukan, sumber mikroba didapat dari
air cucian ikan, insang, dan saluran pencernaan. Masing-masing kelompok
melakukan pengenceran sesuai dengan sampel yang diinstruksikan. Pengenceran
yang dilakukan adalah dari larutan 10-1 sampai 10-6. Kelompok 6 mendapat sampel
mikroba yang berasal dari insang dan melakukan pengenceran sampai 10-4. Sampel
hasil pengenceran disimpan di tabung reaksi. Setelah nutrient agar (NA) siap, lampu
bunsen dinyalakan dan cawan petri yang sebelumnya disterilisasi dibuka untuk
selanjutnya digunakan sebagai media untuk isolasi. Cawan petri diletakan di dekat
lampu Bunsen sambil diputar agar panas dari lampu Bunsen mengenai seluruh bagian
cawan petri. Tujuannya agar media untuk isolasi mikroba berada dalam kondisi yang
steril sehingga tidak ada kontaminasi dari mikroba lainnya. Sembari masih berada di
dekat lampu Bunsen, tutup cawan petri dibuka lalu 1 ml sampel mikroba yang berada
di tabung reaksi dituangkan ke cawan petri. Setelah itu, sebanyak + 15 ml NA juga
dituangkan ke dalam cawan petri. Cawan petri kembali diputar di dekat lampu
Bunsen. Setelah itu, lampu Bunsen dimatikan dan cawan petri digerakan searah angka
8, tujuannya agar mikroba dan NA menyatu di dalam cawan petri. Setelah dirasa
merata, cawan petri kembali dibungkus oleh kertas untuk selanjutnya dilakukan
inkubasi selama 2x24 jam.
Tujuan dari inkubasi adalah agar mikroba yang telah diinokulasi pada media,
mendapat suhu optimum untuk tumbuh dengan baik sehingga nantinya didapatkan
mikroba yang diinginkan. Setelah mikroba diinkubasi, mikroba kemudian
dipindahkan ke cawan petri lain yang telah terisi oleh NA yang baru. Pemindahan
mikroba ini dilakukan dengan teknik penggoresan, yakni dengan menggunakan jarum
ose yang sebelumnya disterilisasi di lampu Bunsen. Jarum ose kemudian ditempelkan
di cawan petri yang telah diinkubasi untuk mengambil sampel mikroba yang akan
dibiakan. Lalu pada cawan petri berisi NA yang baru, jarum ose digoreskan pada
permukaan NA secara zig zag. Sebelumnya cawan petri baik yang setelah diinkubasi
maupun yang berisi NA baru, dipanaskan di dekat lampu Bunsen bagian pinggirnya.
16
Cawan petri yang berisi NA baru, pada bagian bawahnya diberi garis untuk membagi
ke dalam dua sisi. Tujuannya adalah untuk membuat biakan murni dari dua jenis
mikroba yang berbeda (apabila pada hasil inkubasi terdapat berbagai jenis mikroba
yang berbeda). Kedua sisi sama-sama digoreskan mikroba secara zig zag oleh jarum
ose. Pada saat penggoresan jangan sampai jarum ose terlalu dalam mengenai NA
sebab akan merusak NA yang dijadikan media tumbuh mikroba. Setelah mikroba
dipindahkan ke cawan petri yang baru, kedua cawan petri sama-sama diinkubasi.
Setelah inkubasi pada cawan petri baru selesai, barulah terlihat mikroba hasil
inokulasi yang telah dilakukan. Pada kelompok 6, biakan murninya berwarna putih
dan koloni mikroba pada sisi pertama adalah flamentous dan pada sisi kedua bentuk
koloninya irregular. Bentuk tepi koloni satu adalah lobate dan koloni dua adalah
smooth. Bentuk permukaan koloni satu dan dua adalah smooth.
17
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan
menumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Dalam isolasi perlu dilakukan
inokulasi dan inkubasi. Metode yang digunakan dalam isolasi adalah metode tuang
dan metode gores. Selama proses inokulasi, media harus selalu dalam keadaan steril
agar media biakan murni tidak terkontaminasi oleh mikroba lainnya. Hasil dari isolasi
mikroba pada praktikum ini diperoleh bentuk koloni pada sisi pertama yaitu
filamentous dan pada sisi kedua yaitu irregular.
5.2 Saran
Sebaiknya praktikan dalam melakukan isolasi lebih teliti dan selalu dalam
keadaan steril agar mikroba hasil biakan murni tidak terkontaminasi mikroba lainnya
yang tidak diinginkan. Dalam metode penggoresan, praktikan harus lebih berhati-hati
agar jarum ose tidak merusak media agar untuk biakan murni.
18
DAFTAR PUSTAKA
19
LAMPIRAN 1
Pendalaman
Penyebab kegagalan bisa saja karena kurang teliti dan hati-hati dalam
melakukan teknik pembuatan biakan murni, seperti penggunaan jarum
ose yang tidak pengerjaanya yang tidak aseptik atau tidak dilakukan
dibelakang lampu bunsen sehingga mengakibatkan masuknya zat atau
mikroba lain yang mengganggu pertumbuhan biakan murni.
3. Apakah hasil isolasi yang Anda lakukan belum berhasil mendapatkan biakan
murni. Jelaskan alasan Anda?
-
Mikroba yang telah diisolasi didapatkan biakan yang murni. Hal ini
ditunjukkan dengan warna mikroba pada cawan petri yang sama warnanya
yaitu putih. Dalam satu koloni hanya terdapat satu bentuk koloni yang
menandakan bahwa mikroba murni yang diinginkan berhasil dibiakan. Hal
20
ini dapat berhasil karena pada saat inokulasi dilakukan dalam keadaan
yang aseptik.
4. Menurut Anda, apakah isolasi mikroba hanya dilakukan pada media agar
lempeng, tidak bisa dilakukan pada media agar tegak atau agar miring?
-
Isolasi mikroba juga dapat dilakukan pada media agar tegak atau agar
miring. Kedua teknik ini memiliki keuntungannya masing-masing. Pada
media agar tegak, dilakukan untuk meminimalisir pertumbuhan mikroba
dalam keadaan kekurangan oksigen. Pada media agar miring, digunakan
untuk menguji gerak mikroba secara makroskopis.
Agar nantinya biakan murni yang dihasilkan adalah jenis mikroba yang
benar-benar kita inginkan tanpa adanya kontaminasi mikroba lainnya.
21
LAMPIRAN 2
22
23