Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Kesehatan merupakan sumber daya
kehidupan bukan hanya objek untuk hidup tetapi suatu konsep yang positif dan tidak dapat
dilepaskan dari sosial serta kekuatan personal.
Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penanggulangan dan pencegahan gangguan
kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan termasuk kehamilan
dan persalinan. Salah satu tujuan nasional adalah memajukan kesejahteraan bangsa, yang berarti
memenuhi kebutuhan dasar manusia, yaitu pangan, sandang, pangan, pendidikan, kesehatan,
lapangan kerja dan ketenteraman hidup.
Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi
setiap penduduk, jadi tanggung jawab untuk terwujudnya derajat kesehatan yang optimal berada
di tangan seluruh masyarakat Indonesia, pemerintah dan swasta bersama-sama.
Salah satu usaha pemerintah dalam menyadarkan masyarakat tentang hidup sehat dan
pelaksanaanya bagaimana cara hidup sehat adalah dengan cara melakukan pendidikan kesehatan
yang tidak hanya didapat dibangku sekolah tapi juga bisa dilakukan dengan cara penyuluhan
oleh tim medis. Yang biasa disebut dengan promosi kesehatan ataupun penyuluhan kesehatan.
Promosi kesehatan telah dikemukakan, salah satunya definisi Ottawa Charter, bahwa
promosi kesehatan adalah suatu proses yang memungkinkan individu untuk meningkatkan
derajat kesehatannya. Termasuk di dalamnya adalah sehat secara fisik, mental dan sosial
sehingga individu atau masyarakat dapat merealisasikan cita-citanya, mencukupi kebutuhankebutuhannya, serta mengubah atau mengatasi lingkungannya.
Penyelenggaraan promosi kesehatan dilakukan dengan mengombinasikan berbagai
strategi yang tidak hanya melibatkan sektor kesehatan belaka, melainkan lewat kerjasama dan
koordinasi segenap unsur dalam masyarakat. Hal ini didasari pemikiran bahwa promosi
kesehatan adalah suatu filosofi umum yang menitikberatkan pada gagasan bahwa kesehatan yang
baik merupakan usaha individu sekaligus kolektif.
1

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perawatan kesehatan di tingkat masyarakat?
2. Bagaimana proses perawatan pada masyarakat?
3. Apa saja pengkajian kesehatan pada masyarakat?
4. Apa faktor yang mempengaruhi masyarakat dalam pola perilaku?
5. Apa saja peran promosi kesehatan dalam kesehatan masyarakat?
6. Bagaimana strategi promosi kesehatan?
7. Apa saja ruang lingkup promosi kesehatan?
8. Apakah sasaran pomosi kesehatan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui perawatan kesehatan di tingkat masyarakat.
2. Agar dapat memahami proses perawatan pada masyarakat.
3. Untuk memahami pengkajian kesehatan pada masyarakat.
4. Supaya dapat mengetahui faktor yang mempengaruhi masyarakat dalam pola perilaku.
5. Agar dapat mengetahui peran promosi kesehatan dalam kesehatan masyarakat.
6. Untuk mengetahui strategi promosi kesehatan.
7. Untuk mengetahui ruang lingkup promosi kesehatan.
8. Agar dapat mengetahui sasaran pomosi kesehatan.

Bab II
Pembahasan
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan bekerjasama cukup lama
sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai satu kesatuan
sosial dengan batas-batas yang telah ditetapkan dengan jelas. Sedangkan menurut Soerdjono
Soekanto (1982) masyarakat atau komunitas adalah menunjuk pada bagian masyarakat yang
bertempat tinggal di suatu wilayah (dalam arti geografi) dengan batas-batas tertentu, dimana
yang menjadi dasarnya adalah interaksi yang lebih besar dari anggota-anggotanya, dibandingkan
dengan penduduk diluar batas wilayahnya. Masyarakat merupakan kelompok individu yang
saling berinteraksi, saling tergantung dan bekerjasama untuk mencapai tujuan. Interaksi sesama
anggota masyarakat akan memunculkan banyak permasalahan, baik permasalahan sosial,
kebudayaan, perekonomian, politik maupun kesehatan khususnya.

A. Perawatan Kesehatan Di Tingkat Masyarakat


Perawatan kesehatan masyarakat di tingkat masyarakat dilakukan dalam lingkup kecil
sampai luas didalam suatu wilayah kerja puskesmas. Pelayanan di tingkat masyarakat dibatasi
oleh batas-batas wilayah (RT, RW, desa, kecamatan) atau masyarakat yang mempunyai ciri-ciri
tertentu misalnya kebudayaan, kepercayaan, pekerjaan, pendidikan dan sebagainya.
Untuk menggali masalah kesehatan dimasyarakat diperlukan informasi tentang kejadian
dan kondisi lingkungan, sosial ekonomi, budaya, perilaku masyarakat, serta kesehatan
masyarakat yang sangat berkaitan dengan insidensi dan prevalensi penyakit, sikap masyarakat
terhadap kesehatan dan sebagainya.
Untuk dapat mengetahui masalah kesehatan disuatu wilayah kerja puskesmas diperlukan
Survey Mawas Diri (SMD), dengan mengumpulkan data kependudukan, sosial ekonomi budaya,
kesling, data kesehatan, pola penyakit, kebiasaan-kebiasaan masyarakat yang berkaitan dengan
masalah kesehatan.

Data tersebut kemudian diolah, dianalisa, setelah itu barulah ditemukan masalah
kesehatan dan keperawatan yang terjadi pada masyarakat tersebut, kemudian masalah tersebut
dibawa dalam pertemuan tingkat desa (rembuk desa) atau Musyawarah Masyarakat Desa
(MMD) atau lokakarya mini kesehatan masyarakat. Yang pada intinya pertemuan tersebut untuk
mencari alternatif pemecahan masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi oleh
masyarakat dan kemudian disusun perencanaan penanggulangan atau program kerja yang
melibatkan partisipasi masyarakat secara menyeluruh dan instansi terkait diantaranya puskesmas,
pemerintah desa, organisasi sosial masyarakat dan kader-keder kesehatan yang ada.

B. Proses Perawatan Masyarakat


Sesuai dengan teori Neuman yang dikembangkan oleh Anderson, kelompok atau
komunitas dilihat sebagai klien dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu komunitas yang
merupakan klien dan penggunaan proses keperawatan sebagai pendekatan, yang terdiri dari lima
tahapan :
1. Pengkajian
Pada tahap pengkajian, perawat melakukan pengumpulan data yang bertujuan
mengidentifikasi data yang penting mengenai klien. Yang perlu dikaji pada kelompok atau
komunitas adalah :
a) Data Inti : data demografi kelompok atau komunitas yang terdiri: umur, pendidikan, jenis
kelamin, pekerjaan, agama, nilai-nilai, keyakinan serta riwayat timbulnya kelompok atau
komunitas.
b) Pelayanan kesehatan dan sosial : tersedia untuk melakukan deteksi dini gangguan atau
merawat atau memantau apabila gangguan sudah terjadi.
c) Ekonomi : tingkat sosial ekonomi komunitas secara keseluruhan apakah sesuai dengan
UMR (Upah Minimum Regional), dibawah UMR atau diatas UMR sehingga upaya
pelayanan kesehatan yang diberikan dapat terjangkau, misalnya anjuran untuk konsumsi
jenis makanan sesuai status ekonomi tersebut.
d) Politik dan pemerintahan : apakah cukup menunjang sehingga memudahkan komunitas
mendapat pelayanan di berbagai bidang termasuk kesehatan.

e) Sistem komunikasi : sarana komunikasi apa saja yang dapat dimanfaatkan di komunitas
tersebut untuk meningkatkan pengetahuan terkait dengan masalah kesehatan yang terjadi
misalnya televisi, radio, koran atau leaflet yang diberikan kepada komunitas.
f) Pendidikan : apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan untuk meningkatkan
pengetahuan.
g) Rekreasi : apakah tersedia sarananya, kapan saja dibuka, dan apakah biayanya terjangkau
oleh komunitas. Rekreasi ini hendaknya dapat digunakan komunitas untuk mengurangi
stress.
h) Perumahan: rumah yang dihuni oleh penduduk, penerangan, sirkulasi dan kepadatan.
i) Status kesehatan komunitas : status kesehatan komunitas dapat dilihat dari biostatistik
dan vital statistik, antara lain angka mortalitas, angka morbiditas, IMR , serta cakupan
imunisasi.
j) Keamanan dan transportasi
k) Data lingkungan fisik.

2. Diagnosa Dan Analisa Data


Setelah dilakukan pengkajian yang sesuai dengan data-data yang dicari, maka kemudian
dikelompokkan dan dianalisa seberapa besar stressor yang mengancam masyarakat dan seberapa
berat reaksi yang timbul pada masyarakat tersebut. Berdasarkan hal tersebut diatas dapat disusun
diagnosa komunitas dimana terdiri dari : masalah kesehatan, karakteristik populasi, karakteristik
lingkungan.
Contoh :
Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada komunitas di RW 04 Kelurahan
Kampung Melayu berhubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pemenuhan
kebutuhan nutrisi bagi tubuh.
Masalah kesehatan yang ditemukan di masyarakat disampaikan dalam pelaksanaan lokakarya
mini atau istilah lainnya musyawarah masyarakat desa/RW. Data dapat disajikan dengan
menggunakan grafik, tabel ataupun melalui sosio drama.

3. Perencanaan (Intervensi)
Menetapkan apa yang harus dilakukan untuk membantu sasaran dalam upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif. Langkah pertama dalam tahap perencanaan adalah
menetapkan tujuan dan sasaran kegiatan untuk mengatasi masalah yang telah ditetapkan sesuai
dengan diagnosa. Dalam menentukan tahap berikutnya yaitu rencana pelaksanaan kegiatan maka
ada dua faktor yang mempengaruhi dan dipertimbangkan dalam menyusun rencana tersebut yaitu
sifat masalah dan sumber/potensi masyarakat seperti dana, sarana, tenaga yang tersedia.

4. Pelaksanaan (Implementasi)
Tanggung jawab untuk melaksanakan tindakan yang telah direncanakan yang sifatnya:
a) Bantuan dalam upaya mengatasi masalah-masalah yang terkait, mempertahankan kondisi
seimbang atau sehat dan meningkatkan kesehatan.
b) Mendidik komunitasi tentang perilaku sehat untuk mencegah terjadinya masalah
kesehatan tertentu.
c) Sebagai advokat komunitas sekaligus menfasilitasi terpenuhinya kebutuhan komunitas.

Pada kegiatan praktik promosi kesehatan komunitas berfokus pada tingkat pencegahan, yaitu :
a) Pencegahan primer yaitu pencegahan sebelum sakit dan difokuskan pada populasi sehat,
mencakup pada kegiatan kesehatan secara umum serta perlindungan khusus terhadap
penyakit, contoh: imunisasi, penyuluhan gizi, simulasi dan bimbingan dini dalam
kesehatan keluarga.
b) Pencegahan sekunder yaitu kegiatan yang dilakukan pada saat terjadinya perubahan
derajat kesehatan masyarakat dan ditemukan masalah kesehatan. Pencegahan sekunder
ini menekankan pada diagnosa dini dan tindakan untuk mnghambat proses penyakit,
contoh: Memotivasi keluarga untuk melakukan penieriksaan kesehatan seperti mata, gigi,
telinga, dll.
c) Pencegahan tertier yaitu kegiatan yang menekankan pengembalian individu pada tingkat
berfungsinya secara optimal dari ketidakmampuan keluarga.

5. Evaluasi
Evaluasi merupakan penilaian terhadap program yang telah dilaksanakan dibandingkan
dengan tujuan semula dan dijadikan dasar untuk memodifikasi rencana berikutnya. Penilaian dan
pemantauan merupakan kegiatan untuk menilai sejauh mana keberhasilan pencapaian tujuan dari
rencana yang telah dibuat, apakah telah mencapai hasil yang maksimal atau belum sesuai dengan
kriteria standar yang telah ditetapkan. Penilaian dan pemantauan dapat dilaksanakan pada :
1. Selama pelaksanaan kegiatan (formatif)
2. Setelah pelaksanaan kegiatan (sumatif)
Penilaian dan pemantauan penting artinya untuk mengkaji ulang perencanaan pembinaan
dalam pelaksanaan perawatan kesehatan masyarakat yang telah disusun mencapai sasaran atau
tidak, dan penting juga untuk pengembangan perencanaan selanjutnya termasuk perluasan dari
segi kualitatif dan kuantitatif.

C. Subsistem
a. Lingkungan fisik
Lingkungan adalah salah satu subsistem yang berpengaruh terhadap kesehatan
masyarakat. Untuk meningkatkan derajad kesehatan masyarakat perlu ditingkatkan juga
kebersihan lingkungan sekitar dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.
Data subsistem lingkungan yang perlu dikaji adalah lingkungan biologi (jenis binatang
peliharaan, letak kandang, jenis tanaman yang ditanam dirumah, dan manfaat tanaman tersebut),
kimia (sumber polusi, pembuangan dan pengelolaan limbah rumah tangga dan kotoran ternak),
fisik (tempat pembuangan sampah, pengelolaan sampah, ketersediaan jamban, ventilasi rumah,
sumber air, ketersediaan air bersih, dan alat penerangan) , dan geografi (kondisi iklim di desa dan
kondisi jalan menuju pelayanan kesehatan).
b. Keamanan dan transportasi
Di lingkungan tempat tinggal, apakah tidak menimbulkan stress. Yang perlu dikaji adalah
tindak criminal yang paling sering, layanan perlindungan yang tersedia (hansip), tempat
perlindungan dan pengaduan bila terancam rasa amannya (RT, RW, kades), tersediannya
7

ambulan desa, tersedianya kendaraan umum (ojek, angkot), tersediannya kendaraan pribadi
(mobil, sepeda motor), tersediannya jalan pintas, penggunaan jalan umum.
c. Pelayanan kesehatan dan sosial
Pelayanan kesehatan dan sosial yang tersedia untuk melakukan deteksi dini gangguan
atau merawat atau memantau apabila gangguan sudah terjadi.
Point yang perlu dikaji dalam hal pelayanan kesehatan dan sosial adalah ketersediaan
tenaga kesehatan, jarak rumah sakit, ketersediaan klinik dan gawat darurat, mencari pelayanan
kesehatan, pemanfaatan posyandu, ketersediaan pustu, jarak puskesmas, pelaksanaan dalam satu
bulan, jenis pelayanan untuk ibu dan anak, keahlian kader, penggunaan alat kontrasepsi, biaya,
dan adanya jaminan kesehatan.
d. Ekonomi
Tingkat sosial ekonomi komunitas apakah sudah mencukupi, sehingga upaya pelayanan
kesehatan yang diberikan dapat terjangkau.
Yang perlu dikaji adalah jumlah pengeluaran rata-rata keluarga tiap bulan, ketersediaan
lapangan kerja, alokasi penghasilan untuk kesejahteraan ibu dan anak.
e. Pendidikan
Pendidikan penting dalam pengkajian karena untuk mengetahui apakah terdapat sarana
pendidikan yang dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat terutama dalam
peningkatan pengetahuan tentang kesehatan.
Yang perlu dikaji dalam subsistem pendidikan yaitu, kondisi sekolah (gedung sekolah,
ketersediaan kamar mandi, kebersihan, tempat sampah, kantin sekolah, ventilasi kelas,
tersedianya fasilitas kesehatan disekolah, penerapan pola perilaku hidup sehat di sekolah (cuci
tangan dan gosok gigi), pemeriksaan kesehatan berkala, dan jajanan sekolah.
f. Politik dan pemerintahan
Politik dan pemerintahan sangat berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat terutama
dalam penyediaan sarana pelayanan kesehatan untuk menunjang kesehatan masyarakat.

Di masyarakat yang perlu dikaji adalah adanya penanggung jawab PKK, adanya jadwal
pelaksana kegiatan PKK, rutinitas kegiatan PKK, program PKK, penanggung jawab dasa wisma,
program dasa wisma, rutinitas kegiatan dasawisma, tersedianya alat transportasi ambulan desa,
tersedianya kader-kader kesehatan tiap RT, dan adanya pelatihan-pelatihan terhadap kader-kader
kesehatan.
g. Komunikasi
Sistem komunikasi dalam masyarakat sangatlah penting dalam menerima informasi
terutama terkait dengan kesehatan. Sarana komunikasi apa saja yang dapat dimanfaatkan di
komunitas tersebut untuk meningkatkan pengetahuan terkait dengan kesehatan (misal : televisi,
radio, koran, atau leaflet yang diberikan kepada komunitas)
Dalam subsistem komunikasi yang perlu dikaji adalah penggunaan alat komunikasi
(telepon, handphone, tv, radio, koran, dll), ketersediaan tempat untuk kegiatan bersama warga,
antusias warga dalam mendapatkan informasi kesehatan.
h. Rekreasi
Rekreasi disekitar daerah apakah terdapat masalah atau bisa menimbulkan masalah
kesehatan kepada masyarakat disekitarnya.
Yang perlu dikaji dalam subsistem rekreasi adalah ketersediaan fasilitas bermain anakanak dan bentuk rekreasi yang sering dilakukan.

D. Faktor yang Mempengaruhi Masyarakat dalam Pola Perilaku


Umumnya ada empat faktor yang dapat mempengaruhi masyarakat agar merubah perilakunya,
yaitu:
a. Fasilitasi, yaitu bila perilaku yang baru membuat hidup masyarakat yang melakukannya
menjadi lebih mudah, misalnya adanya sumber air bersih yang lebih dekat,
b. Pengertian yaitu bila perilaku yang baru masuk akal bagi masyarakat dalam konteks
pengetahuan lokal,

c. Persetujuan, yaitu bila tokoh panutan (seperti tokoh agama dan tokoh agama) setempat
menyetujui dan mempraktekkan perilaku yang di anjurkan dan
d. Kesanggupan untuk mengadakan perubahan secara fisik misalnya kemampuan untuk
membangun jamban dengan teknologi murah namun tepat guna sesuai dengan potensi
yang di miliki.
Pendekatan program promosi menekankan aspek bersama masyarakat, dalam artian:
a. Bersama dengan masyarakat fasilitator mempelajari aspek-aspek penting dalam
kehidupan masyarakat untuk memahami apa yang mereka kerjakan, perlukan dan
inginkan,
b. Bersama dengan masyarakat fasilitator menyediakan alternatif yang menarik untuk
perilaku yang beresiko misalnya jamban keluarga sehingga buang air besar dapat di
lakukan dengan aman dan nyaman serta
c. Bersama dengan masyarakat petugas merencanakan program promosi kesehatan dan
memantau dampaknya secara terus-menerus, berkesinambungan.

E. Peran Promosi Kesehatan Dalam Kesehatan Masyarakat


Kesehatan merupakan hasil interaksi faktor internal dan eksternal. Faktor internal terdiri dari
faktor fisik dan psikis. Sedangkan faktor eksternal terdiri dari sosial, budaya masyarakat,
lingkungan fisik, sosial, politik, ekonomi, pendidikan, dan budaya. Faktor yang mempengaruhi
baik individu, kelompok dan masyarakat dikelompokkan menjadi 4 yaitu :
a) Lingkungan (environment) mencakup lingkungan fisik, sosial, budaya, politik, ekonomi.
Intervensi terhadap faktor lingkungan fisik yaitu dalam bentuk perbaikan sanitasi
lingkungan, sedangkan intervensi terhadap lingkungan sosial, politik, ekonomi,
pendidikan, dan budaya dalam bentuk program-program peningkatan pendidikan,
perbaikan sosial ekonomi masyarakat, penstabilan politik dan keamanan.
b) Perilaku (behavior) perilaku mempengaruhi lingkungan pelayanan kesehatan.
c) Pelayanan kesehatan (health services) intervensi terhadap pelayanan kesehatan adalah
dalam bentuk penyediaan dan perbaikan fasilitas pelayanan kesehatan.

10

d) Keturunan (heredity) intervensi faktor keturunan adalah penasihat perkawinan, dan


penyuluhan kesehatan khususnya bagi kelompok yang mempunyai resiko penyakit
keturunan.
Keempat faktor ini saling mempengaruhi satu sama lain. Faktor lingkungan selain
mempengaruhi kesehatan juga mempengaruhi perilaku dan perilaku juga mempengaruhi
lingkungan dan mempengaruhi pelayanan kesehatan.

F. Strategi Promosi Kesehatan


Yaitu cara untuk mencapai visi dan misi promosi kesehatan, diantaranya yaitu:
a. Advokasi
Adalah pendekatan kepada para pembuat keputusan di berbagai sector sehingga para
pejabat tersebut mau mendukung program kesehatan yang kita inginkan.
b. Dukungan Sosial
Tujuannya adalah untuk mencari dukungan social melalui tokoh-tokoh masyarakat untuk
mewujudkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan
mereka sendiri.
Misalnya : dukungan sosial berupa seminar, bimbingan kepada tokoh masyarakat.
c. Pemberdayaan Masyarakat
Suatu kegiatan promosi kesehatan promosi kesehatan yang diberikan secara langsung
dapat membuat masyarakat mewujudkan kemampuannya untuk meningkatkan dan
memelihara kesehatan mereka.
Misalnya : penyuluhan kesehatan.
Strategi Promosi Kesehatan tersebut di atas diarahkan untuk: Mengembangkan
kebijaksanaan guna mewujudkan masyarakat yang sehat. Membina suasana, iklim dan
lingkungan yang mendukung. Memperkuat, mendukung dan mendorong kegiatan masyarakat.
Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan perorangan. Mengupayakan pembangunan
kesehatan yang lebih memberdayakan masyarakat.

11

G. Ruang Lingkup Promosi Kesehatan


Secara sederhana ruang lingkup promosi kesehatan diantaranya sebagai berikut :
1. Promosi

kesehatan

mencakup

pendidikan

kesehatan

(health

education)

yang

penekanannya pada perubahan/perbaikan perilaku melalui peningkatan kesadaran,


kemauan dan kemampuan.
2. Promosi kesehatan mencakup pemasaran sosial (social marketing), yang penekanannya
pada pengenalan produk/jasa melalui kampanye.
3. Promosi kesehatan adalah upaya penyuluhan (upaya komunikasi dan informasi) yang
tekanannya pada penyebaran informasi.
4. Promosi kesehatan merupakan upaya peningkatan (promotif) yang penekanannya pada
upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.
5. Promosi kesehatan mencakup upaya advokasi di bidang kesehatan, yaitu upaya untuk
mempengaruhi lingkungan atau pihak lain agar mengembangkan kebijakan yang
berwawasan kesehatan (melalui upaya legislasi atau pembuatan peraturan, dukungan
suasana dan lain-lain di berbagai bidang /sektor, sesuai keadaan).
6. Promosi kesehatan adalah juga pengorganisasian masyarakat (community organization),
pengembangan masyarakat (community development), penggerakan masyarakat (social
mobilization), pemberdayaan masyarakat (community empowerment), dll.

H. Sasaran Promosi Kesehatan


Berdasarklan pentahapan upaya promosi kesehatan, maka sasaran dibagi dalam tiga kelompok
sasaran, yaitu :
1. Sasaran Primer (primary target)
Sasaran umumnya adalah masyarakat yang dapat dikelompokkan menjadi, kepala
keluarga untuk masalah kesehatan umum, ibu hamil dan menyusui anak untuk masalah
KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) serta anak sekolah untuk kesehatan remaja dan lain
sebagianya. Sasaran promosi ini sejalan dengan strategi pemberdayaan masyarakat
(empowerment).

12

2. Sasaran Sekunder (secondary target)


Sasaran sekunder dalam promosi kesehatan adalah tokoh-tokoh masyarakat, tokoh
agama, tokoh adat, serta orang-orang yang memiliki kaitan serta berpengaruh penting
dalam kegiatan promosi kesehatan, dengan harapan setelah diberikan promosi kesehatan
maka masyarakat tersebut akan dapat kembali memberikan atau kembali menyampaikan
promosi kesehatan pada lingkungan masyarakat sekitarnya. Tokoh masyarakat yang telah
mendapatkan promosi kesehatan diharapkan pula agar dapat menjadi model dalam
perilaku hidup sehat untuk masyarakat sekitarnya.

3. Sasaran Tersier (tertiary target)


Adapun yang menjadi sasaran tersier dalam promosi kesehatan adalah pembuat
keputusan (decission maker) atau penentu kebijakan (policy maker). Hal ini dilakukan
dengan suatu harapan agar kebijakan-kebijakan atau keputusan yang dikeluarkan oleh
kelompok tersebut akan memiliki efek/dampak serta pengaruh bagi sasaran sekunder
maupun sasaran primer dan usaha ini sejalan dengan strategi advokasi (advocacy).

13

Bab III
Kesimpulan
Promosi Kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
melalui proses pembelajaran dari-oleh-untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat
menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat,
sesuai dengan kondisi social budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang
berwawasan kesehatan.
Proses perawatan masyarakat berdasarkan teori Neuman yang dikembangkan oleh
Anderson, kelompok atau komunitas dilihat sebagai klien dipengaruhi oleh dua faktor utama
yaitu komunitas yang merupakan klien dan penggunaan proses keperawatan sebagai pendekatan,
yang terdiri dari lima tahapan, yaitu : pengkajian, diagnosa dan analisa data, perencanaan
(intervensi), pelaksanaan (implementasi) dan evaluasi.
Pengkajian kesehatan pada masyarakat meliputi : lingkungan fisik, keamanan dan
transportasi, pelayanan kesehatan dan sosial, ekonomi, pendidikan, politik dan pemerintahan,
komunikasi dan rekreasi.
Faktor yang dapat mempengaruhi masyarakat agar merubah perilakunya, yaitu:
a. Fasilitasi, yaitu bila perilaku yang baru membuat hidup masyarakat yang melakukannya
menjadi lebih mudah
b. Pengertian yaitu bila perilaku yang baru masuk akal bagi masyarakat dalam konteks
pengetahuan lokal
c. Persetujuan, yaitu bila tokoh panutan (seperti tokoh agama dan tokoh agama) setempat
menyetujui dan mempraktekkan perilaku yang di anjurkan dan
d. Kesanggupan untuk mengadakan perubahan secara fisik

14

DAFTAR PUSTAKA
Notoatmojo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.
Novita, Nesi. 2011. Promosi Kesehatan dalam Pelayanan Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.
Mubarak, Wahit Iqbal. Promosi Kesehatan untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.
Barata, Atep Adya. 2003. Dasar-Dasar Pelayanan Prima. Elex Media Computindo.
Tarwoto, Wartonah, 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika.
Yulia Suparmi, dkk, 2008. Panduan Praktik Keperawatan Kebutuhan Dasar Manusia.
Yogyakarta : PT.Citra Aji Parama.
Aziz Alimul Hidayat, 2002. Pengantar Dokumentasi Proses Keperawatan. Jakarta : EGC.

15

Anda mungkin juga menyukai