Anda di halaman 1dari 14

A.

CONTOH KONTRAK LISENSI DAN KNOW HOW TRANSFER ANTARA NV


PHILIPS DAN PT. PHILIPS INDONESIA
NV Philip asal Belanda sudah sejak lama melakukan alih teknologi dengan PT. Philip
Indonesia, melalui kontrak persetujuan lisensi untuk memperoleh segala informasi teknik
milik perusahaan Belanda tersebut. Dimana dalam kontrak lisensi ini antara lain disebutkan
bahwa semua paten dan segala know how teknologi yang dimiliki seluruh perusahaan Philip
termasuk cabang-cabangnya di seluruh dunia, tersedia untuk dipakai oleh perusahaan Philip
Indonesia. Know how ini, misalnya dalam bentuk Nomaal Bladen, selain dari pengiriman
beberapa ahli bangsa Belanda untuk bekerja di pabrik milik PT. Philip Indonesia.
Besarnya royalty yang dibayar kepada NV Philip Nederland adalah 5%
penjualannya,

hal

tersebut

diminta

kepada

pemerintah

melalui

dari

nilai

Kantor Inspeksi

perindustrian Jawa Barat mengenai izin transfernya.


Sistem ini, dinilai mampu mengurangi investasi awal dan produk-produknya mampu
diserap pasar, mengingat produk-produk yang dihasilkan telah memenuhi standard
internasional (adanya keuntungan menggunakan nama besar dan goodwill milik licensor).
Maka tidak heran kalau produk-produk buatan PT. Philip Indonesia, mampu menguasai
pasar lampu di Indonesia. Dengan demikian, sistem ini menjadi lebih efektif dan efisien
untuk mempercepat proses pengembangan usaha bagi industri-industri padat modal.
Sedangkan PT. Philip Indonesia sendiri, dapat lebih fokus dalam upaya mengembangkan
usahanya.
Belajar dari perjanjian tersebut diatas, hal yang perlu disadari dalam sistem alih
teknologi semacam ini adalah posisi pihak pengusaha lokal jangan berada di pihak yang
lemah. Karena pada umumnya, sebagian besar posisi orang-orang lokal tidak beranjak
dari posisi operator, mengingat posisi-posisi kuncinya banyak dikuasai oleh orang asing,
sehingga mereka tidak mampu menggunakan daya kreasinya dan inovasinya. Mereka
juga lupa akan keharusannya untuk meningkatkan dan mengembangkan teknologi
tersebut.
Hal lain yang perlu mendapat perhatian adalah kita harus meneliti teknologi yang akan
mereka transferkan. Apakah tergolong teknologi yang dapat dimanfaatkan (advance atau
high technology) untuk memenuhi kebutuhannya atau justru teknologi mereka bawa,

merupakan teknologi yang sudah usang dinegaranya. Hal ini yang perlu sekali mendapat
perhatian pihak pengusaha lokal. Untuk itu pengusaha lokal yang akan melakukan
kerjasama melalui perjanjian lisensi dan know how transfer, hendaknya memperhatikan
peraturan-peraturan seperti yang sudah diatur melalui UU No.14 Tahun 2001 Tentang Paten
dan PP No.20 Tahun 2005 Tentang Alih teknologi, seperti yang sudah dibahas diatas.

B.DASAR HUKUM
Ketentuan mengenai Lisensi dan Perjanjian Lisensi di Indonesia diatur dalam peraturan
perundang-undangan di bidang HAKI yaitu:

Undang-undang No. 14 Tahun 2001 Tentang Paten;


Undang-undang No. 15 Tahun 2001 Tentang Merek;
Undang-undang No. 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta;
Undang-undang No. 29 Tahun 2000 Tentang Perlindungan Varietas Tanaman;
Undang-undang No. 30 Tahun 2000 Tentang Rahasia Dagang;
Undang-undang No. 31 Tahun 2000 Tentang Desain Industri;
Undang-undang No. 32 Tahun 2000 Tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu.

C. ISI DAN PROSEDUR PEMBUATAN PERJANJIAN LISENSI


Perjanjian lisensi paten sekurang-kurangnya memuat informasi tentang:
a. Tanggal, bulan dan tahun tempat dibuatnya perjanjian lisensi;
b. Nama dan alamat lengkap serta tanda tangan para pihak yang mengadakan perjanjian
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.

lisensi;
Nomor dan judul dari paten yang menjadi obyek perjanjian lisensi;
Jangka waktu perjanjian lisensi;
Dapat atau tidaknya jangka waktu perjanjian lisensi diperpanjang;
Pelaksanaan paten untuk seluruh atau sebagian dari paten yang diberikan lisensi;
Jumlah royalti dan pembayarannya;
Dapat atau tidaknya penerima lisensi memberikan lisensi lebih lanjut kepada pihak
ketiga;
Batas wilayah berlakunya perjanjian lisensi, apabila diperjanjikan;
dan dapat atau tidaknya pemberi lisensi melaksanakan sendiri paten yang telah
dilisensikan kepada penerima paten.

Perjanjian lisensi dibuat secara tertulis dan harus ditandatangani oleh kedua
pihak. Perjanjian lisensi wajib dicatatkan pada Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual
dan dimuat dalam Daftar Umum Paten dengan membayar biaya yang besarnya ditetapkan

dengan Keputusan Menteri. Jika perjanjian lisensi tidak dicatatkan, perjanjian lisensi tidak
mempunyai akibat hukum terhadap pihak ketiga.

A. Contoh draft kontrak perjanjian keagenan internasional


Agency Agreement

1. Parties:

This Agency Agreement is made as of Aug 8, 2000 by and between WorldSpace


Corporation, having its office at 2400 N. Street, NW, Washington D.C. 20037, USA
(WorldSpace) and China Telecommunications Broadcast Satellite Corp, having its
principal office at No. 42, Xue Yuan Lu, Hai Dian District, Beijing (ChinaSat) on
appointing ChinaSat as the agent to lease satellite channels of the northeast beam of
AsiaStar owned by WorldSpace.

2. Definitions of key phrases:


Clients: The multimedia service content providers who lease AsiaStar Northeast Beam
channels.
Users: The end users who own WorldSpace receivers and accessories and receive
WorldSpace data services.
Multimedia Services System: The WorldSpace L-band satellite multimedia information
transmission system.
Services: WorldSpace L-band satellite multimedia services.
Agent: ChinaSat will be the sole agent to lease channels of AsiaStar of Northeast beam.
Satellite Channels: The channels of the Northeast beam of AsiaStar located at E 105,
which are owned by WorldSpace.

3. Conditions for the agent appointment


1) Conditions:
During the term of this agreement, ChinaSat shall abide by the following rules:

a.

Shall not assign the agents responsibilities to a third party except for its
subsidiary;

b.

Pay the channel leasing revenues to WorldSpace according to the prices agreed

by both parties in a timely fashion;


c.

The Agency Agreement is valid for five years (from August 8, 2000 to August 7,
2005). It can be renewed through two parties agreement 90 days before it
expires.

d.

During the term of the agreement, ChinaSat can not be the agent for other
satellites using the same frequencies used by WorldSpace Satellites (Specific
frequency bands see Clause 4 of the Agency Agreement).

2) Termination:
The agreement shall be terminated under one of the following conditions:

a.

ChinaSat can not maintain the required frequencies, service permits and related
certificates.

b.

The agency agreement expires, and no renewal agreement has been reached.

c.

One party or both parties fail to perform their duties as required in this
agreement.

d.

The system can not work in the event of force majeure, i.e. satellite damages due
to space electromagnetic radiation or UFO strike, earthquakes, fire, flood, war,
riot, changes of policies or regulations, etc.

4. Appointment
WorldSpace agrees to appoint ChinaSat as the sole agent in China to lease Satellite
Channels to Chinese or non-Chinese Clients if the above-mentioned conditions are met
and the relevant frequencies are:

1) Uplink frequencies: (7052.3322MHz, 7046.131 1MHz, 7057.075 IMHz)


2) Downlink frequencies: (1473.164 1.3MHz, 1475.464 1.3MHz).

5. Respective responsibilities of both parties:


WorldSpace:

1) The Satellite Channels mentioned in this Agency Agreement are owned by


WorldSpace;
2) WorldSpace will work together with ChinaSat to prepare a Satellite Channels
allocation plan;
3) WorldSpace will work with ChinaSat to set the prices for channel leasing and have the
final say on leasing prices when the two parties have disagreement as long as the
disagreement is not conflict with the laws of China;
4) WorldSpace will assist ChinaSat to secure more Clients. WorldSpace is entitled to
arrange Clients to use for free the satellite channels, network system and uplink
station for one month (or a period agreed by both parties) for testing and promotional
purposes;
5) Both parties shall work together to decide whether a channel should be leased to
Client, either a domestic or foreign Client. When a dispute arises between two parties
on this issue, WorldSpace has the final say under the condition that the
2

lease falls within the scope permitted by the China government and ChinaSats
political and commercial interests are not adversely impacted;
6) If WorldSpace invests its Satellite Channel to cooperate with a third party, it has to
acknowledge that ChinaSat has 10% interest of this channel during the term of this
Agency Agreement.
7) During the technical trial period (see Annex 2 of Cooperation Agreement,
Milestone), WorldSpace will not charge ChinaSat for Satellite Channels used for
not-for-profit and promotional programming, provided that such arrangement does not
exceed end April 2001.

ChinaSat:

1) Is appointed by WorldSpace to be its agent to lease Satellite Channels and develop


Satellite Channel leasing business; work with WorldSpace to allocate Satellite
Channels; notify WorldSpace of any leasing arrangement and inquiries on a timely
fashion;
2) Proceed with all relevant procedures and obtain required frequencies and service
permits and start commercial trial operations as defined in the schedule in the Annex
1;
3) Responsible for management of uplink frequencies and uplink stations established by
domestic or foreign Clients. Can close the particular uplink station violating the
management requirements when necessary, according to Article 7 of the
Memorandum of Understanding.
4) Lease Satellite Channels to Clients inside or outside of China and collect channel
lease fees from them in accordance with the prices agreed by both parties.
5) Be responsible to notify WorldSpace of any leasing arrangements and make payments
to WorldSpace in accordance with the prices agreed by both parties;
6) If WorldSpace invests its Satellite Channel to cooperate with a third party, ChinaSat is
entitled to Charge 10% of standard channel lease fee as its agent fee for the Satellite
Channels used by WorldSpace and the third partys cooperative project in such cases,
both parties shall specify the Standard Price in advance;
7) Will not charge agency fees to WorldSpace, should capacity be used by WorldSpace
not-for-profit programs for promotional purposes.
8) Can arrange a particular Client to use the WS system for free for a month ( A program
of a particular Client can enjoy the free service only once).
6. Payment terms of channel lease fees
1) ChinaSat will collect channel lease fees from Clients inside and outside of China.

2) ChinaSat obtains 10% of the lease fees (business tax included) as its agent fee.
3) ChinaSat shall transfer the channel lease fees excluding its agent fee to WorldSpace in
US$ (the WorldSpace Chinas income tax will be withheld by ChinaSat).
4) In the first ten days of a calendar month, ChinaSat shall submit to WorldSpace a
report regarding channel leasing arrangement, quantity of new Clients, quantity of
total Clients and other detailed information for the previous month. ChinaSat shall
transfer the portion of revenues belonging to WorldSpace to the bank account
designated by WorldSpace in 30 days after ChinaSat signs the contract of payment
with its clients.
7. Remedies
1) The damages caused to Clients and users due to satellite malfunctions shall be the
liabilities of WorldSpace.
2) The damages caused to Clients and Users due to uplink station and network system
malfunctions shall be the liabilities of ChinaSat.
8. Penalties
1) If ChinaSat doesnt make the required payment to WorldSpace in accordance with the
prices and terms as agreed by both parties, it has to pay WorldSpace penalties (0.04%
of the concerned amount per day) besides making the outstanding payment to
WorldSpace.
2) If WorldSpace leases Satellite Channels not conforming to this agreement or leases
channels without getting ChinaSats written consent, it has to pay ChinaSat penalties
(0.04% of the total leasing amount per day) besides paying ChinaSat the agent fees it
fails to pay.
Each party shall cooperate with reasonable audits to ensure proper payments are being
made.

9. Notes
This Agency Agreement has 4 copies, 2 in English and 2 in Chinese, both of which are
equally authentic. This agreement will come into effect together with Cooperation
Agreement after being signed. This agreement will not limited to Multimedia Services
and may be expanded to include other digital services.
4

10. The two parties can authorize a specific and legitimate subsidiary to perform the duties
specified in this agreement, as long as they continue to remain obligated hereunder.

WorldSpace Corporation

China Telecommunications Broadcast


Satellite Corp.

By: /s/ Signature in Chinese


Date: 8/8-2000

By: /s/ Noah Samara


Date: Noah Samara
8 August 2000

B.DASAR HUKUM
A. Dasar Hukum Keagenan di Indonesia

Surat Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Nomor 1955/Budn-

3/Vi/1996 Tahun 1996


Instruksi Direktorat

01/Dagri/Ins/Ii/96 Tahun 1996


Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 116/M/Sk/6/1993 Tahun 1993
Surat Edaran Direksi Bank Indonesia Nomor 21/70/Uln Tahun 1989

Jenderal

Surat Pengakuan Keagenan Tunggal

Perdagangan

Dalam

Negeri

Nomor

Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 428/M/Sk/12/1987 Tahun 1987


Kawat
Direktur
Jenderal
Perdagangan
Dalam
Negeri
Nomor
08/Dagri/Kwt/Iii/87

Pembinaan Keagenan Dan Kepastian Usaha


Keputusan Menteri Perhubungan No. Km 85/Al 003/Phb-85 Tahun 1985

Keagenan Umum Perusahaan Pelayaran Niaga Asing


Instruksi Direktorat Jenderal Perdagangan

Dalam

Negeri

Nomor

01/Dagri/Ins/Ii/85 Tahun 1985

Pendaftaran Agen/Distributor Barang-Barang Dan Jasa Dari Dalam Dan Luar Negeri
Surat Edaran Departemen Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal
Pajak No. Se-01/Pj.3/1985

Penyaluran Utama Dan Agen Utama


Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor Skep/02/I/85 Tahun
1985

Syarat-Syarat Dan Ketentuan Pengusahaan General Sales Agent (Gsa)


Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 92/M/Sk/3/1983 Tahun 1983
Daftar Alat-Alat Elektronik, Alat-Alat Listrik Untuk Rumah Tangga, Kendaraan
Bermotor Dan Alat-Alat Besar Serta Prosedur Permohonan Dan Pengakuan Keagenan

Tunggal
Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 346/M/Sk/7/1982 Tahun 1982
Ketentuan-Ketentuan Keagenan Tunggal Alat-Alat Elektronik Dan Alat-Alat Listrik

Untuk Rumah Tangga


Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 347/M/Sk/7/1982 Tahun 1982

Ketentuan-Ketentuan Keagenan Tunggal Kendaraan Bermotor Dan Alat-Alat Besar


Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 295/M/Sk/7/1982 Tahun 1982

Ketentuan-Ketentuan Tentang Keagenan Tunggal


Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor Dal. 12/13/7/75 Tahun
1975

Keagenan Kapal-Kapal Asing Penumpang/Pariwisata


Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 66/Kp/Iii/73 Tahun 1973

Keagenan Tunggal Pupuk Produksi Luar Negeri


Surat Direktur Jenderal Perindustrian Dasar Nomor 002/Dd/U/1973 Tahun 1973

Keagenan Tunggal
Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 10a/Kp/I/1971 Tahun 1971
Kalkulasi Harga Gula Pasir Af Handling Agent/Importir

Surat Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor Drp.8/12/2 Tahun 1969


Keagenan Umum Bagi Kapal-Kapal Berbendera Asing Dan Her-Registrasi Semua

Owner's Representative
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1961
PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG
NOMOR 1 TAHUN 1961 TENTANG BARANG MENJADI UNDANG-UNDANG

B. Dasar Hukum Kontrak Keagenan Internasional


INTERNASIONAL: HARD LAWS
a. UN Convention on International Sales of Goods 1980 (CISG) adalah Konvensi PBB
tentang Penjualan Barang Internasional 1980
b. Convention on The Law Applicable to Contracts of International Sales of Goods 1986
adalah Konvensi tentang Hukum Berlaku untuk Kontrak Penjualan Barang
Internasional 1986
c. Convention on the Law Applicable to Agency 1978 adalah Konvensi Hukum yang
Berlaku untuk Keagnean 1978
d. Convention Relating to a Uniform Law on The International Sales of Goods 1964
adalah Konvensi Berkaitan dengan penyeragaman aturan pada Penjualan Barang
Internasional 1964
e. Convention relating to a Uniform Law on the International Sales of Goods (ULIS);
Konvensi yang berkaitan dengan Penyeragaman aturan

pada Penjualan Barang

Internasional (ULIS); Dan


f. Convention relating to a Uniform Law on the Formation of Contracts for International
Sales of Goods (ULF)

adalah Konvensi yang berkaitan dengan penyeragaman

pengaturan tentang Pembentukan Kontrak untuk Penjualan Barang Internasional .


g. Convention on the Law Applicable to International Sales of Goods 1955 adalah
Konvensi tentang Hukum yang Berlaku untuk Penjualan Barang Internasional 1955

INTERNATIONAL: SOFT LAWS


a. UNIDROIT Principles of International Commercial Contract 2010
UNIDROIT merupakan suatu organisasi antar pemerintah yang bersifat
independen yang berpusat di Roma. Tujuan UNIDROIT adalah untuk mempelajari
kebutuhan dan metode bagi modernisasi, harmonisasi dan koordinasi hukum privat dan
terutama hukum komersial antar negara dan antar kelompok negara serta untuk
memformulasikan instrumen hukum, prinsip-prinsip serta kaidah-kaidah yang uniform
untk mencapai tujuan tersebut.
b.

UCP 600 (Uniform Customs and Practice for Documentary Credit)


UCPDC adalah kependekan dari Uniform Customs and Practices for

Documentary Credit.Ia merupakan seperangkat kebiasaan dan praktik dalam


perdagangan internasional yang dijadikan baku oleh International Chamber of
Commerce (ICC).
c. ICC Model Contracts and Clauses inisiatif
ICC merupakan lembaga internasional yang utama di bidang perdagangan yang
memiliki cabang hampir di semua negara.ICC juga sangat aktif dalam mengembangkan
aturan-aturan di bidang perdagangan internasional ICC yang berpendapat bahwa Belum
terdapat aturan internasional untuk mengatur agency/distributorship.Menjelaskan bahwa
Kontrak agency/distributorship itu penting. ICC membuat model kontrak : ICC Model
Commercial Agency Contract
d. The UNCITRAL Arbitration Rules 1976.
Aturan Arbitrase UNCITRAL menyediakan seperangkat aturan prosedural di
mana pihak dapat menyepakati untuk pelaksanaan proses arbitrase yang timbul dari
hubungan komersial dan secara luas digunakan dalam arbitrase ad hoc serta arbitrase
diberikan . Aturan mencakup semua aspek dari proses arbitrase , menyediakan klausul

arbitrase Model , menetapkan aturan prosedural mengenai penunjukan arbiter dan


pelaksanaan proses arbitrase , dan membangun aturan dalam kaitannya dengan bentuk ,
efek dan interpretasi penghargaan
.

e. The UNCITRAL Conciliation Rules 1980.


UNCITRAL Conciliation Rules menyediakan seperangkat aturan procedural di
mana pihak dapat menyepakati untuk pelaksanaan proses konsiliasi yang timbul dari
hubungan komersial mereka. Aturan mencakup semua aspek dari proses konsiliasi,
menyediakan model konsiliasi klausa, mendefinisikan ketika konsiliasi dianggap telah
dimulai dan diakhiri dan menangani aspek-aspek procedural yang berkaitan dengan
pengangkatan dan peran konsiliator dan perilaku umum proses. Aturan juga membahas
isu-isu seperti kerahasiaan, keabsahan bukti dalam proses lain dan batas-batas hak partai
untuk melakukan proses hukum atau arbitrase sementara konsiliasi sedang berlangsung.
f. The UNCITRAL Model Arbitration Law 1986
Hukum Model ini dirancang untuk membantu negara-negara dalam mereformasi
dan memodernisas

ihukum mereka

pada prosedur arbitrase sehingga untuk

memperhitungkan fitur dan kebutuhan arbitrase komersial internasional tertentu.Ini


mencakup semua tahapan proses arbitrase dari perjanjian arbitrase, komposisi dan
yurisdiksi pengadilan arbitrase dan sejauh mana intervensi pengadilan melalui
pengakuandan penegakan putusan arbitrase.
C.PROSEDUR
1.Pendaftaran
a. Dokumen Pendaftaran
Permohonan pendaftaran sebagai agen, agen tunggal, distributor, distributor
tunggal barang dan/atau jasa produksi Luar Negeri disampaikan kepada DIREKTUR
BINA USAHA dan PENDAFTARAN PERUSAHAAN dengan melampirkan
dokumen-dokumen, sebagai berikut.
b.

Dokumen pendaftaran (1)

Perjanjian yg telah dilegalisir Notary Public dan Surat Keterangan dari Atase
Perdagangan RI atau Pejabat Kantor Perwakilan RI di negara prinsipal, dengan

memperlihatkan aslinya.
Apabila perjanjian dilakukan oleh prinsipal supplier, prinsipal supplier

berkewajiban menunjukkan kewenangan dari prinsipal produsen.


c.
Dokumen Pendaftaran (2)
Copy SIUP, copy TDP, copy API-U (Angka Pengenal Impor-Umum) yang masih

berlaku khusus untuk distributor atau distributor tunggal.


Copy AKTA PENDIRIAN PERUSAHAAN dan/atau perubahan yang telah

mendapatkan pengesahan dari instansi berwenang.


Copy pengesahan BADAN HUKUM dari Kementerian Hukum dan HAM RI
Pernyataan tidak melakukan penguasaan dan penyimpanan barang yang diageni

(untuk agen atau agen tunggal).


a.
Dokumen pendaftaran (3)
Asli : leaflet/brosur/katalog dari prinsipal untuk jenis barang dan/atau jasa yang

diageni.
Copy surat izin atau surat pendaftaran lainnya dari instansi teknis yang masih

berlaku untuk jenis barang tertentu sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Copy surat izin usaha tetap/surat persetujuan BKPM apabila perjanjian dilakukan

dengan perusahaan PMA di bidang distributor/ wholesaler.


b.
Dokumen pendaftaran
Copy surat izin atau pendaftaran lainnya dari instansi teknis yang masih berlaku

untuk jenis barang tertentu sesuai peraturan yang berlaku.


Copy SURAT IZIN USAHA PERWAKILAN PERDAGANGAN ASING
(SIUP3A), apabila perjanjian dilakukan dengan Kantor Perwakilan Perdagangan

Asing.
c.
Kontrak
PERIKATAN antara Prinsipal dengan Agen, Agen Tunggal, Distributor,
Distributor Tunggal barang dan/atau jasa produksi LUAR NEGERI harus
berbentuk PERJANJIAN YANG DILEGALISIR NOTARY PUBLIC dan Surat
Keterangan dari Atase Perdagangan RI atau Pejabat Kantor Perwakilan RI di
negara Prinsipal.

Anda mungkin juga menyukai