PENDAHULUAN
penulisan
makalah
ini
yaitu
untuk
mendapatkan
gambaran
BAB II
PEMBAHASAN
II.1. Pengertian
Diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi berak lebih dari
biasanya (3 atau lebih per hari) yang disertai perubahan bentuk dan konsistensi tinja dari
penderita (Depkes RI, Kepmenkes RI tentang pedoman P2D, Jkt, 2002).
Jika ditilik definisinya, diare adalah gejala buang air besar dengan konsistensi feses (tinja)
lembek, atau cair, bahkan dapat berupa air saja. Frekuensinya bisa terjadi lebih dari dua kali
sehari dan berlangsung dalam jangka waktu lama tapi kurang dari 14 hari. Seperti diketahui,
pada kondisi normal, orang biasanya buang besar sekali atau dua kali dalam sehari dengan
konsistensi feses padat atau keras.
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atau setengah
cairan, dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari keadaan normal yakni
100-200 ml sekali defekasi (Hendarwanto, 1999)
Menurut WHO (1980) diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali
sehari.
Diare ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih
dari 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat
bercampur lendir dan darah (Ngastiyah, 1997)
Diare adalah defekasi encer lebih dari tiga kali sehari dengan atau tanpa darah dan
atau lendir dalam tinja
(Kapita Selekta 2 : 2000 : 470)
Diare akut adalah diare yang terjadi secara mendadak dan berlangsung kurang dari 7
hari pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat
(Kapita Selekta 2 : 2000 : 470)
Gastroenteritis
adalah
BAB
denganjumlahtinja
yang
lebihbanyakdaribisanyaberbentukcairatausetengahcairdaribiasanyadanfrekuensinyamening
kat.
(PerawatanAnakSakit2 :ECG)
sakit perut yang diikuti munculnya tenesmus panas disertai hilangnya nafsu makan dan badan
terasa lemah.
Diare PersistenMerupakan diare akut yang menetap, dimana titik sentral patogenesis diare
persisten adalah keruskan mukosa usus. Penyebab diare persisten sama dengan diare akut.
(Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare Edisi ketiga, Depkes RI, Direktorat Jenderal PPM
dan PL tahun 2007)
II.3. Penyebab
Menurut Dr. Haikin Rachmat, MSc., penyebab diare dapat diklasifikasikan menjadi
enam golongan:
1. Infeksi yang disebabkan bakteri, virus atau parasit.
2. Adanya gangguan penyerapan makanan atau disebut malabsorbsi.
3. Alergi.
4. Keracunan bahan kimia atau racun yang terkandung dalam makanan.
5. Imunodefisiensi yaitu kekebalan tubuh yang menurun.
6. Penyebab lain.
Direktur Pemberantasan Penyakit Menular Langsung (PPML), Ditjen Pemberantasan
Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (P2MPL) Depkes yang sering ditemukan di
lapangan adalah diare yang disebabkan infeksi dan keracunan. Setelah melalui pemeriksaan
laboratorium, sumber penularannya berasal dari makanan atau minuman yang tercemar virus.
Konkretnya, kasus diare berkaitan dengan masalah lingkungan dan perilaku. Perubahan dari
musim kemarau ke musim penghujan yang menimbulkan banjir, kurangnya sarana air bersih,
dan kondisi lingkungan yang kurang bersih menyebabkan meningkatnya kasus diare. Fakta
yang ada menunjukkan sebagian besar pasien ternyata tinggal di kawasan kurang bersih dan
tidak sehat.
Saat persediaan air bersih sangat terbatas, orang lantas menggunakan air sungai yang jelasjelas kotor oleh limbah. Bahkan menjadi tempat buang air besar. Jelas airnya tak bisa
digunakan. Jangan heran kalau kemudian penderita diare sangat banyak karena menggunakan
air yang sudah tercemar oleh kuman maupun zat kimia yang meracuni tubuh. Masalah
perilaku juga bisa menyebabkan seseorang mengalami diare. Misalnya, mengonsumsi
makanan atau minuman yang tidak bersih, sudah tercemar, dan mengandung bibit penyakit.
Jika daya tahan tubuh ternyata lemah, alhasil terjadilah diare.
1. Faktor infeksi
a. Infeksi enteral; infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare,meliputi
infeksi bakteri (Vibrio, E. coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia, Aeromonas,
dsb), infeksi virus (Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dll), infeksi parasit (E.
hystolytica, G.lamblia, T. hominis) dan jamur (C. albicans).
b. Infeksi parenteral; merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang dapat menimbulkan
diare seperti: otitis media akut, tonsilitis, bronkopneumonia, ensefalitis dan sebagainya.
2. Faktor Malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa), monosakarida
(intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Intoleransi laktosa merupakan penyebab diare
yang terpenting pada bayi dan anak. Di samping itu dapat pula terjadi malabsorbsi lemak dan
protein.
3. Faktor Makanan:
Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi terhadap jenis
makanan tertentu.
4. Faktor Psikologis
Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas)
Kumpulan gejala seperti nyeri, mulas, mual, kembung, dan sejenisnya secara medis
disebut sindrom atau kumpulan gejala dispepsi. Mendeteksi penyakit dengan sindrom
dispepsi tidaklah mudah karena sumbernya bisa intra (gangguan saluran cerna) atau ekstra
luminer (gangguan organ di luar saluran cerna) walaupun cetusannya mirip.
Diare dapat disebabkan oleh berbagai faktor di antaranya infeksi mikroba, intoksikasi,
malabsorpsi, malnutrisi, alergi, immunodefisiensi. Gejala penyakit yang ditumbuhkan
bervariasi mulai dari yang paling ringan sampai dengan yang paling berat. Di kalangan
masyarakat luas gejala penyakit diare dikenal dengan berbagai istilah sesuai dengan
daerahnya antara lain mencret, murus, muntaber, dan buang-buang air.
Beranekaragamnya penyebab dan bervariasinya gejala penyakit yang ditimbulkannya,
sering menyebabkan kesulitan dalam penatalaksanaan diare. Dengan demikian, pengobatan
yang diberikan kadang-kadang tidak tepat bisa mengakibatkan terjadinya berkepanjangan
(prolonged diare) atau bahkan beranjut menjadi diare kronik (diare persisten). Oleh karena itu
mengetahui secara lebih mendalam faktor-faktor penyebab (etologi) diare akan sangat
membantu upaya penatalaksanaan diare akut secara tepat dan terarah.
Kondisi diare dapat juga merupakan gejala dari luka, penyakit, alergi (fructose,
lactose), penyakit dari makanan atau kelebihan vitamin C, biasanya disertai sakit perut serta
seringkali enek dan muntah. Ada beberapa kondisi lain yang melibatkan tetapi tidak semua
gejala diare dan definisi resmi medis dari diare adalah defekasi yang melebihi 200 gram per
hari.
Hal ini terjadi, ketika cairan yang tidak mencukupi diserap oleh colon. Sebagai bagian
dari proses digestasi atau karena masukan cairan, makanan tercampur dengan sejumlah besar
air. Oleh karena itu, makanan yang dicerna terdiri cairan sebelum mencapai colon. Colon
menyerap air, meninggalkan material yang lain sebagai kotoran yang setengah padat. Jika
colon rusak atau inflame, penyerapan tidak terjadi dan hasilnya adalah kotoran yang berair.
Diare kebanyakan disebabkan oleh beberapa infeksi virus tetapi juga seringkali akibat
dari racun bakteria. Dalam kndisi hidup yang bersih dan dengan makanan mencukupi dan air
tersedia, pasien yang sehat biasanya sembuh dari infeksi virus umum dalam beberapa hari
dan paling lama satu minggu. Namun, untuk individu yang sakit atau kurang gizi, diare dapat
menyebabkan dehidrasi (kekurangan cairan) yang parah dan dapat mengancam jiwa apabila
tanpa perawatan.
Diare juga dapat merupakan gejala dari penyakit yang lebih serius seperti disentri,
kolera, atau botulisme dan dapat jugaa merupakan tanda dari sindrom kronis seperti penyakit
Crohn. Diare juga dapat disebabkan oleh kansumsi alkohol yang berlebihan, terutama dalam
seseorang yang tidak cukup makan. Perawatan untuk diare melibatkan pasien mengonsumsi
sejumlah air yang mencukupi untuk menggantikan yang hilang. Selain itu, lebih baik bila
dicampur dengan elektrolit untuk menyediakan garam yang dibutuhkan dan sejumlah nutrisi.
Untuk banyak orang, perawatan lebih lanjut dan medikasi resmi tidak dibutuhkan.
II.4. Patofisiologi
Penyakit ini dapat terjadi karena kontak dengan tinja yang terinfeksi secara langsung,
seperti:
- Makan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah dicemari oleh serangga
II.6. Akibat
Diare yang berlangsung terus selama berhari-hari dapat membuat tubuh penderita
mengalami kekurangan cairan atau dehidrasi. Jika dehidrasi yang dialami tergolong berat,
misalnya karena diarenya disertai muntah-muntah, risiko kematian dapat mengancam. Orang
bisa meninggal dalam beberapa jam setelah diare dan muntah yang terus-menerus. Dehidrasi
akut terjadi akibat penderita diare terlambat ditangani.
Diare dapat menyerang siapa saja tetapi yang paling berisiko tinggi: bayi, balita, dananak yang
dapat terjadi malnutrisi dan bila dehidrasi lebih berbahaya jika tidak diberikancukup cairan untuk
menggantikan
cairan
yang
Diaredapatmengakibatkanhilangnya
hilang
sejumlah
yang
air
berakibat
dan
elektrolit,
kematian.
terutama
II.7. Pencegahan
Pencegahan muntaber bisa dilakukan dengan mengusahakan lingkungan yang bersih
dan sehat.
1. Usahakan untuk selalu mencuci tangan sebelum menyentuh makanan.
2. Usahakan pula menjaga kebersihan alat-alat makan.
3. Sebaiknya air yang diminum memenuhi kebutuhan sanitasi standar di lingkungan tempst
tinggal. Air dimasak benar-benar mendidih, bersih, tidak berbau, tidak berwarna dan tidak
berasa.
4. Tutup makanan dan minuman yang disediakan di meja.
5. Setiap kali habis pergi usahakan selalu mencuci tangan, kaki, dan muka.
6. Biasakan anak untuk makan di rumah dan tidak jajan di sembarangan tempat. Kalau bisa
membawa makanan sendiri saat ke sekolah
7. Buatlah sarana sanitasi dasar yang sehat di lingkungan tempat tinggal, seperti air bersih
dan jamban/WC yang memadai.
8. Pembuatan jamban harus sesuai persyaratan sanitasi standar. Misalnya, jarak antara jamban
(juga jamban tetangga) dengan sumur atau sumber air sedikitnya 10 meter agar air tidak
terkontaminasi. Dengan demikian, warga bisa menggunakan air bersih untuk keperluan
sehari-hari, untuk memasak, mandi, dan sebagainya.
a. Berikan hanya ASI selama 4 6 bulan pertama dan teruskan menyusui paling kurang
selama tahun pertama.
b. Berikan makanan penyapih bergizi yang bersih pada 4 6 bulan.
c. Berikan makanan yang baru dimasak dengan baik dengan menggunakan air bersih.
d. Semua anggota keluarga mencuci tangannya dengan air sabun sebelum makan, sebelum
menyiapkan makanan dan setelah berak.
e. Secepatnya membuang tinja anak kecil ke kakus
Diare dapat ditularkan secara fekaloral, yaitu diare dapat dipindahkan ke
mulutmelalui cairan atau benda yang tercemar oleh kotoran (misalnya: air minum yang kotor,t a n g a n
k o t o r , m a k a n a n ya n g d i s i a p k a n d a l a m p a n c i ya n g d i c u c i d e n g a n a i r
y a n g tercemar, dan sebagainya).Tindakan pencegahan terhadap diare danpenularannyayaitu
dengan menjaga kebersihan perorangan ataupun umum terutama makanan sertalingkungan
sekitar bagi keluarga dan masyarakat.
Klasifikasi dan bahan-bahan eksternal :
ICD-10
A09, K58, K59.1
ICD-9
009.2-009.3, 558.9, 564.5
Diare(atau dalam bahasa kasar disebut mencret) adalah sebuahpenyakitdi manapenderita
mengalami rangsanganbuang air besar yang terus-menerus dan tinjaataufeses yang masih
memiliki kandunganair berlebihan. DiDunia ke-3, d i a r e a d a l a h penyebab kematian
paling umum kematian balita, dan juga membunuh lebih dari 1,5 juta orang per tahun.Kondisi
ini
dapat
darimakananatau
merupakangejaladari
kelebihanvitamin
luka,penyakit,alergi(fructose, lactose),
Cdan
biasanya
disertai
sakit
penyakit
perut,
dan
seringkalienek danmuntah. Ada beberapa kondisi lain yang melibatkan tapi tidak semua
gejala diare, dan definisi resmi medis dari diare adalahdefekasiyang melebihi200 gram per
hari.Hal ini terjadi ketika cairan yang tidak mencukupi diserap oleh usus besar .
Sebagaibagian dari prosesdigestasi, atau karena masukan cairan makanantercampur dengan
sejumlah besar air. Oleh karena itu makanan yang dicerna terdiri dari cairan
sebelummencapai usus besar. Usus besar menyerap air, meninggalkan material
yang lains e b a g a i
kotoran
yangsetengah
padat.
Bila
usus
besar
r u s a k a t a u " i n f l a m e " , penyerapan tidak terjadi dan hasilnya adalah kotoran yang berair.Diare
dapat
menjadi
gejala
penyakit
yang
lebih
serius,
ya n g
disertai
dengan
p e n ya k i t
umum
lainnya
s e p e r t i sakit
mempunyai waktu buang air masing-masing,ada yang sehari 2-3 kali sehari atau ada
yang hanya 2 kali seminggu saja. Dengankata lain anda harus mengetahui apa
yang NORMAL buat bayi atau anak anda dari kebiasaan buang air besar mereka.
Penyebab diare :
Virus
(penyebab diare tersering dan umumnya karena Rotavirus) gejala : Berak -berak
air (watery), berbusa, TIDAK ada darah lendir, berbau asam.
GE
( flu perut) terbanyak karena virus.
Bakteri
- Berak2 dengan darah/lendir , sakit perut.Memerlukan antibioka sebagaiterapi pengobatan.
Parasite
(Giardiasis) - Berak darah+/- dan lendir, sakit perut.,perlu antiparasite
Anak sedang terapi dengan pemakaian antibiotilka
Bila diare terjadi saat anaksedang dalam pengobatan antibiotika, maka hubungi dokter anda.
Alergi susu
,- diare biasanya timbul beberapa menit atau jam setelah minum susu tersebut ,
biasanya pada alergi susu sapi dan produk-produk yang terbuat dari sususapi.
I n f e k s i d a r i b a k t e r i a t a u v i r u s ya n g m e n ye r t a i p e n ya k i t l a i n ;
misalnya infeksisaluran kencing, infeksi telinga, campak dll.
Gejala Diare Akut ( Diare Mendadak) :
Penyebab diare akut ( diare mendadak) tersering adalah karena VIRUS , khas berak-berak air
(watery), berbusa, TIDAK ada darah atau lendir, dan berbau asam.
Penularan penyakit diareadalah kontak dengan tinja yang terinfeksi secara langsung,seperti :
Makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah dicemarioleh serangga atau
kontaminasi oleh tangan yang kotor.
Bermain dengan mainan yang terkontaminasi, apalagi pada bayi
seringmemasukan tangan/ mainan / apapun kedalam mulut.
K a r e n a v i r u s i n i dapat bertahan dipermukaan udara sampai beberapa hari.
Pengunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air dengan benar
Pencucian dan pemakaian botol susu yang tidak bersih.
Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah selesai buang air besar
a t a u membersihkan tinja anak yang terinfeksi, sehingga mengkontaminasi perabotandan alatalat yang dipegang.
Pengobatan Diare
Karena penyebab Diare akut / diare mendadak tersering adalah Virus, makatidakada
pengobatan yang dapat menyembuhkan, karena biasanya akan sembuh dengan s e n d i r i n ya
setelah
beberapa
hari.
Maka
pengobatan
diare
ini
ditujukan
u n t u k mengobati gejala yang ada dan mencegah terjadinya dehidrasi atau kurang cairan.D i a r e a k u t
d a p a t d i s e m b u h k a n hanyadengan meneruskan pemberian makananseperti biasa dan minuman
/ cairan yang cukup saja yang perlu diingat pengobatanbukan memberi obat untuk menghentikan
diare,karena
diare
sendiri
adalah
suatu
mekanisme
pertahanan
tubuh
untuk
yang
terbaik
adalah
tetapmemberikan
makanan
dan
minum
untukpembentukan
kembali.
Penelitian
menyatakan
bahwapemberian
makanan
Pencegahan Diare:
Perhatikan
kebersihan
dan
gizi
yang
seimbang
untuk
pemberian
anggota
keluarga.
Cucilah
tangan
sebelum
makan
atau
Ingat untuk menjaga kebersihan dari makanan atau minuman yang kita makan.Juga
kebersihan perabotan makan ataupun alat bermain si kecil.
A d a n ya t a n d a - t a n d a D E H I D R A S I ( t i d a k a d a a i r m a t a k e t i k a
m e n a n g i s , k e n c i n g berkurang atau tidak ada kencing dalam 6-8 jam, mulut kering)
Adanya sakit perut kolik pada bayi akan menangis kuat dan biasanya
menekukkaki, keringatan dan gelisah.
Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB ( Kejadian Luar Biasa ) seperti
halnyaK o l e r a d e n g a n j u m l a h p e n d e r i t a ya n g b a n y a k d a l a m w a k t u ya n g
s i n g k a t . N a m u n d e n g a n t a t a l a k s a n a d i a r e ya n g c e p a t , t e p a t d a n b e r m u t u
k e m a t i a n d p t d i t e k a n seminimal mungkin. Pada bulan Oktober 1992 dit emukan
strain baru yaitu VibrioCholera 0139 yang kemudian digantikan Vibrio cholera strain El
Tor di tahun 1993 dankemudian menghilang dalam tahun 1995-1996, kecuali di India dan
Bangladesh yangmasih ditemukan. Sedangkan E. Coli 0157 sebagai penyebab diare berdarah
dan HUS( Haemolytic Uremia Syndrome ). KLB pernah terjadi di USA, Jepang, Afrika
selatandan Australia. Dan untuk Indonesia sendiri kedua strain diatas belum pernah terdeksi.
DefenisiSuatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja, ya n g
m e l e m b e k s a m p a i m e n c a i r d a n b e r t a m b a h n ya f r e k w e n s i b e r a k l e b i h
d a r i biasanya 3 kali atau lebih dalam 1 hari.
MMB. Diare dapat disebabkan oleh banyak faktor seperti salah makan, bakteri, parasit,
sampai radang. Pengobatan yang diberikan harus disesuaikan dengan klinis pasien.
Obat diare dibagi menjadi tiga, pertama kemoterapeutika yang memberantas
penyebab diare .seperti bakteri atau parasit, obstipansia untuk menghilangkan gejala diare
dan spasmolitik yang membantu menghilangkan kejang perut yang tidak menyenangkan.
Sebaiknya jangan mengkonsumsi golongan kemoterapeutika tanpa resep dokter.
Dokter akan menentukan obat yang disesuaikan dengan penyebab diarenya misal bakteri,
parasit. Pemberian kemoterapeutika memiliki efek samping dan sebaiknya diminum sesuai
petunjuk dokter
Sebenarnya usus besar tidak hanya mengeluarkan air secara berlebihan tapi juga
elektrolit. Kehilangan cairan dan elektrolit melalui diare ini kemudian dapat menimbulkan
dehidrasi. Dehidrasi inilah yang mengancam jiwa penderita diare.
Penggolongan Obat Diare
A. Kemoterapeutika untuk terapi kausal yaitu memberantas bakteri penyebab diare
seperti antibiotika, sulfonamide, kinolon dan furazolidon.
1. Racecordil
Anti diare yang ideal harus bekerja cepat, tidak menyebabkan konstipasi,
mempunyai indeks terapeutik yang tinggi, tidak mempunyai efek buruk
terhadap sistem saraf pusat, dan yang tak kalah penting, tidak menyebabkan
ketergantungan. Racecordil yang pertama kali dipasarkan di Perancis pada
1993 memenuhi semua syarat ideal tersebut.
2. Loperamide
Loperamide merupakan golongan opioid yang bekerja dengan cara
memperlambat motilitas saluran cerna dengan mempengaruhi otot sirkuler dan
longitudinal usus. Obat diare ini berikatan dengan reseptor opioid sehingga
diduga efek konstipasinya diakibatkan oleh ikatan loperamid dengan reseptor
tersebut. Efek samping yang sering dijumpai adalah kolik abdomen (luka di
bagian perut), sedangkan toleransi terhadap efek konstipasi jarang sekali
terjadi.
3. Nifuroxazide
Nifuroxazide adalah senyawa nitrofuran memiliki efek bakterisidal terhadap
Escherichia coli, Shigella dysenteriae, Streptococcus, Staphylococcus dan
Pseudomonas
aeruginosa.
Nifuroxazide
bekerja
lokal
pada
saluran
pencernaan.
Obat diare ini diindikasikan untuk dire akut, diare yang disebabkan oleh E.
coli & Staphylococcus, kolopatis spesifik dan non spesifik, baik digunakan
untuk anak-anak maupun dewasa.
4. Dioctahedral smectite
Dioctahedral smectite (DS), suatu aluminosilikat nonsistemik berstruktur
filitik, secara in vitro telah terbukti dapat melindungi barrier mukosa usus dan
menyerap toksin, bakteri, serta rotavirus. Smectite mengubah sifat fisik mukus
lambung dan melawan mukolisis yang diakibatkan oleh bakteri. Zat ini juga
dapat memulihkan integritas mukosa usus seperti yang terlihat dari
normalisasi rasio laktulose-manitol urin pada anak dengan diare akut.
B. Obstipansia
untuk
terapi
simtomatis
(menghilangkan
gejala)
yang
dapat
Awalnya anak menjadi cengeng, gelisah, suhu badan mungkin meningkat. Nafsu
makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Tinja makin cair, mungkin
mengandung darah dan atau lendir, warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena
bercampur empedu. Anus dan sekitarnya lecet karena tinja menjadi asam.
Gejala muntah dapat terjadi sebelum dan atau sesudah diare. Bila telah banyak
kehilangan air dan elektrolit terjadilah gejala dehidrasi. Berat badan turun. Pada bayi,
ubun-ubun besar cekung. Tonus dan turgor kulit berkurang. Selaput lendir mulut dan bibir
kering
BAB III
PENUTUP
III.1. Kesimpulan
Sekitar 80% kematian karena diare terjadi pada anak dibawah usia 2 tahun. Diare
merupakan salah satu penyebab kematian kedua terbesar pada balita, nomer 3 bagi bayi, serta
nomor 5 bagi semua umur.
Diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi berak lebih dari
biasanya (3 atau lebih per hari) yang disertai perubahan bentuk dan konsistensi tinja dari
penderita (Depkes RI, Kepmenkes RI tentang pedoman P2D, Jkt, 2002).
III.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
http://www.medicastore.com/
Mansjoer, Arif dkk.2000.Kapita Selekta Edisi Jilid 4.Jakarta:Media Aescalapius FKUI
http://www.google.co.id/m/search?mrestrict-mobile&eosr-on&ct-fsh&q-Makalah+diare
Hasan, Rusero. 2007. Ilmu Kesehatan Anak. Jilid 3. Infomedika. Jakarta
Mansjoer arif,dkk. 2000. Kapita Selekat Kedokteran Jilid 2. Media Aesculapius. Jakarta
http://www.medicastore.com
Carpenito (2000), Diagnosa Keperawatan-Aplikasi pada Praktik Klinis, Ed.6, EGC, Jakarta
Doenges at al (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, Ed.3, EGC, Jakarta
Price & Wilson (1995), Patofisologi-Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Buku 1, Ed.4,
EGC, Jakarta
Soeparman & Waspadji (1990), Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, Ed. Ke-3, BP FKUI, Jakarta.