Farmakokinetika
1306344223
Pendahuluan
Merupakan proses
interaksi obat yang dapat
mempengaruhi proses
farmakokinetik, yaitu
absorpsi, distribusi,
metabolisme, dan
eliminasi
Interaksi
farmakokinetika
terjadi apabila salah satu obat
mempengaruhi absorpsi,
distribusi, metabolisme atau
eksresi obat kedua, sehingga
kadar plasma obat kedua
meningkat atau menurun
peningkatan toksisitas atau
penurunan efektivitas obat
tersebut.
Obat obyek
(object drug)
Obat-obat di mana
perubahan sedikit saja
terhadap dosis (kadar obat)
menyebabkan perubahan
besar pada efek klinik yang
timbul
Obat presipitan
(precipitan
drug)
Interaksi
Obat
Obat presipitan
yakni obat yang
mempengaruhi
atau mengubah
aksi atau efek obat
lain. umumnya
adalah obat-obat
dengan ciri :
Interaksi farmakokinetik
Absorpsi
Ekskresi
Interaksi
Farmakokinetik
Metabolisme
Distribusi
Rizki Amanda
1306344160
Rosyida Amalia
1306344192
Satriati Tanjung
1306344210
3.
Tingkat Absorpsi
Obat-obatan yang terlalu hidrofilik (misal: atenolol) atau terlalu
lipofilik (misal: asiklovir) juga kurang diabsorpsi pada sal.
cerna bioavailabilitas yang rendah
Jika terlalu hidrofilik, obat tidak dapat menembus lipid
membran sel; jika terlalu lipofilik, obat tidak cukup larut untuk
melalui lapisan air yang berbatasan dengan sel.
Obat dapat tidak diabsorbsi karena transporter balik yang
berhubungan dengan P-glikoprotein.
Proses ini secara aktif memompa obat keluar dari dinding sel
saluran cerna kembali ke dalam lumen saluran cerna.
Penghambatan P-glikoprotein dan metabolisme dinding
saluran cerna, seperti oleh jus anggur, dapat dihubungkan
dengan peningkatan absorpsi obat secara substansial.
1. Interaksi langsung
Interaksi secara fisik/kimiawi antar obat
dalam lumen saluran cerna sebelum
absorpsi dapat mengganggu proses
absorpsi dapat dihindari atau dikurangi
jika obat yg berinteraksi diberikan dengan
jarak waktu minimal 2 jam.
Interaksi langsung menyebabkan:
Pembentukan khelat
Adsorpsi
Pembentukan kompleks senyawa
Pembentukan kelat
Tetrasiklin,
fluorokuinolon
Adsorpsi
Digoksin,
digitoksin
Adsorben (kaolin,
arang aktif)
Pembentukan Kompleks
Bifosfonat
Kalsium
Obat B
Efek
Antasida, H2 bloker,
penghambat pompa
proton (PPI)
Aspirin, glibenklamid,
glipizid, tolbutamid
Antasida, H2 bloker,
penghambat pompa
proton (PPI)
Ketokonazol,
Antasid
Fe
pH lambung tinggi
Jumlah absorpsi obat B
menurun
Vitamin C
Fe
pH lambung rendah
Jumlah absorpsi obat B
meningkat
itrakonazol
4. Kompetisi Transporter
Membran
Kompetisi untuk transporter uptake obat
Pemberian feksofenadin (substrat OATP)
bersama jus buah yg mengandung
flavonoid (penghambat OATP)
bioavailabilitas feksofenadin turun
Kompetisi untuk transporter efflux obat
Pemberian digoksin (substrat P-gp)
bersama kuinidin atau verapamil
(penghambat P-gp) hambatan P-gp di
usus halus dan di tubulus ginjal kadar
plasma digoksin meningkat
Pemberian digoksin bersama rifampisin
rifampisin menginduksi P-gp di usus halus
Laju Absorpsi
Laju absorpsi ditentukan oleh tempat pemberian
dan formulasi obat.
Baik laju absorpsi maupun tingkat dari input dapat
mempengaruhi efektifitas klinis dari suatu obat.
Mekanisme absorpsi obat dikatakan zero-order
ketika lajunya tidak bergantung pada jumlah obat
yang terdapat di dalam saluran cerna , misalnya,
ketika ditentukan berdasarkan laju dari
pengosongan lambung atau oleh formulasi obat
pelepasan terkontrol.
Sebaliknya, ketika dosis penuh dilarutkan dalam
cairan gastrointestinal, laju absorpsi biasanya
sebanding dengan konsentrasi gastrointestinal dan
dikatakan sebagai orde satu.
Obat B
Efek
Kolkisin
Vitamin B12
Obat A mengganggu
absorpsi obat B di ileum
anemia
megaloblastik
Neomisin
Penisilin V, digoksin,
vitamin B12
Obat A mengurangi
absorpsi obat B
Neomisin
Tetrasiklin,
fluorokuinolon
Digoksin, digitoksin
Warfarin, digoksin,
siklosporin, asam
valproat
Bifosfonat (misalnya
alendronat)
Obat B
Efek
Flora Menetap
Komensal (penting bagi
tubuh)
Memegang peranan tertentu dalam mempertahankan
kesehatan dan fungsi normal.
Bila terganggu dari
tempatnya, maka flora akan
segera tumbuh kembali
Cond
Pemberian antibakteri berspektrum luas
seperti:
tetrasiklin, kloramfenikol, dan ampisilin
Akan mengubah flora normal usus sehingga:
1. meningkatkan efektifitas anti koagulan
oral yang diberikan secara bersamasama
2. Mengurangi efektifitas sulfalazin
3. Meningkatkan bioavaibilitas levodopa
4. Mengurangi efektifitas kontrasepsi oral
Bersifat asam dg
albumin
Bersifat basa dg
asam 1-glikoprotein
Jumlah Protein
Plasma terbatas
Peningkatan [O]
bebas peningkatan
efek farmakologis.
Hanya sementara, krn
jg terjadi eliminasi
keadaan mantap
(Mek.Kompensasi)
Obat Penggeser
4. Lipoprotein
contoh:
asam diclofenac
netral cyclosporine A
basa chlorpromazine
Faktor yang
mempengaruhi
Ikatan PD
3. Interaksi obat
Kompetisi obat-obat
Kompetisi obat-senyawa
endogen
Perubahan Alosterik
4. Pasien
Usia
Genetik
Patologi
Contoh
Fenilbutazon akan mengeser warfarin
(ikatan protein 99%, Vd = 0,14 L/kg),
perdarahan.
Fenilbutazon juga akan menggeser
tolbutamid (ikatan protein 96%, Vd = 0,12
L/kg
hipoglikemik
Cond
Obat A
Warfarin
Obat B
Salisilat, Fenitoin,
Efek
Perdarahan
Asam mefenamat
Tolbutamid,
Fenilbutazon,
Klorpropamid
Oksifenbutazon, Salisilat
Metotreksat
Salisilat, Sulfonaminda
Fenitoin
Salisilat,
Hipoglikemia
Pansitopenia
Fenilbutazon, Peningkatan
Oksifenbutazon, Valproat
toksisitas fenitoin
Obat yang
mempengaruhi
ikatan protein
menurunkan
eliminasi obat
yang tergeser
interaksi obat.
Interaksi
Farmakokinetika dalam
Metabolisme
Shinta Ayu Nurfaradilla
Tia Erviza
Triani Dian Anggraini
Metabolisme
Metabolisme obat adalah ialah proses
perubahan struktur kimia obat yang terjadi di
dalam tubuh dan dikatalisis oleh enzim.
Proses metabolisme mengubah obat yang
bersifat lipofilik menjadi lebih polar, hidrofilik,
dan mudah diekskresi.
Hati merupakan organ utama dalam proses
metabolisme.
Fase I
Fase II
Oksidasi
Reduksi
Hidrolisis
Alkilasi (Metilasi)
Dealkilasi
Siklisasi cincin
N-karboksilasi
Dimerisasi
Transamidasi
Isomerisasi
Dekarboksilasi
Sitokrom P450
Isoenzim P450 yang banyak berperan
pada metabolisme :
CYP1, CYP2, CYP3, dan CYP4
CYP1A2, CYP2C9,
CYP2C19,CYP2D6, CYP3A3,
CYP3A4
Suatu obat yang dimetabolisme primer oleh 1 CYP
isoenzim, induksi atau inhibisi enzim tersebut akan
menimbulkan efek yang berarti pada konsentrasi
plasma obat.
Contoh : Eritromisin (inhibitor CYP3A4)
INTERAKSI
Induksi
FARMAKOKINETIKA
pada proses
Metabolisme
Inhibisi
Peningkatan Metabolisme
Beberapa
obat
dapat
meningkatkan
aktivitas
enzim hepatik yang terlibat
dalam metabolisme obatobat lain.
Fenobarbital
meningkatkan
metabolisme
warfarin
menurunkan aktifitas
koagulannya. Dosis
warfarin ditingkatkan
Obat-obat seperti
karbamazepin,
fenitoin, dan
rifampisin dapat
menyebabkan
induksi enzim
Piridoksin
mempercepat
dekarboksilasi
levodopa menjadi
metabolit aktifnya,
dopamin (tidak dapat
menembus sawar
darah otak.
Fenobarbital juga
dapat meningkatkan
metabolisme obatobat lain seperti
hormon
HAMBATAN METABOLISME
Penghambatan metabolisme obat lain
memperpanjang atau meningkatkan aksi
obat yang dipengaruhi
Contoh
Eritromisin menghambat
metabolisme hepatik
beberapa obat
(karbamazepin, dan
teofilin) meningkatkan
efeknya
Golongan fluorokuinolon
(siprofloksasin)
meningkatkan aktivitas
teofilin dengan
mekanisme yang sama
Contoh Interaksi
Obat A
Fenitoin
Dikumarol
Warfarin
Tolbutamid
6-merkaptopurin
Lidokain
Imipramin
Suksinilkolin
Obat B
Dikumarol, dilsufiram, kloramfenikol, fenilbutazon,
simetidin, dekstropropoksifen, INH (pada asetilator
lambat), PAS, sikloserin, klopromazin, imipramin
Kloramfenikol, fenilbutazon, oksifenbutazon
Kloramfenikol,
oksifenbutazon,
kotrimoksazol,
dilsufiram, metronidazol, simetidin, dekstropropoksifen,
Dikumarol, fenilbutazon, oksifenbutazon, kloramfenikol,
probenesid, salisilat, penghambat MAO
Alopurinol, azatioprin
Simetidin
Klorpromazin, haloperidol
Heksafluorenium, prokain
Obat B menghambat metabolism obat
A efek/ toksisitas obat A
Obat B
Efek
Propranolol
Obat B menurunkan
curah jantung dan
menyebabkan
vasokontriksi QH
ClH obat A
Isoproterenol,
Nifedipin
Obat B merupakan
vasodilator QH
ClH obat A
Ekskresi
Salah satu tahapan dalam
proses eliminasi obat.
Sebagian besar obat dieksresi
melalui ginjal.
Obat diekskresi melalui ginjal
dalam bentuk utuh atau bentuk
metabolitnya.
Ekskresi melalui ginjal
melibatkan tiga proses:
filtrasi glomerulus
reabsorpsi tubulus
sekresi aktif di tubulus
1. Perubahan pH Urin
Obat dalam bentuk tak terion (larut lemak)
dapat berdifusi pasif melalui membran sel
tubulus.
Perubahan ini akan menghasilkan
perubahan klirens ginjal (melalui
perubahan jumlah reabsorpsi pasif di
tubuli ginjal) yang berarti secara klinik jika
1. Fraksi obat yang diekskresi utuh oleh
ginjal cukup besar (>30%) 2. Obat berupa
basa lemah dengan pKa 6,0-12,0 atau
asam lemah dengan pKa 3,0-7,5
Obat B
Amonium klorida
(untuk pengobatan
keracunan obat A)
Natrium bikarbonat,
azetazolamid
Natrium bikarbonat
(untuk pengobatan
keracunan obat A)
Efek
Obat B mengasamkan urin
ionisasi obat A
ekskresi obat A
Obat B membasakan urin
ionisasi obat A
ekskresi obat A
Obat B membasakan urin
ionisasi obat A
ekskresi obat A
Digoksin
Penghambat
Probenesid
Probenesid, salisilat,
fenilbutazon
Salisilat
Simetidin, ranitidin
Kuinidin, amiodaron,
verapamil
Penghambat
Efek
P-glikoprotein
1
Pravastatin,
rosuvastatin
Siklosporin
MRP
2 Rifampisin
Probenesid
Sirkulasi enterohepatik
antibiotik
Estrogen dalam
spektrum luas
kontrasepsi oral
DAFTAR PUSTAKA
Dalimunthe, A. 2009. Interaksi pada Obat
antimokroba. Medan :USU