Anda di halaman 1dari 15

1

ARTIKEL

EKSPLORASI HASIL BELAJAR, AKTIVITAS SISWA


DAN RESPON SISWA PADA PENERAPAN METODE TUTOR SEBAYA DAN
METODE KERJA KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN REMEDIAL DENGAN
MATERI TRIGONOMETRI
DI KELAS XI AP SMK NEGERI 1 WATAMPONE

THE EXPLORATION OF LEARNING RESULT, STUDENTS ACTIVITY,


AND STUDENTS RESPONSE ON THE IMPLEMENTATION OF PEER TUTORING
METHOD AND GROUP WORK METHOD ON REMEDIAL LEARNING OF
TRIGONOMETRY SUBJECT MATERIAL
OF GRADE XI AP AT SMK NEGERI 1 WATAMPONE

RAHMA HIDAYATI DARWIS

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2014

EKSPLORASI HASIL BELAJAR, AKTIVITAS SISWA


DAN RESPON SISWA PADA PENERAPAN METODE TUTOR SEBAYA DAN
METODE KERJA KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN REMEDIAL DENGAN
MATERI TRIGONOMETRI
DI KELAS XI AP SMK NEGERI 1 WATAMPONE
RAHMA HIDAYATI DARWIS
HISYAM IHSAN
ASDAR
Abstract
The study was a quantitative research with explorative approach which aimed at describing (i)
the exploration result of the result of learning, students activity, and students response on the
implementation of peer tutoring method on remedial learning of Trigonometry subject material
of grade XI AP at SMKN 1 Watampone, (ii) the exploration result of the result of learning,
students activity, and students response on the implementation of group work method on
remedial learning of Trigonometry subject material of grade XI AP at SMKN 1 Watampone, (iii)
the exploration result of the comparison of learning result, students activity, and students
response on the implementation of peer tutoring method and group work method on remedial
learning of Trigonometry subject material of grade XI AP at SMKN 1 Watampone.
The site of the study was SMKN 1 Watampone in Bone district. The subject was the
students taking remedial in grade XI AP. The instruments used were (1) the lesson plan, (2)
students worksheet, (3) learning test result, (4) observation sheet of students activity, and (5)
questionnaire of students response. The result of the study revealed that (1) the students
learning result taught by peer tutoring method on remedial learning based on KKM value had
achieved the criteria score above KKM with 35 students or 100%. Students activity in each
meeting was minimalli in good category, and students response toward devices and learning
included in positive category, (2) the learning result of students who taught by employing group
work method on remedial learning based on KKM value had achieved the criteria score above
KKM with 33 students or 94%. Students activity in each meeting was minimally in good
category, and students response toward devices and learning included in positive category, and
(3) analysis of learning result based on peer tutoring method was complete classically compared
to group work method in remedial learning. The result of analysis on students activity in each
meeting of peering tutoring method was greater than group work method. The resul of analysis
on students response of peer tutoring method was greater than group work method in remedial
learning.
Keywords: exploration, comparison, peer tutoring, group work, remedial, trigonometry

A. PENDAHULUAN
Guru sebagai seorang pendidik dituntut untuk dapat menyelesaikan materi pembelajaran
sesuai dengan silabus yang telah ditentukan, sehingga kebanyakan orang pendidik menggunakan
metode konvensional dalam mengajar untuk mengejar waktu yang telaah direncanakan. Peserta
didik yang mempunyai kemampuan menangkap pelajaran dengan cepat maka hal tersebut tidak
jadi masalah tetapi sebaliknya pada peserta didik yang daya tangkapnya rendah (siswa yang
berkesulitan belajar), pada akhirnya mereka akan semakin kesulitan untuk memahami materi
yang berikutnya, karena materi prasyarat yang mereka tempuh belum dikuasai.
Dalam proses belajar-mengajar di sekolah, setiap guru senantiasa mengharapkan agar
siswanya dapat mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya. Namun kenyataannya pada kelas XI
AP SMK Negeri 1 Watampone banyak siswa yang menunjukkan gejala tidak mencapai hasil
belajar sebagaimana yang diharapkan. Sekitar 77% siswa menunjukkan nilai dibawah KKM
meskipun telah diusahakan dengan sebaik-baiknya oleh guru.
Berdasarkan uraian di atas, maka salah satu upaya untuk mengatasi kesulitan-kesulitan
siswa ini adalah memberikan pembelajaran remedial. Pembelajaran remedial adalah suatu
bentuk pembelajaran yang bersifat menyembuhkan, membetulkan atau menjadikan lebih baik,
keseluruhan proses pembelajaran yang meliputi, cara belajar, metode mengajar, materi pelajaran,
gerak gerik pengajar, alat dan lingkungan pembelajaran, serta menyembuhkan gangguan atau
hambatan kepribadian, yang berhubungan dengan kesulitan belajar. Padahal pembelajaran
remedial ini diperlukan untuk menghindari semakin menumpuknya kesulitan siswa. Metode
pembelajaran remedial merupakan metode yang dilaksanakan dalam keseluruhan kegiatan
bimbingan kesulitan belajar mulai dari identifikasi kasus sampai dengan tindak lanjut. Setiap
metode mempunyai kekurangan dan kelebihan, sehingga peneliti akan menggunakan Metode
Kerja Kelompok. Dalam metode ini siswa secara bersama-sama diberi tugas untuk mengerjakan
suatu tugas tertentu. Dari metode kerja kelompok ini yang dipentingkan adalah interaksi di
antara anggota kelompok, dan dari interaksi ini diharapkan akan terjadi perbaikan pada diri
siswa yang mengalami kesulitan.
Selain metode kerja kelompok, metode tutor sebaya juga dapat digunakan dalam
pembelajaran remedial. Dalam metode ini sekelompok siswa yang telah tuntas terhadap bahan
pelajaran, memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami

bahan pelajaran yang dipelajarinya. Siswa yang telah tuntas belajar akan lebih paham karena
telah mengulang kembali lewat materi yang telah disampaikan kepada temannya, sedangkan
anak yang belum tuntas belajarnya dapat bertanya kepada temannya tanpa merasa canggung, dan
guru juga merasa sangat terbantu, karena tidak memerlukan banyak waktu untuk selalu
mengawasi.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka pertanyaan penelitian yang diajukan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana eksplorasi hasil belajar, aktivitas siswa dan respon siswa pada penerapan metode
tutor sebaya pada pembelajaran remedial materi Trigonometri di kelas XI AP SMK Negeri 1
Watampone?
2. Bagaimana eksplorasi hasil belajar, aktivitas siswa dan respon siswa pada penerapan metode
kerja kelompok pada pembelajaran remedial materi Trigonometri di kelas XI AP SMK
Negeri 1 Watampone?
3. Bagaimana eksplorasi perbandingan hasil belajar, aktivitas siswa dan respon siswa pada
penerapan metode tutor sebaya dan metode kerja kelompok pada pembelajaran remedial
materi Trigonometri di kelas XI AP SMK Negeri 1 Watampone?
B. TINJAUAN PUSTAKA
1. Matematika dan Matematika Sekolah
Matematika memiliki objek yang abstrak meliputi: konsep, fakta, prinsip dan keterampilan,
struktur yang logik, konsistensi, berpola pikir deduktif dan induktif. Ciri utama matematika
adalah penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu pernyataan diperoleh sebagai akibat logis
kebenaran sebelumnya, sehingga kaitan antar pernyataan dalam matematika bersifat konsisten.
Matematika sekolah adalah unsur-unsur dari matematika yang dipilih berorientasi kepada
kepentingan pendidikan dan perkembangan IPTEK. Hal ini menunjukkan bahwa matematika
sekolah tetap memiliki ciri yang dimiliki matematika, yaitu mempunyai objek yang abstrak serta
berpola pikir deduktif dan konsistensi.
Berdasarkan beberapa definisi diatas, maka matematika dan matematika sekolah tidak dapat
dipisahkan walaupun berbeda dalam hal penyajian, pola pikir, tingkat keabstrakan, dan semesta
pembicaraan. Karena matematika sekolah merupakan unsur-unsur dari matematika yang dipilih
berorientasi kepada kepentingan pendidikan dan perkembangan IPTEK.
2. Pembelajaran Remedial

Pembelajaran remedial adalah sebuah bentuk pembelajaran yang sifatnya memperbaiki


ketidaktercapaian kompetensi kekeliruan-kekeliruan siswa dalam belajar atau untuk lebih
memberikan pemahaman yang lebih bagi siswa yang mengalami kelambanan dalam belajar, ini
berarti bahwa pembelajaran remedial merupakan lanjutan dari kegiatan-kegiatan diagnostik
kesulitan belajar.
3. Metode Tutor Sebaya
Metode tutor sebaya adalah metode sekelompok siswa yang telah tuntas terhadap bahan
pelajaran, memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami
bahan pelajaran yang dipelajarinya.
4. Metode Kerja Kelompok
Metode kerja kelompok adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan menyuruh
pelajar (setelah dikelompok-kelompokkan) mengerjakan tugas tertentu untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Mereka bekerja sama dalam memecahkan masalah atau melaksanakan tugas.
5. Eksplorasi
Eksplorasi adalah tindakan menggali informasi atau melakukan penelusuran terhadap
suatu hal dengan tujuan untuk memperoleh pengetahuan lebih banyak. Eksplorasi adalah yang
dimaksud memperoleh lebih banyak pengetahuan/informasi ditinjau dari (a) hasil belajar siswa,
(b) aktivitas siswa dalam pembelajaran, dan (c) respons siswa.
6. Aktivitas Siswa
Aktivitas siswa adalah rata-rata nilai siswa dari frekuensi semua aktivitas yang diukur
dengan instrumen pengamatan aktivitas siswa
7. Respon Siswa
Respons siswa adalah tanggapan siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran remedial
siswa dengan menerapkan metode kerja kelompok dan metode tutor sebaya di Kelas XI AP
SMK Negeri 1 Watampone. Respons siswa diukur dengan menggunakan angket respons siswa.
8. Hasil Belajar
Hasil belajar matematika yang dimaksud pada penelitian ini adalah ketuntasan per indikator
pembelajaran yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran remedial siswa
dengan menerapkan metode tutor sebaya dan metode kerja kelompok di Kelas XI AP SMK
Negeri 1 Watampone yang diukur dengan tes hasil belajar yang dikembangkan oleh peneliti.
C. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini dapat digolongkan ke dalam penelitian kuantitatif yang bersifat
eksploratif. Adapun metode penelitian yang dilakukan adalah metode penelitian eksperimen

dengan dua jenis perlakuan. Satuan eksperimen dalam penelitian ini adalah siswa yang belum
mencapai KKM (remedial) kelas XI AP SMK Negeri 1 Watampone tahun pelajaran 2013/2014
semester II, sebanyak 69 orang yang dibagi dalam dua kelas yaitu kelas eksperimen I sebanyak
35 orang dan kelas eksperimen II sebanyak 34 orang. Dalam penelitian ini Kelas eksperimen I,
diberikan pembelajaran remedial dengan menggunakan metode tutor sebaya dan kelas
eksperimen II, diberikan pembelajaran remedial dengan menggunakan metode kerja kelompok.
Adapun pemilihan kelas dalam mendapatkan perlakuan yaitu dengan teknik cluster random
sampling.
Adapun desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain dengan dua kelompok
satuan eksperimen dengan tes awal dan tes akhir. Desain penelitian yang digunakan adalah two
groups pretest posttest design.
Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 1 Watampone untuk mata pelajaran Matematika.
SMK Negeri 1 Watampone berada di lokasi yang sangat strategis yakni di pusat kota. Penelitian
ini dilaksanakan pada Semester II pada tahun pelajaran 2013/2014. Pembelajaran ini
berlangsung lima kali pertemuan kemudian meninjau aktivitas siswa, respon siswa dan hasil
belajar.
Instrumen penelitian adalah Lembar validasi ahli, Tes hasil belajar, Lembar observasi
aktivitas siswa, dan Lembar angket respon siswa.
Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Data aktivitas siswa diperoleh dengan menggunakan lembar obsevasi ktivitas siswa dalam
pembelajaran remedial matematika.
2. Data respon siswa diperoleh dengan menggunakan angket respon siswa yang diberikan
setelah pembelajaran remedial matematika.
3. Data hasil belajar dikumpulkan dengan menggunakan tes hasil belajar siswa
Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif dan analisis eksploratif.
Statistik deskriptif diperlukan untuk mendeskripsikan data dari variabel-variabel penelitian yang
diajukan meliputi mean, median, variansi, skewness, kurtosis, minimum, maksimum, dan
analisis

prosentase.

Analisis

eksploratif

informasi/pengetahuan dari penelitian ini.


D. HASIL PENELITIAN
1. Hasil belajar siswa

digunakan

untuk

memperoleh/menggali

Hasil analisis data terlihat bahwa kemampuan siswa dalam pembelajaran matematika
yang diperoleh melalui pretest (hasil ulangan Harian I Kelas XI AP) dan tes akhir setelah
pembelajaran dengan menggunakan Metode Tutor Sebaya dan Metode Kerja Kelompok pada
pembelajaran remedial mengalami peningkatan dari kategori rendah diawal pembelajaran dan
berada pada kategori tinggi setelah pembelajaran.
Pada penerapan metode tutor sebaya pada pembelajran remedial diperoleh nilai rata-rata
hasil belajar siswa adalah 90,42 atau berada pada kategori tinggi dan pada penerapan metode
kerja kelompok pada pembelajaran remedial adalah 85,03 juga berada pada kategori tinggi.
Perbedaan nilai rata-rata pada Metode Tutor Sebaya

dan Metode Kerja Kelompok pada

pembelajaran remedial , menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara hasil belajar siswa pada
Metode Tutor Sebaya dengan metode kerja kelompok pada pembelajaran remedial.
Berdasarkan pada nilai KKM, pada Metode Tutor Sebaya nilai hasil belajar siswa yang
mencapai kriteria nilai di atas KKM sebanyak 35 orang atau sekitar 100%, nilai hasil belajar
siswa tertinggi adalah 97, nilai terendah 69 dan standar deviasinya adalah 3,17 dengan nilai
rata-rata (mean) hasil belajar adalah 90,42. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada
Metode Tutor Sebaya adalah berada pada kategori tinggi. Walaupun masih ada siswa yang
mendapatkan nilai yang berada dalam kategori sedang. Sedangkan pada metode kerja kelompok
pada pembelajaran remedial nilai hasil belajar siswa yang mencapai kriteria nilai di atas KKM
sebanyak 32 orang atau sekitar 94%, nilai hasil belajar siswa tertinggi adalah 96, nilai terendah
68 dan standar deviasinya adalah 7,7 dengan nilai rata-rata (mean) hasil belajar adalah 85,03.
Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada Metode Tutor Sebaya adalah berada pada
kategori tinggi.
Perbedaan rata-rata hasil belajar siswa pada Metode Tutor Sebaya dengan metode kerja
kelompok pada pembelajaran remedial disebabkan karena tanggung jawab siswa dalam
menyelesaikan masalah. Pada Metode Tutor Sebaya lebih menekankan pada tanggung jawab
individu dan kelompok. Pada saat dikelompokkan, mereka berinteraksi dengan teman dan
dibantu oleh tutor sehingga mereka harus bertanggu jawab pada kelompoknya. Setelah
dikelompokkan, siswa bekerja secara individu atas masalah pada LKS yang diberikan sehingga
mereka bertanggung jawab secara individu atas penyelesaian masalah yang diberikan.. Pada
metode kerja kelompok pada pembelajaran remedial hanya menekankan pada tanggung jawab

kelompok. Berdasarkan uraian di atas, kedua tipe model pembelajaran diatas dikatakan efektif
karena ketuntasan klasikal belajar lebih dari 70%.
2. Aktivitas siswa
Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh bahwa ada perbedaan ketercapaian aktivitas
siswa pada Metode Tutor Sebaya dan metode kerja kelompok pada pembelajaran remedial .
Pada Metode Tutor Sebaya skor rata-rata aktivitas siswa, seperti mendengarkan/ memperhatikan
dan memahami penjelasan guru sebesar 3,5 sedangkan pada metode kerja kelompok pada
pembelajaran remedialsebesar 3,4. Artinya, keaktifan siswa dalam aktivitas tersebut lebih dari
75%. Pada aktivitas membaca/memahami masalah pada LKS skor rata-rata aktivitas siswa pada
Metode Tutor Sebaya sebesar 3,5 sedangkan pada metode kerja kelompok pada pembelajaran
remedial sebesar 3,2. Artinya, keaktifan siswa pada Metode Tutor Sebaya lebih dari 75%,
sedangkan keaktifan siswa pada Metode Kerja kelompok sekitar 50%-75%. Pada aktivitas
Menjawab/ menyelesaikan masalah atau menemukan cara menyelesaikan masalah skor rata-rata
aktivitas siswa pada Metode Tutor Sebaya sebesar 3,3 sedangkan pada metode kerja kelompok
pada pembelajaran remedialsebesar 2,9. Artinya, keaktifan siswa dalam aktivitas tersebut sekitar
50%-75%. Pada aktivitas antusias dalam mengikuti tutors sebaya/kerja kelompok skor rata-rata
aktivitas siswa pada Metode Tutor Sebaya sebesar 3,4, sedangkan pada pembelajaran metode
kerja kelompok pada pembelajaran remedial aktivitas siswa sebesar 3,2. Artinya, keaktifan siswa
tersebut sekitar 50%-75%. Pada aktivitas bertanya/menyampaikan pendapat/ide kepada guru
atau teman, skor rata-rata aktivitas siswa pada Metode Tutor Sebaya sebesar 3,1 sedangkan pada
metode kerja kelompok pada pembelajaran remedial sebesar 3,1. Artinya, keaktifan siswa dalam
aktivitas tersebut lebih dari 50%-70%. Pada aktivitas Menarik kesimpulan suatu konsep atau
prosedur skor rata-rata aktivitas siswa pada Metode Tutor Sebaya sebesar 3,3 sedangkan pada
metode kerja kelompok pada pembelajaran remedialsebesar 3,3. Artinya, keaktifan siswa dalam
aktivitas tersebut sekitar 50%-75%. Pada aktivitas keberadaan dalam kelompok skor rata-rata
aktivitas siswa pada Metode Tutor Sebaya sebesar 3,4 sedangkan pada metode kerja kelompok
pada pembelajaran remedial sebesar 3,3. Artinya, keaktifan siswa dalam aktivitas tersebut
sekitar 50%-75%.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada kedua kelas eksperimen siswa memiliki
minat yang besar dalam proses pembelajaran meskipun ada beberapa aktivitas yang yang

memiliki skor rata-rata lebih dari 2,5. Khususnya pada kegiatan pembelajaran dengan metode
tutor sebaya siswa sangat besar.
Berdasarkan hasil analisis aktivitas siswa, diperoleh skor rata-rata sebesar 3,40 untuk
Metode Tutor Sebaya sedangkan pada metode kerja kelompok pada pembelajaran remedial
sebesar 3,20 masing masing berada pada kategori baik. Meskipun perolehan skor rata-rata
memiliki selisih yang tidak terlalu jauh, namun dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
kooperatif Metode Tutor Sebaya lebih baik dari pada metode kerja kelompok pada pembelajaran
remedial .
c. Respons siswa
Berdasarkan hasil angket respons siswa, secara keseluruhan memberi respons siswa
positif terhadap pembelajaran. Pada pembelajaran Metode Tutor Sebaya diperoleh 3,764
termasuk dalam kategori positif dan metode kerja kelompok pada pembelajaran remedia
ldiperoleh 3,68 termasuk juga dalam kategori positif. Perolehan respons siswa telah memenuhi
kriteria keefektifan yaitu rata-rata persentase respons siswa setiap aspek berada pada kategori
3,5. Artinya hampir seluruh siswa memberikan respons positif terhadap kedua tipe
pembelajaran tersebut. Meskipun demikian, dilihat dari besarnya respons siswa pada Metode
Tutor Sebaya lebih baik daripada metode kerja kelompok pada pembelajaran remedial.
E.

PEMBAHASAN

1. Eksplorasi Hasil belajar siswa


Hasil belajar siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan yang dimiliki
siswa setelah ia menerima pengalaman belajar dalam kurun waktu tertentu. Untuk mengetahui
pemahaman siswa tentang kemampuan matematikanya maka dilakukan tes sebelum dan setelah
menerapkan metode tutor sebaya dan metode kerja kelompok pada pembelajaran remedial.
Hasil analisis data terlihat pada kemampuan siswa dalam pembelajaran matematika yang
diperoleh melalui pretest (hasil ulangan Harian materi Trigonometri di Kelas XI AP) dan
ketuntasan belajar siswa dengan posttest (tes akhir) setelah pembelajaran remedial dengan
menggunakan Metode Tutor Sebaya dan Metode Kerja Kelompok.
Dari uraian hasil penelitian di atas tampak bahwa untuk kedua kelas baik kelas
eksperimen I dan kelas eksperimen II pada awal perlakuan belum mampu untuk memahami
masalah dalam menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah matematika, tetapi setelah

10

diberikan perlakuan kedua kelas tersebut mengalami peningkatan kemampuan pemahaman


dalam menyelesaikan soal-soal materi trigonometri tersebut.
Perbedaan hasil belajar ini dapat dilihat dari hasil analisis data tes akhir atau hasil belajar
(posttest) yang diperoleh gambaran bahwa persentase ketuntasan klasikal pada kelas eksperimen
I adalah 100%, sedangkan persentase ketuntasan klasikal pada kelas eksperimen II adalah 94%.
Dengan demikian dapat diartikan bahwa ketuntasan pada kelas eksperimen I lebih besar 6%
daripada ketuntasan pada kelas eksperimen II.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa yang mengikuti
pembelajaran remedial dengan metode tutor sebaya lebih baik dibandingkan hasil belajar siswa
yang megikuti pembelajaran remedial dengan metode kerja kelompok.
2. Eksplorasi Aktivitas siswa
Aktivitas siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan yang dilaksanakan
oleh siswa selama proses pembelajaran di kelas berlangsung dengan menerapkan metode tutor
sebaya dan metode kerja kelompok.
Pada metode tutor sebaya, di saat guru memberikan informasi bahwa akan pelaksanaan
pembelajaran hari itu menggunakan metode tutor sebaya, siswa belum mengetahui siapa namanama kelompoknya. Pada kegiatan awal yaitu informasi, motivasi dan apersepsi, siswa
memperhatikan penjelasan dan informasi yang diberikan guru tentang proses pembelajaran yang
akan diadakan di kelas.
Pada kegiatan inti: konstruksi konsep dan prinsip matematika, ketika guru mengarahkan
siswa dalam kelompok, siswa yang termasuk dalam kelompok ini berusaha mencari
kelompoknya dan memposisikan diri sesuai dengan kelompoknya. Siswa yang bertindak sebagai
tutor sebaya dengan pertimbangan dari guru bahwa siswa yang telah mencapai nilai KKM.
Setiap tutor membantu dan membimbing kelompok dengan menyajikan materi. Siswa yang lain
diberikan kesempatan untuk bertanya pada tutor, setelah itu setiap siswa mengerjakan LKS yang
diberikan oleh guru.
Pada kegiatan akhir: menyimpulkan materi pelajaran ditunjuk oleh guru untuk
mempresentasikan hasil kelompoknya yang dipandu oleh tutor. Setelah guru membuat
kesimpulan, ketika guru memberikan informasi dan sekaligus mengingatkan siswa agar belajar
dengan baik, siswa dalam kelompok ini mendengarkan apa disampaikan oleh guru mereka.

11

Pada metode kerja kelompok, di saat guru memberikan informasi bahwa akan pelaksanaan
pembelajaran hari itu menggunakan metode kerja kelompok, siswa belum mengetahui siapa
nama-nama kelompoknya. Pada kegiatan awal yaitu informasi, motivasi dan apersepsi, siswa
memperhatikan penjelasan dan informasi yang diberikan guru tentang proses pembelajaran yang
akan diadakan di kelas.
Pada kegiatan inti: konstruksi konsep dan prinsip matematika, siswa memperhatikan
materi yang disajikan oleh guru. Siswa diberi kesempatan oleh guru untuk bertanya. Setelah itu
ketika guru mengarahkan siswa dalam kelompok, siswa yang termasuk dalam kelompok ini
berusaha mencari kelompoknya dan memposisikan diri sesuai dengan kelompoknya. Siswa
mengerjakan LKS secara berkelompok yang berisi tentang soal-soal yang berhubungan dengan
materi.
Pada kegiatan akhir: menyimpulkan materi pelajaran ditunjuk oleh guru untuk
mempresentasikan hasil kelompoknya yang dipandu oleh tutor. Setelah guru membuat
kesimpulan, ketika guru memberikan informasi dan sekaligus mengingatkan siswa agar belajar
dengan baik, siswa dalam kelompok ini mendengarkan apa disampaikan oleh guru mereka.
Hasil

analisis

data

terlihat

pada

setiap

aspek

aktivitas

siswa

seperti

mendengarkan/memperhatikan dan memahami penjelasan guru, membaca/memahami masalah


pada LKS, keaktifan siswa, menjawab/ menyelesaikan masalah atau menemukan cara
menyelesaikan,

antusias

dalam

mengikuti

tutors

sebaya/kerja

kelompok,

bertanya/menyampaikan pendapat/ide kepada guru atau teman, Menarik kesimpulan suatu


konsep atau prosedur, dan keberadaan dalam kelompok.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada kedua kelas eksperimen siswa memiliki
minat yang besar dalam proses pembelajaran meskipun ada beberapa aktivitas yang yang
memiliki skor rata-rata lebih dari 2,5. Khususnya pada kegiatan pembelajaran dengan metode
tutor sebaya siswa sangat besar.
Perbedaan aktivitas siswa pada metode tutor sebaya dengan metode kerja kelompok pada
pembelajaran remedial disebabkan karena tanggung jawab siswa dalam menyelesaikan masalah.
Pada metode tutor sebaya lebih menekankan pada tanggung jawab individu dan kelompok. Pada
saat dikelompokkan, mereka berinteraksi dengan teman dan dibantu oleh tutor sehingga mereka
harus bertanggung jawab pada kelompoknya. Setelah dikelompokkan, siswa bekerja secara

12

individu atas masalah pada LKS yang diberikan sehingga mereka bertanggung jawab secara
individu atas penyelesaian masalah yang diberikan. Pada metode kerja kelompok pada
pembelajaran remedial hanya menekankan pada tanggung jawab kelompok.
Pembelajaran remedial dengan menggunakan metode tutor sebaya sangat banyak
membantu siswa yang mengalami ketidaktuntasan belajar dalam menerapkan konsep prasyarat
yang pernah dipelajarinya. Dengan metode tutor sebaya yang dilakukan siswa akan berinteraksi
sesama siswa dan tutor memberi masukan diantara mereka. Siswa sebagai tutor sebaya yang
telah tuntas untuk indikator pembelajaran tersebut akan menyebarkan/menyajikan kembali pada
teman-temannya.
Demikian juga pembelajaran yang menggunakan kerja kelompok terlihat siswa banyak
melakukan interkasi dalam kelompoknya dan terjadi diskusi kecil antar anggota kelompok,
dengan diskusi kecil ini setiap anggota kelompok akan mengalami perubahan untuk mengatasi
ketidaktuntasan belajar yang dialami.
Pada hasil analisis aktivitas siswa, setiap pertemuan pada metode tutor sebaya lebih besar
dari pada metode kerja kelompok dalam pembelajaran remedial. Jadi secara keseluruhan dalam
penelitian ini, aktivitas siswa yang mengikuti pembelajaran remedial dengan metode tutor
sebaya lebih baik dibandingkan hasil belajar siswa yang megikuti pembelajaran remedial dengan
metode kerja kelompok.
3. Eksplorasi Respon siswa
Respon siswa diperoleh dengan menggunakan angket yang diberikan pada akhir
penerapan metode tutor sebaya dan metode kerja kelompok dalam pembelajaran remedial.
Adapun hal-hal yang menjadi bagian dari respon siswa adalah tentang komponen pembelajaran,
kemajuan belajar, minat belajar serta pendapat tentang penerapan metode tutor sebaya dan
metode kerja kelompok dalam pembelajaran remedial.
Berdasarkan hasil angket respons siswa, secara keseluruhan memberi respons siswa positif
terhadap pembelajaran. Pada pembelajaran Metode Tutor Sebaya diperoleh 3,764 termasuk
dalam kategori positif dan metode kerja kelompok pada pembelajaran remedial diperoleh 3,68
termasuk juga dalam kategori positif. Perolehan respons siswa telah memenuhi kriteria
keefektifan yaitu rata-rata persentase respons siswa setiap aspek adalah minimal 3,5. Artinya
hampir seluruh siswa memberikan respons positif terhadap kedua tipe pembelajaran tersebut.

13

Meskipun demikian, dilihat dari besarnya respons siswa pada metode tutor sebaya lebih besar
dari pada metode kerja kelompok dalam pembelajaran remedial.
F. KESIMPULAN
1. Hasil belajar siswa yang diajar dengan Metode Tutor Sebaya pada pembelajaran Remedial
di kelas XI AP SMK Negeri 1 Watampone berada pada kategori tinggi dengan rata-rata
90,42, median 91, modus 90 dan deviasi standar 3,17. Hasil belajar siswa yang diajar
dengan Metode Tutor Sebaya pada pembelajaran Remedial dilihat secara klasikal
berdasarkan pada nilai KKM (70), telah mencapai kriteria nilai di atas KKM sebanyak 35
orang atau sekitar 100%.. Aktivitas siswa pada setiap pertemuan dalam pembelajaran ini
minimal berada pada kategori baik serta respons siswa terhadap perangkat dan
pembelajaran termasuk dalam kategori positif.
2. Hasil belajar siswa yang diajar dengan Metode kerja kelompok pada pembelajaran remedial
matematika di kelas XI AP SMK Negeri 1 Watampone berada pada kategori sedang dengan
rata-rata 85,03, median 85,5, modus 82 dan deviasi standar 7,7. Hasil belajar siswa yang
diajar dengan Metode Kerja Kelompok pada pembelajaran Remedial dilihat secara klasikal
berdasarkan pada nilai KKM (70), telah mencapai kriteria nilai di atas KKM sebanyak 33
orang atau sekitar 94%. Aktivitas siswa pada setiap pertemuan dalam pembelajaran ini
minimal berada pada kategori baik serta respons siswa terhadap perangkat dan
pembelajaran termasuk dalam kategori positif.
3. Analisis hasil belajar siswa dilihat dari ketuntasan klasikal yang mengikuti pembelajaran
remedial dengan metode tutor sebaya secara deskriptif lebih baik dibandingkan hasil belajar
siswa yang megikuti pembelajaran remedial dengan metode kerja kelompok. Hasil analisis
aktivitas siswa setiap pertemuan pada metode tutor sebaya lebih besar dari pada metode
kerja kelompok dalam pembelajaran remedial. Hasil analisis respon siswa, pada metode
tutor sebaya lebih besar dari pada metode kerja kelompok dalam pembelajaran remedial
G. SARAN
1. Pembelajaran dengan Metode tutor sebaya pada pembelajaran remedial matematika
hendaknya dijadikan alternatif oleh guru guna meningkatkan hasil belajar matematika dan
aktivitas aktif bagi siswa dengan menyesuaikan karakteristik materi yang akan disampaikan.
2. Guru perlu menyusun perangkat pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat
mengeksplorasi pengetahuannya serta disesuaikan dengan kondisi waktu guna untuk

14

mengupayakan adanya diskusi dalam kelas yang lebih lama serta latihan menyelesaikan
soal.
3. Guru harus mempunyai metode mengajar yang menarik, agar keberanian siswa untuk
bertanya dan mengungkapkan pendapat bisa timbul. Jika diperlukan ada baiknya guru
menggunakan alat peraga agar siswa lebih memahami materi yang sedang dipelajarinya
4. Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang sikap siswa setelah mendapat pembelajaran
remedial dan kemampuan siswa dalam memahami materi trigonometri lainnya
5. Agar siswa lebih menguasai konsep trigonometri, sebaiknya guru melakukan pembelajaran
remedial secara bertahap yang dimulai dari mengulang tentang konsep awal dari suatu
materi kemudian bila siswa telah memahami maka dilanjutkan pada tahapan yang lebih
tinggi
DAFTAR PUSTAKA
Abror, A. R.( 1993). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Abin Syamsuddin. (2004). Psikologi Kependidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Agung Yuwana. 2012. Penggunaan Metode Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar dalam
Pembelajaran Pengoperasian Alat Hitung Siswa Kelas X-1 Program Keahlian Pemasaran di SMK
Negeri 1 Salatiga. Skripsi. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana
Arofah, Khusnul. 2010. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Mateatika Melalui Pembelajaran Remedial
dengan Menggunakan Metode Tutor Sebaya di Madrasah Aliyah Ibnul Qoyyim Yogyakarta Kelas X.
Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Asdar, Ahsanul Khair. 2013. Pengembangan Perangkat Asesmen Alternatif pada Pembelajaran Dimensi Tiga
Setting Kooperatif pada Siswa Kelas XI SMK. Tesis. Makassar: PPs UNM
Bahri. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta
Chen, Ching, 2009. A case study of peer tutoring program in higher education Success. Taiwan: National
Chung Cheng University. www.aabri.com/manuscripts/11757.pdf
Chen, Ling-Hsiu. 2010. Enhancement of student learning performance using personalized diagnosis and
remedial learning system.Taiwan: Department of Information Management, Chaoyang University of
Technology. debdavis.pbworks.com/.../personalized+diagnosis...
Ed Baines, e.t.c, 2005. Improving pupil group work in classrooms. Teaching and Learning Research
Programme. www.tlrp.org/pub/.../no11_blatchford.pdf
Hamalik, O. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Akasara.
Hamalik, O. 2003. Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: PT Bumi Akasara.
Hasmiati. 2013. Efektivitas Pembelajaran Matematika Realistik Dengan Setting Kooperatif Tipe Team
Accelerated Instruction (TAI) Dan Tipe Team Games Tournament (TGT) Materi Volume Bangun Ruang
Pada Kelas V Sd Inpres Bakung II. Tesis. Makassar: Universitas Negeri Makassar.
Izhar Hasis. 2001. Remedial Teaching. Malang; Universitas Negeri Malang Press.
Majid, Abdul. 2012. Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Man Mala Man Malang Kelas II Antara
Yang Menggunakan Metode Diskusi Kelas Dengan Kerja Kelompok Dalam Pengajaran Remedial.
Skripsi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
Muhibbin Syah. 2003. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

15

Nguyen, Michelle, Januari 2013. Peer tutoring as a Strategy to Promote Academic Success. Duke
University Research Brief. childandfamilypolicy.duke.edu/... /Nguyen_Policy...
Nur Wahidah. (2010). Keefektifan penerapan strategi berpikir, berbicara dan menulis (BBM) setting kooperatif
dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas VII smp negeri 13 Makassar. Tesis. Makassar:
Universitas Negeri Makassar.
Purwati. (2012). Penerapan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Tentang
Lingkungan Sehat dan Tidak Sehat Kelas I SDN Jambean 03 Kecamatan Margorejo Kabupaten Pati
Semester I. Skripsi. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana
Sri Rumini. (2003). Diagnostik Kesulitan Belajar. Yogyakarta: UNY.
Ruseffendi, E.T. 1991. Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam
Pengajaran Matematika Untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito
Sugihartono. Dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press
Timothy E. Heron. 2006. Tutoring Systems: Applications In Classroom And Specialized Environments.Ohio:
The Ohio State University. www.cpet.ufl.edu/.../A-Study-on-the-Effectivenes...
Tim MKPBM Jurusan Pendidikan Matematika. 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. JICA
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)
Warkitri dkk. 1990. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar. Jakarta : Karunika UT
Wiwik Chrisnayanti. 2002. Pengaruh Program Remedial terhadap Ketuntasan Belajar.
http://www.bpkpenabur.or.od Akses 10 Agustus 2013
Zahral Hayati. 2013. Pengaruh Metode Diskusi Kelompok Tutor Sebaya Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar
Mata Pelajaran Biologi di SMA Srijaya Negara Palembang. Skripsi.Palembang: Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai