Anda di halaman 1dari 5

Gaya Bahasa Pertautan

(a) Metonimia
Metonimia adalah gaya bahasa yang memakai nama ciri atau nama hal yang ditautkan dengan nama
orang lain, barang, atau hal, sebagai penggantinya.
Contoh:
Terkadang pena justru lebih tajam daripada pedang.
Dalam pertandingan kemarin saya hanya memperoleh perunggu sedangkan teman saya perak.
(b) Sinekdoke
Sinekdoke adalah gaya bahasa yang menyebutkan nama bagian sebagai pengganti nama
keseluruhaannya atau sebaliknya.
Contoh:
Setiap tahun semakin banyak mulut yang harus diberi makan di Tanah Air kita ini.
Dalam pertandingan final besok malam di Stadion Siliwangi Bandung berhadapanlah Medan dengan
Jakarta.
(c) Alusi
Alusi adalah gaya bahasa yang menunjuk secara tidak langsung ke suatu peristiwa atau tokoh
berdasarkan praanggapan adanya pengetahuan yang dimiliki oleh pengarang dan pembaca serta adanya
kemampuan para pembaca untuk menagkap pengacuan itu.
Contoh:
Dapatkah kamu bayangkan perjuangan KAMI dan KAPPI pada tahun 1966 menetang rezim Orde Lama
dan menegakkan keadilan di tanah air kita ini?
(d) Eufemisme
Eufemisme adalah gaya bahasa yang mengandung nama seseorang yang begitu sering dihubungkan
dengan sifat tertentu sehingga nama itu dipakai untuk menyatakan sifat itu.
Contoh:
tunaaksara pengganti buta huruf
tunanetra pengganti buta; tidak dapat melihat
tunawisma pengganti gelandangan
(e) Eponim
Eponim adalah gaya bahasa yang mengandung nama seseorang yang begitu sering dihubungkan dengan
sifat tertentu sehingga nama itu dipakai untuk menyatakan sifat itu.
Contoh:
Hercules menyatakan kekuatan
Dewi Sri menyatakan kesuburan
Dewi Fortuna menyatakan keberuntungan
(f) Epitet
Epitet adalah gaya bahasa yang mengandung acuan yang mengatakan sesuatu atau ciri khas dari
seseorang atau suatu hal.
Contoh:
Lonceng pagi bersahut-sahutan di desa terpencil ini menyonsong mentari bersinar menerangi alam.
(lonceng=ayam jantan)
Putri malam menyambut kedatangan para remaja yang sedang diamuk asmara.
(putri malam=bulan)

(g) Antonomasia
Antonomasia adalah gaya bahasa yang menggunakan gelar resmi atau jabatan sebagai pengganti nama
diri.
Contoh:
Pangeran menandatangani surat penghargaan tersebut.
Pendeta mengukuhkan perkawinan anak kami di Gereja Bethel.
(h) Erotesis
Erotesis adalah gaya bahasa yang berupa pertanyaan yang dipergunakan dalam tulisan atau pidato yang
bertujuan unutuk mencapai efek yang lebih mendalam dan penekanan yang wajar, dan sama sekali tidak
menuntut suatu jawaban.
Contoh:
Soal ujian tidak sesuai dengan bahan pelajaran. Herankah kita jika nilai pelajaran Bahasa Indonesia pada
EBTANAS tahun 1985 ini sangat merosot??
(i) Paralelisme
Paralelisme adalah gaya bahasa yang berusaha mencapai kesejajaran dalam pemakaian kata-kata atau
frase-frase yang menduduki fungsi yang sama dalam bentuk gramatikal yang sama.
Contoh:
Baik kaum pria maupun kaum wanita mempunyai hak dan kewajiban yang sama secara hukum.
Bukan saja korupsi itu harus dikutuk, tetapi juga harus diberantas di Negara Pancasila ini.
(j) Elipsis
Elipsis adalah gaya bahasa yang di dalamnya dilaksanakan penanggalan atau penghilangan salah satu
atau beberapa unsur penting dalam konstruksi sintaksis yang lengkap.
Contoh:
Mereka ke Jakarta minggu lalu. (penghilangan predikat: pergi, berangkat).
Pulangnya membawa banyak barang berharga serta perabot rumah tangga. (penghilangan subjek:
mereka, dia, saya, kami, dan lain-lain).
(k) Gradasi
Gradasi adalah gaya bahasa yang mengandung suatu rangkaian atau urutan paling sedikit tiga kata atau
istilah yang secara sintaksis mempunyai satu atau beberapa ciri semantik secara umum dan yang di
antaranya paling sedikit satu ciri diulang-ulang dengan perubahan-perubahan yang bersifat kuantitatif.
Contoh:
Kita malah bermegah juga alam kesengsaraan kita, karena kita tahu bahwa kesengsaraan itu
menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji, dan tahan uji menimbulkan harapan.
Dan pengharapan tidak mengecewakan.
(l) Asindeton
Asindeton adalah gaya bahasa yang berupa acuan di mana beberapa kata, frase, atau klausa yang
sederajat tidak dihubungkan dengan kata sambung.
Contoh:
Ayah, ibu, anak, merupakan inti suatu keluarga.
Hasil utama Tanah Karo adalah jeruk, nenas, kentang, kol, tomat, bawang, sayur putih, jagung, padi.
(m) Polisindeton
Polisindeton adalah gaya bahasa (yang merupakan kebalikan dari asindeton) yang berupa acuan di mana
beberapa kata, frase, atau klausa yang berurutan dihubungkan satu sama lain dengan kata-kata
sambung.

Contoh:
Istri saya menanam nangka dan jambu dan cengkeh dan pepaya di pekarangan rumah kami.
Polisi menangkap Pak Ogah beserta istrinya beserta anak-anaknya beserta pembantunya dan
membawanya ke penjara.
4) Gaya Bahasa Perulangan
(a) Aliterasi
Aliterasi adalah sejenis gaya bahasa repetisi yang berwujud perulangan konsonan yang sama.
Contoh:
Dara damba daku
datang dari danau
Duga dua duka
diam di diriku
Kalau kanda kala kacau
biar bibir biduan bicara
(b) Asonansi
Asonansi adalah semacam gaya bahasa repetisi yang berwujud perulangan bunyi vokal yang sama.
Contoh:
Muka muda mudah muram
tiada singa tiada biasa
jaga harga tahan harga
Kura-kura dalam perahu
sudah gaharu cendana pula
Pura-pura tidak tahu
Sudah tahu bertanya pula
(c) Antanaklasis
Antanaklasis adalah sejenis gaya bahasa repetisi yang berwujud perulangan kata yang sama bunyi
dengan makna yang berbeda.
Contoh:
Buah bajunya terlepas membuat buah dadanya hampir-hampir kelihatan.
Saya selalu membawa buah tangan buat buah hati saya, kalau saya pulang dari luar kota.
(d) Kiasmus
Kiasmus adalah gaya bahasa yang berisikan perulangan dan sekaligus merupakan inversi antara dua kata
dalam satu kalimat.
Contoh:
Yang kaya merasa dirinya miskin, sedangkan yang miskin justru merasa dirinya kaya.
Sudah lazim dalam hidup ini bahwa orang pintar mengaku bodoh, tetapi orang bodoh merasa dirinya
pintar.
(e) Epizeukis
Epizeukis adalah semacam gaya bahasa repetisi yang berupa perulangan langsung atas kata yang
dipentingkan beberapa kali berturut-turut.
Contoh:
Ingat, kamu harus bertobat, bertobat, sekali lagi bertobat, agar dosa-dosamu diampuni oleh Tuhan Yang
Maha Kuasa.

Anak-anakku semua, kalian memang harus rajin belajar, ya rajin belajar, agar kalian lulus dalam ujian.
(f) Tautotes
Tautotes adalah gaya bahasa repetisi yang berupa perulangan atas sebuah kata dalam sebuah
konstruksi.
Contoh:
Kakanda mencintai adinda, adinda mencintai kakanda, kakanda dan adinda saling mencintai, adinda dan
kakanda menjadi satu.
Aku menuduh kamu, kamu menuduh aku, aku dan kamu saling menuduh, kamu dan aku berseteru.
(g) Anafora
Anafora adalah gaya bahasa repetisi yang berupa perulangan kata pertama pada setiap baris atau setiap
kalimat.
Contoh:
Lupakah engkau bahwa mereka yang membesarkan dan mengasuhmu? Lupakah engkau bahwa keluarga
itulah yang menyekolahkanmu sampai ke Perguruan Tinggi? Lupakah engkau bahwa mereka pula yang
mengawinkanmu dengan istrimu? Lupakah engkau akan segala budi baik mereka kepadamu?
(h) Epistrofa
Epistrofa adalah semacam gaya bahasa repetisi yang berupa perulangan kata atau frase pada akhir baris
atau kalimat berurutan.
Contoh:
Kehidupan dalam keluarga adalah sandiwara
Cintamu padaku pada prinsipnya hanyalah sandiwara
Seminar lokakarya, simposium adalah sandiwara
Proses belajar mengajar di dalam kelas adalah sandiwara
Pendeknya hidup kita ini adalah sandiwara
(i) Simploke
Simploke adalah sejenis gaya bahasa repetisi yang berupa perulangan pada awal dan akhir beberapa
baris atau kalimat berturut-turut.
Contoh:
Kau katakan aku wanita pelacur. Aku katakan biarlah kau katakan aku wanita mesum. Aku katakan
biarlah. Kau katakan aku sampah masyarakat. Aku katakan biarlah kau katakan aku penuh dosa. Aku
katakan biarlah.
(j) Mesodilopsis
Mesodilopsis adalah sejenis gaya bahasa repetisi yang berwujud perulangan kata atau frase di tengah
baris atau beberapa kalimat beruntun.
Contoh:
Para pendidik harus meningkatkan kecerdasan bangsa
Para dokter harus meningkatkan kesehatan masyarakat
Para petani harus meningkatkan hasil sawah ladang
Para pengusaha harus meningkatkan hasil usahanya
(k) Epanalepsis
Epanalepsis adalah semacam gaya bahasa repetisi yang berupa perulangan kata pertama menjadi
terakhir dalam klausa atau kalimat.
Contoh:
Saya akan tetap berusaha mencapai cita-cita saya.

Kami sama sekali tidak melupakan amanat nenek kami.


(l) Anadiplosis
Anadiplosis adalah sejenis gaya bahasa repetisi di mana kata atau frase terakhir dari suatu klausa atau
kalimat menjadi frase pertama dari klausa atau kalimat berikutnya.
Contoh:
dalam raga ada darah
dalam darah ada tenaga
dalam tenaga ada daya
dalam daya ada segala

Anda mungkin juga menyukai