Anda di halaman 1dari 2

Diabetes melitus (DM) merupakan suatu penyakit degeneratif dengan

kadar glukosa darah yang tinggi pada suatu periode yang lama.
Penyebabnya adalah kerusakan pankreas dengan akibat kekurangan
hormon insulin secara relatif / absolut. DM merupakan salah satu bagian
dari Sindrom Metabolik. Selain DM, obesitas juga merupakan bagian dari
Sindrom Metabolik. Kerusakan pankreas yang sering dijumpai pada
penderita DM diperberat oleh radikal bebas dan memerlukan antioksidan
untuk mengurangi dampak negatifnya, sehingga terjadi penurunan kadar
glukosa darah. Glukosa yang terakumulasi secara berlebihan di dalam
darah, dapat menimbulkan kerusakan pada hampir semua organ tubuh dan
akan menjadi fatal apabila tidak dikendalikan. Oleh karena itu, salah satu
mekanisme kerja obat antidiabet adalah bekerja sebagai penghambat alfa
glukosidase, sehingga penverapan glukosa dalam usus menjadi terganggu
dan kadar glukosa darah dapat menjadi terkontrol. Penderita DM tipe 2
sering mengalami gangguan dalam hal uptake glukosa oleh sel. Oleh
karena itu, agen yang dapat meningkatkan uptake glukosa akan sangat
bermanfaat untuk mengontrol glukosa darah. DM dipengaruhi oleh
beberapa faktor lingkungan yang mengubah fungsi sel beta, antara lain diet
dimana pemasukan karbohidrat dan gula yang diproses secara berlebihan,
obesitas dan kehamilan. Pada pasien obesitas, terjadi gangguan kepekaan
jaringan terhadap insulin akibat kurangnya reseptor insulin yang terdapat
pada membran sel yang responsif terhadap insulin. Oleh karena itu, agen
yang menghambat lipogenesis akan mengurangi resistensi insulin yang
sering terjadi pada penderita DM tipe 2. Kadar kolesterol, terutama LDL,
yang tinggi pada penderita DM yang disertai obesitas jika terpapar radikal
bebas akan membentuk LDL teroksidasi. LDL teroksidasi ini menimbulkan
jejas pada endotel pembuluh darah dan pada gilirannya akan membentuk
aterosklerosis. Dampak negatif LDL teroksidasi ini dapat dikurangi oleh
antioksidan. Intake glukosa yang berlebihan dapat diubah menjadi lemak
dan menjadi obestas, sehingga agen yang dapat menghampat alfa
glukosidase dan yang menghambat lipogenesis akan mengurangi obesitas.
Masyarakat menggunakan tanaman obat, seperti lidah buaya, biji alpukat,
kumis kucing, dan jombang untuk mengatasi DM. Penelitian sebelumnya
telah dilakukan untuk menilai efektivitas 4 tanaman obat tersebut pada
mencit yang dinduksi aloksan. Penelitian ini dimaksudkan untuk

mengetahui mekansme kerja 4 tanaman obat, dan efeknya pada obesitas.


Penelitian tahun 1 bertujuan untuk menganalisis karakteristik kandungan
biji alpukat, kumis kucing, dan jombang dengan HPLC dan menganalis
mekanisme kerja jus lidah buaya, esktrak biji alpukat, kumis kucing, dan
jombang sebagai agen antidiabetik dengan uji aktivitas antioksidan secara
in vitro dengan uji pcmerangkapan radikal bebas DPPH, nilai superoksida
dismutase (SOD), total fenol dan penghambatan a-glukosidase secara in
vitro. Penelitian tahun 2 bertujuan menganalis mekanisme kerja jus lidah
buaya.

Anda mungkin juga menyukai