Tugas Komputer - New
Tugas Komputer - New
Siswa dianggap tidak memiliki pengetahuan lain selain yang diajarkan oleh guru. Jadi
guru di sini terkadang dianggap yang paling pintar dan menganggap siswa-siswanya
ini tidak tahu apa-apa bila tidak mendapatkan pelajaran dari gurunya. Siswa kurang
dapat berekspresi karena semua informasi yang diperoleh harus dari guru. Tidak ada
dorongan untuk membuat para siswanya untuk berpikir kritis untuk menemukan
pemecahan masalahnya sendiri dan siswa harus menurut pada apa yang diajarkan oleh
gurunya tanpa memikirkan bahwa mungkin saja apa yang diterangkan oleh gurunya itu
belum tentu benar.
Realitanya yang terjadi dan dialami oleh penulis sendiri adalah bahwa ada kalanya
seorang guru mengajar sesuai dengan pengetahuan yang ia miliki. Terkadang ada
saat-saat di mana seorang guru mungkin saja berlaku salah. Permasalahannya, bila
didasarkan pada pusat pembelajaran adalah pada guru, guru terkadang berpikir bahwa
ialah yang paling benar dan siswa-siswanya dianggap benar bila memiliki pemikiran
yang sama dengan pemikiran guru tersebut. Guru yang masih berpikiran klasik ini,
maka dia akan sulit untuk menerima berbagai bentuk protes maupun kritikan yang
datang dari para siswanya. Sehingga hal ini tentunya menjadi masalah bagi siswasiswa
yang
kritis
dan
memiliki
kemampuan
berpikir
tinggi.
2.
Di sekolah dasar akan menciptakan lingkungan yang lebih multi sensori yang
dapat dilakukan dengan kegiatan seperti menambahkan poster di dalam kelas,
memberikan aroma yang segar agar menimbulkan semangat dalam belajar, dan
melakukan aktivitas-aktivitas yang menyenangkan dan relevan. Guru juga dapat
meningkatkan interkasi sosial dan kerja kelompok peserta didiknya agar mereka
mampu meningkatkan kerja sama dan mampu meningkatkan kinerja beberapa alat
indera, karena dengan kerja kelompok maka mereka akan melibatkan beberapa alat
indera
di
dalamnya
seoerti,
berbicara
menggunakan
mulut,
mendengarkan
3.
siswanya hanya menurut yang ada pada buku tanpa ada tambahan sehingga
sebenarnya, tanpa guru menerangkan, siswa dapat membaca dan menggali
pengetahuan itu sendiri dari buku.
4.
memiliki kemampuan yang kurang akan kesulitan. Dalam hal ini, guru tidak memiliki
usaha untuk memberi pekerjaan yang sifatnya kelompok karena penilaian kelompok
mungkin dirasa kurang adil. Sehingga tugas yang diberikan oleh guru adalah tugas
yang
sifatnya
adalah
individual.
Para
siswa
dituntut
untuk
memecahkan
permasalahannya secara mandiri tanpa adanya kerja sama. Penulis berfikir cara seperti
ini mungkin akan menguntungkan siswa yang memiliki kemampuan yang tinggi karena
di sini kemampuan setiap siswa dapat dibedakan dengan mudah menurut hasil yang
mereka peroleh. Namun, bagi siswa yang memiliki kemampuan tinggi ini, juga ada
kerugiannya. Karena mereka hanya mengandalkan kemampunnya sendiri tapa ada
masukan lain sehingga apa yang mereka peroleh terkadang sedikit kurang memuaskan
karena terkadang, dalam memecahkan masalah kita juga membutuhkan pertimbangan
yang bersumber dari luar diri kita. Begitu pula dengan siswa yang kemampuannya
kurang. Tidak mudah untuk memecahkan masalah sendiri tanpa bantuan orang lain.
ddan
terampil
dalam
mengawasi
siswa-siswanya
dalam
melakukan
kegiatan
pembelajaran kooperatif maupun diskusi. Agar apa yang mereka peroleh dari hasil
belajar mereka adalah benar-benar dari hasil mereka bertukar pikiran. Bukan hanya
dari satu atau beberapa siswa saja. Di sini juga dituntut agar siswa yang biasanya
kurang pede dan minder serta pendiam dapat mengemukakan pendapatnya dalam
forum kerja sama.
5.
informasi yang terbaru mengenai materi tersebut kepada sang guru, sehingga guru juga
bertambah pengetahuannya. Dalam era global ini, sangatlah mudah bagi kita dalam
mengakses ilmu pengetahuan yang ada. Bisa kita mengakses berbagai ilmu yang
relevan dari internet. Atau mungkin, kita dapat bertukar informasi dengan teman dunia
maya kita, sehingga pengetahuan yang kita peroleh akan berkembang. Guru pun juga
harus demikian, sebagai guru yang berkembang, harus dapat menyesuaikan dengan
zaman. Kita sebagai guru janganlah suka menang sendiri. Karena menurut pengalaman
ada beberapa guru yang tak mau dikritik dan berpegang teguh bahwa dirinyalah yang
benar. Guru juga harus selalu mencari informasi tentang berbagai pengetahuan terkini
untuk menambah wawasannya, agar tak kalah dengan siswanya yang tentunya sudah
memanfaatkan berbagai fasilitas yang sudaj modern dan berteknologi tinggi. Selain itu,
guru juga harus mau bertukar informasi dengan para siswanya, menelaah berbagai
pengetahuan yang masih dipertanyakan kebenarannya. Hal ini juga sangat bermanfaat
bagi perkembangan mental siswa. Mendidik siswa untuk mau belajar mandiri, namun
tetap
6.
dalam
pengawasan
guru.
Dengan
demikian
kualitas
pembelajaran
dapat
ditingkatkan
sehingga
penguasaan materi juga meningkat. Suatu studi yang dilakukan Thomas (1972)
menunjukkan bahwa setelah 10 menit belajar, siswa cenderung akan kehilangan
konsentrasinya untuk mendengar kuliah yang diberikan oleh guru secara pasif. Hal ini
tentu saja akan makin membuat pembelajaran tidak efektif jika kuliah terus dilanjutkan
tanpa
upaya-upaya
untuk
memperbaikinya.
Dengan
menggunakan
cara-cara
pembelajaran aktif hal tersebut dapat dihindari. Pemindahan peran pada siswa untuk
aktif belajar dapat mengurangi kebosanan ini bahkan bisa menimbulkan minat belajar
yang besar pada siswa. Pada akhirnya hal ini akan membuat proses pembelajaran
mencapai learning outcomes yang diinginkan.
7.
berpikir logis, sistematis, bersifat objektif, jujur dan disiplin dalam memandang dan
menyelesaikan masalah yang berguna untuk kehidupan dalam masyarakat termasuk
dunia kerja. Mata pelajaran hanyalah sebuah alat untuk mencapai tujuan, untuk dapat
melatih siswa memiliki keterampilan berpikir.
8.
hanya pada pengetahuan yang dimiliki oleh siswa saja. Tak peduli bagaimana siswa itu
mendapatkan hasil tersebut, yang penting adalah kenyataan bahwa siswa tersebut
dapat mengerjakan soal sesuai buku. Terkadang siswa hanya menghafal apa yang ada
di dalam buku atau apa yang dicatatkan oleh gurunya. hal ini menyebabkan informasi
dan pengetahuan yang siswa pelajari tidak awet dalam ingatannya karena mereka
hanya menghafal saja tanpa memahami. Padahal yang terpenting dalam pembelajaran
adalah kita memahaminya, sehingga tanpa menghafal pun, siswa tetap ingat akan apa
yang dipelajarinya.
9.
reaktif
response
diamana
tidak
dapat
melihat
adanya
kesempatan
belajar,
Dalam kondisi tersebut suasana menjadi kondusif sehingga dalam belajar siswa
bisa mengkonstruksi pengetahuan dan pengalaman yang diperolehnya dengan
pemaknaan yang lebih baik. Siswa membangun sendiri konsep atau struktur materi
yang dipelajarinya, tidak melalui pemberitahuan oleh guru. Siswa tidak lagi menerima
paket-paket konsep atau aturan yang telah dikemas oleh guru, melainkan siswa sendiri
yang mengemasnya. Mungkin saja kemasannya tidak akurat, siswa yang satu dengan
siswa lainnya berbeda, atau mungkin terjadi eksalahan, di sinilah tugas guru
memberikan bantuan dan arahan sebagai fasilitator dan pembimbing. Kesalahan siswa
merupakan bagian dari belajar, jadi harus dihargai karena hal itu cirinya ia sedang
belajar, ikut partisipasi dan tidak menghindar dari aktivitas pembelajaran, karena
pembelajaran adalah aktivitas siswa yang sifatnya proaktif dan reaktif dalam
membangun pengetahuan.
lingkungan sekitarnya.
Belajar berpusat pada tugas-tugas otentik yang menggugah rasa ingin tahu siswa.
Tugas otentik berupa pemecahan masalah nyata yang relevan dengan kehidupan siswa
Siswa mengerjakan tugas rumit yang melibatkan kecakapan berpikir tingkat tinggi,
seperti menganalisis, mensintesis, merancang, mengolah dan mengevaluasi informasi
Siswa menghasilkan produk yang dapat dibagikan kepada audiens di luar kelas
Belajar bersifat aktif dan digerakkan oleh siswa sendiri, sedangkan guru, orangtua,
dan narasumber bersifat membantu atau mengarahkan