Anda di halaman 1dari 4

Tugas Resume Patologi Anatomi

Controversy il-12 the role in the immune response and bone


resorption in periapikal region

Oleh :
Walda Tsania (135130101111036)
Anggit Rospitasari (135130101111042)
Faris Hanintyo ()
Zulfika Gayoh ()

PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2014

Resume Jurnal Internasional


Kontroversi Peran IL-12 pada Respon Imun dan Resorpsi Tulang di Daerah Periapikal
CelsoMartins Queiroz-Junior,1, 2 Marcelo Jose Barbosa Silva,1 Joice Dias Correa,1
Mila FernandesMoreiraMadeira,2, 3 Thiago Pompermaier Garlet,4
Gustavo Pompermaier Garlet,5 Fernando Queiroz Cunha,4 MauroMartins Teixeira,2
and Tarclia Aparecida da Silva1, 2, 6

Lesi Periapikal adalah kondisi peradangan jaringan periapikal gigi, dipicu oleh infeksi pulpa gigi
dan ditandai dengan eksudasi sel imun terhadap jaringan yang terkena dan produksi mediator inflamasi
seperti sitokin. Reaksi inflamasi periapikal ini terutama dipicu oleh respon Th-1, Th-2,Th-17, dan
polarisasi tersebut dapat mengatur perkembangan dari penyakit dan ekspresi dari sitokin proresoptif
tulang. IL-12 menyebabkan produksi IFN- meningkat yang merangsang efektor sel Th-1.
Interleukin 12 (IL-12) adalah pengatur penting sitokin yang memiliki fungsi penting dalam inisiasi dan
regulasi respon imun seluler. Ini dapat mengatur diferensiasi dari sel T naif, yang penting dalam
menentukan resistensi dan jenis respon yang akan timbul pada respon terhadap patogen tertentu [1].
IL-12 ini di produksi utamanya oleh makrofag, monosit, denritik, dan sel beta sebagai respon imun
terhadap bakteri dan parasit intraseluler.
Pulpa gigi dilindungi oleh enamel dan dentin dari mikroorganisme pada rongga mulut. Paparan
dari mikroorganisme dan hasil produknya terhadap pulpa gigi menyebabkan terjadinya karies gigi,
fraktur, operasi, serta memicu respon inflamasi lokal. Peningkatan infeksi dan peradangan tersebut
menyebabkan nekrosis pulpa dan mengakibatkan keterlibatan jaringan periapikal yang menghasilkan
lesi periapikal [8,9]. Pada lesi periapikal, bermula dari respon singkat inflamasi akut yang intensitasnya
bervariasi disertai dengan nyeri, penyimpangan pada gigi, serta nyeri pada saat perkusi. Perubahan
jaringan ini ditandai dengan adanya hiperemia dan pengerahan neutrofil yang biasanya terbatas pada
ligamen periodontal. Dengan iritasi yang terjadi secara terus menerus pada periapex, respon akut ini
akan berubah menjadi granulomatosa jaringan dengan inflamasi kronis sel-sel dan fibroblas, granuloma
apikal [8, 9].
Ciri umum dari lesi periapikal, berdasarkan penyebabnya, yaitu eksudasi terus-menerus dari sel
imunokompeten, sel T menjadi komponen seluler dominan di patologi periapikal manusia [33-35].
Seperti yang telah diketahui bahwa reaksi peradangan periapikal dipicu oleh Th-1, Th-2, dan Th-17, serta
respon T-reg, dan memungkinkan polarisasi tersebut dapat mengatur ekpresi dari penyerapan sitokin
tulang [18, 32, 36]. Walaupun dalam beberapa penelitian menunjukkan bahwa sel T memiliki sedikit

peran dalam patogenesis lesi periradicular, sebagian besar bukti menunjukkan bahwa perkembangan
penyakit tersebut, dengan resorpsi tulang, membutuhkan sel Th-1 dan sel Th-17, sedangkan sel Th-2 dan
T-reg berhubungan dengan kondisi kronis dari inflamasi
Hubungan antara Respon IL-12 dengan Lesi Periapikal
Sebagian besar ekspresi dari sitokin Th-1, termasuk, IL-2, IL-12, dan IFN-, terbukti setelah
penelitian menunjukkan bahwa meningkatkan lesi periapikal setelah terpapar pulpa. Meskipun sumber
sel dari IL-12 belum dipastikan, namun kemungkinan besar makrofag dan sel dendritik bertanggung
jawab atas sekresi tersebut seperti sitokin dan respon sel Th-1 terhadap makrofag mungkin diturunkan
dari IL-12 yang melepaskan IFN- dan IL-2. Di sisi lain, ekspresi dari sitokin Th-2 juga meningkat di
jaringan periapikal, tetapi menurun dengan sangat lambat pada waktu terntentu, ini menunjukkan
adanya hambatan oleh mediator Th-1. Bahkan, IL-2 ditandai sebagai penekan sitokin Th-2, seperti IL-4.
Perkembangan infeksi pulpa gigi memicu respon inflamasi pada jaringan periapikal. Sel
inflamasi, seperti makrofag, diambil untuk daerah dan pelepasan mediator proinflamasi. Salah satu
mediatonya adalah IL-12 yang menyebabkan sel Th-1 untuk memproduksi IFN-. IL-12-IFN- pathway
dapat mengakibatkan resorpsi tulang dengan memproduksi sitokin proinflamasi seperti TNF- dan IL-1
yang menyebabka akfivasi dari osteoklas. Sebaliknya, jalur ini juga terlibat pada degradasi adaptor
protein RANK, TRAF6 yang mengurangi diferensiasi osteoklas RANKinduced. Dalam konteks ini, sel
dendritik dan sel CD4+ naif juga memproduksi sitokin family IL-12 anggota IL-23 yang menyebabkan
diferensiasi sel Th-17. Sel-sel ini melepaskan IL-17, meningkatkan produksi IFN-. Kondisi lingkungan ini
mendukung proinflamasi IL-12 yang juga dapat memblokir Th-2, merangsang perkembangan infeksi yang
disebabkan oleh lesi pereapikal. Ini berlawanan dengan mekanisme yang mungkin menjelaskan temuan
disk repant mengenai IL-12 dan IFN- pada lesi periapikal.
Satu-satunya yang menyebabkan diferensiasi osteoklas adalah peningkatan produksi IL-8 dan
sitokin Th-1 dan mempengaruhi oosteolisis untuk merusak daerah sekitar akar apeks selama
perkembangan lesi periapikal. Namun penelitian in vitro menunjukkan bahwa IL-2 secara tidak langsung
mengurangi induksi RANKL diferensiasi osteoklas sendiri atau bersinergi dengan IL-8. Selain itu sel T
mempunyai peranan penting dalam menghambat osteoklastogenesis karena ketiadaan mereka
merupakan efek dari pengobatan IL-12. Pada kelompok lain menunjukkan bahwa IFN- menekan RANKL
yang menyebabkan diferensiasi osteoklas dan osteoklas dewasa meningkat dengan adanya fungsi IFN-
yang menyebabkan degradasi adaptor protein RANK, TRAF6 (Tumor Necrosis-Factor Receptor
Associated Factor 6) yang menghasilkan hambatan kuat dari aktivasi RANKL yang diinduksi faktor-faktor
transkripsi NF-kB dan JNK

IL-12 dan IL-23 yang bisa sinergis dengan IL-18 untuk memblokir osteoklastogenesis pada CD4+
sel T yang bergantung secara in vitro. Uniknya, IL-23 kelihatannya tidak memperantarai IL-12 walaupun
IL-23 menyebabkan ekspresi dari IL-12. Osteoklastogenesis yang berasal dari sumsum tulang disebabkan
oleh cairan RANKL yang sebagian dihambat oleh IL-23 dengan penurunan angka multinukleat, tetapi
interleukin ini tidak mempengaruhi proliferasi progenitor sel osteoklas [73]. Temuan ini menunjukkan
pada sebuah kasus yang berbeda kondisi sitokin inilah yang melibatkan resorpsi tulang. Oleh karena itu,
pendekatan yang terdiri dari beberapa sitokin masing-masing ini malahan memberikan dasar yang luas
untuk mendefenisikan peran sitokin dalam munculnya lesi periapikal, karena ini membutuhkan
penjelasan secara keseluruhan dari dengan keseimbangan sitokin dengan fungsi yang berlawanan atau
mirip. Demikian juga, penentuan penyakit putatif seperti oleh aktifitas RANKL/OPG tidak ada data klinis
yang defenitif mengenai pola mengatasi aktifitas penyakit yang sebenarnya (yaitu, resorpsi tulang aktif)
yang tentunya memberikan kotribusi bertentangan dengan peran IL-12 (dan juga beberapa sitokin lain
yang terlibat) dalam pembentukkan lesi periapikal. Akhirnya, perkembangan dari penerapan model
percobaan yang menggunakan rekayasa genetika tikus strain memungkinkan hubungan sebab-akibat,
menyediakan kontribusi penting untuk penelitian imunopatologis ini pada patologi periapikal
Pembentukkan dan perkembangan lesi periapikal nyata tergantung pada reaksi inflamasi yang
dipicu oleh infeksi pulpa. IL-12 berhubungan diferensiasi sel Th-1 dan ada bukti bahwa sel-sel Th terlibat
langsung pada lesi periapikla dan resorpsi tulang. Respon sel Th-1 ke makrofag dari derivat IL-12 yang
melepaskan IFN- dan menekan sitokin Th-2 mendukung terjadinya infeksi yang disebabkan oleh tulang
keropos. Dengan demikian IL-12-INF- pathway dapat membantu meningkatkan lesi periapikal karena
aktifitas proinflamasi. Kemudian, diferensiasi sel Th-17 pada produksi IL-23 juga tampaknya merangsang
proinflamasi periapikal gigi melalui reaksii IL-17 yang mengeluarkan IFN-. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa adanya pengaruh masing-masing IL12 dan IFN- terhadap lesi periapikal. Peran
proinflamasi IL-12 pada lesi diimbangi oleh pengaruh penghambatan dalam diferensiasi osteoklas yang
setidaknya sebagian tergantung pada produksi IFN-. Kesimpulannya, IL-12 memiliki peran ganda dalam
patogenesis periapikal.

Anda mungkin juga menyukai