AKUNTANSI MANAJEMEN
Dosen : Dr.
Oleh :
KELOMPOK IV
SUPARDI USMAN
RAHMI MUIS P1700213020
ANDI DIAN WINDARWATI P1700213019
2014
PPS UNIVERSITAS HASSANUDDIN
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
DAN KEUANGAN
1
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN .................................................................................
TUJUAN PENULISAN.........................................................................
14
A. Target Costing
Target costing adalah penentuan biaya yang diharapkan untuk suatu
produk berdasarkan harga yang kompetitif, sehingga produk tersebut
akan dapat memperoleh laba yang diharapkan.
Target biaya = Harga kompetitif Laba yang diharapkan
Perusahaan mempunyai dua pilihan untuk menurunkan biaya
sampai pada level target biaya/target cost :
1.
teknik-teknik
manajemen
biaya
yang
canggih
seperti Activity Based Costing dan mencari produktivitas yang lebih tinggi
melalui perbaikan organisasi dan hubungan tenaga kerja.
2.
perusahaan
menggunakan
kedua
metode,
yaitu
merancang
didasarkan
produk
pada
dengan
biaya
rendah. Target
adalah merupakan alat manajemen yang cocok untuk perusahaanperusahaan seperti perusahaan mobil, produsen softwaredan produsen
barang konsumen.
Banyak perusahaan menyadari bahwa merupakan hal yang sulit
untuk
bersaing
diferensiasi,
secara
mereka
sukses
harus
dalam
bersaing
hal cost
dalam
hal
leadership atau
harga
maupun
model.
mengidentifikasi
Teknologi
kelompok
menyamakan
suku
merupakan
cadang
untuk
metode
untuk
produk
dalam
Philosopy
kaizen
meliputi
membuat
perubahan
dan
telah
dijalankan
dan
tidak
memberikan
hasil
maksimal,
perusahaan pasti akan berpikir bagaimana agar produk atau jasa lebih
digemari oleh customer. Pada budaya indonesia yang konsumtif ini
masyarakat
masih
lebih
mengedepankan
faktor
sebagai
tools
tersendiri
untuk
penilaian
kinerja
karyawan/divisi.
1. Perhitungan Kaizen Costing
Secara matematis sederhana untuk meningkatkan laba dapat
dilakukan dengan meningkatkan pendapatan atau mengurangi biaya.
Aplikasi kaizen costing ini dimulai dari rencana peningkatan target sales.
Peningkatan target sales ini tentu sangat diharapkan untuk mencapai profit
contributin yang telah direncanakan sebelumnya. Peningkatan penjualan
dapat dilakukan dengan dua cara (1) menaikkan harga jual dan (2)
menaikkan voume penjualan. Tampaknya pilihan pertama sangat tidak
disukai oleh calon pelanggan, apalagi dalam iklim kompetisi perusahaan
telekomunikasi sekarang ini yang lebih sensitif pada harga. Jika
perusahaan memilih untuk meningkatkan volume penjualan pasti variable
cost juga akan berpengaruh. Disinilah perlu kecermatan manajemen dalam
mengolah pengaruh ini.
Berdasarkan asalnya
a. Kendala internal (internal constraint) adalah faktor-faktor yang
membatasi perusahaan yang berasal dari dalam perusahaan, misalnya
keterbatasan jam mesin. Kendala internal harus dimanfaatkan secara
optimal untuk meningkatkan throughput semaksimal mungkin tanpa
meningkatkan persediaan dan biaya operasional.
b. Kendala eksternal (external constraint) adalah faktor-faktor yang
membatasi perusahaan yang berasal dari luar perusahaan, misalnya
permintaan pasar atau kuantitas bahan baku yang tersedia dari
pemasok. Kendala eksternal yang berupa volume produk yang dapat
dijual, dapat diatasi dengan menemukan pasar, meningkatkan
permintaan pasar ataupun dengan mengembangkan produk baru.
2.
Berdasar sifatnya
a. Kendala mengikat (binding constraint) adalah kendala yang terdapat
pada sumber daya yang telah dimanfaatkan sepenuhnya.
b. Kendala tidak mengikat atau kendur (loose constraint) adalah kendala
yang terdapat pada sumber daya yang terbatas yang tidak
dimanfaatkan sepenuhnya.
Selain itu Kaplan dan Atkinson menambahkan pengelompokan
kendala dalam tiga bagian yaitu:
1.
2.
3.
of
Constraint(TOC)
dibatasi
oleh
mengakui
bahwa
kendala-kendalanya,
kinerja
yang
setiap
kemudian
10
Throughput,
adalah
suatu
ukuran
dimana
suatu
perusahaan
3.
Biaya-biaya
operasional,
yang
dikeluarkan
perusahaan
untuk
memiliki
argumen
bahwa
penurunan
persediaan
akan
Identifikasi
konstrain
sistem
(identifying
the
constraint).
3.
Subordinasi
sumber
resources). Setelah
lainnya
menemukan
(subordinating
konstrain
dan
the
remaining
telah
diputuskan
11
system atau tidak. Jika tidak maka akan menuju ke langkah kelima,
tetapi jika yam aka akan menuju ke langkah keempat.
4.
5.
memiliki
permintaan
pasar
kapasitas
(demand)
tidak
karena
seimbang
dengan
keseimbangan
jumlah
kapasitas
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
12
10.
dapat
berpengaruh
terhadap
profitabilitas
secara
keseluruhan.Sedangkan,
Tujuan
utama
seorang
manajer
menggunakan
JIT
dalam
hambatan-hambatan
produksi.
Keunggulan
ABC
adalah
umur
suatu
produk,
perusahaan
biasanya
persyaratan
pembeli.
Kosekuensinya,
perusahaan
harus
14
mengidentifikasi
tahap-tahap
yang
berbeda
dengan
tantangan yang berbeda tahap suatu produk berada, atau tahap yang
akan dicapai , perusahaan dapat memformulasikan rencana pemasaran
dengan lebih baik. Mengatakan suatu produk memiliki siklus hidup adalah
menegaskan empat hal :
1. Produk memiliki umur terbatas
2. Penjualan produk melewati tahap-tahap yang berbeda, dengan tantangan
yang berbeda bagi penjual.
3. Laba naik turun pada tahap yang berbeda dalam siklus hidup produk
4. Produk membutuhkan strategi pemasaran, keuangan, produksi, pembelian
dan personel yang berbeda dalam tiap tahap siklus hidup mereka.
Menurut Basu Swastha (1984:127-132), daur hidup produk itu di
bagi menjadi empat tahap, yaitu :
1. Tahap perkenalan (introduction).
Pada tahap ini, barang mulai dipasarkan dalam jumlah yang besar
walaupun volume penjualannya belum tinggi. Barang yang di jual
umumnya barang baru (betul-betul baru) Karena masih berada pada tahap
permulaan, biasanya ongkos yang dikeluarkan tinggi terutama biaya
periklanan.
Promosi
yang
dilakukan
memang
harus
agfesif
dan
permintaan
Cara
lain
yang
dapat
dilakukan
untuk
memperluas
dan
15
16
yang
menangani
proses
ini
yaitu
Unit
17
Product Development
danengineering
menuju
kepada
terciptanya Innovation.
Ada tiga faktor yang harus dipertimbangkan bagi unit R&D dalam
usahanya menerapkan formulasi strategi, yaitu :
1) Kompetensi Teknis
2) Kebutuhan Pasar
3) Corporate Interest
Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa kompetensi teknis dari
researcher diperlukan untuk melahirkan produk jasa yang berkualitas. Di
lain pihak produk jasa yang dikembangkan juga harus memperhatikan
kebutuhan pasar (memiliki commertial value) maupun kepentingan
perusahaan, keduanya harus sejalan. Untuk itu diperlukan upaya untuk
mencari apa yang dibutuhkan oleh pasar dan mencari invent-to-order bagi
produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Fungsi Riset Bisnis perlu ditambahkan sebagai suatu sub unit dalam
Unit R&D untuk menunjang keberhasilan suatu produk atau jasa baru agar
sukses di pasaran. Sebagai contoh, TELKOM R&D Center telah
melakukan restrukturisasi organisasi pada akhir tahun 2006 dan
melahirkan satu bidang baru yaitu Bidang Research of Business. Bidang
RoB tersebut meliputi 4 laboratorium dengan masing-masing fungsinya
sebagai berikut :
1) Business Strategy, melaksanakan riset dan pengembangan bisnis
2) Business
Performance,
melakukan
evaluasi
dan
identifikasi
performansi bisnis
3) Business Competitiveness, menyediakan data pasar, pelanggan dan
kompetitor yang kompetitif
4) Industrial Partnership, melakukan
pengembangan
hubungan
18
Menurut pandangan ini, Anda harus membuat apa yang dapat dijual.
Produk baru ditentukan oleh pasar berdasarkan kebutuhan pelanggan.
Jenis produk baru ditentukan melalui penelitian pasar & umpan balik
pelanggan, dgn sedikit perhatian terhadap teknologi. Need Pull akan
menuju pada terbentuknya incremental innovation.
2) Mendorong Teknologi (Technology Push)
Pandangan ini menyarankan Anda harus menjual apa yang dapat anda
buat. Produk baru diperoleh dari teknologi produksi, penggunaan
teknologi yang canggih dan kemudahan operasi, dengan sedikit
perhatian terhadap pasar. Dengan kata lain suatu produk atau teknologi
baru didorong atau dijual ke pasar (potential customer) yang tidak
meminta atau mengetahui perihal produk atau teknologi baru tersebut.
Technolgy Push akan menuju kepada radical innovation.
3) Antar fungsional (Interfunctional)
Produk baru memerlukan kerjasama diantara pemasaran, operasi,
keterampilan teknik, dan fungsi lainnya sehingga menghasilkan produk
yang memenuhi kebutuhan pelanggan dengan penggunaan teknologi
yang memberikan manfaat terbaik. Untuk kesuksesan inovasi produk
atau jasa baru diperlukan kombinasi dari kedua model pertama yaitu
proses technical-linking dan need-linking. Selain itu ada tiga elemen
yang menjadi konsideran dalam menciptakan peluang bisnis baru yaitu :
relevant problem, technology sources dan market demand.
19