1. Rencana Judul
Pengenalan Pola PIN Barcode Menggunakan Metode Backpropagation dan
Metode Kohonen.
2. Bidang Ilmu
Jaringan Syaraf Tiruan
3. Latar Belakang
Pengenalan pola merupakan salah satu pemanfaatan jaringan syaraf tiruan
(neural network). Pengenalan pola dalam jaringan syaraf tiruan biasanya
dilakukan dengan cara pelatihan atau proses belajar sehingga nantinya dengan
belajar dari pengalaman dapat dikenali pola suatu obyek. Banyak obyek yang
bisa dilakukan pengenalan pola. Salah satu obyek yang dapat dianalisa dengan
menggunakan teknik pengenalan pola yaitu barcode.
PIN berupa singkatan dari personal identification number merupakan
kode yang biasa dijadikan sebagai identitas suatu barang yang biasanya
digunakan untuk mempermudah dalam identifikasi atau pengenalan suatu
barang secara komputerisasi.
Barcode (kode batang) memiliki pengertian yaitu suatu kumpulan data
optik yang dibaca mesin. Kode batang ini mengumpulkan data dalam lebar
(garis) dan spasi garis paralel dan dapat disebut sebagai kode batang atau
simbologi linear atau ID (1 dimensi). Tetapi juga memiliki bentuk persegi,
titik, heksagon dan bentuk geometri lainnya di dalam gambar yang disebut
kode matriks atau simbologi 2D (2 dimensi). Selain tak ada garis, sistem 2D
sering juga disebut sebagai kode batang. Walaupun ada beragam simbol dan
penggunaan tetapi semua tujuan yang sama yaitu mengencode string karakter
sebagai garis batang atau spasi[10].
Salah satu pengembangan barcode yang terbaru saat ini yaitu QR-Code
(cube barcode). PIN barcode yang dalam hal ini berjenis QR-Code dapat
ditemukan di aplikasi-aplikasi smart phone atau komputer canggih di era
modern sekarang ini. Banyaknya pemanfaatan pin barcode di hampir seluruh
dunia yang menyebabkan penulis berkeinginan untuk mengetahui bagaimana
melakukan pengenalan pola terhadap obyek PIN barcode (QR-Code).
Berdasarkan hal inilah penulis tertarik untuk melakukan pengenalan pola PIN
Barcode menggunakan metode Backpropagation dan metode Kohonen[10].
4. Perumusan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana dapat mengenali suatu pola obyek, khususnya pola dengan
obyek PIN barcode.
2. Bagaimana merancang aplikasi pengenalan pola pin barcode menggunakan
metode Backpropagation dan metode Kohonen.
5. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Pengenalan pola hanyalah dengan menggunakan metode Backpropagation
dan metode Kohonen.
2. Jenis obyek yang nantinya akan diteliti yaitu QR-Code.
3. Hal yang ingin diketahui dalam pengenalan pola yaitu kecepatan
pengenalan pola PIN barcode dan ketepatan pengenalan pola PIN barcode.
6. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Membangun aplikasi pengenalan pola PIN barcode menggunakan metode
Backpropagation dan metode Kohonen.
2. Dengan adanya aplikasi yang telah dibangun nantinya dapat diketahui
kecepatan dan ketepatan setiap metode dalam melakukan pengenalan pola
PIN barcode.
7. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat membantu masyarakat baik individu maupun
kelompok yang nantinya dapat memanfaatkan aplikasi ini untuk mengetahui
kesamaan suatu pola pin barcode, dan nantinya bisa dipakai sebagai tanda
pengenal untuk suatu sistem keamanan dan yang untuk bidang lainnya.
Kedepannya juga diharapkan penelitian ini menjadi topik yang dapat
8. Tinjauan Pustaka
Di dalam penulisan tugas akhir ini, penulis mengambil beberapa tinjauan
pustaka yang dijadikan sebagai bahan dalam mendukung penyusunan tugas
akhir ini. Adapun tinjauan pustaka tersebut antara lain sebagai berikut :
8.1. Barcode
Salah satu obyek pengenalan pola yang bisa dipelajari dan akhirnya dapat
dikenali yaitu PIN barcode. PIN barcode yang merupakan kode batang yang
berfungsi sebagai personal identification number atau nomor identitas personal
yang berguna untuk memudahkan proses identifikasi suatu barang atau obyek.
QR-Code merupakan jenis pengembangan baru dari barcode (kode batang).
Barcode yang pada awal perkembangnya dimulai sejak tahun 1932 yang mana
ketika itu seseorang bernama Wallace Flint membuat sistem pemeriksaan
barang di perusahaan retail.. lalu pada tahun 1928, pemilik toko makanan lokal
meminta Drexel Institute of Technology di Philadelphia untuk membuat sistem
pembacaan informasi produk selama checkout secara otomatis. Kemudian
Bernard Silver dan Norman Joseph Woodland bergabung untuk mencari
solusi. Dan hingga akhirnya untuk pertama kalinya barcode (kode batang)
dipakai secara komersial adalah pada tahun 1970 ketika Logicon Inc membuat
Universal Grocery Indentification Standart (UGPIC)[10].
Sebuah barcode (kode batang) memiliki pengertian yaitu suatu kumpulan
data optik yang dibaca mesin. Kode batang ini mengumpulkan data dalam
lebar (garis) dan spasi garis paralel dan dapat disebut sebagai kode batang atau
simbologi linear atau ID (1 dimensi). Tetapi juga memiliki bentuk persegi,
titik, heksagon dan bentuk geometri lainnya di dalam gambar yang disebut
kode matriks atau simbologi 2D (2 dimensi). Selain tak ada garis, sistem 2D
sering juga disebut sebagai kode batang. Walaupun ad beragam simbol dan
penggunaan tetapi semua tujuan yang sama yaitu mengencode string karakter
sebagai garis batang atau spasi[10].
yang mana saling memiliki hubungan satu dengan yang lainnya yang disebut
dengan lapisan (layer). Lapisan-lapisan itu antara lain :
1. Lapisan Masukan (Input Layer)
Lapisan masukan merupakan neuron yang menjadi tempat untuk bobot
awal yang nantinya akan dimasukkan dan selanjutnya diproses dan
nantinya dikirim ke lapisan di atasnya.
2. Lapisan Tersembunyi (Hidden Layer)
Lapisan tersembunyi merupakan lapisan yang letaknya berada diantara
lapisan masukan dan lapisan keluaran. Pada lapisan ini bobot yang
diterima dari lapisan masukan akan diproses yang pada tahap
selanjutnya akan dikirim ke lapisan keluaran. Namun, lapisan
tersembunyi ini hanya dapat dilihat pada arsitektur jaringan berlapis
banyak (Multi Layer Network).
3. Lapisan Keluaran (Output Layer)
Lapisan keluaran merupakan lapisan akhir atau merupakan tujuan akhir
dari suatu proses pada suatu arsitektur jaringan dan nantinya akan
menghasilkan nilai keluaran.
8.3.2. Arsitektur Jaringan Syaraf Tiruan
8.3.2.1. Single Layer Network
Single layer network yang dalam bahasa Indonesia berarti jaringan lapis
tunggal merupakan jaringan yang mana neuron-neuron tersusun dalam
suatu lapisan. Disebut lapisan tunggal oleh karena neuron output dari
jaringan ini hanya satu.
Jaringan ini hanya memiliki 1 (satu) lapisan dengan bobot-bobot
terhubung. Jaringan ini hanya menerima masukan kemudian secara
langsung akan mengolahnya menjadi keluaran tanpa harus melalui lapisan
tersembunyi [10].
Dapat dilihat dari gambar dibawah bagaimana arsitektur dari jaringan
lapis tunggal dimana pada gambar terdapat 3 neuron input dan 3 neuron
output.
Output
layer
Input layer
Layer of
hidden
Output
layer
Input layer
10
11
xi vji
zj = f(z_netj) =
6. Langkah 5
Hitung semua keluaran jaringan di unit yk (k= 1,2, ..., m)
y_net k = w ko +
zj wkj
12
yk = f(y_netk) =
yk (k=1,2, ..., m)
k
Hitung suku perubahan bobot wkj (yang akan dipakai nanti untuk merubah
bobot wkj) dengan laju percepatan
wkj =
k zj
; k = 1,2, ..., m
; j = 0,1, ..., p
8. Langkah 7
Hitung faktor
Faktor
wkj
unit tersembunyi :
j=
j xi
; j = 1,2, ..., p
; i = 0,1, ..., n
13
2. Langkah 1
Selama kondisi penghentian bernilai salah, lakukan langkah 2-7
3. Langkah 2
Untuk setiap vektor masukan x, lakukan langkah 3-5
4. Langkah 3
14
Hitung D(j) =
5. Langkah 4
Tentukan indeks J sedemikian hingga D(J) minimum
6. Langkah 5
Untuk setiap unit j di sekitar J modifikasi bobot :
wjibaru = wjilama + (xi wjilama)
7. Langkah 6
Modifikasi laju pemahaman
8. Langkah 7
Uji kondisi penghentian
Irawan
Afrianto
dengan judul
15
dengan membandingkan dua metode diatas dan nantinya dapat diketahui tingkat
akurasi dan waktu tercepat antara kedua metode tersebut.
9.
Perancangan Sistem
mulai
Input
citra
Proses
Threshold
Latih JST
Pengujian
JST
selesai
16
17
Jadwal Kegiatan
Jadwal kegiatan penulisan tugas akhir ini dapat dilihat pada tabel 1
Tabel 1 Jadwal Kegiatan Pembuatan Tugas Akhir
Disetujui oleh,
Dosen Pembimbing I
Mahasiswa
Ardi Hasiholan
NIP.196203171991031001
NIM.091401072
Dosen Pembimbing II
18